204 research outputs found

    Ark’a Modulam Tipe Alt. 3 Pola A – 2.1 Alternatif Konstrusksi Fondasi Rumah Amfibi Guna Mendukung Permukiman Anti Banjir Di Kalimantan

    Get PDF
    Tulisan ini bertujuan memperkenalkan fondasi anti banjir bernama Ark’a Modulam, terutama Tipe Alt.3 Pola Konstruski A – 2.1. Pola konstrusi ini merupakan hasil penelitian tahun pertama dari 3 (tiga) tahun penelitian yang direncanakan (2017 s/d 2019). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya banjir yang semakin melanda rumah-rumah bertiang tinggi yang ada di dataran banjir (floodplain), terutama di Kalimantan, sehingga perlu dikembangkan alternatif baru tentang konstruksi fondasi agar rumah-rumah tersebut tak kebanjiran. Untuk merumuskan alternatif baru tersebut, metode yang digunakan adalah metode perancangan rekayasa. Temuan hasil perancangan rekayasa kemudian di uji coba di suatu dataran banjir di Palangka Raya, dan diketahui : 1). Konstruksi apung mulai terangkat saat air mencapai tinggi 115 cm, 2). Tinggi drum plastik yang tenggelam saat konstruksi apung mengapung adalah : 12 cm dan 3). Konstruski Apung kembali ke posisi semula pada konstruksi landasan saat air kembali surut. Berdasarkan hasil uji coba tersebut, selanjutnya didiskripsikan pembahasan guna mendukung permukiman anti banjir. Diharapkan tulisan dapat bermanfaat dalam mengembangkan rumah anti banjir, terutama dalam permukiman dataran banjir di perkotaan-perkotaan Kalimantan

    Buoyancy and Stability Analysis of Ark’a Modulam Amphibious Foundation Model

    Get PDF
    To solve problems of settlement in floodplain areas, research on anti-flood foundation model is crucial. The anti-flood foundation model should be able to float during flood and to remain on land during non-flood conditions. This research focused on an amphibious foundation model named Ark’a Modulam. The reliability of Ark’a Modulam floating construction was analyzed for buoyancy and stability against vertical and horizontal loads. Two floating constructions were designed based on knock down and rigid systems. Both systems were designed using iron pipes with 2.5” and 4" of diameter. No significant differences were found in the buoyancy forces of the 2 floating construction systems. The load that can be supported by 1 floating construction was a maximum of 0.954 ton and stable at a floating depth limit of 43.2 cm. The stability of the floating construction should include the effect of vertical drive piles. The vertical and horizontal loads acting on the construction positioned inside Kahayan River during an extreme flood was also analyzed. During an extreme flood with 100 years of return period, the construction of one vertical drive piles should able to support vertical forces equal to or larger than 7.50 ton

    Analisis Total Kadar Asam Laktat Hasil Fermentasi Pare (Momordica charantia) Secara Spontan dengan Konsentrasi Garam Berbeda

    Get PDF
    Bitter melon (Momordica charantia) is a traditional medicinal plant with great potential for treating diabetes due to its ability to lower blood sugar level. The bitter taste of this plant is attributed to its high nutrient and antioxidants content. Meanwhile, one of the ways to reduce the bitterness and improve its taste is through a spontaneous fermentation process with the right salt concentration.  Therefore, this study aims to analyze the effect of different salt concentrations on the total lactic acid content of spontaneous bitter melon fermentation. This study was conducted using a completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 3 replications. The treatments used included salt of different concentrations, namely: 3, 6, 9, and 12%. The bitter melon was fermented for 7 days and the parameter measured was the total lactic acid content through titration process. Furthermore, data were analyzed by ANOVA with 5% significance and the Duncan test was also carried out. The results showed different salt concentrations had a significant effect on lactic acid contents (P <0.05), with the highest being 0.4413% produced by 3% salt concentration treatment. These results are expected to contribute to the development of bitter melon utilization, as well as provide solutions, therefore, it becomes more effective and efficient food processing.  Key words: bitter melon; fermentation; lactic acid; salt; spontaneous

    PENGGUNAAN POLA SISTEM HANDIL SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN BENTUK PERDESAAN MENUJU PERKOTAAN DI BAGIAN HILIR KALIMANTAN

    Get PDF
    PENGGUNAAN POLA SISTEM HANDIL SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN BENTUKPERDESAAN MENUJU PERKOTAAN DI BAGIAN HILIR KALIMANTA

    Isolasi Bakteri Endofit Tanaman Pepaya (Carica Papaya L.) Dan Uji Aktivitas Enzim Amilase

    Get PDF
    ABSTRACTEndophytic bacteria are beneficial microorganisms that interact with plants without causing disturbance or damage to them. Research shows that certain endophytic bacterial isolates can produce secondary metabolites that have health effects, especially endophytic bacteria isolated from the Papaya plant (Carica Papaya. L). Amylolytic bacteria is one of the bacteria that has the potential to produce amylase enzymes which play an important role in industry. Endophytic bacteria were isolated using Nutrient Agar media 1% starch (soluble starch) and amylolytic index measurements were carried out using Lugol's reagent. Isolation of endophytic bacteria was carried out by streak method on Nutrient Agar media. The cultures were incubated at 37ÂşC for 48 hours. The morphological characteristics of the growing colonies were observed and Gram stained was carried out. Amylase activity was measured using the Dinitrosalisilic acid (DNS) method. The results of this study found 19 isolates of endophytic bacteria were isolated. There were 5 isolates that had the highest clear zone, namely isolates AE4, BE2, DE6, TD2, and TD5. The highest amylase enzyme activity of 0.225 U / mL was produced in TD5 isolates.Keyword : Isolation, Endophytic Bacteria, Enzyme Amylase, Papaya Plant

    Pengaruh Pepton dan Waktu Inkubasi terhadap Produksi Inulinase oleh Pichia alni DUCC-W4 Berbahan Dasar Tepung Umbi Dahlia (Dahlia variabilis Willd.)

    Get PDF
    Sumber pemanis alami alternatif yang aman bagi kesehatan dapat diproduksi dari inulin dalam umbi dahlia (Dahlia variabilis Willd.) dan dapat dihidrolisis dengan inulinase dari Pichia alni DUCC-W4. Peningkatan produksi inulinase dapat dilakukan dengan menambahkan sumber nitrogen organik berupa pepton ke dalam medium. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas inulinase tertinggi sebesar 1,237 IU/mL (P2T3), aktivitas invertase tertinggi sebesar 1,568 IU/mL (P2T3) dan aktivitas katalitik inulinase sebesar 0,824 IU/mL (P2T2) diperoleh melalui rasio S/I dengan membandingkan aktivitas invertase (S) dan aktivitas inulinase (I). Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan pepton dengan berbagai konsentrasi (0%; 0,5% dan 1%) dan lama waktu inkubasi (12 jam, 18 jam dan 24 jam) tidak meningkatkan produksi inulinase Pichia alni DUCC-W4

    Fusi Protoplas Interspesifik Khamir Inulinolitik Termostabil Kluveromyces Marxianus Dan Torulospora pretoriensis Isolat Lokal Serta Aplikasinya Pada Produksi High Fructose Syrup (HFS)

    Get PDF
    Produksi HFS merupakan salah satu industri minuman di Indonesia yang sampai saat ini belum berkembang. Untuk pembuatannya membutuhkan ensim inulinase. Ensim ini mampu diproduksi oleh khamir Torulospora pretoriensis yang merupakan khamir alami, namun aktivitasnya sangat rendah. Sehingga perlu difusikan Kluveromyces marxianus. Dengan harapan nantinya akan menghasilkan HFS yang lebih hiegiene dan mampu menghasilkan gula sintetis yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan fusan baru yang unggul dan kompetitif melalui tehnik fusi protoplast, sehingga fusan baru tersebut mampu menghasilkan ensim inulinase dalam jumlah yang tinggi serta dapat diaplikasikan pada proses pembuatan HFS. Hasil penelitian menunjukkan tehnik fusi protoplas telah dapat menghasilkan fusan baru (fusan 3) yang mampu menghasilkan ensim lebih tinggi (0,1298 IU/ml) dibanding induk Torulospora pretoriensis (0,1045 IU/ml). Pada konsentrasi substrat 2,2 % produksi HFS dihasilkan aktivitas ensim 2,806 IU, gula reduksi 10,111 mg/ml, nilai DE 18,71%, (DP =5,34 ), kadar fruktosa 0,1724 mg/ml dan uji organoleptik, untuk rasa dan warna (netral, agak suka), untuk bau (suka-sangat suka)

    PARADIGMA EKOLOGIS DALAM DONGENG MASYARAKAT INDIAN AMERIKA: KAJIAN EKOKRITIK

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan mempelajari cerita rakyat Indian Amerika dengan perspektif ekokritisme. Metode penelitian pustaka menggunakan 11 cerita rakyat sebagai sumber data primer. Pilihan cerita rakyat ini didasarkan pada asal geografis mereka sehingga dapat mewakili berbagai wilayah suku asli Amerika. Semua cerita rakyat tersebut sudah dalam bentuk naratif dan sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Sumber untuk cerita rakyat adalah Native American Folktales, diedit oleh Thomas A.Green (2009), dan Native American Fairytales, Folktales, and Fables (2017). Penelitian ini menetapkan dua tujuan, yaitu: (1) mengamati hubungan dan interaksi antara manusia dengan lingkungan alam yang disajikan dalam cerita rakyat, dan (2) mengungkap paradigma ekologis yang mendasari relasi dan interaksinya. Terlihat bahwa interaksi antara manusia dan lingkungan alamnya didasarkan pada saling pengertian, rasa hormat, dan kesetaraan. Suku asli Amerika percaya bahwa manusia datang ke dunia ini, dan bertahan hingga sekarang, hanya karena bantuan makhluk lain di alam. Manusia itu rapuh dan lemah dibandingkan makhluk lain. Paradigma ekologi yang mendasari keharmonisan hubungan antara manusia dan alam adalah sebagai berikut: (1) keberadaan lingkungan alam mendahului keberadaan manusia maka manusia harus bersyukur kepada pendahulunya; (2) semua makhluk di lingkungan alam memiliki jiwa, sama seperti manusia, sehingga mereka setara; (3) keberlanjutan manusia sangat bergantung pada keutuhan lingkungan alam. Artinya untuk menopang kehidupan manusia, manusia harus menjaga kesehatan alam.This research aims at studying American Indian folktales using the perspectives of ecocriticism. The library research method is applied, using 11 folktales as the sources for the primary data. The choice of these folktales is based on their geographical origins so that they could represent various areas of Native American tribes. All of the folktales are already in the form of narrative and have already been translated into English. Sources for the folktales are Native American Folktales, edited by Thomas A. Green (2009), and Native American Fairytales, Folktales, and Fables (2017). This research sets up two objectives, namely: (1) to observe the relation and interaction between human beings and their natural environment presented in the folktales, and (2) to reveal the ecological paradigms underlying their relation and interaction. It is observed in all of the folktales that the interactions between human beings and their natural environment are grounded on mutual understanding, respect, and equality. Native American tribes believe that humans beings came into this world, and survive up to now, only because of the help from other creatures in nature. Human beings are frail and weak compared to other beings. The ecological paradigms underlying the harmonious relationship between human beings and nature are as follows: (1) the existence of natural environment precedes the existence of human beings, and consequently, humans being should be thankful to their predecessors; (2) all creatures in the natural environment have souls, just like human beings, and thus they are equal; (3) the sustainability of human beings greatly depends on the wholesomeness of natural environment. This means that to sustain human beings’ life, human beings must preserve the health of nature.

    THE POTENTIAL OF POTATO CULTIVATION (Solanum tuberosum L.) WITH THE APPLICATION OF PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA (PGPR) AND TRICHO POWDER COMMERCIAL ON MEDIUM LAND

    Get PDF
    Permintaan pasar terkait kentang sangat tinggi mengakibatkan lahan budidaya semakin meningkat. Hal ini beresiko bagi keseimbangan lingkungan karena dapat menyebabkan bencana alam.&nbsp;Oleh karena itu, diperlukan inovasi budidaya kentang di lahan medium. Lahan medium merupakan daerah dengan elevasi (ketinggian) 300-700 mdpl. Budidaya di lahan medium akan menyebabkan hasil yang diperoleh tidak dapat maksimal jika dibandingkan dengan hasil budidaya kentang di dataran tinggi serta tanaman akan rentan penyakit. Peran mikroorganisme yang terkandung dalam PGPR dan&nbsp;Tricho Powder diperlukan untuk memperoleh hasil yang maksimum serta membantu menekan intensitas penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi PGPR komersial dalam meningkatkan hasil panen budidaya kentang, mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi Tricho Powder dalam menekan intensitas serangan penyakit, dan mengetahui salah satu jenis kandungan dalam&nbsp;PGPR. Penelitian ini dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL yang terdiri dari 6 perlakuan dengan 4 ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini meliputi P0 (Kebiasaan Petani), P1 (PGPR 20mL), P2 (PGPR 40 mL), P3 (Tricho Powder&nbsp;80gram/10Liter), P4 (Tricho Powder&nbsp;150gram/10L), dan P5 (PGPR 20mL+Tricho Powder&nbsp;80gr/10L). Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan ANOVA&nbsp;apabila terdapat signifikasi kemudian dilanjutkan dengan uji lanjutan yang ditentukan berdasarkan nilai KK (Koefisien Keragaman) yang di peroleh.&nbsp;Hasil penelitian menunjukkan bahwa,perbedaan konsentrasi PGPR komersial memberikan pengaruh positif terhadap hasil panen kentang dengan perlakuan kombinasi PGPR 20mL/10L+Tricho Powder&nbsp;80 gr/10L (P5) merupakan perlakuan terbaik menghasilkan&nbsp;rerata tertinggi pada setiap parameter. Selain itu pada perlakuan yang sama, intensitas penyakit berhasil ditekan sebesar&nbsp;37.55%&nbsp;dibandingkan dengan perlakuan kontrol. Berdasarkan kemampuanya dalam menghasilkan IAA (Indol Acetic Acid) dari 5 isolat yang diperoleh hanya 1 isolat (IS 5) yang menunjukkan hasil positif dan dilanjutkan ke uji molekuler.Genus Bacillus teridentifikasi&nbsp;sebagai salah satu jenis kandungan dalam PGPR dan memiliki kekerabatan terdekat dengan spesies Bacillus velezensis.The market demand for potatoes is very high, and their cultivation can affect the environmental balance, so innovation in potato yield is needed. Medium land is an area with an elevation of 300-700mdpl. Crop yields in medium land are not optimal and more susceptible to disease than highlands. The role of microorganisms in PGPR and Tricho Powder can maximize crop yields and help reduce disease intensity. This study aims to determine the effect of different concentrations of commercial PGPR in increasing the yield of potato cultivation, the effect of different concentrations of Tricho Powder in suppressing the intensity of disease attacks, and find out one species in PGPR. This research was conducted with RAL (6 treatments with 4 replications). The treatments included P0 (Farmers’ Habits), P1 (PGPR 20mL), P2 (PGPR 40 mL), P3 (Tricho Powder 80gram/10Liter), P4 (Tricho Powder 150gram/10L), and P5 (PGPR 20mL+Tricho Powder) 80gr/10L). The data was then analyzed by ANOVA. If there is significance, a follow-up test is carried out, which is determined based on the KK value. The results showed that differences in PGPR concentrations positively affected potato yields with the combination treatment of PGPR 20mL/10L+Tricho Powder 80 gr/10L (P5), which was the best treatment producing the highest mean in each parameter. In the same treatment, disease intensity was reduced by 37.55% compared to the control treatment. Based on its ability to produce IAA from 5 isolates, only 1 isolate (IS 5) showed positive results and was continued to molecular tests
    • …
    corecore