96 research outputs found

    Teaching Bahasa Indonesia for Polish Speakers Based on Moderate Muslim Culture

    Get PDF
    The purpose of this paper is to explain the result of moderate Muslim culture immersion model development into the Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (Bahasa Indonesia for Non-Native Speakers [BIPA]) program in the faculty of New Philology, Adam Mickiewicz University in Poznan, Poland. The focus of the development is the research and development (R&D) stage, which comprises: preliminary study, development, and testing. This study uses the before-after comparative analysis method on an experimental group with a control group. It is concluded that the model is succeeded in significantly improving the understanding of the BIPA program students on moderate Muslim culture

    Pengembangan bahan ajar Bahasa Indonesia Tingkat Dasar untuk Siswa Jepang dengan pendekatan SKEMATA di Sekolah Jepang Surabaya

    Get PDF
    Pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia untuk siswa Indonesia berbeda dengan B1PA karena masukan (input), proses, don keluaran (output) yang berbeda. Input berkaitan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia terdiri atas berbagai macam usia. Oleh karena itu diperlukan suatu cara agar pembelajaran BIPA dapat diterima oleh siswa sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Dalam pembelajaran BIPA yang perlu diperhatikan adalah kemampuan awal siswa dalam berbahasa Indonesia. Kemampuon awal yang dimiliki siswa berhubungan dengan kemampuan menulis, membaca, mendengarkan dan berbicara. Berkaitan dengan proses pengajaran tersebut adalah bagaimana dan dengan cara apa pembelajaran Bahasa Indonesia diselenggarakan. Ada pun pada keluaran (output) yang diinginkan mengacu pada kompetensi yang dimiliki siswa setelah menamatkan pembelajaran B1PA. Masalah utama dalam penelitian ini adalah bagaimana proses mengembangkan bahan ajar bahasa Indonesia untuk siswa Jepang di SJS yang mengakomodasi skemata yang dimiliki oleh siswa. Proses pengembangan ini menggunakan model pengembangan yang mengadaptasi dari pengembangan R2D2 (Reflective, Recursive Design and Development) Willis. Model R2D2 menghasilkan tiga langkah pengembangan, yaitu 1) tahap pendefinisian/pemfokusan, 2) tahap desain dan pengembangan, dan 3) tahap diseminasi. Selanjutnya kualitas bahan ajar dilihat dari kesahihan, efektivitas dan kepraktisan. Bohan ajar yang dikembangkan juga dilengkapi dengan CD Interaktif dan buku desain pembelajaran yang akan digunakan oleh guru. Dengan men gacu pada masalah utama, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan: (1) bahan ajar bahasa Indonesia untuk siswa Jepang (2) CD interaktif yang akan membantu pembelajaran serta (3) buku desain pembelajaran yang akan dipergunakan oleh guru dalam pembelajaran. Dalam penelitian ini berhasil dikembangkan bahan ajar bahasa Indonesia untuk siswa Jepang di SJS. Keberhasilan ini dapat dilihat dari terwujudnya bahan ajar yang berkualitas berupa buku siswa tingkat dasar, CD Interaktif serta buku desain pembelajaran yang digunakan oleh guru. Bahan ajar yang dikembangkan dikatakan berkualitas, dilihat dari hasil nilai rerata uji ahli BIPA yang men yatakan sahih. Secara keseluruhan komponen din yatakan la yak untuk digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia untuk siswa Jepang. Produk yang dihasilkan din yatakan berkualitas efektif ketika diimplementasikan di kelas. Produk bahan ajar din yatakan berkualitas praktis saat diimplementasikan di kelas. Hasil belajar siswa juga dapat dikatakan tuntas untuk semua kelas. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa berdasarkan tahapan pengembangan sampai pada tahap implementasi bahan ajar yang dikembangkan adalah bahan ajar yang berkualitas, valid, efektif dan praktis

    Pornografi dalam pendidikan upaya mengatasi masalah pornografi dalam pendidikan

    Get PDF
    Topik tentang pornografi selalu menarik diperbincangkan, terutama bagi kita yang hidup dalam dunia teknologi canggih dan juga pergaulan remaja yang berada di ambang kritis. Pornografi merupakan salah satu permasalahan sangat serius yang di hadapi oleh bangsa ini bahkan juga masyarakat Dunia. Pornografi menjadi perhatian banyak pihak, terutama bagi para orang tua, guru, tokoh agama, dan masyarakat karena mereka khawatir akan keselamatan dan masa depan generasi masa depan, Menu rut Taufiq Ismail terdapat 13 komponen gerakan Syahwat Merdeka yang dapat menjerumuskan anak pada pornografi; Pertama: Perilaku seks bebas terang-terangan dan sembunyi-sembunyi. Kedua. Penerbitan majalah dan tabloid mesum. Ketiga, Produser, penulis skrip, dan pengiklan acara televisi syahwat. Keempat Situs porno internet. Kelima, Penulis, penerbit dan pengganda buku syahwat sastra. Keenam, Penerbit dan pengedar komik cabul. Ketujuh, Produsen, pengganda, pembajak, pengecer dan penonton VCD/DVD biru. Kedelapan, Pabrik dan konsumen alkohol. Kesembilan, produsen, pengedar, dan pengguna narkoba. Kesepuluh, pabrikan, pengiklan, dan pengisap nikotin. Kesebelas, pengiklan perempuan dan laki-laki panggilan. Keduabelas, germo dan pelanggan prostitusi. Ketigabelas, dokter dan dukun praktisi abors

    Bahasa Arab sebagai bahasa asing untuk anak usia dini Indonesia

    Get PDF
    Bahasa arab merupakan salah satu bahasa intemasional yang diakui PBB dan 12 bahasa lain seperti Inggris, Mandarin, Perancis, Jerman, Jepang, dan lain sebagainya. Sekitar 14 abad yang lalu, sahabat Ali bin Abi Thalib berkata, "belajarlah bahasa Arab karena termasuk bagian dari agamamu." Maciolah ini menunjukkan bahwa bahasa Arab mempunyai kedudukan penting dalam agama Islam. Bagi bangsa Timur Tengah umumnya dan kaum muslimin khususnya bahasa arab merupakan bahasa yang sangat kaya, istimewa dan mempesona. Dikatakan kaya karena memiliki kosakata yang sangat banyak, istimewa karena untuk bisa mempelajarinya memerlukan banyak ilmu diantaranya nahwu, balaghoh, tajwid dan lain sebagainya, mempesona karena dalam bahasa arab banyak terdapat karya sastra baik berupa sajak, hikayah maupun ilmu pengetahuan yang ditulis ulama salaf. Di Indonesia, keberadaan bahasa Arab menjadi bahasa Asing bagi sebagian besar masyarakat terutama kaum Muslim Indonesia. Di lembaga baik formal maupun non formal bahasa Arab telah diajarkan sejak usia dini. Dimana anak usia dini tersebut memiliki karakteristik yang sangat unik sehingga metode yang digunakannyapun sangat berbeda dengan orang dewasa,yaitu melalui bercerita, mendengar cerita (menyimak), mengenal kosakata dengan kartu huruf dan buku-buku, permainan dan nyanyian, juga melalui kegiatan motorik dengan menulis dan menyontoh huruf maupun kosakata. Tulisan ini merupakan riset mini menggunakan metode studi pustaka dengan menganalisis beberapa hasil penelitian tentang bahasa arab anak usia dini yang sumber utamanya diperoleh dan media online atau website. Penulis membatasi 9 artikel hasil penelitian ilmiah dalam bentuk skripsi, prosiding, jumal. Selanjutnya dianalisis secara deskripsi kualitatif. Dari hasil menganalisis sumber-sumber data tersebut ditemukan sebagian besar (100%) hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaan bahasa arab pada anak usia dini sebagai bahasa kedua diperoleh melalui pengajaran formal dengan berbagai metode dan media diantaranya, bernyanyi, bercerita, mendengar cerita, kartu huruf, permainan, dan dalam hal pengajaran bahasa arab bagi anak usia dini disesuai dengan tingkat pekembangan usia anak serta didasarkan pada teori sikolinguistik dan teori behaviorisme. Di sebuah hasil penelitian juga ditemukan bahwa secara umum pemerintah masih kurang memperhatikan materi bahasa arab pada tingkat anak usia dini dengan kurangnya referensi untuk pengajaran bahasa arab pada anak usia dini. Benang merah yang dapat penulis tarik dari kajian ini adalah pembelajaran bahasa arab sebagai bahasa asing pada anak usia lebih menitik beratkan pada aspek psikologis terutama penanaman minat dan rasa senang anak untuk mempelajari bahasa arab melalui kegiatan bermain, bernyanyi, cerita, membaca buku dan kartu huruf

    Development speaking Indonesian skill in children aged 5-6 years through telling pictorial television as media

    Get PDF
    This research aimed to gain information about speaking Indonesian skill in children aged 5-6 years which develop by telling method by pictorial television media. The method of this research used are "Weak Experimental" with design OneShot-Case-Study. The subject of this research total 27 children aged 5-6 years from one of the kindergarten in Gresik. Collecting data was done by observation and documentation. The result of collecting data then analyzed descriptively and quantitatively by determining percentage from each development of speaking Indonesian skill indicator children. The result of this research, as a whole the Speaking Indonesian skill in children aged 5-6 years has been improve in the high rate (85%) after the use of telling method with pictorial television media

    MEMBANGUN BUDAYA LITERASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MENGHADAPI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

    Get PDF
    Literasi baru mencakup literasi data, literasi teknologi dan literasi manusia. Proses pembelajaran bahasa Bahasa Indonesia pada hakekatnya adalah proses interaksi komunikasi yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan penggunaan bahasa Indonesia dalam semua aspek fungsi meliputi berpikir, bernalar, berkomunikasi, sarana persatuan, dan budaya. Era Revolusi Industri 4.0 adalah zaman dimana kehidupan manusia menitikberatkan pada filosopi teknologi di era disrupsi. Implementasi teknologi, dunia maya, data besar, dan lainnya menjadi tantangan bagi generasi manusia saat ini. Literasi baru ini menitiberatkan pada praktik literasi data, teknologi, dan literasi manusia. Untuk mempersiapkan lulusan, keterampilan dasar diperlukan dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang harus menguasai literasi baru secara rinci

    Model evaluasi sistem manajemen mutu terhadap Tenaga Pendidik sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia yang berstandar ISO 9001 2008 di PTKIN: studi multi kasus di Prodi PGMI FTK UIN Sunan Ampel Surabaya dan Prodi PGMI FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    Get PDF
    Sistem Penjaminan Mutu di level Pendidikan Tinggi salah satu topik pennasalahan yang masih hangat untuk didiskusikan dan mendapat perhatian dari berbagai pihak. Proses pelaksanaan, pengawasan dan tindaklanjut dari sistem Penjaminan mutu ini terus dikaji, dievaluasi, dan dikembangkan balk dalam level internal lembaga, nasional, bahkan internasional guna memperoleh standarisasi kualitas layanan pendidikan. Selain standar BAN PT beberapa Perguruan Tinggi lain meningkatkan layanannya dengan mengadopsi standar lain yang bertaraf internasional yaitu SMM ISO 9001:2008. Standar ini merupakan sarana (tool) untuk mencapai mutu layanan pendidikan yang mampu menjawab tantangan global dengan tujuan akhirnya mencapai efektivitas dan efisiensi organisasi sena pengakuan secara internasional. Riset ini ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan, pengawasan, dan tindak lanjut dari model evaluasi standar SMM ISO 9001:2008 tenaga pendidik (Dosen) di Prodi PGMI FTK UIN Sunan Ampel Surabaya dan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan empirik (ex post facto), teknik pengumpulan data berupa dokumentasi, wawancara, dan observasi. Data dianalisa dengan - metode deskriptifanalisis yang melalui tiga tahap yaitu reduksi, display dan penarikan kesimpulan. Untuk data kuesioner digunakan metode CIPP. Hasil yang diperoleh adalah terdapat kesamaan dalam pelaksanaan dan pengawasan evaluasi yaitu dilakukan oleh LPM dilanjutkan GKM dan GJM untuk tingkat fakultas yang didampingi oleh konsultan ISO, tindak lanjut untuk FTK UIN Sunan Ampel Surabaya dilakukan tnelalui RTL bersama GKM. pitnpinan fakultas dan konsultas ISO sedangkan d FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dilakukan oleh Kaprodi dan Sekprodi

    Analisis karakteristik siswa pada tingkat Sekolah Dasar

    Get PDF
    Dalam perencanaan pembelajaran sangat dibutuhkan kemampuan, keterampilan dan kejelian desainer pembelajaran untuk menganalisis situasi dan keadaan tertentu siswanya. Setiap siswa dan kelompok kelas memiliki karakter dan kemampuan yang berbeda, sehingga perlakuan yang sama terhadap semua siswa dan kelompok kelas justru akan rnengakibatkan kurang maksimalnya proses pembelajaran. Oleh karenanya salah satu tahap penting dalam proses perencanaan pembelajaran yang penting adalah melakukan analisis karakteristik siswa. Dimana karakteristik siswa di tingkat sekolah dasar itu berbeda dengan mereka yang berada pada tingkat sekolah menengah. Pola pikir, persepsi dan cara mengatasi masalah yang mereka tempuh sangat berbeda. Pada masa anak-anak kecenderungan untuk melakukan imitasi kepada seseorang yang diidolakan sangat besar. Sementara para remaja ingin sekali diakui eksistensi mereka sebagai manusia yang utuh, dewasa clan dapat rnenentukan jalan hidup sendiri. Masa kanak-kanak adalah masa bermain dan belajar. Beban yang berat pada sekolah terkadang mengurangi hak-hak mereka untuk bermain. Sehingga yang terjadi mereka cenderung malas dan bosan pada saat belajar di dalam kelas, karena mereka menghadapi situasi pembelajaran yang nyaris sama. Oleh karenanya dalam tulisan ini akan membahas tentang pentingnya melakukan analisis kemampuan awal siswa dari perkembangan usia, fisik, psikomotorik, akademik, dan sikap. Tahap ini dilakukan untuk menjamin bahwa program pembelajaran yang didesain sesuai dengan profil siswa yang akan menempuh proses pembelajaran

    Model bahan ajar bahasa Indonesia tulis untuk anak Jepang

    Get PDF
    Indonesian Language teaching for Indonesian student is very different from BIPA (Indonesian Language for Foreign Speaker) because of different input, process, and output. Input related to a variety of age of students participating in learning Indonesian. It needs a way to be accepted by the BIPA learning students according to the desired destination.The main issue in this study is how the process of developing teaching materials Indonesian to Japanese students in Japanese schools of Surabaya. The development process use a model of development that adapting development R2D2 (Reflective, Recursive Design and Development) Willis. R2D2 produces three-step model of development, namely 1) the stage of defining / focusing, 2) design and development stage, and 3) dissemination phase. This research successfully develops teaching materials Indonesian to Japanese students in Japanese schools Surabay

    Peningkatan kemampuan menulis karangan siswa Kelas IV MI Attahdzibiyah Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan melalui penggunaan media Gambar Berseri

    Get PDF
    enelitian yang berjudul peningkatan kemampuan menulis karangan siswa kelas IV di MI Attahdzibiyah Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan melalui penggunaan media gambar berseri ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan media gambar berseri dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun cerita menjadi karangan yang utuh sesuai dengan rangkaian gambar yang urut, Bagaimana penerapan media gambar berseri dalam pembelajaran menulis karangan dikelas IV MI Attadzibiyyah Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan. Untuk memperoleh hasil penelitian tersebut, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan pendekatan kualitatif. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan, peneliti mengambil tindakan pembelajaran melalui penggunaan media gambar berseri yang dilakukan dengan dua siklus. Model PTK yang digunakan yaitu model Kurt Lewin. Dimana dalam satu siklus terdiri dari empat komponen, meliputi: Perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, catatan lapangan dan tes. Adapun data yang diperoleh di analisis secara deskriptif dan di analisis dengan menggunakan rumus nilai rata-rata dan persentase ketuntasan belajar Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. Penerapan media gambar berseri dalam pembelajaran menulis karangan berjalan dengan baik melalui perbaikan- perbaikan pada tiap siklus. Dalam PBM dapat dilihat dari aktivitas guru dan siswa yang mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. 2. Tingkat kemampuan siswa dalam menulis karangan pun meningkat dari rata-rata nilai perolehan siswa dari 66,45 pada siklus I yang secara klasikal belum tuntas atau belum memenuhi KKM 70, menjadi 75,625 pada siklus II yang secara klasikal sudah tuntas. Begitu pula dengan ketuntasan belajar yang meningkat dari 33,33% pada siklus I dengan kategori kurang menjadi 83,33% pada siklus II dengan kategori tinggi
    • …
    corecore