87 research outputs found

    Description of Mathematical Reasoning Ability on Vocational School Students in Square Root Material

    Get PDF
    The aim of this study is to describe the mathematical reasoning ability of students at TSM major (Motorcycle Engineering) Darul Karomah Singosari on square root material. This study applies descriptive qualitative approach, data was collected using test instrument that has been tested on three research subjects, and analyzed using qualitative descriptive technique. The results show that low- ability (Kemampuan Rendah) subject is the student with less mathematical reasoning ability because the subject has not been able to solve the five existing indicators of mathematical reasoning, middle- ability (Kemampuan Sedang) subject include student with moderate mathematical reasoning ability (although the subject has not fulfilled the five indicators of mathematical reasoning requirements), this can be seen from his effort to make a mathematical assumption even though the conjecture made was not correct, and high- ability (Kemampuan Tinggi) subject refers to the student with high mathematical reasoning ability because he can fulfill two of the five indicators of mathematical reasoning

    Penerapan Model Discovery Learning Berbantuan Video Pembelajaran untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan penerapan discovery learning berbantuan video pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang diselesaikan dalam dua siklus dengan tahapan persiapan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah 32 siswa kelas X MM SMK Negeri Puspo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa discovery learning berbantuan video pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik meliputi pemberian stimulus, identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian (verifikasi), dan penarikan kesimpulan. Dari penerapan discovery learning berbantuan video pembelajaran diperoleh peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II dengan rata-rata hasil belajar dari 73,28 ke 80,16 dan ketuntasan belajar dari 62,5 % ke 87,5%

    High Order Thinking Skills: Can It Arise When A Prospective Teacher Solves A Controversial Mathematics Problem?

    Get PDF
    High order thinking skills are important for prospective mathematics teachers. This study aims to describe whether High Order Thinking Skills (HOTS) can appear when prospective teachers solve controversial math problems. This research has been conducted using descriptive qualitative research. The instruments that have been used are controversial math test questions and interviews. The research subjects used were 150 prospective mathematics teachers, and three people who experienced controversy were taken to find out their HOTS. The results showed that from the three subjects, information was obtained that analysis and evaluation had emerged when solving controversial problems, but only one subject appeared for creating. Suggestions for the next researcher is to combine critical thinking and HOTS to bring up aspects of creating

    Berpikir Kreatif Siswa dalam Memecahkan Masalah Open-Ended pada Materi Bangun Datar SMP

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini ialah mendeskripsikan berpikir kreatif dalam memecahkan masalah open-ended pada materi bangun datar. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif pada metode kualitatif. Penelitian dilaksanakn di MTsN 1 Kota Malang pada kelas VII-M, dengan menyaring siswa menjadi tiga yang mewakili ketiga aspek berpikir kreatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara tes masalah open-ended bangun datar dan wawancara. Hasil penelitian menjelaskan bahwa ketiga subyek dengan mampu menyelesaikan masalah open-ended bangun datar dengan baik dan berbagai kemampuan siswa dalam memenuhi aspek berpikir kreatif yaitu fluency, flexibility, dan novelty. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses berpikir kreatif siswa berbeda-beda. Subjek TBS, AFS, dan ABW pada aspek fluency dapat memecahkan masalah dengan menghasilkan jawaban yang benar dan tepat yaitu memecah bangun menjadi beberapa bangun datar untuk menentukan luas bangun yang dibentuk oleh Bima. Aspek flexibility TBS dan AFS dapat memecahkan masalah dengan cara yang bervariasi yaitu membuat dua cara berbeda untuk menentukan luas bangun Bima. Subjek ABW tidak dapat memunculkan aspek flexibility. Aspek novelty hanya terlihat pada subjek TBS, dapat membuat kombinasi berbagai macam bangun dengan cara yang unik, berbeda, dan tidak biasa yaitu memunculkan bangun jajar genjang. Subjek AFS dan ABW tidak dapat memunculkan aspek novelty karena AFS dan ABW membuat kombinasi bangun datar yang biasa digunakan oleh siswa lainnya

    Penalaran Matematis Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Pola Bilangan dan Scaffoldingnya

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penalaran matematis siswa dalam menyelesaikan masalah pola bilangan dan scaffoldingnya. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data dalam penelitian ini merupakan gambaran dari fakta-fakta yang terjadi selama proses penelitian. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari hasil tes yang terdapat pada lembar jawaban siswa dan hasil wawancara. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 10 Malang. Subyek penelitian ini adalah 3 siswa kelas VIII. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tes tertulis dan wawancara. Tes tertulis digunakan untuk menganalisis hasil penalaran matematis siswa dan tes wawancara digunakan untuk menggali penalaran matematis siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penalaran matematis ketiga siswa dalam menyelesaikan masalah pola bilangan meningkat lebih baik setelah diberikan scaffolding

    Kemampuan Bertanya Siswa dalam Kegiatan Diskusi Kelompok pada Materi Rasio Trigonometri

    Get PDF
    Small group discussions (group work) are an important part of the learning process though students are rarely skilled at asking a question. The purpose of this study is to examine student interactions and questioning skills during group work. This research study uses a qualitative descriptive approach. The research subjects consist of eight students who were divided heterogeneously into two groups, with four members for each group. The research instrument consists of the researcher herself, a task in the form of a trigonometric ratio group worksheet, and three video cameras to observe discussion activities. One camera was focused on all class activities and two cameras were pointing at each group being observed. All conversation transcripts during the discussion are deciphered, coded, and then analyzed qualitatively. The results of this study show the interaction of conveying opinion/rebuttals, asking questions, and providing answers, with the percentage of giving opinions/ objections were more dominant than other interactions. The ability to ask questions was obtained by 50% of the students having the medium questioning ability and 50% having the low questioning ability, with the level of questions asked at the LOTS level, namely C1 and C3 levels. None of the students had high questioning skills. Of the two groups observed, group A was more active in interacting both in terms of exchanging opinions/rebuttals, asking questions, and providing answers. Suggestions for further research need to be carried out an in-depth analysis of discussion activities both in terms of asking questions or providing feedback to see the emergence of collaborative reasoning

    KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH POLA BILANGAN

    Get PDF
    The study was conducted to describe students’ reasoning abilities in solving number pattern problems in class VIII SMP. The research can be categorized as qualitative research. The research subjects selected consisted of 1 high-category student, 1 medium-category student, and 1 low-category student. The research data collection technique was carried out by giving a number of pattern material tests and conducting interviews to research subjects. The results showed that the high-category students had poor mathematical reasoning abilities, the medium-category students had very good mathematical reasoning abilities, and the low categories had poor mathematical reasoning abilities

    The cognitive alignment of mathematics teachers’ assessments and its curriculum

    Get PDF
    This study aims to explore how the cognitive level alignment between the teachers’ assessments and Mathematics curriculum in Indonesia related to students’ higher order thinking skills (HOTS) development. The study adopted a descriptive exploratory design with a qualitative approach. The participants of this study were 15 high school mathematics teachers from Malang City and the Nganjuk district. Data were collected from the results of the assessments and indicators of the mathematics curriculum used by teachers. The data collected were analyzed using Anderson & Krathwohl’s Taxonomy to determine the alignment of the cognitive level from assessments and curriculum. In the semi-structured interview session, we recorded teachers’ responses who were able to construct HOTS-based assessments. Our findings showed: i) mathematics indicators primarily targeted students’ thinking skills at the low cognitive level, namely applying; ii) teachers’ assessments were more dominant at the low cognitive level, and there was no assessment at create level; and iii) the alignment of the cognitive level was relatively low for the HOTS category. The study findings can be used to improve curriculum and assessment in education. They can also be used as reflections for Mathematics teachers on the importance of aligning the cognitive level, especially that develop students’ HOTS

    Berpikir Kreatif Siswa SMP dalam Memecahkan Masalah Matematika Berdasarkan Gender

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini ialah mendeskripsikan berpikir kreatif siswa SMP dalam memecahkan masalah matematika berdasarkan gender. Aspek berpikir kreatif penelitian ini meliputi fluency (kelancaran), flexibility (keluwesan), dan novelty (kebaruan). Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif-kualitatif, data yang digunakan adalah jawaban tes tertulis siswa SMP dan transkrip wawancara. Subjek pada penelitian ini adalah dua siswa kelas VIII-M di MTsN 1 Kota Malang yaitu masing-masing satu siswa laki-laki dan satu siswa perempuan. Pemilihan subjek ini berdasarkan kelengkapan jawaban pada soal tes, memiliki kemampuan komunikasi yang baik, dan rekomendasi guru Matematika kelas VIII-M. Analisis data yang dilakukan adalah jawaban tertulis satu siswa laki-laki dan satu siswa perempuan serta hasil jawaban wawancara kedua subjek. Hasil penelitian ini menunjukkan proses berpikir kreatif yang berbeda-beda. Subjek laki-laki pada aspek fluency menjawab dengan tepat dan lancar yaitu menggunakan luas bangun datar lingkaran sedangkan pada aspek novelty subjek laki-laki membentuk bangun datar lingkaran dalam bentuk seperempat. Aspek flexibility belum muncul pada subjek laki-laki. Subjek perempuan pada aspek fluency menjawab dengan tepat menggunakan luas bangun datar persegi yang dibentuk sebanyak empat bangun sehingga sama dengan luas persegi panjang. Pada aspek flexibility, subjek perempuan mampu menggunakan cara lain dalam mencari luas bangun datar yaitu menggunakan luas bangun datar segitiga, persegi, persegi panjang, dan belah ketupat

    Komunikasi Matematis Siswa pada Materi Teorema Pythagoras Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa

    Get PDF
    Komunikasi matematis merupakan transfer ide atau gagasan matematika dari satu pihak ke pihak lain. Ketika siswa berbagi pemikiran matematis mereka, mereka merujuk pada cara atau gaya siswa dalam menerima, memproses, dan menyusun informasi yang diperoleh selama pembelajaran. Dengan demikian perbedaan gaya belajar siswa dapat mempengaruhi kemampuan komunikasi matematisnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan komunikasi matematis tulis siswa dalam menyelesaikan soal Pythagoras ditinjau dari gaya belajar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Peneliti merupakan instrumen utama pada penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan dengan pemberian angket gaya belajar. tes komunikasi matematis, dan wawancara. Subjek penelitian sebanyak 3 siswa yang telah menempuh materi teorema Pythagoras. Hasil penelitian diperoleh 1) Siswa yang memiliki gaya belajar visual dapat memenuhi tiga indikator, 2) siswa yang memiliki gaya belajar auditorial dapat memenuhi dua indikator, dan 3) siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik dapat memenuhi empat indikator. Penelitian ini memberikan informasi bahwa pentingnya untuk mengetahui gaya belajar masing-masing untuk dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematisnya
    • …
    corecore