81 research outputs found

    STUDI TRAVEL TIME USE PADA KERETA API KOMUTER RUTE PADANG-PARIAMAN.

    Get PDF
    Studi pemanfaatan waktu perjalanan cukup populer saat ini sebagai akibat dari kemajuan teknologi informasi yang memungkinkan orang untuk bekerja selama dalam perjalanan. Penelitian konvensional menganggap bahwa waktu perjalanan tidak bernilai sehingga appresiasi diberikan kepada suatu proyek yang dapat menghemat waktu perjalanan tersebut. Bantahan terhadap teori tersebut mengemuka sehubungan dengan banyaknya fakta yang menunjukkan bahwa waktu perjalanan dimanfaatkan oleh pelaku perjalanan untuk melakukan aktifitas produktif dan menyenangkan. Penelitian ini merupakan update dari makalah kami sebelumnya (Yosritzal et al., 2014) dengan menambahkan hasil survey kuisioner penggunaan waktu perjalanan oleh pelaku perjalanan dengan kereta api komuter antara Padang dan Pariaman

    IMPROVING PASSENGERS SATISFACTION OF “TRAVEL” CORRIDOR PADANG-PESISIR SELATAN USING IMPORTANCE - SATISFACTION ANALYSIS (ISA)

    Get PDF
    This study was motivated by the case of the disappearance of legal bus services due to their loss in competition with a kind of car services called “Travel” for the corridor of Padang - Pesisir Selatan, West Sumatera, Indonesia. Travel might not legal public transport services, and therefore, in this study is also called un-official public transportation. This study aims to determine the driving attributes for passenger’s satisfaction of un-official public transportation services and to figure out the service attributes that need to be improved according to passengers’ perceptions. Data was collected using random sampling with a total sample of 160 respondents and was analyzed using the Importance Satisfaction Analysis (ISA) method. Quadrant analysis of ISA revealed that the availability of music and air conditioner on-board is not so essential but resulting a higher satisfaction to passengers. Passengers are calling for an improvement of the services by consistently implementing the law against a driver who uses a mobile phone while driving or driving inconsiderately, and improving the courtesy and friendliness of the driver

    he analysis of supply chain risk logistics in implementation of West Sumatera - Riau toll road development

    Get PDF
    The aim of this research is to develop a risk mitigation strategy in supply chain process of West Sumatra-Riau toll road pavement material. Data for this study was obtained through brainstorming techniques, questionnaires, field surveys and literature review. The data was analyzed using House of Risk (HOR) method. There were 18 items of risk event’s and 21 items of risk agent’s identified from the HOR phase 1, whereas risk agent handling priority data and risk mitigation actions are 19 items by using HOR phase 2. The results show that there are 2 (two) risk agents ranked 1 and 2 for the most critical, namely A1 (poor supplier performance) with ARP of 860 and A2 (Low of Contractor Capability) with ARP of 507, which can cause ± 80% of risk events where the remaining 20% is caused by other agents. There are 2 (two) mitigation actions were obtained from HOR phase 2, namely PA1 (appropriate supplier selection method) and PA4 (appropriate contractor selection method) which can prevent the emergence of ± 80% of these risk agents and ± 20% is overcome by 17 other mitigation actions

    Analisis Fenomena Force Gap dan Gap Acceptanced Pada Arus Lalu Lintas Oleh Penggendara Sepeda Motor

    Get PDF
    Perkembangan moda transportasi dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan yang cukup pesat. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor yang tidak diikuti dengan penambahan jumlah ruas jalan menimbulkan adanya persaingan diantara sesama pelaku transportasi. Sepeda motor merupakan kendaraan yang paling banyak digunakan pelaku transportasi dalam melakukan perjalanan karena memiliki banyak kemudahan. Forced gap (pergerakan yang dipaksakan) sering terjadi didaerah simpang yang umumnya dilakukan oleh kendaran yang melakukan perubahan arah perjalanan terutama penggendara sepeda motor. Beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mempelajari fenomena Force Gap dalam hubungannya dengan Gap Acceptanced dan mempelajari gambaran tentang perilaku pengendara sepeda motor yang akan memasuki arus utama (mayor) lalu lintas. Perilaku pengendara diamati langsung menggunakan record video selama 15 menit didapatkan waktu masing-masing kendaraan untuk saling betemu (di titik konflik). Fenomena Forced gap sering terjadi di daerah simpang yang dilakukan oleh pengendara sepeda motor. Kendaraan dari arah lalu lintas mayor lebih dulu menurunkan kecepatannya, sehingga waktu yang dibutuhkan sepeda motor yang akan bergabung dengan arus utama lebih kecil dibandingkan dengan kendaraan pada arus utama (mayor) untuk sampai di titik konflik simpang. Pengendara sepeda motor dari arus lalu lintas minor lebih banyak memaksakan untuk mendapatkan celah pada arus lalu lintas mayor, sehingga pengendara sepeda motor pada arus minor yang akan bergabung lebih banyak menerima celah (gap acceptanced) untuk bergabung (merging)

    Pengetahuan Pengemudi Sepeda Motor Usia Sekolah terhadap Peraturan Lalu Lintas.

    Get PDF
    Tingginya angka pertumbuhan penduduk di Kota padang menjadikan Kota Padang pemilik kendaraan bermotor khususnya sepeda motor paling tinggi di Sumatra Barat. Dengan tingginya kepemilikan sepeda motor menyebabkan berbagai permasalahan lalu lintas seperti pelanggaran lalu lintas dan kecelakaan lalu lintas. Ditambah lagi banyaknya pengemudi usia sekolah yang diperbolehkan membawa sepeda motor ke sekolah. Hal ini menambah deretan permasalahan lalu lintas karena mereka yang masih dibawah umur belum memiliki pengetahuan cukup mengenai peraturan lalu lintas. Maka dari itu dilakukan penelitian mengenai pengetahuan pengemudi sepeda motor usia sekolah terhadap peraturan lalu lintas. Adapun tujuan dari penelitian ini yang pertama adalah untuk mengetahui pengetahuan pengemudi usia sekolah terhadap rambu-rambu lalu lintas, berdasarkan data yang diperoleh maka didapatkan persentase rata-rata sebesar 42% berdasarkan kriteria derajat pencapaian maka tingkat pengetahuan pengemudi usia sekolah terhadap rambu-rambu lalu lintas tergolong pada tingkat Tidak Baik. Tujuan yang kedua yaitu pengetahuan pengemudi usia sekolah terhadap peraturan lalu lintas, berdasarkan data yang diperoleh maka didapatkan derajat pencapaiannya sebesar 77.73%. Berdasarkan kriteria derajat pencapaian maka tingkat pengetahuan tergolong pada tingkat Cukup Baik. Tujuan yang terakhir yaitu mengenai safety riding, berdasarkan data yang diperoleh maka didapatkan derajat pencapaian sebesar 55.84%. Berdasarkan kriteria derajat pencapaian maka pengetahuan mengenai safety riding tergolong Tidak Baik

    STUDI TRAVEL TIME USE PADA KERETA API KOMUTER RUTE PADANG-PARIAMAN

    Get PDF
    Studi pemanfaatan waktu perjalanan cukup populer saat ini sebagai akibat dari kemajuan teknologi informasi yang memungkinkan orang untuk bekerja selama dalam perjalanan. Penelitian konvensional menganggap bahwa waktu perjalanan tidak bernilai sehingga appresiasi diberikan kepada suatu proyek yang dapat menghemat waktu perjalanan tersebut. Bantahan terhadap teori tersebut mengemuka sehubungan dengan banyaknya fakta yang menunjukkan bahwa waktu perjalanan dimanfaatkan oleh pelaku perjalanan untuk melakukan aktifitas produktif dan menyenangkan. Penelitian ini merupakan update dari makalah kami sebelumnya (Yosritzal et al., 2014) dengan menambahkan hasil survey kuisioner penggunaan waktu perjalanan oleh pelaku perjalanan dengan kereta api komuter antara Padang dan Pariaman

    Pengetahuan Pengemudi Sepeda Motor Usia Sekolah terhadap Peraturan Lalu Lintas

    Get PDF
    Tingginya angka pertumbuhan penduduk di Kota padang menjadikan Kota Padang pemilik kendaraan bermotor khususnya sepeda motor paling tinggi di Sumatra Barat. Dengan tingginya kepemilikan sepeda motor menyebabkan berbagai permasalahan lalu lintas seperti pelanggaran lalu lintas dan kecelakaan lalu lintas. Ditambah lagi banyaknya pengemudi usia sekolah yang diperbolehkan membawa sepeda motor ke sekolah. Hal ini menambah deretan permasalahan lalu lintas karena mereka yang masih dibawah umur belum memiliki pengetahuan cukup mengenai peraturan lalu lintas. Maka dari itu dilakukan penelitian mengenai pengetahuan pengemudi sepeda motor usia sekolah terhadap peraturan lalu lintas. Adapun tujuan dari penelitian ini yang pertama adalah untuk mengetahui pengetahuan pengemudi usia sekolah terhadap rambu-rambu lalu lintas, berdasarkan data yang diperoleh maka didapatkan persentase rata-rata sebesar 42% berdasarkan kriteria derajat pencapaian maka tingkat pengetahuan pengemudi usia sekolah terhadap rambu-rambu lalu lintas tergolong pada tingkat Tidak Baik. Tujuan yang kedua yaitu pengetahuan pengemudi usia sekolah terhadap peraturan lalu lintas, berdasarkan data yang diperoleh maka didapatkan derajat pencapaiannya sebesar 77.73%. Berdasarkan kriteria derajat pencapaian maka tingkat pengetahuan tergolong pada tingkat Cukup Baik. Tujuan yang terakhir yaitu mengenai safety riding, berdasarkan data yang diperoleh maka didapatkan derajat pencapaian sebesar 55.84%. Berdasarkan kriteria derajat pencapaian maka pengetahuan mengenai safety riding tergolong Tidak Baik

    An investigation into the role of technology in influencing the perception and value of travel time by rail

    Get PDF
    PhD ThesisThe widespread ownership of Information and Communication Technology (ICT) devices and available access to power on trains has increased the potential of using travel time productively and thus, it is believed to influence the perceived travel time. In the 1980’s train travellers on commuter trains were found to perceive travel time 8% higher than the actual travel time (Wilson, 1983), however, by 2007, travel time was considered to pass more quickly (Lyons et al., 2007). The perception of travel time was believed to influence a passenger’s attitude and behaviour, which in turn leads to a change in the value of time. Therefore, the aims of this research, firstly are to investigate how technology influences the perception of journey time and secondly to explore further the relationship between the perception and the value of travel time. In this way, whether or not technology influences the value of time will be established - an understanding of which potentially can influence decision-making regarding investment, operation and other policy interventions. The data for this research was collected by interviewing passengers on-board of trains during their journey between Newcastle and London. The questions examined what passengers did and whether the use of ICT and entertainment media (represented by electronic devices) during their journey influenced their perception of travel time depending on the demographics of the different groups of passengers. Discrete choice analysis was conducted to model the trade-off between travel time and cost, and to estimate the value of time (VOT) of the travellers. Based on the activity during the trip (electronic based (EB), non-electronic based (NEB), or personal engagement (PE)) it was found that those who engaged in the electronic based (EB) activities tend to perceive travel time as 10% higher than it actually is. The perceived travel time of the EB was the highest among the traveller groups. It was argued that rather than considering travel time as lost time, those engaged in the EB activities and who use travel time productively, assess the elapsed travel time based on what they have achieved or produced during their journey. The perceived travel time was high when the productivity was high. However, the study also found that the reliability of train services was the most important factor for travellers in choosing a train, and therefore, EB passengers did not accept any delay or increment of travel time and cost, even though they had the opportunity to use travel time more productively. Furthermore, the study found that those who engaged in EB activities have the highest VOT compared with other groups of travellers. However, some inconsistencies in the results emerged from the two-step cluster analysis, which revealed four passenger groups. The perception and VOT were shown to be driven by age, gender and the purpose of the trip. It was mainly students and elderly people clusters who perceived travel time as being equal to the actual time and who had the lowest VOT. It was mainly the females on business group emerged as having the lowest perception of time and second highest VOT, whilst the mainly males cluster had the highest VOT and the second highest perception. The contribution of this study to knowledge has been to create statistically sound evidence of how the use of travel time influences perception based on face-to-face interviews whilst travelling. As far as the author aware, this methodological approach in this study has not been applied in previous research. The findings of this research have challenged the previous hypothesis that the use of technology decreases the perceived travel time and in turn leads to reduction in the VOT.Directorate General of Higher Education, Ministry of Education and Culture, Government of Republic of Indonesi

    The Performance of the Accessibility to BRT Stop: A Case Study on Transpadang Metro Bus

    Get PDF
    In this study were conducted the assessment of the accessibility performance to mass transit facilities before and after BRT (Trans Padang Metro Bus) operated. This study focuses on the accessibility of the bus transit stops in an urban area, a case study in Padang City, West of Sumatra, Indonesia. A total of 600 questionnaires were analyzed, multivariate analysesis were used. Regarding the performance, parameters which were observed namely; ‘the access distance’, ‘the protection from the weather’, ‘the time delays’, ‘the convenient to access the bus stops facility’, ‘the protection from traffic accidents’, ‘the road pavement condition’, ‘the facilities for the disability’ and ‘the safety from crimes’. As the result, the performance of ‘protection from the weather’, ‘the protection from other traffic’, ‘the facilities for the disability’, ‘the safety from crimes’ increased. While, the performance of ‘the access distance’, ‘the time delays’, ‘the convenient to access the bus stops facility’, ‘the road pavement condition’ decreased

    Analisis Biaya Tambahan pada Pengguna Jalan Akibat Pelaksanaan Proyek Rigid Pavement

    Get PDF
    Jalan raya merupakan prasarana transportasi darat yang memegang peranan penting dalam sektor perhubungan terutama untuk kesinambungan distribusi orang, barang dan jasa. Dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang begitu pesat, pembangunan jalan yang sudah ada perlu ditingkatkan. Peningkatan ruas jalan Sei Dareh - Junction (Koto Baru) ini perlu dilakukan rekonstruksi jalan. Karena melihat kondisi perkerasan lama yang rusak dan tidak layak digunakan khususnya oleh kendaraan bermuatan berat. Namun ada polemik dalam pembangunan jalan ini seperti terjadinya kemacetan panjang akibat aktivitas pembangunan dan menurunnya tingkat kenyamanan pengguna jalan dalam melewati ruas jalan tersebut.Untuk itu perlu dilakukan kajian terhadap biaya tambahan yang ditanggung oleh pengguna jalan akibat aktivitas proyek tersebut. Analisis volume lalu lintas dilakukan sesuai dengan MKJI 1997 dan biaya operasional kendaraan mengacu kepada Pedoman konstruksi dan bangunan Pd T - 15 - 2005 - B Departemen Pekerjaan Umum. Metoda ini melakukan perhitungan dengan metoda VOCM-HDM III (vehicle operated cost model - highway design management). Analisa biaya kemacetan dibuat berdasarkan biaya operasional kendaraan,arus lalu lintas, kecepatan kendaraan,nilai waktu yang dihitung sesuai dengan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kabupaten Dharmasraya dan nilai waktu antrian.pada lokasi antrian akibat pelaksanaa jalan rigid pavement dari sta 184 + 320 - sta 188 + 500 biaya tambahan yang di tanggung oleh pengguna jalan untuk kategori kendaraan ringan sebesar Rp 180.977/jam. sedangkan untuk kendaraan berat sebesar Rp 259.262/jam. Pada sta 188 + 500 - sta 184 + 320 biaya tambahan yang di tanggung oleh pengguna jalan untuk kategori kendaraan ringan sebesar Rp 171.427/jam. Sedangkan untuk kendaraan berat sebesar Rp 131.930/jam
    • 

    corecore