37 research outputs found

    Koordinasi Proteksi Sistem Kelistrikan di PLTGU Grati Blok III Ekstensi

    Get PDF
    Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Grati merupakan salah satu bagian dari program pemerintah pada proyek pembangkitan listrik 35.000 MW. Dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi listriknya, PLTGU Grati menambah sebuah blok baru, yaitu Blok III Ekstensi dengan kapasitas 450 MW. Pada sebuah pembangkit baru, perlu dipertimbangkan kondisi-kondisi gangguan yang mungkin terjadi pada sistem kelistrikan. Gangguan tersebut dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan listrik yang terpasang dan membuat kehandalan sistem menurun. Sehingga perlu dilakukan studi koordinasi proteksi untuk menanggulangi hal-hal tersebut. Pemodelan sistem kelistrikan diperlukan dalam melakukan studi koordinasi proteksi. Dalam Tugas Akhir ini, pemodelan sistem dilakukan menggunakan software ETAP 12.6. Setelah itu menganalisa arus hubung singkat yang terjadi pada sistem. Kemudian melakukan setting over current relay, ground fault relay, differential relay yang sesuai untuk diterapkan di PLTGU Grati Blok III Ekstensi. Untuk setting over current relay dan ground fault relay, grading time yang digunakan adalah 0,2 detik, sehingga menghasilkan kordinasi proteksi yang benar sesuai standar IEEE 242. Untuk setting differential relay, data setting dari perusahaan sudah bagus, dengan nilai Ipickup 0,34 pu ; Idiff 0,34 pu ; Irestraint 1,01 pu ; Slope1 39 % ; Slope2 98 % ; Breakpoint1 2 pu ; dan Breakpoint2 6 pu. =============================================================================================================================== PLTGU Grati is one part of a government program on a 35,000 MW electricity generation project. In order to increase its electricity production capacity, Grati PLTGU added a new block, namely Block III Extension with a capacity of 450 MW. In a new power plant, it is necessary to consider the interference conditions that may occur in the electrical system. Such interference can cause damage to installed electrical equipment and make system reliability decrease. So it is necessary to do a protection coordination study to overcome these things. Electrical system modeling is needed in conducting protection coordination studies. In this Final Project, system modeling is done using ETAP 12.6 software. After that analyze the short circuit current that occurs in the system. Then set up an over current relay, ground fault relay, differential relay that is suitable to be implemented in the Grati Block III Extension PLTGU. For the setting of over current relay and ground fault relay, the grading time used is 0.2 seconds, thus resulting in correct protection coordination according to the IEEE 242. Standard For differential relay settings, the company data settings are good, with the value of Ipickup 0.34 pu ; Idiff 0.34 pu; Irestraint 1.01 pu; Slope1 39%; Slope2 98%; Breakpoint1 2 pu; and Breakpoint2 6 pu

    Pengendalian Posisi Sudut Joint Robot Manipulator 4 DPF (Degree of Freedom)

    Get PDF
    Tugas Akhir ini membahas masalah kontrol posisi pada joint robot manipulator 4 Degree of Freedom. Aktuator pada joint-joint tersebut berupa dua motor DC dan tiga motor servo. Motor servo digunakan untuk menggerakkan joint pada bagian elbow, wrist, dan end effector. Sedangkan motor DC digunakan untuk menggerakkan joint pada bagian base dan shoulder. Motor DC diberi feedback berupa sensor rotary encoder yang dapat mendeteksi perubahan sudut pada joint robot manipulator. Pada Tugas Akhir ini digunakan kontroler PID agar motor DC dapat berputar dan berhenti pada posisi sudut yang diinginkan. Untuk memudahkan user dalam memonitor serta mengontrol pergerakan joint robot manipulator, maka dibuatlah Human Machine Interface (HMI) menggunakan LabVIEW 2015. Hasil simulasi dan implementasi menunjukkan bahwa pada pengujian sensor rotary encoder didapatkan error rata-rata sebesar 0,074423% pada bagian base dan 0,005181% pada bagian shoulder. Pada pengujian joint ketika tanpa kontroler, respon perubahan sudut joint pada robot manipulator terjadi overshoot, osilasi, dan tidak pernah mencapai keadaan steady. Namun, pada pengujian ketika diberi kontroler, respon perubahan sudut joint pada robot manipulator mampu mencapai keadaan steady. ================================================================================== This final project discusses the problem of control position in joint robot manipulator 4 DOF (Degree of Freedom). Actuators in the joints are two DC motors and three servo motors. Servo motors are used to drive joints on the elbow, wrist, and end effector. While the DC motor is used to move the joint on the base and shoulder. DC motors are given feedback in the form of rotary encoder sensors that can detect angular changes in the joint robot manipulator. In this final project, a PID controller is used to allow the DC motor to rotate and stop at the desired angle position. To facilitate the user in monitoring and controlling the movement of joint robot manipulator, Human Machine Interface (HMI) was made using LabVIEW 2015. The results of simulation and implementation showed that in the rotary encoder sensor test, the average error was 0,074423% on the base and 0,005181% on the shoulder. At joint testing when no controller, the joint angular change response on the robot manipulator occurs overshoot, oscillation, and never reaches steady state. However, on testing when given a controller, the joint angular change response on the robot manipulator is able to reach steady state

    PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERAWATAN MESIN DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE

    Get PDF
    Dalam industri manufaktur, manajemen perawatan mesin merupakan salah satu aktivitas yang mempunyai peranan penting bagi sebuah perusahaan, mengingat dalam dunia industri kegiatan produksi tak lepas dari penggunaan alat-alat atau mesin-mesin sebagai pendukung opersionalnya. Mesin tersebut akan beroperasi sesuai dengan semestinya bila didukung oleh standar operasional dan perawatan yang benar. Sehingga dalam usaha meningkatkan kemampuan teknis operasional suatu perusahaan, maka perusahaan perlu menetapkan suatu kebijakan perawatan yang bertujuan menjamin agar mesin-mesin dapat beroperasi secara optimal untuk meningkatkan produktivitas dan efesiensi perusahaan.Reliability Centered Maintenance (RCM) adalah suatu metodologi dalam perencanaan perawatan yang bertujuan untuk menjaga sistem secara keseluruhan agar dapat berfungsi sesuai dengan tingkat performansi yang diinginkan. Usaha dalam mempertahankan fungsi peralatan tersebut meliputi semua kebutuhan yang diperlukan pada manajemen perawatan, dalam ruang lingkup pengoperasian peralatan. Selain itu, pada metode RCM memperhitungkan aspek kemungkinan terjadinya suatu kegagalan beserta konsekuensi yang ada bila terjadi sebuah kegagalan.Pada penelitian ini, dibuat sebuah aplikasi sistem informasi yang akan mengimplementasikan metode RCM. Aplikasi sistem infirmasi tersebut terdiri dari suatu program berbasis data (database programming) dan perhitungan reliabilitas komponen. Sistem informasi perawatan mesin ini diharapkan mampu menunjang proses perencanaan kegiatan perawatan dan menjadikannya lebih efektif, sehingga dapat meningkatkan produktivitas. Pada akhirnya fasilitas mesin dapat dipelihara dengan baik. Berdasarkan simulasi didapatkan hasil kegiatan perawatan dan rata-rata waktu kerusakan(MTTF) yang dijadikan sebagai pedoman dalam menentukan interval waktu perawatan. Sistem Informasi, Reliability, RCM

    Profile of students ocean literacy at senior high school in Mataram

    Get PDF
    Ocean literacy is knowledge about the biophysical and ecological aspects of the ocean that have relevance to the topic of biology learning. This study aims to classify the profiles on ecosystem topics of t he ocean literacy of the high school students of SMA 1 Mataram. This study uses an observational approach with a purposive sampling technique, while the data analysis used is descriptive statistical analysis. Furthermore, the samples of this study are 186 of 848 students. The classification of students’ literacy on ocean ecological aspects in SMA 1 Mataram are: the percentage of correct answers on indicator 1 is 41.55%, indicator 2 is 68.55%, and indicator 3 is 41.40%. This study concludes that high school students at the study site have not had sufficient knowledge about ocean ecology. However, some materials, such as ocean ecosystems, can be a source of learning to improve students' literacy about ocean ecologies, such as tropical structures in a coral reef, seagrass, and mangrove ecosystems. Therefore, it is necessary to innovate learning resources from ocean environments, especially schools close to the sea, such as a high school in the study site and other high schools in other place

    PENGGUNAAN SUBSTRAT YANG BERBEDA TERHADAP FEKUNDITAS, DERAJAT PENETASAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP PADA PEMIJAHAN IKAN MASKOKI (Carrasius auratus)

    Get PDF
    Komoditas perikanan yang berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia dan memiliki peluang pasar yang besar, baik di dalam maupun luar negeri salah satunya adalah komoditas ikan hias. Ikan Maskoki (Carrasius auratus) merupakan ikan hias air tawar yang banyak digemari oleh para penghobi ikan hias karena corak warnanya dan bentuk tubuh yang menarik. Ketersediaan ikan maskoki sangat ditentukan pada keberhasilan pemijahan. Cara yang dapat dilakukan untuk merangsang induk ikan Maskoki (Carrasius auratus) adalah dengan pengadaan substrat tempat meletakkan telur. Pemilihan substrat yang tepat untuk pemijahan ikan Maskoki (Carrasius auratus) masih menjadi salah satu masalah yang dihadapi oleh para pembudidaya. Untuk itu, dilakukan penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui jumlah telur, telur terbuahi (FR), telur menetas (HR), dan kelangsungan hidup (HR) Ikan Maskoki (Carrasius auratus) menggunakan substrat ijuk, eceng gondok, dan kombinasi antara ijuk dan eceng gondok. Penelitian dilaksanakan di UPTD Balai Benih Ikan (BBI) Gandus, Kota Palembang. Pengujian Kualitas air dilakukan di Laboratorium Lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ogan Komering Ilir. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 3 taraf perlakuan dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan substrat penempatan telur ikan maskoki tertinggi diperoleh pada substrat eceng gondok dengan rata rata jumlah telur yang dihasilkan sebesar 714.67 butir telur, telur yang terbuahi berjumlah 259.10 telur dengan rata rata 86.37%, jumlah telur menetas berjumlah 243.23 butir telur dengan rata rata 81.08%. dan nilai kelangsungan hidup larva Ikan Maskoki (Carrasius auratus) diperoleh nilai tertinggi  yaitu substrat eceng gondok berjumlah 208.30 larva dengan rata rata 69.43%. Kata Kunci: Kelangsungan Hidup, Eceng Gondok, Ijuk, Ikan Maskoki (Carrasius auratus

    Eksplorasi Bakteri Termofilik dari Sumber Air Panas Aik Sebau Di Kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani Kabupaten Lombok Timur

    Get PDF
    Sumber air panas adalah mata air yang dihasilkan dari kerak bumi setelah mengalami pemanasan geotermal. Sumber air panas merupakan media pertumbuhan yang cocok bagi bakteri termofilik. Bakteri termofilik merupakan kelompok bakteri yang beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang bersuhu tinggi, yaitu dengan suhu berkisar 450-650C. Habitat alami bakteri termofilik tersebar luas di seluruh permukaan bumi, diantaranya pada sumber-sumber air panas, kawah gunung berapi atau daerah vulkanik. Tujuan penelitian yaitu mengetahui adanya bakteri termofilik serta melakukan isolasi dan identifikasi karakteristik bakteri termofilik yang berasal dari sumber air panas Aik Sebau, Sembalun Lawang. Metode penelitian ini adalah eksploratif. Penelitian dilakukan dengan 3 tahap, tahap pertama menumbuhkan bakteri pada media yang sesuai, tahap kedua melakukan isolasi dan tahap ketiga melakukan identifikasi untuk mengetahui karakteristik bakteri termofilik meliputi morfologi secara mikroskopi, morfologi koloni dan sifatsifat biokimia. Hasil penelitian diperoleh 7 isolat bakteri termofilik, masuk kedalam genus Bacillus berdasarkan karakteristik fenotipik. Sehingga perlu dilakukan identifikasi secara taksonomi numerik atau taksonomi genetic untuk mengetahui kesamaan genus atau spesies bakteri

    Penerapan Hasil Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Aplikasi Youtube Terintegrasi 5M untuk Meningkatkan Kemampuan Argumentasi Ilmiah Peserta Didik Kelas X pada Materi Ajar Ekosistem di SMAN 1 Mataram

    Get PDF
    Media merupakan segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai perantara untuk menyampaikan informasi dari pemberi informasi kepada penerima informasi, kaitannya dengan kegiatan pembelajaran yakni dari pendidik kepada peserta didik. Penggunaan media belajar berupa video dalam proses pembelajaran akan membuat otak peserta didik menjadi lebih segar karena salah satu hal yang disukai peserta didik adalah menonton. Salah satu aplikasi tontonan yang cukup digemari dan menjadi salah satu sumber informasi adalah YouTube. Sehingga tujuan kegiatan pengabdian yang akan dilakukan adalah penerapan dari hasil pengembangan media pembelajaran berbasis aplikasi youtube terintegrasi 5M yang dapat meningkatkan kemampuan argumentasi ilmiah peserta didik. Kemampuan argumentasi ilmiah penting dimiliki peserta didik dalam mengambil keputusan, dimana kemampuan ini merupakan bekal yang akan sangat bermanfaat dalam perkembangan abad ke-21. Adapun terintegrasi 5M ini merupakan proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar dan mengkomunikasikan yang dimana tahapan ini terintegrasi dalam pengembangan media aplikasi youtube yang dikembangkan. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan secara daring (online) di SMAN 1 Mataram. Hasil menunjukkan bahwa adanya peningkatan kemampuan argumentasi ilmiah terhadap penerapan dari pengembangan media pembelajaran berbasis aplikasi youtube terintegrasi 5M , hal ini dibuktikan dengan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dan dari jawaban hasil post test yang menunjukkan alasan-alasan peserta didik dalam memberikan keputusan atas jawaban yang telah dipilih

    Attitude towards Zika among frontline physicians in a dengue-endemic country: A preliminary cross-sectional study in Indonesia

    Get PDF
    In dengue-endemic countries such as Indonesia, Zika may be misdiagnosed as dengue, leading to underestimates of Zika disease and less foreknowledge of pregnancy-related complications such as microcephaly. Objective: To assess the attitudes of frontline physicians in a dengue-endemic country toward testing for Zika infection among patients with dengue-like illnesses. Methods: A cross-sectional online survey was conducted among general practitioners (GPs) in Indonesia. The survey assessed their attitude and also collected sociodemographic data, characteristics of their medical education, professional background, and workplace, and exposure to Zika cases. A two-step logistic regression analysis was used to assess possible variables associated with these attitudes. Results: A total of 370 GPs were included in the final analysis of which 70.8% had good attitude. Unadjusted analyses suggested that GPs who were 30 years old or older and those who had medical experience five years or longer had lower odds of having a positive attitude compared to those who aged younger than 30 years and those who had medical experience less than five years, OR: 0.58; 95%CI: 0.37, 0.91 and OR: 0.55; 95%CI: 0.35, 0.86, respectively. No explanatory variable was associated with attitude in the fully adjusted model. Conclusion: Our findings point to younger GPs with a shorter medical experience being more likely to consider testing for Zika infection among their patients presenting with dengue-like illnesses. Strategic initiatives may be needed to enhance older or longer-experienced physicians' capacity in diagnosing Zika infection

    Willingness-to-pay for a COVID-19 vaccine and its associated determinants in Indonesia

    Get PDF
    How countries, particularly low- and middle-income economies, should pay the coronavirus disease 2019 (COVID-19) vaccine is an important and understudied issue. We undertook an online survey to measure the willingness-to-pay (WTP) for a COVID-19 vaccine and its determinants in Indonesia. The WTP was assessed using a simple dichotomous contingent valuation approach and a linear regression model was used to assess its associated determinants. There were 1,359 respondents who completed the survey. In total, 78.3% (1,065) were willing to pay for the COVID-19 vaccine with a mean and median WTP of US57.20(95 57.20 (95%CI: US 54.56, US59.85)andUS 59.85) and US 30.94 (95%CI: US30.94,US 30.94, US 30.94), respectively. Being a health-care worker, having a high income, and having high perceived risk were associated with higher WTP. These findings suggest that the WTP for a COVID-19 vaccine is relatively high in Indonesia. This WTP information can be used to construct a payment model for a COVID-19 vaccine in the country. Nevertheless, to attain higher vaccine coverage, it may be necessary to partially subsidize the vaccine for those who are less wealthy and to design health promotion materials to increase the perceived risk for COVID-19 in the country

    Perceived risk of infection and death from COVID-19 among community members of low- and middle-income countries: A cross-sectional study [version 1; peer review: awaiting peer review]

    Get PDF
    Background: Risk perceptions of coronavirus disease 2019 (COVID-19) are considered important as they impact community health behaviors. The aim of this study was to determine the perceived risk of infection and death due to COVID-19 and to assess the factors associated with such risk perceptions among community members in low- and middle-income countries (LMICs) in Africa, Asia, and South America. Methods: An online cross-sectional study was conducted in 10 LMICs in Africa, Asia, and South America from February to May 2021. A questionnaire was utilized to assess the perceived risk of infection and death from COVID-19 and its plausible determinants. A logistic regression model was used to identify the factors associated with such risk perceptions. Results: A total of 1,646 responses were included in the analysis of the perceived risk of becoming infected and dying from COVID-19. Our data suggested that 36.4% of participants had a high perceived risk of COVID-19 infection, while only 22.4% had a perceived risk of dying from COVID-19. Being a woman, working in healthcare-related sectors, contracting pulmonary disease, knowing people in the immediate social environment who are or have been infected with COVID-19, as well as seeing or reading about individuals infected with COVID-19 on social media or TV were all associated with a higher perceived risk of becoming infected with COVID-19. In addition, being a woman, elderly, having heart disease and pulmonary disease, knowing people in the immediate social environment who are or have been infected with COVID-19, and seeing or reading about individuals infected with COVID-19 on social media or TV had a higher perceived risk of dying from COVID-19. Conclusions: The perceived risk of infection and death due to COVID-19 are relatively low among respondents; this suggests the need to conduct health campaigns to disseminate knowledge and information on the ongoing pandemic
    corecore