7,148 research outputs found

    PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA PENGEMBANGAN ASPEK SOFT SKILLS SISWA KELAS XII TP DI SMK NASIONAL BERBAH

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan atau meningkatkan soft skills siswa dengan cara menerapkan pembelajaran kooperatif agar proses pengembangan atau peningkatan soft skills siswa dapat dilakukan pada saat proses pembelajaran di kelas. Selain itu untuk mengetahui apakah penggunaan strategi pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan aspek soft skills siswa kelas XII TP di SMK Nasional Berbah. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dilaksanakan di SMK Nasional Berbah. Setiap siklus meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Analisis data dilakukan dengan membandingkan antara hasil observasi siklus I, siklus II dan siklus III dengan teknik deskriptif kualitatif yang diterangkan dalam hasil rata-rata persentase soft skills yang dimiliki siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan soft skills siswa pada aspek kejujuran, kedisiplinan, percaya diri, etika dan kepemimpinan dengan langkah-langkah yaitu, diskusi kelompok, presentasi dan tanya jawab. Rata-rata keseluruhan aspek soft skills yang dimiliki siswa berdasarkan observasi pada siklus I sebesar 60 % (tinggi), siklus II sebesar 67 % (tinggi) dan siklus III sebesar 78 % (tinggi). Sedangkan hasil observasi pada setiap aspek soft skills yaitu, pada aspek kejujuran diawali dengan siklus I sebesar 55 % (cukup), siklus II sebesar 68 % (tinggi) dan siklus III sebesar 77 % (tinggi). Pada aspek kedisiplinan diawali dengan siklus I sebesar 77 % (tinggi), siklus II sebesar 64 % (tinggi) dan siklus III sebesar 77 % (tinggi). Pada aspek percaya diri diawali siklus I sebesar 64 % (tinggi), siklus II sebesar 64 % (tinggi) dan siklus III sebesar 77 % (tinggi). Pada aspek etika diawali dengan siklus I sebesar 55 % (cukup), siklus II sebesar 73 % (tinggi) dan siklus III sebesar 82 % (tinggi). Pada aspek kepemimpinan diawali dengan siklus I sebesar 55 % (cukup), siklus II sebesar 64 % (tinggi) dan siklus III sebesar 71 % (tinggi). Dari keseluruhan hasil observasi di atas maka dapat dikatakan secara umum soft skills siswa mengalami peningkatan dengan diterapkannya strategi pembelajaran kooperatif pada saat pembelajaran dikelas

    THE ANALYSIS OF OSKAR SCHINDLER'S HEGEMONY IN STEVEN SPIELBERG'S SCHINDLER'S LIST

    Get PDF
    THE ANALYSIS OF OSKAR SCHINDLER'S HEGEMONY IN STEVEN SPIELBERG'S SCHINDLER'S LIS

    Peranan orangtua dalam pembinaan akhlak pada siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Wonogiri tahun pelajaran 2010 / 2011

    Get PDF
    Penelitian ini penulis lakukan bertujuan untuk memberikan gambaran tentang peranan orangtua dalam pembinaan akhlak siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Wonogiri serta untuk mengetahui faktor apa sajakah yang berpengaruh terhadap pembinaan akhlak di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Wonogiri. Untuk suatu penelitian, dalam mengumpulkan data dibutuhkan metode yang tepat dalam hal ini penulis menggunakan metode: 1. Metode interview yaitu sebuah dialog yang digunakan untuk memperoleh informasi dari terwawancara. 2. Metode angket dan Kuesioner (questioner) adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang dia ketahui. 3. Metode observasi yaitu pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki. 4. Metode dokumentasi, yaitu cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkip, surat kabar, majalah, buku, prasasti, notulen rapat, leger, agenda dan sebagainya. Peranan orangtua dalam pembinaan akhlak disajikan melalui metode angket, sedangkan peranan guru dalam pembinaan akhlak siswa penulis gambarkan melalui observasi dan dokumentasi kegiatan pembelajaran sehari-hari. Hasil yang penulis dapatkan dari penelitian ini, bahwa peranan orangtua dan guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Wonogiri sangat besar dalam pembinaan akhlak siswa. Dalam hal ini yang menjadi sampel penelitian adalah kelas VII. walaupun dalam penelitian ini penulis menemukan beberapa faktor yang mempengaruhi dalam keberhasilan pembinaan akhlak siswa Madrasah Tsanawiyah negeri 2 Wonogiri baik yang bersifat mendukung seperti: Semangat orangtua untuk membekali anak dengan nilai-nilai agama maupun yang menghambat seperti: lingkungan masyarakat dan sekitar madrasah. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi informasi dan masukan bagi mahasiswa, para tenaga pengajar, para peneliti, dan semua pihak yang membutuhkan di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang

    Peningkatan Kualitas Bermain Peran Siswa Kelas VIII SMP 1 Tepus, Gunungkidul dengan Teknik Learning Game

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran bermain peran siswa kelas VIII SMP dengan menggunakan teknik Learning Game. Game yang digunakan adalah permainan Joko Tingkir dan permainan Tebak Peran. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Guru bertindak sebagai peneliti yang bekerja sama dengan kolaborator, yakni guru Bahasa Indonesia dan Kepala Sekolah SMP 1 Tepus. Subjek penelitian yang dikenai tindakan adalah siswa kelas VIIIA SMP 1 Tepus Gunungkidul, DIY, tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 34 siswa. Penelitian ini terdiri atas dua siklus. Setiap siklus dibagi menjadi tiga kali pertemuan. Prosedur pelaksanaan setiap siklus terdiri atas empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, wawancara, pengamatan, dan pencermatan dokumen. Analisis dilakukan dengan teknik deskriptif kualitatif yang didukung oleh data kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan teknik Learning Game dalam pembelajaran bermain peran, kualitas proses dan hasil pembelajaran meningkat. Peningkatan kualitas proses pembelajaran meliputi aspek interaksi dan komunikasi dalam pembelajaran, kerja sama dalam kelompok, dan keseriusan dalam mengikuti pembelajaran. Adapun peningkatan kualitas hasil pembelajaran meliputi kemampuan vokal, intonasi, ekspresi, dan gestur. Keempat kemampuan tersebut masing-masing mengalami peningkatan nilai rata-rata lebih dari 25%. Hal ini sesuai dengan kriteria keberhasilan tindakan yang ditetapkan

    Pencemaran Kualitas Air Kali Jeruksawit Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar dengan judul “Pencemaran kualitas Air kali Jeruksawit Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar”, bertujuan: 1) mengetahui distribusi kualitas air Kali Jeruksawit 2) mengetahui jarak terjadinya penjernihan kembali (self purification) air Kali Jeruksawit 3) mengetahui dampak pencemaran Kali Jeruksawit. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey yaitu melakukan pengamatan dan pengukuran secara sistematis terhadap fenomena yang ada. Teknik pengambilan sampel peneliti menggunakan metode sampel purposif dimana pemilihan sampel berdasarkan kriteria jarak dan sumber polutan. Data yang digunakan adalah data sekunder yang di dukung dengan data primer yang di dapat dari observasi langsung di lapangan. Data sekunder meliputi:, peta jaringan sungai, peta penggunaan lahan dan peta rupa bumi. Data primer sampel air Kali Jeruksawit yang diuji di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. Distribusi kualitas air Kali Jeruksawit dapat dilihat dari dua parameter yaitu parameter fisik dan kimia.a). Parameter fisik berupa warna dan bau air. Warna air pada jarak -500 masih bening, ketika jarak ±800 sampai ±2500 warna menjadi kehitaman, hal ini menunjukkan pada jarak tersebut sudah tercemar. Jarak ±2700 sampai ±4000 warna yang timbul adalah bening. Bau pada jarak -500 tidak ber bau busuk. Jarak ±800 sampai ±2500 bau yang timbul berbau busuk. Jarak ±2700 sampai ±4000 bau yang timbul adalah tidak berbau busuk.. b). Parameter kimia berupa BOD dan DO, BOD jarak – 500 nilainya sebesar 9,78 ppm. Jarak ±800 keadaan BOD nilainya sebesar 552 ppm, ini menunjukkan terjadinya pencemaran. jarak ±2700 keadaan BOD nilainya sebesar 19,6 ppm, ini menunjukkan terjadinya self purification. Berdasarkan DO, jarak -500 nilai DO sebesar 1,94 ppm,pada jarak ±800, ±1300, dan ±1800 keadaan nilain DO sebesar < 0,1 ppm. Jarak ±2500 nilai DO sebesar 0,26 ppm. Jarak ±2700 nilai DO sebesar 3,01 ppm, hal ini menunjukkan terjadi self purification. 2. Kali Jeruksawit Dapat terjadi self purification atau penjernihan air kempali pada jarak ±2700 meter. 3. Dampak dari pencemaran air adalah estetika lingkungan. Dampak estetika lingkungan berupa warna yang berubah menjadi kehitaman dan baunya berbau busuk. Berdasarkan PP RI No 82 tahun 2001 BAB 1 pasal 1 bahwa pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjamin agar kualitas air tetap dalam kondisi alamiahnya. Kali Jeruksawit sudah mengalami pencemaran sehingga Kali Jeruksawit sudah tidak sesuai lagi dengan peruntukannya

    OSMOTIC RESPONSES OF SEGARA ANAKAN FINE SHRIMP (Metapenaeus elegans) ADULTS IN VARIOUS SALINITY AND MOLTING STAGES

    Get PDF
    A research on eco-physiological characteristics of fine shrimp (Metapenaeus elegans) with special emphasis on the osmotic responses and isosmotic medium requirement for adult spawners in various molting stages was conducted. Adult stocks of M. elegans origin from the Segara Anakan lagunas of the South West of Central Java region were collected and used as experimental shrimps. The shrimps were hold in three 500 l-acclimation tanks and treated according to Anggoro and Nakamura’s method. The seawater salinity level in the tank 1, 2, and 3 was 25, 28, and 22 ppt, respectively. Osmotic response of the shrimps was examined during 3 molting stages, i.e. pre-molt/ post-molt, molt, and inter-molt phases by using an automatic microosmometer Roebling. The results showed that osmotic responses were closely related to the salinity of water medium and molting stages. It was also found that the minimum osmotic works of fine shrimp occurred in isosmotic medium, i.e. 16 to 20 ppt for post-molt, 28 to 30 ppt for molt, and 22 to 25 ppt for inter-molt stages. It was concluded that the range of isosmotic media for the adult of fine shrimp was 22 to 28 ppt or equals to 642.06 to 817.31 mOsm/l H2O

    Penyelesaian Kredit Macet Dalam Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Hak Tanggungan Pada PD. BPR DJOKO TINGKIR SRAGEN

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan mengetahui bentuk dan isi perjanjian kredit dengan jaminan hak tanggungan. Penyelesaian kredit macet dalam perjanjian kredit dengan jaminan hak tanggungan serta untuk mengetahui permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan penyelelesaian kredit dalam perjanjian kredit dengan jaminan hak tanggungan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris dengan pendekatan kualitatif. Apabila dilihat dari sifatnya maka penelitian ini termasuk penelitian yang bersifat diskriptif. Data tersebut penyusun dengan melakukan penelitian laporan yaitu melalui wawancara, penelitian kepustakaan, kemudian dengan analisis ini terhadap sumber data primer dan sumber data sekunder. Lokasi penelitianya di PD. BPR DJOKO TINGKIR Sragen. Dari penelitian ini dapat diperoleh hasil yaitu 1) Pelaksanaan pemberian kredit dengan jaminan hak tanggungan pada PD. BPR DJOKO TINGKIR Sragen. Dalam pelaksanaan pemberian kredit dengan jaminan hak tanggungan pada PD. BPR DJOKO TINGKIR Sragen, ada beberapa hal yang yang harus dipenuhi untuk mendapatkan pemberian kredit yaitu syarat yang harus di penuhi untuk memperoleh pemberian kredit dengan jaminan hak tanggungan. Proses pemberian kredit dengan jaminan hak tanggungan. Dapat juga diketahui bentuk serta isi perjanjian kredit dengan jaminan hak tanggungan pada PD. BPR DJOKO TINGKIR Sragen. 2). Penyelesaian kredit macet dalam perjanjian kredit dengan jaminan hak tanggungan pada PD. BPR DJOKO TINGKIR Sragen dapat dilakukan dengan memberikan surat peringatan sampai tiga kali, apabila belum teselesaikan akan dilakukan penarikan benda jaminan sesuai dengan isi surat perjanjian kredit. 3). Permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan penyelesaian kredit macet dalam perjanjian kredit dengan jaminan hak tanggungan pada PD. BPR DJOKO TINGKIR Sragen adalah disebabkan karena dua hal yang pertama pihak PD. BPR DJOKO TINGKIR Sragen tidak bisa mengawasi barang jaminan yang dititipkan debitur, serta kesulitan melakukan pengawasan secara langsung akan kredit yang dicairkan oleh debitur, yang kedua pihak debitur mempersulit untuk menyerahkan barang jaminanya

    Penerapan Media Pembelajaran Wolfram Mathematica Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan mengkaji dan mendeskripsikan peningkatan minat dan hasil belajar matematika materi Irisan Kerucut (Elips) melalui penerapan media pembelajaran Wolfram Mathematica. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian yang dikenai tindakan adalah siswa kelas XI TKJ II SMK N I Bayudono berjumlah 35 siswa, sedangkan obyek penelitian adalah minat dan hasil belajar matematika. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dokumentasi, tes dan catatan lapangan. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan metode alur. Keabsahan data menggunakan teknik triangulasi yaitu triangulasi metode dan observasi terus menerus. Hasil penelitian yaitu peningkatan minat dan hasil belajar matematika yang dapat dilihat dari meningkatnya indikator minat dan hasil belajar matematika meliputi: 1) antusias siswa dalam belajar sebelum tindakan sebanyak 35%, pada putaran I menjadi 59% dan di akhir putaran II sebanyak 79.41%, 2) antusias siswa dalam memperhatikan pelajaran sebelum tindakan sebanyak 35%, pada putaran I menjadi 59% dan di akhir putaran II sebanyak 88.23%, 3) antusias siswa dalam mengemukakan ide sebelum tindakan sebanyak 8.82%, pada putaran I menjadi 17% dan di akhir putaran II sebanyak 23.52%, 4) antusias siswa dalam mempelajari materi yang sudah diberikan sebelum tindakan sebanyak 17,64%, pada putaran I menjadi 50% dan di akhir putaran II sebanyak 88.2%, 5) siswa dengan nilai di atas KKM sebelum tindakan sebanyak 41%, pada putaran I menjadi 62%, dan di akhir putaran II sebanyak 88.23%. Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa penerapan media pembelajaran Wolfram Mathematica dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan minat dan hasil belajar matematika siswa

    Pengelolaan Kerja Mandiri Guru Di Sd Negeri Pilangsari 1 Upt Dinas Pendidikan Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan 1. karakteristik karakteristik kinerja mandiri guru dalam menyiapkan perencanaan pembelajaran di SD Negeri Pilangsari 1 UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Ngrampal. 2. karakteristik kerja mandiri dalam pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri Pilangsari 1 UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Ngrampal 3. karakteristik kerja mandiri guru dalam mengadakan evaluasi pembelajaran di SD Negeri Pilangsari 1 UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Ngrampal Sejalan dengan tujuannya, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan rancangan etnografi. Data dikumpulkan melalui instrumen berbentuk observasi, dokumentasi; wawancara mendalam. Data dianalisis dengan menggunakan metode analisis kualitatif model interaktif. Hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan: Karakteristik Kerja Mandiri Guru dalam Merencanakan Program Pembelajaran antara lain : 1) Merumuskan tujuan pembelajaran. 2) Merumuskan alat evaluasi/asesmen, baik bentuk, cara, waktu, dan model evaluasi yang akan dilakukan. 3) Memilih materi pelajaran yang esensial untuk dikuasai dan dikembang-kan dalam strategi pembelajaran. 4) Memilih strategi pembelajaran sebagai proses pengalaman belajar siswa. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru harus merujuk pada persiapan yang telah dibuat oleh guru sebelumnya. Saat pembelajaran berlangsung guru harus membimbing anak dalam belajar. Dalam proses pembelajaran ada beberapa peran yang harus dilakukan oleh guru yakni: a. Informator, b. Organisator, c. Motivator, d. Director, e. Inisiator, f. Transmitter, g. Fasilitator, h. Mediator, dan i. Evaluator. Diakhir kegiatan pembelajaran guru harus mengadakan evaluasi yang bertujuan untuk : a. Mengetahui keberhasilan layanan yang dilakukan guru b. Penilaian yang dilakukan Guru diharapkan pada orientasi: 1) Pengentasan masalah siswa: 2) Perkembangan aspek-aspek kepribadian siswa. c. Secara khusus fokus penilaian diarahkan kepada 1) Pemahaman baru yang diperoleh dan 2) Perasaan positif dan 3) Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa sesudah pelaksanaan layana
    corecore