352 research outputs found
ANALISIS FASA KRISTAL TERBENTUK PADA BAHAN GELAS METALIK BERBASIS ZIRKONIUM ANTARA SUHU 440 - 480?C
Telah dilakukan analisis fasa kristal yang terbentuk pada bahan gelas metalik berbasis zirkonium pada suhuantara 440? - 480?C. Yaitu paduan Zr53.1Cu23Ni18Al5.9, Zr65Cu17.5Ni10Al7.5 dan Zr69.5Cu12Ni11Al7.5 yang dipanaskan di atas suhu kristalisasi (Tx) antara 440? - 480?C selama 1 jam. Sampel diuji difraksi sinar-X (XRD) sebelum dan sesudah dipanaskan untuk mengetahui fasa kristal yang terbentuk. Hasil identifikasi menunjukkan kristal yang terbentuk selama pemanasan terdiri dari ZrO2 (tetragonal) sebagai fasa dominan serta CuO dan NiO sebagai fasa minor. Selain itu terdapat fasa intermetalik Zr2Ni pada paduan Zr65Cu17.5Ni10Al7.5. Ukuran kristal fasa kristal yang terbentuk dihitung dengan menggunakan persamaan Scherrer. Untuk fasa ZrO 2 tetragonal ukuran kristalnya berkisar antara 10-17 nm, ZrO2 kubik antara 7-14 nm, CuO antara 14-30 nm, NiO antara 13-16 nm dan Zr2Ni antara 14-16 nm
Synthesis and Characterization of Precipitated CaCO3 from Ankerite Prepared by Bubbling Method
This study investigates characteristics of precipitated calcium carbonate (PCC) synthesized from ankerite prepared by bubbling method. Ankerite obtained from Ambunten, Sumenep (East Java, Indonesia). The bubbling method was used CO2 gas with the flow rate of 8 L/min. The crystalline phase of PCC was characterized by X-ray diffraction (XRD), the functional group CaCO3 was analyzed using infrared spectroscopy equipped with Fourier Transform (FTIR). The morphological of PCC was observed by Scanning Electron Microscope (SEM). PCC powder formed has a calcite phase based on XRD test result with characteristic 2θ at 29.33∘ . The FTIR spectra show the presence of calcite at 873 cm−1 and 712 cm−1. Observation by SEM shows the morphology of calcite is rhombohedral cubic.
Keywords: Ankerite, bubbling method, precipitated CaCO
Synthesis and Characterization of the Microstructure and Functional Group Bond of Fe3o4 Nanoparticles from Natural Iron Sand in Tobelo North Halmahera
The Fe3O4 nanoparticles have been successfully synthesized from natural iron sand by using co-precipitation method at a temperature of 56oC. The elemental identification, structural characterization, and bonding analysis were carried out using XRF, XRD, and FTIR, respectively. The sample nanoparticles contain elements of Al, P, Ca, Ti, V, Cr, Mn, Ni, Cu, Zn, Rb, Re, Bi, and Fe. The composition of Fe element is 87.37%. The sample of the nanoparticle exhibited as the Fe3O4 which was shown by the diffraction pattern that belongs to a cubic spinel structure of Fe3O4. The crystallite size of the nanoparticle is 42.25 ± 0.42 nm. The lattice parameter was found at 8.384 ± 0.049 Å. The crystallite density is 5.232 103 kg/m3 while the lattice strain is 1.413 10-3/line. The FTIR spectra confirm that the existence of Fe-O stretching vibration in the range frequency of 658 cm-1-506 cm-
Pemurnian Produk Biogas dengan Metode Absorbsi Menggunakan Larutan Ca(OH)2
Telah dilakukan penelitian untuk memurnikan biogas dengan metode absorbsi. Penelitian dilakukan dengan membuat biogas berbahan dasar kotoran sapi. Kemudian gas yang dihasilkan dialirkan menuju kolom vertikal yang berisi larutan Ca(OH)2. Pemurnian biogas dilakukan dengan menggunakan variasi konsentrasi absorben yaitu larutan Ca(OH)2 0,1M,1,5M dan 2,5M. Kualitas biogas tersaring dikarakterisasi dengan kromatografi gas, sedangkan endapan penyaring diuji menggunakan metode difraktometer Sinar-X (XRD). Analisis data XRD dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Match!2, Xpert High Score Plus (HSP) dan Rietica. Hasil uji kromatografi gas dengan detektor ionisasi nyala menunjukkan gas setelah difilter menggunakan larutan Ca(OH)2 0,5M, 1,5M, dan 2,5M adalah 100% area, sedangkan sebelum dimurnikan terdapat gas metana sebesar 82,46% area. Dari hasil XRD endapan hasil penyaringan CaCO3 (kalsit), CO2 bereaksi dengan Ca(OH)2 membentuk fase kalsit. Semakin besar konsentrasi absorben, kalsit yang terbentuk semakin banyak
Sintesis Dan Karakterisasi Komposit PANi – SiO2 Dengan Pengisi Gel SiO2 Dari Pasir Bancar Tuban
Sintesis dan karakterisasi komposit PANi-SiO2 dengan pengisi gel SiO2 telah dilakukan dengan menggunakan metode polimerisasi in-situ. Gel SiO2 disintesis dari silika hasil pemurnian pasir Bancar Tuban menggunakan metode kopresipitasi dengan variasi sebanyak 5gr, 10gr dan 15 gr. Selanjutnya PANi – Gel SiO2 disintesis dengan 2 jenis metode yaitu metode stirrer dan ultrasonik. Pada penelitian ini komposit PANi - gel SiO2 dikarakterisasi menggunakan X-ray Diffratometer (XRD), Fourier Transform Infrared (FTIR) dan SEM-EDX. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa fasa terbentuk selama sintesis PANi – gel SiO2 adalah semikristalin (amorf + kristal). Dalam pengamatan secara mikrostruktur, penambahan gel SiO2 dalam proses sintesis komposit PANi - SiO2 mempengaruhi sifat dan struktur kehomogenan dari komposit PANi - SiO2 menjadi lebih homogen. Kehomogenan struktur komposit PANi - SiO2 ditandai dengan jarak antar partikelnya yang sempit dan persebaran unsur Si yang merata dalam komposit PANi - SiO2 ketika variasi kandungan Si pada gel SiO2 semakin banyak. Sedangkan berdasarkan metode yang digunakan untuk mensintesis komposit PANi - SiO2 didapatkan hasil bahwa komposit PANi - SiO2 metode stirrer memiliki struktur yang lebih homogen daaripada komposit PANi - SiO2 metode ultrasonik
Analisis Potensi Pasir Tablolong dan Pasir Koka sebagai Sumber Silika Menggunakan Uji Xrf dan Xrd
Silika memiliki banyak aplikasi sehingga penelitian tentang sintesis silika dari bahan alam yang praktis dan murah sangat penting untuk dilakukan. Dari warnanya, pasir Tablolong dan pasir Koka adalah dua pasir alam di NTT yang diduga mengandung silika dengan kemurnian yang cukup tinggi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kandungan awal silika dalam pasir Tablolong dan pasir Koka untuk mengetahui potensi kedua pasir alam ini sebagai penghasil silika dengan kemurnian yang tinggi. Sampel pasir Tablolong dan Koka dambil dan dibersihkan, dicuci dengan akuades, kemudian dikeringkan pada suhu 150 0C selama 8 jam untuk menghilangkan kadar airnya. Sampel kemudian dihaluskan menggunakan mortar selama 30 menit dan disaring menggunakan ayakan 100 mesh. Sampel pasir Tablolong dan Koka ini kemudian diuji XRF dan XRD. Berdasarkan uji XRF, diperoleh kandungan silika dalam pasir Tablolong adalah 34,04% dan pasir Koka sebesar 38,91% dan merupakan senyawa oksida dengan kandungan terbanyak kedua dalam pasir setelah CaO. Hasil uji XRD juga bersesuaian dengan hasil uji XRF, dimana fase dominan dalam pasir Tablolong dan Koka adalah fase kalsit CaCO3 dan fase dominan kedua adalah fase quartz SiO2. Berdasarkan kedua hasil ini, dapat disimpulkan bahwa pasir dari kedua lokasi ini berpotensi sebagai penghasil silika dengan kemurnian tinggi. Oleh karena itu, dapat disarankan untuk mensintesis silika dari kedua lokasi ini menggunakan metode-metode sintesis yang umum seperti metode kopresipitasi dan metode alkali-fusion.
Kata kunci: pasir Tablolong, pasir Koka, silika, XRF, XR
Spinel‐Structured Nanoparticles for Magnetic and Mechanical Applications
Nanoparticles of Fe3O4 have been successfully synthesized using a simple coprecipitation technique from natural iron sands, employing HNO3 and NH4OH as dispersing and precipitating agents, respectively. The substitution of Fe with Mn to result in Fe3-xMnxO4 (0 ≤ x ≤ 3) was conducted to control the magnetic strength of this nano‐sized spinel powder. It is shown that magnetic properties depend not only on the particle size and Mn doping but also on the particles clustering. The applications for magnetic fluids, gels, and coating are extensively described. Meanwhile, the spinel MgAl2O4 nanoparticles have also been prepared by the same simple method from commercial starting materials. This powder was used as a nano‐reinforcer of Al‐matrix composites. In addition, MgAl2O4 micro‐sized powder forming a thick layer was successfully grown by electroless plating on the interface of matrix‐filler in Al/SiC composites. The strengthening of mechanical properties with respect to the varying uses of these MgAl2O4 powders is discussed
Analisis Serbuk Silika Amorf (SiO2) Berbahan Dasar Pasir
The aim of the research was to synthesize amorphous silica powder (SiO2) made from sand obtained from the Bancar-Tuban area using the hydrothermal-coprecipitation method using 7M NaOH as solvent. The samples obtained were characterized using X-Ray Fluorescence (XRF), X-Ray Diffraction (XRD), and Scanning Electron Microscopy (SEM). The characterization results show that there has been an increase in the percentage of weight (wt%) Si from 71.5% to 92.20%. The structure of the silica formed is a with non-uniform particle size with an average size exceeding ≥110.09 nm. The results of observations using SEM instruments that were carried out using various variations showed that the SiO2 particle size was not uniform, where the SiO2 powder tended to agglomerat
Sintesis dan Karakterisasi Serbuk SiO2 dengan Variasi PH dan Molaritas Berbahan Dasar Pasir Bancar, Tuban
Dalam Tugas Akhir ini telah disintesis serbuk silika dengan variasi konsentrasi larutan Sodium Hidroxyde (NaOH) dan pH akhir kopresipitasi. Bahan dasar yang digunakan adalah pasir silika dari pantai Bancar, Tuban, Jawa Timur, Indonesia yang sudah dimurnikan menggunakan metode leaching, NaOH, HCl, dan aquades. Karakterisasi struktur SiO2 menggunakan X-Ray Diffractometer (XRD) dengan fasilitas software High Score Plus (HSP). Berdasarkan hasil analisis, ditunjukkan bahwa SiO2 yang terbentuk amorf kemurnian Si pada serbuk silika meningkat dibandingkan dengan pasir alam
A Comprehensive X-Ray Diffraction Study On Anatase-To-Rutile Transformation Utilising Mechanical And Thermal Approaches
A comprehensive investigation using x-ray diffractometry has been conducted to study the
optimum mechanical and thermal conditions for the transformation of anatase-to-rutile
from a titanium dioxide (TiOl) powder. Milling was applied by employing a conventional
ball milling instrument and a quasi-high-energy pulveriser and varying the milling period.
Heat treatment was performed by calcination at 850, 900, 950, 975, 1000, 1050 and
1100°C for 1 hour, being the predicted optimum temperature to obtain fidly rutile powder
was 975°C. Each powder was milled and then calcined prior to the x-ray difiaction
investigation. X-ray diffraction data were analysed using (1) standard identification and
peak characterisation and (2) Mozulx, an own-developed software to provide strain,
crystallite size and size distribution of phases. Results showed that milling speed and
milling up to 24 hours does not significantly change the phases' composition, but enhances
the transformation temperature. Conventional milling gives better results than pulverising.
Conventional milling at 100 rprn for 3 hours reduces the transformation temperature from
1100°C to 1000°C. Longer milling, however, does not improve the transformation
temperature. The optimum process is discussed and SEM micrographs are used to support
the argumen
- …