86 research outputs found

    Maritime Content in Indonesian History Education: The Development and Alternative Solution

    Get PDF
    For a long time ago, Indonesia was identified as maritime country. The collective memory remembered from several islands in Indonesia shows that Indonesia is a large maritime space. The original name of the country was Nusantara, (called archipelago in English). From historical data in some location, there are some evidences about the glorious of the maritime kingdom in the continent. However, maritime perspective is not to be ‘important issue” in the mind of Indonesian people nowadays. History education makes an important rule at the moment. Indonesian independence needs history education based on political perspective, especially to enhance nationalism. The orientation is continued until the New Order, and it is especially focused on the rule of Indonesia military. Reformation since 1998 should make democratization in Indonesian history teaching, but the reality, the tradition of writer in history education, was still stagnant. The content of maritime history in Indonesian History Education still become a big problem. This paper aims to analyze the development of the maritime content in Indonesian History education at school and to give the new alternative in teaching history based on maritime content. The alternative curriculum based on local competitiveness in maritime history related with regional and global region, is the best solution for it

    Multikulturalisme dalam perspektif sejarah sosial

    Get PDF
    Sejak Indonesia merdeka para pendiri bangsa ini telah dengan cerdas memikirkan antara realita dengan harapannya. Realitasnya Bangsa Indonesia bukanlah bangsa yang tunggal, tetapi bangsa yang majemuk terdiri dari berbagai suku bangsa, agama dan kepercayaan, bahasa, dan paham politik politik yang dianut. Dalam sebuah kebinekaan itu maka diharapkan akan terjadinya persatuan untuk mencapai bangsa yang kuat dan mampu menyejahterakan rakyatnya. Jejak sejarah pemikiran ini tercermin dalam pita yang dicengkeram oleh Lambang Negara Indonesia Burung Garuda. Konsep Bhineka Tunggal Ika berjalan tidak selalu sepadan. Bhineka memang sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka dan berlangsung hingga kini. Sementara konsep “Ika” merupakan sebuah harapan yang masih harus diperjuangkan. Sejak Indonesia merdeda hanya sebagian kecil elemen Bangsa Indonesia yang telah berpikir Keikaan Indonesia, terutama para tokoh pergerakan nasional dan pejuang kemerdekaan. Sehubungan dengan hal itu dalam sejarah Indonesia ada usaha-usaha menyebarluaskan KeIndonesiaan sebagai bangsa yang satu melalui berbagai cara. Pada masa Pemerintahan Sukarno hingga Suharto di sekolah-sekolah secara khusus diajarkan tentang pentingnya makna “Bhineka Tunggal Ika” ini. Sosialisasi pemikiran tersebut menjadi tugas mata pelajaran sejarah dan Pendidikan Kewarganegaraan. Akibat proses sosialisasi ini pemikiran tentang kebangsaan Indonesia diperkirakan makin bertambah orang di bumi Nusantara yang memahami dan meresapi diri sebagai Bangsa Indonsia

    Demokrasi, dulu, kini, dan esok

    Get PDF
    Sejak Kemerdekaan Indonesia, Bangsa Indonesia telah melakukan ujicoba demokrasi. Ujicoba demokrasi dapat terjadi karena banyak faktor, salah satu faktor terpenting adalah pemahaman para elite tentang konsepsi demokrasi. Ada yang beranggapan bahwa demokrasi harus dijalankan menurut model parlementer, ada yang berpandangan menurut model presidensiil. konsepsi itu saling tarik-menarik yang hingga kini masih mencari bentuknya. Pemahaman demokrasi dan praktek demokrasi juga diwarnai tarik-menarik antara budaya kepemimpinan lokal dengan budaya kepemimpinan trans nasional. Budaya-budaya lokal yang telah memiliki akar kepemimpinan dan tata pemerintahan turut menentukan cara pandang pemimpin untuk aplikasi demokrasi. Demikian pula pengetahuan-pengetahuan demokrasi antar negara yang dimiliki oleh sejumlah pemimpin juga turut menentukan implementasi demokrasi di Indonesia. Itulah sebabnya ada istilah demokasi parlementer yang liberal, demokrasi terpimpin yang katanya ala Indonesia, dan demokrasi Pancasila ala Orba yang katanya sesuai roh Pancasila dan UUD 1945

    Perancangan Website Pemesanan Ten Rooms Resort Bintan Menggunakan Metode Waterfall

    Get PDF
    Ten Rooms Resort Bintan merupakan salah satu tempat wisata dan penginapan yang terdapat pada Pulau Bintan, Kepulauan Riau. Resort tersebut hingga kini masih belum memiliki sebuah website yang menyediakan fitur pemesanan serta informasi-informasi yang lebih detil terkait resort seperti jenis-jenis kamar dan fasilitas yang tersedia hingga kontak pihak resort yang dapat dihubungi. Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah yang dimiliki oleh Ten Rooms Resort Bintan dengan menyediakan sebuah website yang dirancang menggunakan metode Software Development Lifecycle (SDLC) yaitu metode waterfall. Metode waterfall ini terdiri dari lima fase yaitu fase requirements, design, implementation, integration & testing, operation & maintenance. Data yang dibutuhkan untuk perancangan website ini diperoleh melalui wawancara, hasil dari penelitian ini adalah sebuah website yang memiliki berbagai fungsi diantaranya penyediaan informasi terkait berbagai jenis kamar dan fasilitas yang tersedia serta kontak yang dapat dihubungi, pemesanan kamar, pemesanan makanan, pemesanan fasilitas hiburan seperti kite surfing, wind surfing, sup paddle, canoe, diving, snorkling, fishing dan spa. Tahap design menghasilkan diagram Unified Modeling Language (UML) yang terdiri atas Use Case Diagram, Activity Diagram, dan Sequence Diagram. Rancangan database website dari tahap Conceptual Database Design, Logical Database Design, hingga Physical Database Design, serta desain User Interface yang nantinya akan diterapkan pada saat implementasi rancangan website. Tahap implementation menerapkan rancangan yang telah dibuat pada tahap design kedalam bahasa pemrograman, tahap integration & testing menggabungkan modul-modul yang telah dibuat pada tahap implementation kemudian dilakukannya pengujian apakah website telah sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan dan tidak memiliki bug dan error. Tahap terakhir yaitu tahap operation & maintenance dimana website akan dijalankan secara online dan dapat digunakan oleh pihak resort

    Kajian Kuat Cabut Tulangan Pada Beton Yang Diperkuat Sika Grout-215

    Get PDF
    Sika-215 Grout is ready grouting material that has multiple features have expanded properties and very easy in use, that is just simply add water with a specific ratio. Many application are already using this material for purposing of anchorage bolts, precast concrete connections, but more broadly-215 sika grout can be used for machine foundations, column base plates, foundation support a bridge, and so on. The purpose of this study to determine how many influence the shape and length of anchorage against strong pull between the anchor-reinforced concrete grout Sika 2l5. Specimens in this study a concrete cube 15x15x15 cm 2 for the strong pull and testing of concrete cylinders with a diameter of 15cm, a height of 30 cm for the characteristic compressive strength testing, the concrete mix design based on the K-225 at 28 days, while the iron anchor used is concrete screw diameter of 16 mm. The results showed that the long form of anchor and anchoring to the real effect of the strong pull Out force is generated. With a surface area of 225 cm2 test piece, grout Sika grouting material 215 provides a powerful pull an average of 6834 ton maximum length that occurs in the form of anchoring 14cm straight (type-a, and 6 cm diameter hole grouting

    Modernisasi Budaya Politik Mangkunegaran

    Get PDF
    Abstrak. Budaya politik tercermin dari cara elite dalam mengambil suatu kebijakan dan mengimplentasikannya. Mangkunegaran sebagai sebuah kepangeranan hasil dari perpecahan kerajaan Mataram tidak mengikuti budaya politik mataram yang feodal tradisional. Mereka tidak lagi melihat raja sebagai wakil dari Tuhan tetapi mereka berkuasa karena andil dari rakyat. Rakyat yang dimaksud adalah mereka yang berjuang mendukung sang pangeran melawan penjajah Belanda dan Penguasa Mataram yang dianggap lalim. Terdapat tiga prinsip budaya politik di Mangkunegaran yakni mulat sarira hangrasa wani, rumangsa melu handarbeni, melu hangrungkebi. Ketiga hal ini yang kemudian membuat Mangkunegaran terkesan memodernisasi birokrasi pemerintahan dan secara tidak langsung merubah etiket yang ada. Kata-kata kunci. Budaya politik, elite, kebijakan, MangkunegaranAbstract. The way of elites in issuing and executing a policy reflects the political culture of a state.  Mangkunegaran as a principality, from the court of Mataram disintegration, does not imitate the political culture of Mataram which has the traditional-feodal system. They do not look a king as a representation of God but they have a power from people. The people is who is pursuing and supporting the prince to face theDutch and the corrupt king of Mataram. There are three principles of Mataram politicalculture. Those are (1) mulat sarira hangrasa wani, (2) rumangsa melu handarbeni, (3) melu hangrungkebi. This shapes Mangkunegaran seemed modernizing governmental bureaucracy and changing the etiquette indirectly.Keywords. Political culture, elite, policy, Mangkunegara

    Enculturation Model of Nationalism at Elementary Schools Based on the Character Education in Semarang City, Central Java Province, Indonesia

    Get PDF
    Indonesian nationalism is an ideology agreed among the Indonesian political elites. The ideology was internalized in all Indonesians through several ways, especially in education. Until the end of Suharto era, nationalism was very strong and learned by the students in all level of education. History and civics education were the main subject matter which forced the nationalism ideology from the state perspective. After the New Order outbreak (1998), civics and history were not being main subjects at school. For several times, there was degradation of nationalism among the student of Indonesia. Since 2013, the Indonesian Minister of Education and Cultural introducing the “Character Education” to increase nationalism for the students from elementary to senior high school. The problem was the method of implementation was not good. Thus, this research tried to make a new model to teach nationalism for the students at elementary schools by considering the weakness of the factual teaching models. The results showed that the character education for teaching nationalism at the elementary schools was varied and non-standard. Nationalism-based character education at elementary schools had not been managed properly as a part of school management. In addition, the research findings showed that internalization of nationalism for the students was determined by the effectiveness of the enculturation management model. Moreover, the results of this study may be applied and developed in order to create students’ nationalism in Indonesia through the enculturation process. The process would succeed after the school management was involved in applying that habituation in the school environment

    KLASIFIKASI OTOMATIS PHOTO DESTINASI WISATA BERDASARKAN KOORDINAT GPS DENGAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR

    Get PDF
    Foto menyimpan informasi yang disebut sebagai metadata. Informasi yang terdapat dalam metadata disebut sebagai EXIF data yaitu informasi seperti tanggal foto, nama perangkat, dimensi, resolusi dan latitude serta longitude. Data informasi tersebut berbeda – beda pada setiap foto. Dengan demikian penelitian ini menggunakan data informasi khusus EXIF tersebut yaitu berupa Latitude dan Longitude. Latitude dan Longitude tersebut dapat dipetakan menggunakan geomapping titik lokasi foto tersebut menjadi titik lokasi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan klasifikasi lokasi foto yang tersimpan pada database. Metode klasifikasi yang digunakan adalah metode K-Nearest Neighbor untuk mengklasifikasi kategori dari informasi lokasi yang dimiliki oleh suatu data dan Informasi kategori ini merupakan label atau nama lokasi dari sebuah informasi data. Untuk melakukan hal tersebut dibuatlah sebuah aplikasi yang dapat melakukan hal tersebut menggunakan metode K-Nearest Neighbor. Aplikasi akan membaca EXIF atau metadata dari suatu foto dan dilanjutkan dengan proses K-Nearest Neighbor. Hasil dari penelitian ini adalah foto tempat wisata yang telah terklasifikasi berdasarkan objek wisata yang telah terdaftar pada database

    Perancangan Aplikasi Pencatatan Laporan Program Kesehatan Masyarakat Berbasis Web Pada Puskesmas Sukasari

    Get PDF
    Puskesmas Sukasari merupakan instansi pelayanan kesehatan milik pemerintah yang terletak di Kota Tangerang yang berperan dalam memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh sekaligus sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesehatan yang optimal. Namun dalam melakukan proses pencatatan laporan program UKM masih dicatat secara manual menggunakan dokumen berbentuk spreadsheet. Hal ini membuat pencatatan laporan program UKM membutuhkan ketelitian yang maksimal, pasalnya banyaknya data yang menumpuk dan proses perhitungan rekap data belum diolah secara komputerisasi sehingga menyebabkan kekeliruan pada pengisian dan keakurasian laporan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan merancang sebuah sistem pencatatan laporan program Upaya Kesehatan Masyarakat. Tujuan penelitian ini untuk memudahkan petugas kesehatan dalam proses pencatatan laporan berbagai program Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) khususnya pada Puskesmas Sukasari Kota Tangerang menjadi lebih akurat dengan memanfaatkan sistem informasi berbasis web. Metodologi proses perancangan dalam penelitian ini menggunakan System Development Life Cycle (SDLC) model Waterfall. Sistem ini dirancangan dengan bahasa pemrograman PHP menggunakan framework Laravel dan database MYSQL. Kata Kunci: puskesmas, pencatatan laporan, kesehatan, metode waterfall

    Road Transportation Development and Land Use Changes in Semarang City, Central Java, Indonesia

    Get PDF
    This research aims to make a historical mapping of the development of road infrastructure and the impact on land use changes. A historical analysis was conducted based on the documents and reports of transportation development, road construction, and urban planning in Semarang City, the capital city of Central Java, Indonesia. From a historical perspective, the transportation development and the land use change of Semarang City were determined by economic activities from the early period of colonialism, especially when this city was devoted as a port city in Java with massive coastal inhabitants. Along with this economic activity, ports and roads were built, accelerating the city’s development until the mid of 20th century. Road construction generated urban problems such as rapid urbanization, and environmental problems. Meanwhile, the road construction also accelerated the city agglomeration, connecting Semarang City with other cities on the Java North Coast. However, in the 1990s the symptom of the use of private transportation occurred in Semarang which became the most critical issue in the later periods
    corecore