29 research outputs found

    SIMULTANEOUS EQUATIONS MODELLING USING 2SLS AND 3SLS METHODS FOR FISHERMEN TERM OF TRADE OF INDONESIA

    Get PDF
    After being set as one of national target, Fishermen Term of Trade (NTN) has become a vital indicator for fisherman's welfare. For years, NTN is calculated based on the price of goods and services both in terms of production, costs and household consumption. While cost of consumption is based on actual data which was collected every month, the production refers to the volume of the base year, so it is less accurate in describing the actual condition. At the other side, dealing with State Budget planning, government needs to know how macroeconomic assumptions affect fisherman welfare. Therefore, the purpose of this study is to find a comprehensive model that simultaneously links the production side and economic indicator to predict NTN. Another focus is to investigate which estimation method is better, between Two Stage Least Squares (2SLS), as a single equation approach, and Three Stage Least Squares (3SLS), as a system approach. The study of Indonesian data from January 2008 – December 2012 shows that there are significant simultaneous relationships among production, macro assumption and NTN. The 3SLS gives better parameter estimates since it has less Mean Square Error (MSE) with R-sq=62.75%. But, in order to fit the NTN, the 2SLS gives a better prediction. Keywords: fishermen terms of trade, simultaneous model, 2SLS, 3SL

    Soybean Oil Supplementation as a Source Conjugated Linoleic Acid (CLA) and Sweet Potato Leaves on the Pig LdL and HDL

    Get PDF
    This study aimed to determine whether provision of sweet potato leaves and soybean oil supplementation is able to lower low density lipoprotein (LDL) level and high density lipoprotein (HDL) level of blood. The number of pigs used in this study was 20 tails with average age of two months and initial body weight of 13.92±2.56 kg. Experimental diets were control diet - P0 (50% restaurant kitchen waste + 40% rice brand + 10% fish meal), P1 (85% of P0 + 15% sweet potato leaves with a 0.5% soybean oil supplementation), P2 (80% of P0 + 20% sweet potato leaves with a 0.5% soybean oil supplementation), P3 (85% of P0 + 15% sweet potato leaves with soybean oil supplementation 0.75%) and P4 (80% of P0 + sweet potato leaves 20 % with 0.75% soybean oil supplementation). Parematers observed were concentration of LDL and HDL in the blood of the experimental animal. Provision a combination of sweet potato leaves and soybean oil as a source of conjugated linoliec acid was significantly affect (P <0.05) the blood LDL and blood HDL levels of pigs. In conclusion, provision of sweet potato leaves supplemented soybean oil is capable of lowering LDL blood level and increasing the HDL blood level. Giving 15% sweet potato leaves supplemented with 0.5% soybean oil resulted in the lowest level of blood LDL and the hight level of blood HDL

    PERTUMBUHAN PROTOZOA DALAM CAIRAN RUMEN KERBAU YANG DISUPLEMENTASI TANIN SECARA IN VITRO

    Get PDF
    Tanin merupakan senyawa antinutrisi yang dapat digunakan untuk meningkatkan protein by pass ternak ruminansia. Sumber tanin yang digunakan adalah serbuk daun akasia Acacia mangium. Kadar tanin diukur dengan metode presipitasi 125I-BSA dan kadar tanin yang terukur adalah 9,02 ± 1,02 %. Pengujian dilakukan secara in vitro dengan menggunakan cairan rumen kerbau. Perlakuan berdasarkan konsentrasi tanin yang terukur, yaitu A (1,25%); B (2,5%) dan C (5%) serta Kontrol (0%) . Hasil percobaan menunjukkan bahwa suplementasi tanin dapat menurunkan jumlah total sel protozoa dalam cairan rumen kerbau secara in vitro dan penurunan jumlah total sel protozoa paling tinggi dicapai oleh suplementasi serbuk daun akasia dengan kadartanin 2,5 %. Komposisi jenis protozoa menurun pada seluruh perlakuan and viabilitas populasi protozoa menunjukkan terdapat sembilan jenis protozoa yang viabilitasnya yaitu Dasytricha ruminantium, Entodinium ecaudatum f. caudatum, Ostracodinium mammosum, Elytroplastron bubali, Entodinium nanellum, Charoninventriculi, Entodinium rostratum, Ostracodinium bubali dan Metadinium medium

    Skrining Antibakteri Ekstrak Rumput Laut Sargassum Plagyophyllum Dari Perairan Bandengan Jepara Terhadap Bakteri Patogen Enterobacter, Pseudomonas Aeruginosa Dan Staphylococus Aureus

    Full text link
    Sifat resistensi dan infeksi patogenitas bakteri terhadap manusia saat ini meningkat, maka perlu adanya obat alternatif baru. Senyawa bioaktif yang terkandung dalam rumput laut merupakan salah satu sumber antibakteri baru yang diperoleh dari alam. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak Sargassum plagyophyllum terhadap bakteri patogen Enterobacter, P. aeruginosa dan S. aureus serta mengetahui golongan senyawa dan toksisitas senyawa bioaktif ekstrak S. plagyophyllum. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2012 – Mei 2013. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling method. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental laboratoris. Ekstraksi dilakukan secara bertingkat dengan menggunakan tiga pelarut yang berbeda kepolarannya. Uji aktivitas antibakteri dilakukan menggunakan metode difusi agar (Kirby-bauer) dengan 3 kali pengulangan. Analisis fitokimia dilakukan secara deskriptif kualitatif berdasarkan Perubahan warna serta karakteristik fisika kimia suatu golongan. Uji toksisitas dilakukan menggunakan larva Artemia salina. Nilai toksisitas akut (LC50) ditentukan dengan menggunakan persamaan regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak Sargassum plagyophyllum pelarut etil asetat memiliki aktivitas antibakteri terbaik dengan zona hambat 4,87 ± 0,49 (bakteri Enterobacter); 6,06 ± 0,58 (bakteri S. aureus) dan 6,30 ± 0,62 (bakteri P. aeruginosa) serta memiliki aktivitas bakteriosidal. Hasil analisis fitokimia menunjukkan bahwa secara umum ekstrak Sargassum plagyophyllum mengandung senyawa alkaloid (pelarut heksana), steroid (ketiga pelarut), saponin (pelarut metanol). Hasil uji toksisitas menunjukkan ekstrak S. plagyophyllum pelarut etil asetat memiliki toksisitas yang toksik dengan nilai LC50-24 jam sebesar 291 ppm (toksik kategori kronik)

    Nilai Kecernaan Nutrien Broiler akibat Penambahan Lactobacillus sp. dalam Ransum yang Mengandung Mikropartikel Tepung Cangkang Telur

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh ransum yang mengandung mikropartikel tepung cangkang telur dengan penambahan probiotik Lactobacillus sp. terhadap kecernaan  serat kasar dan energi metabolis pada ayam broiler. Penelitian dilaksanakan pada Desember 2017 sampai Januari 2018. Materi yang digunakan adalah 160 ekor DOC (Day Old Chick) broiler strain MB 202 New Lohman. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. T0: Ransum PK 21%, T1: Ransum PK 18%, T2: Ransum mikropartikel tepung cangkang telur PK 18%, T3: Ransum PK 18% + Lactobacillus sp.1,2 ml dan T4: Ransum mikropartikel tepung cangkang telur PK 18% + Lactobacillus sp.1,2 ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian mikropartikel tepung cangkang telur pada ransum PK 18 % dengan penambahan Lactobacillus sp. 1,2 ml berbeda nyata atau signifikan pada taraf 5% (P<0,05) terhadap kecernaan serat kasar dan energi metabolis pada ayam broiler. Kesimpulan penelitian ini adalah pemberian mikropartikel tepung cangkang telur pada ransum PK 18 % dengan penambahan Lactobacillus sp. 1,2 ml mampu meningkatkan kecernaan serat kasar dan energi metabolis .Kata kunci:  Lactobacillus sp., mikropartikel, tepung cangkang telur, kecernaan serat kasar, energi metaboli

    Pengaruh Level dan Lama Pemberian Sinbiotik Ekstrak Porang dan Lactobacillus casei terhadap Retensi Nutrien dan Produktivitas Itik Tegal

    Get PDF
    Produktivitas itik yang tinggi dapat dicapai dengan memberikan ransum berkualitas dalam jumlah sesuai kebutuhan. Diantara upaya peningkatan kualitas ransum adalah pemberian aditif, berupa prebiotik, probiotik atau campurannya. Penelitian dilakukan untuk mengkaji pengaruh level sinbiotik ekstrak umbi porang dan Labactocillus casei (CEPL) dengan lama pemberian berbeda terhadap retensi nitogen dan kalsium, serta produktivitas itik Tegal. Sebanyak 180 ekor itik Tegal, bobot badan rata-rata 42,33±2,54 g diacak dan ditempatkan pada 18 pen percobaan, menurut rancangan acak lengkap pola faktorial 2 x 3, 3 ulangan. Faktor pertama : level CEPL (1 dan 2%), faktor kedua : lama pemberian CEPL (2, 3 dan 4 minggu). Parameter pengamatan meliputi retensi nitrogen dan kalsium, bobot daging dan bobot tulang. Data dinalisis ragam dan dilanjutkan uji wilayah ganda Duncan. Hasil pengamatan menunjukkan terdapat interaksi nyata (P<0,05) antara level dengan lama pemberian CEPL terhadap retensi nitrogen dan bobot daging. Namun, tidak terdapat interaksi antara level dan lama pemberian CEPL terhadap retensi kalsium dan bobot tulang. Simpulan penelitian bahwa pemberian campuran ekstrak umbi porang dan Lactobacillus casei (CEPL) pada level 1% selama 4 minggu menghasilkan bobot daging paling tinggi tanpa perbedaan retensi kalsium dan bobot tulang

    Lemak Kasar dan Energi Metabolis Itik Tegal Petelur yang Diberi Ransum Mengandung Tepung Daun Bawang Merah (Allium ascalonicum)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian tepung daun bawang merah dalam ransum itik Tegal petelur terhadap kecernaan serat kasar, lemak kasar dan energi metabolis. Penelitian dilaksanakan di Balai Pembibitan dan Budidaya Ternak Satuan Kerja Itik Banyu Biru dan Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro dari bulan April-Juni 2016. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari tiga perlakuan dan lima ulangan (setiap ulangan terdiri dari 7 ekor itik). Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah itik Tegal betina sebanyak 105 ekor umur 72 minggu dengan bobot rata-rata 1297,14±170,51 g/ekor. Penelitian dilaksanakan 45 hari dengan 15 hari fase adaptasi dan 30 hari fase koleksi data. Ransum digunakan dengan kadar protein kasar 17% dan energi metabolis 2.700 kkal/kg. Perlakuan yang diterapkan adalah penggunaan tepung daun bawang merah dalam ransum dengan level 0% (T0), 3% (T1) dan 6% (T2). Parameter yang diukur adalah kecernaan serat kasar, lemak kasar dan energi metabolis ransum. Data hasil penelitian diolah dengan menggunakan analisis ragam dan dilanjutkan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tepung daun bawang merah berpengaruh nyata (P<0,05) meningkatkan kecernaan serat kasar, kecernaan lemak kasar dan energi metabolis. Simpulan dari penelitian ini adalah itik Tegal petelur yang diberi ransum mengandung tepung daun bawang merah sampai taraf 6% dapat meningkatkan kecernaan serat kasar, lemak kasar dan energi metabolis

    Endophytic Fungi as Novel Resources of natural Therapeutics

    Full text link
    corecore