Jurnal Kesehatan Poltekkes Ternate
Not a member yet
    167 research outputs found

    Scoping Review: Analisis Kebutuhan Asuhan Kebidanan Berkesinambungan Untuk Ibu Hamil Usia Muda

    No full text
    Latar Belakang: . World Health Organization melaporkan sekitar 16 juta anak perempuan berusia 15-19 tahun melahirkan setiap tahun, sementara di Indonesia Wanita hamil pertama usia <20 tahun sebesar 45,10% sedangkan di Sumatera Barat sebesar 33,7%. Ibu hamil di usia muda memerlukan dukungan yang lebih banyak sejak kehamilan, kelahiran dan masa nifas yang diberikan melalui asuhan yang berkesinambungan (continuity of care). Tujuan: Review ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan asuhan kebidanan berkesinambungan untuk ibu hamil usia muda dalam mempersiapkan peran ibu Metode : studi scoping review ini berpedoman pada PRISMA-ScR checklist. Pencarian studi literatur menggunakan database Pubmed, Scient Direct, BioMed Central Journal, Google Scholar. Hasil: Diketahui bahwa pelayanan kesehatan yang dibutuhkan ibu hamil usia muda adalah asuhan kebidanan yang berkesinambungan dengan memahami ibu hamil sebagai individu yang unik dengan kebutuhan berbeda secara fisik, psikologis dan sosial.  Ibu hamil usia muda membutuhkan pendidikan dan konseling persiapan menjadi orang tua, perawatan kehamilan, persiapan  persalinan, dan nifas dengan melibatkan ibu, pasangan/keluarga dan bayi. Kesimpulan: Pentingnya model asuhan kebidanan berkesinambungan khusus untuk ibu hamil usia muda dengan memperhatikan ibu sebagai individu yang unik, terdiri dari manajemen kontiniutas, informasional kontinuitas, dan relasional kontinuitasBackground:  The World Health Organization reports that around 16 million girls aged 15-19 years give birth every year, while in Indonesia the first pregnant woman aged <20 years is 45.10% while in West Sumatra it is 33.7%. Pregnant women at a young age need more support from pregnancy, birth, and the postpartum period which is provided through continuous care (continuity of care). Purpose: This review aims to analyze the need for continuing midwifery care for young pregnant women in preparing for the mother's role. Method: This scoping review study is guided by the PRISMA-ScR checklist. Search literature studies using Pubmed database, Scient Direct, BioMed Central Journal, and Google Scholar. Results: It is known that the health services needed by young pregnant women are continuous midwifery care by understanding them as unique individuals with different physical, psychological, and social needs. Young pregnant women need education and counseling on preparation for parenthood, pregnancy care, preparation for childbirth, and postpartum by involving the mother, partner/family, and baby. Conclusion: The importance of a unique continuous midwifery care model for young pregnant women by paying attention to the mother as a unique individual, consisting of continuity management, informational continuity, and relational continuit

    Mental Health Intervention Internet-Based Technology

    No full text
    atarbelakang: Kemajuan teknologi dijaman sekarang ini memudahkan berbagaii prosesssemakin cepat, efektif, dan tidak pperlu waktu lama. Internet merupakan cara yang efektif untuk mengurangi keterbatasan serta menjembatani pemberian berbagai layanan kesehatan, termasuk kesehatan mental. Intervensi kesehatan mental berbasis internet dapat dilakukan untuk memfasilitasi pelayanan kesehatan mental bagi mereka yang membutuhkan. Tujuan: Tujuan dari studi ini untuk menggambarkan Intervensi Kesehatan mental berbasis teknologi internet. Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur. Pencarian sumber telaah dibatasi pada literatur dengan tahun publikasi antara tahun 2018-2022. Hasil: Pencarian artikell pada tiga basis data daring (Pubmed, ProQuest dan Google Scholar) menghasilkan 379 artikel, kemudian diekstraksi berdasarkan dengan kriteria inklusi menghasilkan 11 artikel yang sesuai dengan topik dalam penelitian ini dan dianggap layakk untuk dianalisis. Kesimpulan: Secara keseluruhan intervensi kesehatan mental berbasisi internet dapat meningkatkan kesehatan mental, menurunkan tingkat stress, depresi, cemas dan gangguan Kesehatan mental lainnya.Background: Advances in technology nowdays make it easier for various processes to be faster, more effective and time saving. The Internet is an effective way to reduce limitations and can be a bridge for various health services delivery including mental health. Internet-based mental health interventions can be carried out to facilitate mental health services for those in need. Objective: The purpose of this study is to describe an Internet-based technology in mental health intervention. Methods: The method used in this research was literature review for articles published between 2018-2022. Results: The articles search of three online databases (Pubmed, ProQuest and Google Scholar) resulted 379 articles which then extracted according to the inclusion criteria with remaining 11 articles that matched the topic in this study and were considered worthy of analysis. Conclusion: Internet-based mental health interventions can improve mental health, reduce levels of stress, depression, anxiety and other mental health disorders

    Studi Deskriptif Karakteristik dan Diagnosa Keperawatan pada Pasien Stroke Berbasis SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia

    No full text
    Latar Belakang:. Diagnosis keperawatan merupakan salah satu bagian dari tahapan proses keperawatan yang dijadikan dasar oleh perawat dalam mengambil keputusan terkait intervensi keperawatan yang akan direncanakan sesuai dengan masalah kesehatan yang dialami oleh klien Tujuan: penelitian ini untuk mengetahui karakteristik dan diagnosa keperawatan apa saja yang biasa dialami oleh pasien stoke berbasis SDKI. Metode: Penelitian ini  mengambil data subjektif dari hasil laporan akhir asuhan keperawatan program profesi ners dengan gangguan sistem persyarafan di stase mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah Program Studi  Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar  Hasil: diperoleh bahwa  rentang usia pada pasien yang mengalami stroke paling banyak 45-54 tahun dengan jenis kelamin paling banyak perempuang, profesi IRT (ibu rumah tangga), dan jenis stroke non hemoragik. Terdapat 13 diagnosa keperawatan berbasis SDKI yang terdapat pada pasien stoke. Kesimpulan: Dalam pelaksanaannya diagnosa keperawatan yang biasa ditegakkan pada kasus stroke berjumlah 13.Background: Nursing diagnosis is one part of the stages of the nursing process that is used as the basis by nurses in making decisions regarding nursing interventions that will be planned according to the health problems experienced by the client Purpose: This study was to determine the characteristics and diagnoses commonly experienced by stroke patients based on the SDKI.. Methods: This research is a descriptive study using a retrospective approach. This study takes subjective data from the results of the final report on nursing care for the professional program of nurses with nervous system disorders at the Medical Surgical Nursing course stage, Nursing Science Study Program, Faculty of Medicine and Health Sciences, UIN Alauddin Makassarthods. Results: The resultsshowed that the age range of patients who had a stroke at most was 45-54 years with the most gender being female, the profession of IRT (housewife), and the type of non-hemorrhagic stroke. There are 13 SDKI-based nursing diagnoses found in stroke patients . Conclusion: In practice, the usual diagnosis is made in cases of stroke that return.

    Analisis Penerapan Instrumen Strengths And Difficulties Questionnaire (SDQ) Terhadap Deteksi Dini Kejadian Depresi Pada Remaja Di SMA Kota Ternate

    No full text
    Latar Belakang: Perubahan perilaku remaja di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan yang dikategorikan sebagai perilaku berisiko atau perilaku menyimpang. Remaja juga mengalami perubahan drastis, dari keadaan yang bergantung pada orang lain (orang tua) menuju  masa yang dituntut untuk dapat  mengambil keputusan secara mandiri walupun terkadang mengalami kesulitan dan kebingungan. Tantangan ini berpotensi menimbulkan masalah perilaku dan psikososial dalam kehidupan remaja  jika  mereka  tidak mampu mengatasinya.  Tujuan: Menganalisis Penerapan Instrumen Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ) terhadap Deteksi Dini Kejadian Depresi pada Remaja di SMA Kota Ternate. Metode: Desain penelitian menggunakan pendekatan Analitik Deskriptif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ), data dianalisis secara univariat yang dinyatakan dalam distribusi frekuensi dan persen. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa sekolah menengah atas di kota ternate.Hasil: Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data dari 93 responden, bahwa masalah perilaku pro-sosial yang terbanyak adalah responden dengan kategori normal yaitu sebanyak (90,32%), masalah emosional paling banyak responden berada pada kategori normal yaitu sebanyak (61,29%), masalah conduct juga terbanyak pada kategori normal yaitu sebanyak (82,80%), masalah hiperaktivitas juga terbanyak pada kategori normal yaitu (39,7%), namun disusul oleh kategori abnormal sebanyak (34,41%), masalah hiperaktifitas remaja pada proporsi abnormal sebanyak (34,41%), untuk masalah dengan teman sebaya, yang terbanyak proporsinya adalah pada kategori borderline (47,31%), Kesimpulan: Remaja belum memenuhi tugas perkembangan remaja untuk menerima hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya dari jenis kelamin manapun.Latar Belakang: Perubahan perilaku remaja di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan yang dikategorikan sebagai perilaku berisiko atau perilaku menyimpang. Remaja juga mengalami perubahan drastis, dari keadaan yang bergantung pada orang lain (orang tua) menuju  masa yang dituntut untuk dapat  mengambil keputusan secara mandiri walupun terkadang mengalami kesulitan dan kebingungan. Tantangan ini berpotensi menimbulkan masalah perilaku dan psikososial dalam kehidupan remaja  jika  mereka  tidak mampu mengatasinya.  Tujuan: Menganalisis Penerapan Instrumen Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ) terhadap Deteksi Dini Kejadian Depresi pada Remaja di SMA Kota Ternate. Metode: Desain penelitian menggunakan pendekatan Analitik Deskriptif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ), data dianalisis secara univariat yang dinyatakan dalam distribusi frekuensi dan persen. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa sekolah menengah atas di kota ternate.Hasil: Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data dari 93 responden, bahwa masalah perilaku pro-sosial yang terbanyak adalah responden dengan kategori normal yaitu sebanyak (90,32%), masalah emosional paling banyak responden berada pada kategori normal yaitu sebanyak (61,29%), masalah conduct juga terbanyak pada kategori normal yaitu sebanyak (82,80%), masalah hiperaktivitas juga terbanyak pada kategori normal yaitu (39,7%), namun disusul oleh kategori abnormal sebanyak (34,41%), masalah hiperaktifitas remaja pada proporsi abnormal sebanyak (34,41%), untuk masalah dengan teman sebaya, yang terbanyak proporsinya adalah pada kategori borderline (47,31%), Kesimpulan: Remaja belum memenuhi tugas perkembangan remaja untuk menerima hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya dari jenis kelamin manapun

    Keracunan Permen Lunak pada Siswa Sekolah Dasar di Kota Blitar, Provinsi Jawa Timur

    No full text
    Background: On August 22, 2022, 4 students from an elementary school in Sukorejo District were brought to the Public Health Center with complaints of vomiting and stomach pain after eating the "X" gummy candy. Methods: The study was conducted using a retrospective cohort method. Interviews with students using a structured questionnaire were conducted to find students who had symptoms of nausea, abdominal pain, dizziness, diarrhoea, and vomiting and expressed a metallic taste in the mouth after eating gummy candy on August 22 2022. A chemical laboratory examination by BPOM Surabaya was conducted to identify formaldehyde, lead, cadmium and arsenic in gummy candy. The data obtained were then analyzed using Chi-Square. Results: Among 113 students in the school, there were 25 cases (attack rate = 73.5%); female sex as much as 59.65%; symptomatic nausea 58.8%, and experienced abdominal pain 55.9%. The median incubation period is 30 minutes. The epidemic curve is a common source. Students who ate gummy candy had a statistically significant risk of poisoning (RR=29.41, 95%CI=7.37-117.29). Each gummy candy weighing 25 mg contains small amounts of lead (0.115 mg/kg, serving standard: ≤1 mg/kg), cadmium (0.005 mg/kg, serving standard: ≤0.5 mg/kg), and arsenic (0.015 mg/kg, standard serving: ≤1 mg/kg). Conclusion: The incidence of food poisoning is associated with the consumption of gummy candy "X" containing chemicals. Chemicals are dangerous for children. Further laboratory tests are needed to find chemicals other than colouring and flavourings.atar Belakang: Pada 22 Agustus 2022, 4 siswa sebuah SD di Kecamatan Sukorejo dibawa ke Puskesma dengan keluhan muntah dan sakit perut setelah memakan permen lunak “X”. Metode: Penelitian dilakukan dengan metode kohort retrospective. Wawancara dengan siswa menggunakan kuesioner terstruktur dilakukan untuk mencari siswa yang memiliki gejala mual, sakit perut, pusing, diare, muntah dan menyatakan adanya rasa logam di mulut setelah memakan permen lunak pada tanggal 22 Agustus 2022. Pemeriksaan laboratorium kimia oleh BPOM Surabaya dilakukan untuk mengidentifikasi formalin, timbal, kadmium dan arsen pada permen lunak. Data yang didapatkan kemudian dianalisis menggunakan Chi Square. Hasil: Diantara 113 murid yang ada di sekolah, terdapat 25 kasus (attack rate= 73,5%); berjenis kelamin perempuan sebanyak 59.65%; bergejala mual 58.8%, dan mengalami sakit perut 55,9 %. Median masa inkubasi adalah 30 menit. Kurva epidemik berupa common source. Murid yang memakan permen lunak berisiko mengalami keracunan yang signifikan secara statistic (RR=29,41, 95%CI=7.37-117.29). Pada setiap permen lunak seberat 25 mg, terdapat kandungan dalam jumlah sedikit berupa timbal (0,115 mg/kg, standar penyajian: ≤1 mg/kg), kadmium (0,005 mg/kg, standar penyajian: ≤0,5 mg/kg), dan arsen (0,015 mg/kg, standar penyajian: ≤1 mg/kg). Kesimpulan: Kejadian keracunan makanan ini dikaitkan dengan konsumsi permen lunak “X” mengandung bahan kimia. Bahan kimia berbahaya bagi anak-anak. Pemeriksaan laboratorium lebih lanjut diperlukan untuk menemukan bahan kimia lain dari bahan pewarna dan perasa. Direkomendasikan untuk dilakukan sosialisasi pada anak-anak terkait bahaya kandungan bahan kimia dalam permen lunak, maupun makanan lainnya

    STUDI LITERATUR PENERAPAN VIRTUAL REALITY DALAM REHABILITASI FISIK PASIEN DENGAN PARKINSON DISEASE

    No full text
    atar Belakang: Perkembangan teknologi informasi di era industri revolusi 4.0 sekarang ini berkembang dengan cepat. Salah satu terobosan teknologi informasi yang berkembang yaitu teknologi virtual reality (VR) yang dapat diaplikasikan dalam layanan kesehatan, khususnya terapi rehabilitasi aktifikas fisik pasien dengan Parkinson disease. Tujuan: Untuk mengetahui Penerapan teknologi Virtual Reality dalam rehabilitasi fisik pasien dengan Parkinson disease. Metode: metude yang digunakan dalam penelitian ini adalah Studi Literatur. Hasil: Penelusuran artikel dengan menggunakan tiga data base (ProQuest, PubMed dan Embase) menghasilkan 821 artikel dengan tahun terbit antara 2019 sampai dengan 2022. Artikel-artikel tersebut kemudian diekstraksi kembali berdasarkan kriteria inklusi sehingga menyisakan 10 artikel yang sesuai dengan topik. Kesimpulan: Penerapan teknologi virtual reality dalam rehabilitasi aktifitas fisik pasien dengan Parkinson disease dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dan fungsi keseimbangan mereka. Penerapan VR yang dilakukan secara rutin menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam tremor istirahat, kekakuan, Gaya berjalan, postur, bradikinesia tubuh, bangkit dari kursi, dan gerakan bergantian yang cepat.atar Belakang: Perkembangan teknologi informasi di era industri revolusi 4.0 sekarang ini berkembang dengan cepat. Salah satu terobosan teknologi informasi yang berkembang yaitu teknologi virtual reality (VR) yang dapat diaplikasikan dalam layanan kesehatan, khususnya terapi rehabilitasi aktifikas fisik pasien dengan Parkinson disease. Tujuan: Untuk mengetahui Penerapan teknologi Virtual Reality dalam rehabilitasi fisik pasien dengan Parkinson disease. Metode: metude yang digunakan dalam penelitian ini adalah Studi Literatur. Hasil: Penelusuran artikel dengan menggunakan tiga data base (ProQuest, PubMed dan Embase) menghasilkan 821 artikel dengan tahun terbit antara 2019 sampai dengan 2022. Artikel-artikel tersebut kemudian diekstraksi kembali berdasarkan kriteria inklusi sehingga menyisakan 10 artikel yang sesuai dengan topik. Kesimpulan: Penerapan teknologi virtual reality dalam rehabilitasi aktifitas fisik pasien dengan Parkinson disease dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dan fungsi keseimbangan mereka. Penerapan VR yang dilakukan secara rutin menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam tremor istirahat, kekakuan, Gaya berjalan, postur, bradikinesia tubuh, bangkit dari kursi, dan gerakan bergantian yang cepat

    Pengaruh Kayu Manis (Cinnamomun cassia) terhadap Kadar Glukosa Darah pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2

    No full text
    Background: The number of people with diabetes mellitus (DM) type 2 always increases every year. The survivors switch to using herbal medicine as a natural and safe treatment. The herbs used cinnamon (cinnamon cassia) which is currently being measured in the market. Purpose: The research aimed to know the effect of regular consumption of cinnamon on blood glucose levels in DM type. Methods: The research used a pre-post experimental study in one group that was given 1-2 g/day of cinnamon for 4 weeks. Samples were taken 10 respondents from Primary Healthcare of Kemiling, Bandar Lampung. Glucose levels was measured by every week using a certified sugar tool. Data analysis used paired t test. Results: The first week of observations, the mean glucose level was 273.3 mg/dl + 69.2 (p 0.050). In subsequent observations, the mean glucose became 260.4 mg/dl + 53.7 (p 0.588), 235.8 mg/dl + 91.0 (p 0.264), and 230.8 mg/dl + 82.0 (p 0.625). Comparing the initial mean of observations with the results of the last study, the p-value was 0.028. Conclusion: There was an effect of regular consumption of cinnamon on the decrease in the mean blood glucose level in type 2 DM patients.Latar belakang: penderita diabetes mellitus (DM) tipe 2 mengalami peningkatan setiap tahunnya. Banyak penderita DM beralih menggunakan herbal yang dinilai sebagai pengobatan alami dan aman. Herbal yang digunakan antara lain, kayu manis (cinnamon cassia) yang kini banyak beredar di pasaran. Tujuan: diketahuinya pengaruh konsumsi rutin kayu manis terhadap kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2. Metode: penelitian menggunakan desain eksperimen pre-post pada satu kelompok yang diberikan dosis kayu manis sebesar 1 – 2 gr setiap hari selama 4 minggu. Sampel penelitian diambil secara sukarela sebanyak 10 responden yang berasal dari Posbindu Puskesmas Kemiling, Bandar Lampung. Pengukuran kadar glukosa dilakukan setiap minggu menggunakan alat uji glukosa yang telah tersertifikasi. Analisis data menggunakan uji t berpasangan. Hasil: pengamatan minggu pertama, terjadi penurunan rerata kadar glukosa responden sebesar 273.3 mg/dl + 69.2 (p-value 0.050). Pada pengamatan berikutnya, rerata glukosa menjadi 260.4 mg/dl + 53.7 (p 0.588), 235.8 mg/dl + 91.0 (p 0.264), dan 230.8 mg/dl + 82.0 (p 0.625). Perbandingan rerata awal pengamatan dan terakhir, didapatkan p-value 0.028. Kesimpulan: terdapat pengaruh konsumsi rutin kayu manis terhadap penurunan rerata kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2

    UJI KUALITAS KIMIA KOMPOS PADA PENGOMPOSAN AEROB DENGAN MENGGUNAKAN INSANG IKAN CAKALANG DAN MENGGUNAKAN TAPAI UBI

    No full text
    Mikroorganisme lokal (MOL) yaitu mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair.  Bahan utama MOL terdiri dari beberapa  komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber mikroorganisme.  Bahan dasar untuk fermentasi larutan MOL dapat berasal dari hasil pertanian, perkebunan, maupun limbah organik rumah tangga, salah satunya adalah MOL Tapai Ubi. Tujuan penelitian Untuk mengetahui Uji Kualitas Kimia Kompos Pada Pengomposan Aerob Dengan Menggunakan Insang Ikan Cakalang Dan Menggunakan Tapai Ubi. Desain penelitian ini adalah Experimen. Hasil  penelitian ini menunjukan bahwa proses pengomposan yang dilakukan selama 21 hari di dapatkan hasil NPK pada kompos insang ikan cakalang pada nilai N = 5,276%  P = 6,243% dan K = 10,527% sehingga dikatakan indikator K memenuhi syarat SNI 2803:2010 yaitu nilai berada pada angka 8-15%. Sedangkan nilai N dan P tidak memenuhi standar SNI. NPK pada kompos MOL tapai ubi pada nilai N = 5,332%  P = 5,143% dan K = 10,391% sehingga dikatakan indikator K memenuhi syarat SNI 2803:2010 yaitu nilai berada pada angka 8-15%. Sedangkan nilai N dan P tidak memenuhi standar SNI. NPK pada kompos kontrol pada nilai N = 4,763%  P = 7,841% dan K = 10,452% sehingga dikatakan indikator K memenuhi syarat SNI 2803:2010 yaitu nilai berada pada angka 8-15%. Sedangkan nilai N dan P tidak memenuhi standar SNI. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian yang lebih kompleks dan dengan memanfaatkan Insang Ikan Cakalang dengan metode pengomposan yang berbeda.Mikroorganisme lokal (MOL) yaitu mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair.  Bahan utama MOL terdiri dari beberapa  komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber mikroorganisme.  Bahan dasar untuk fermentasi larutan MOL dapat berasal dari hasil pertanian, perkebunan, maupun limbah organik rumah tangga, salah satunya adalah MOL Tapai Ubi. Tujuan penelitian Untuk mengetahui Uji Kualitas Kimia Kompos Pada Pengomposan Aerob Dengan Menggunakan Insang Ikan Cakalang Dan Menggunakan Tapai Ubi. Desain penelitian ini adalah Experimen. Hasil  penelitian ini menunjukan bahwa proses pengomposan yang dilakukan selama 21 hari di dapatkan hasil NPK pada kompos insang ikan cakalang pada nilai N = 5,276%  P = 6,243% dan K = 10,527% sehingga dikatakan indikator K memenuhi syarat SNI 2803:2010 yaitu nilai berada pada angka 8-15%. Sedangkan nilai N dan P tidak memenuhi standar SNI. NPK pada kompos MOL tapai ubi pada nilai N = 5,332%  P = 5,143% dan K = 10,391% sehingga dikatakan indikator K memenuhi syarat SNI 2803:2010 yaitu nilai berada pada angka 8-15%. Sedangkan nilai N dan P tidak memenuhi standar SNI. NPK pada kompos kontrol pada nilai N = 4,763%  P = 7,841% dan K = 10,452% sehingga dikatakan indikator K memenuhi syarat SNI 2803:2010 yaitu nilai berada pada angka 8-15%. Sedangkan nilai N dan P tidak memenuhi standar SNI. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian yang lebih kompleks dan dengan memanfaatkan Insang Ikan Cakalang dengan metode pengomposan yang berbeda

    Gambaran Efektivitas Penggunaan Media Video Terhadap Pengetahuan Tentang Bahaya Narkoba

    No full text
    Kenakalan remaja yang terus meningkat dapat merusak generasi penerus bangsa. Salah satu bentuk kenakalan remaja adalah penyalahgunaan penggunaan obat-obat terlarang (Narkoba). Penyalahgunaan dan peredaran narkoba di kalangan pelajar/mahasiswa Indonesia pada tahun 2018 di 13 Ibu kota provinsi, mencapai angka prevalensi sebesar 3,20% atau setara dengan 2.297.492 orang dari 15.440.000 orang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan media video terhadap pengetahuan remaja tentang bahaya narkoba. Literature review ini dilakukan dengan metode traditional literature review. Sumber artikel didapatkan dari database Google Cendekia dan Portal Garuda. Kata kunci ‘Media Promosi Video Kesehatan Narkoba pada Remaja’ dan ‘Narkoba dan Video’. Didapatkan 10 artikel dari 622 artikel, yang sesuai dengan penelitian. Hasil literature review berdasarkan 10 jurnal penelitian mengenai efektivitas media video terdapat 9 jurnal penelitian yang menyatakan adanya pengaruh penyuluhan narkoba menggunakan media video terhadap peningkatan pengetahuan remaja tentang narkoba dan 1 jurnal penelitian yang menyatakan media video kurang efektif dalam memengaruhi pengetahuan remaja tentang narkoba pada saat penyuluhan. Simpulan literature review yaitu penggunaan media video efektif dalam meningkatkan dan merubah pengetahuan remaja tentang bahaya narkoba pada saat penyuluhan. Oleh karena itu, bagi tenaga kesehatan diharapkan media video bisa digunakan sebagai media pendukung yang baik dalam menyampaikan materi dan informasi. Sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dalam penyuluhan. Serta diharapkan dapat memperluas ruang lingkup materi dengan pembahasan yang lebih mendalam. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat lebih memaksimalkan pembuatan atau pengembangan media video yang digunakan dalam penyuluhan. Serta dapat meminimalisir kelemahan media video yang akan dikembangkan.Juvenile delinquency that continues to increase can damage the next generation of the nation. One form of juvenile delinquency is the use of illegal drugs (Drugs). Drug abuse and trafficking among Indonesian students in 2018 in 13 provincial capitals, reached a prevalence rate of 3.20% or equivalent to 2,297,492 people out of 15,440,000 people. This study aims to determine the effectiveness of the use of video media on adolescent knowledge about the dangers of drugs.        This literature review was conducted using the traditional literature review method. The source of the article is obtained from the Google Scholar database and the Garuda Portal. The keywords are 'Media Promotion of Drug Health Videos for Adolescents' and 'Drugs and Videos'. There were 10 articles out of 622 articles, which were in accordance with the research.        The results of a literature review based on 10 research journals regarding the effectiveness of video media there are 9 research journals which state the influence of drug counseling using video media on increasing adolescent knowledge about drugs and 1 research journal which states that video media is less effective in influencing adolescent knowledge about drugs during counseling.        The conclusion of the literature review is that the use of video media is effective in increasing and changing adolescent knowledge about the dangers of drugs during counseling. Therefore, for health workers, it is hoped that video media can be used as a good supporting media in conveying material and information. So that it can increase knowledge and understanding in counseling. And it is hoped that it can expand the scope of the material with a more in-depth discussion. For further researchers, it is hoped that they can maximize the creation or development of video media used in counseling. And can minimize the weaknesses of the video media that will be developed.  Keywords: Video Media, Drugs, Knowledge, Yout

    Analisis Hubungan Sanitasi Tempat Dan Alat Dengan Keberadaan Bakteri Escherichia Coli Pada Depot Air Minum Isi Ulang (Damiu) Di Indonesia: Meta-Analisis Tahun 2011-2021

    No full text
    Latar Belakang: Depot air minum isi ulang merupakan salah satu kegiatan usaha yang mengarah kepada air bersih untuk memenuhi kebutuhan air minum masyarakat dan juga memenuhi gaya hidup masyarakat sekarang yang mengutamakan kepraktisan dan kemudahan dalam memenuhi kebutuhan hidup (Muhammad Syahril, et al, 2020). Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan Sanitasi Tempat dan Alat dengan keberadaan bakteri Escherichia coli pada depot air minum isi ulang (DAMIU) di Indonesia. Metode dalam penelitian ini menggunakan meta-analisis yaitu suatu metode statistik yang menggabungkan beberapa (2 atau lebih) dari hasil penelitian secara kuantitatif dengan cara mencari nilai effect size atau ringkasan dengan menggunakan software JASP version 0.9.2. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari Google Scholar kemudian dilakukan pemilahan sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi dan diperoleh 7 artikel penelitian. Hasil dari meta analisis yang memiliki hubungan antara hygiene sanitasi peralatan dan Bakteri Escherihia Coli dengan nilai pooled PR = e0.62 = 1.858 (95% CI -0.16  - 1.07). Kemudian variabel kedua terdapat Lokasi/tempat  dengan nilai pooled PR = e0.40 = 1.491 (95% CI -0.12 – 0.68) Kesimpulan terdapat hubungan antara hygiene sanitasi peralatan dan Bakteri Escherihia Coli dengan nilai pooled PR = e0.62 = 1.858 (95% CI -0.16  - 1.07). Kemudian variabel kedua terdapat Lokasi/tempat  dengan nilai pooled PR = e0.40 = 1.491 (95% CI -0.12 – 0.68). Berdasarkan hasil dari meta analisis yang memiliki faktor risiko  pada variabel memiliki hubungan antara hygiene sanitasi peralatan dan Bakteri Escherihia Coli. disarankan upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir faktor risiko yang terjadi yaitu dengan melakukan pemeliharaan alat dan memperhatikan hygiene sanitasi. Diharapkan Pemilik depot dan operator memperhatikan kebersihan alat dan memelihara alat tersebut. Instansi terkait dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota memberikan edukasi, pendampingan terhadap pemilik depot.Latar Belakang: Depot air minum isi ulang merupakan salah satu kegiatan usaha yang mengarah kepada air bersih untuk memenuhi kebutuhan air minum masyarakat dan juga memenuhi gaya hidup masyarakat sekarang yang mengutamakan kepraktisan dan kemudahan dalam memenuhi kebutuhan hidup (Muhammad Syahril, et al, 2020). Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan Sanitasi Tempat dan Alat dengan keberadaan bakteri Escherichia coli pada depot air minum isi ulang (DAMIU) di Indonesia. Metode dalam penelitian ini menggunakan meta-analisis yaitu suatu metode statistik yang menggabungkan beberapa (2 atau lebih) dari hasil penelitian secara kuantitatif dengan cara mencari nilai effect size atau ringkasan dengan menggunakan software JASP version 0.9.2. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari Google Scholar kemudian dilakukan pemilahan sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi dan diperoleh 7 artikel penelitian. Hasil dari meta analisis yang memiliki hubungan antara hygiene sanitasi peralatan dan Bakteri Escherihia Coli dengan nilai pooled PR = e0.62 = 1.858 (95% CI -0.16  - 1.07). Kemudian variabel kedua terdapat Lokasi/tempat  dengan nilai pooled PR = e0.40 = 1.491 (95% CI -0.12 – 0.68) Kesimpulan terdapat hubungan antara hygiene sanitasi peralatan dan Bakteri Escherihia Coli dengan nilai pooled PR = e0.62 = 1.858 (95% CI -0.16  - 1.07). Kemudian variabel kedua terdapat Lokasi/tempat  dengan nilai pooled PR = e0.40 = 1.491 (95% CI -0.12 – 0.68). Berdasarkan hasil dari meta analisis yang memiliki faktor risiko  pada variabel memiliki hubungan antara hygiene sanitasi peralatan dan Bakteri Escherihia Coli. disarankan upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir faktor risiko yang terjadi yaitu dengan melakukan pemeliharaan alat dan memperhatikan hygiene sanitasi. Diharapkan Pemilik depot dan operator memperhatikan kebersihan alat dan memelihara alat tersebut. Instansi terkait dalam hal ini Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota memberikan edukasi, pendampingan terhadap pemilik depot

    95

    full texts

    167

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Jurnal Kesehatan Poltekkes Ternate is based in Indonesia
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇