266 research outputs found
Analisis Hadits tentang hadits-hadits dalam kitab Shahih al-Bukhari yang dinilai dhoif oleh Syekh Al-Albani
Imam al-Bukhari, seorang ulama hadits yang pertama kali menyusun kitab hadits yang berisikan hadits-hadits yang shahih. Imam Ibnu Shalah mengatakan bahwa kitab paling autentik setelah al-Quran adalah�Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Namun demikian kenyataannya sampai abad XV pendapat di atas masih juga tetap relevan dan diakui oleh para ulama, padahal koleksi hadits-hadits al-Bukhari tidak luput dari berbagai kritikan baik dahulu maupun sekarang.
Tujuan penulis dalam penulisan skripsi ini adalah untuk menjelaskan kualitas hadits yang berkaitan dengan permasalahan ini berdasarkan metode kritik hadits untuk mengetahui makna hadits sehingga dapat dipahami dengan baik.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kritik hadits, metode kritik hadits terdiri dari kritik sanad dan matan. Studi kritik sanad dan matan adalah dua metodologi yang mapan dalam penentuan kualitas hadits. Dua metode ini berjalan seirama karena sama-sama membersihkan hadits dari berbagai kemungkinan yang tidak benar. Kritik sanad bertujuan untuk melihat validitas dan kapabilitas menyangkut tingkat ketaqwaan dan intelektualitas perawi hadits serta mata rantai periwayatannya, sedangkan kritik matan bertujuan untuk menyelidiki isi atau materi hadits. Apakah hadits itu mengandung keanehan: dari segi bahasa, rasionalitas maupun pertentangan dengan al-Qur’an.
Kerangka teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah analisis sanad dan matan hadits. Metode al-Albani dalam menentukkan autentisitas dan kepalsuan sebuah hadits tertentu, terutama berdasarkan analisis pada isnad, dengan menggunakan informasi yang terdapat dalam kamus-kamus biografi. Al-Albani berpendapat bahwa suatu hadits dinilai dhoif disebabkan adanya kecacatan dari salah seorang perawinya, meskipun dalam bab tersebut ada hadits penguat yang bernilai shahih karena para perawi yang terlibat dalam jaringan isnad-nya dapat dipercaya (tsiqah). Namun demikian, al-Albani tidak menjadikannya sebagai hadits penguat bagi hadits yang dinilai dhoif untuk mengangkat kualitasnya menjadi shahih. Al-Albani lebih suka memahami hadits secara harfiah dan enggan menafsirkannya, karena hadits ini tidak autentik, sedangkan penafsiran adalah bagian dari autentifikasi. Oleh karena itu, tidak ada ruang untuk penafsiran bagi riwayat-riwayat atau hadits lemah.
Terdapat banyak kejanggalan ketika Syekh al-Albani menilai dhoif terhadap hadits-hadits al-Bukhari. Syekh al-Albani tidak melihat dan melakukan penilaian suatu hadits secara komprehensif dan utuh, al-Albani pun tidak memperhatikan penempatan hadits yang dilakukan al-Bukhari. Hadits yang dinyatakan lemah oleh syekh al-Albani adalah hadits pelengkap yang disusun oleh al-Bukhari pada akhir pembahasan dan hadits tersebut hanya untuk melengkapi hadits asa
Analisis Hadits tentang hadits-hadits dalam kitab Shahih al-Bukhari yang dinilai dhoif oleh Syekh Al-Albani
Imam al-Bukhari, seorang ulama hadits yang pertama kali menyusun kitab hadits yang berisikan hadits-hadits yang shahih. Imam Ibnu Shalah mengatakan bahwa kitab paling autentik setelah al-Quran adalah�Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Namun demikian kenyataannya sampai abad XV pendapat di atas masih juga tetap relevan dan diakui oleh para ulama, padahal koleksi hadits-hadits al-Bukhari tidak luput dari berbagai kritikan baik dahulu maupun sekarang.
Tujuan penulis dalam penulisan skripsi ini adalah untuk menjelaskan kualitas hadits yang berkaitan dengan permasalahan ini berdasarkan metode kritik hadits untuk mengetahui makna hadits sehingga dapat dipahami dengan baik.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kritik hadits, metode kritik hadits terdiri dari kritik sanad dan matan. Studi kritik sanad dan matan adalah dua metodologi yang mapan dalam penentuan kualitas hadits. Dua metode ini berjalan seirama karena sama-sama membersihkan hadits dari berbagai kemungkinan yang tidak benar. Kritik sanad bertujuan untuk melihat validitas dan kapabilitas menyangkut tingkat ketaqwaan dan intelektualitas perawi hadits serta mata rantai periwayatannya, sedangkan kritik matan bertujuan untuk menyelidiki isi atau materi hadits. Apakah hadits itu mengandung keanehan: dari segi bahasa, rasionalitas maupun pertentangan dengan al-Qur’an.
Kerangka teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah analisis sanad dan matan hadits. Metode al-Albani dalam menentukkan autentisitas dan kepalsuan sebuah hadits tertentu, terutama berdasarkan analisis pada isnad, dengan menggunakan informasi yang terdapat dalam kamus-kamus biografi. Al-Albani berpendapat bahwa suatu hadits dinilai dhoif disebabkan adanya kecacatan dari salah seorang perawinya, meskipun dalam bab tersebut ada hadits penguat yang bernilai shahih karena para perawi yang terlibat dalam jaringan isnad-nya dapat dipercaya (tsiqah). Namun demikian, al-Albani tidak menjadikannya sebagai hadits penguat bagi hadits yang dinilai dhoif untuk mengangkat kualitasnya menjadi shahih. Al-Albani lebih suka memahami hadits secara harfiah dan enggan menafsirkannya, karena hadits ini tidak autentik, sedangkan penafsiran adalah bagian dari autentifikasi. Oleh karena itu, tidak ada ruang untuk penafsiran bagi riwayat-riwayat atau hadits lemah.
Terdapat banyak kejanggalan ketika Syekh al-Albani menilai dhoif terhadap hadits-hadits al-Bukhari. Syekh al-Albani tidak melihat dan melakukan penilaian suatu hadits secara komprehensif dan utuh, al-Albani pun tidak memperhatikan penempatan hadits yang dilakukan al-Bukhari. Hadits yang dinyatakan lemah oleh syekh al-Albani adalah hadits pelengkap yang disusun oleh al-Bukhari pada akhir pembahasan dan hadits tersebut hanya untuk melengkapi hadits asa
DFT Analysis into the Intermediates of Nickel Pyridenthiolate Catalysed Proton Reduction
Nickel pyridine 2-thiolate (Ni(PyS)3 −) has shown good stability and activity as a H2 generation catalyst for use in solar energy storage. The experimentally proposed catalytic pathway is explored using DFT calculations. Free energy changes along the reaction coordinate, spin states, localization of charge and geometry of the intermediates were explored. Calculations were performed using Gaussian 09 with a B3P86/ 6-31+G(d) basis set and a CPCM water solvation model. Of particular interest were our findings that the first reduction occurs at the nickel rather than through non-innocent ligands and that water coordination is not favourable although protonation of the pyridyl nitrogen causes dechelation. Sequential and concerted proton coupled electron transfer were considered in the formation of the hydride
Inhibitors and Antibody Fragments as Potential Anti-Inflammatory Therapeutics Targeting Neutrophil Proteinase 3 in Human Disease
Analysis of the Technical-Tactical Characteristics of the Iveco Lorry Eurocargo Model With Regard to Meeting Some of the Operational Requirements for Specific Missions
Abstract
Currently, the force and logistic structures are going through a process of replacing the old equipment, physically and morally worn, and the new ones that have been bought or which are going to be selected must meet a series of operational requirements imposed by the beneficiary and through which the missions in which they will participate can be carried out. Such an analysis of the main technical and tactical features of the equipment is beneficial to users because the results of the calculations and assessments will enable command and decision makers to provide the most rational solutions from a technical and economical point of view in order to solve and perform the logistical tasks. On the other hand, thorough military knowledge of the technical and tactical possibilities of the equipment will allow the integrated planning of strategic and operative level actions, for which this equipment will be successful. In this article, the author analyzes the technical-tactical characteristics of a modern IVECO lorry, EUROCARGO 15 To 4x4 model, using as a research method the comparison of specific characteristics and sizes with the values recommended in the specialized literature and those expressed in the requirements of the beneficiaries.</jats:p
Statistical Analysis of Results Obtained in the Hardening Surface of the Metal Powder Materials with Optical Radiation Impulses
The paper presents how is processed the data resulted from application of pulsed optical superficial treatments on surfaces of materials made of metal powders
TINJAUAN ATAS PELAKSANAAN PEMOTONGAN, PENYETORAN, PELAPORAN DAN PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 ATAS JASA TEKNIK PADA PT. PLN (PERSERO) AREA GARUT PERIODE TAHUN 2010
ABSTRAK
Pajakadalahiurankepada Negara yang dapatdipaksakan yang terutangolehwajibpajakmenurutundang-undangdanperaturan-peraturan yang berlakudengantidakmendapatkanimbalansecaralangsung yang dapatdinikmatiolehwajibpajak.Pemerintahsaatinitelahmenyediakan system pemungutanpajak yang lebihmudahbagimasyarakat, yaitudenganSelf Assessment Systemartinyamasyarakatbisaberpartisipasiaktifdalammenghitung, memperhitungkan, membayardanmelaporkanpajak yang terutangsendiri.
Salah satujenispajakpenghasilan yang dipotongyaituPajakPenghasilanPasal 23.PajakPenghasilanPasal 23 merupakanpajakpenghasilan yang dipotongataspenghasilan yang diterimaataudiperolehWajibPajakdalamnegeridanBentuk Usaha Tetap (BUT) yang berasaldari modal, penyerahanjasa, ataupenyelenggaraankegiatan yang telahdipotongPajakPenghasilanPasal 21, yang dibayarkanatauterutangolehbadanpemerintahatausubjekpajakdalamnegeri, penyelenggarakegiatan, Bentuk Usaha Tetapatauperwakilanperusahaannegerilainnya.
Objekdalampenulisanlaporantugasakhiriniyaitu “TinjauanatasPelaksanaanPemotongan, Penyetoran, PelaporandanPenerapanAkuntansiPajakPenghasilanPasal 23 atasJasaTeknikpada PT. PLN (Persero) Area GarutPeriodeTahun 2010” denganlokasikerjapraktik di JalanOtista No.140A Garut. Metodepenulisan yang digunakanyaitumetodedeskriptifdenganmelakukanpengamatanlangsungdengancarawawancara, observasidanstudiliteratur.
Berdasarkananalisis yang telahdilakukan, penulismenyimpulkanbahwapelaksanaanpemotongan, penyetoran, danpelaporanPajakPenghasilanPasal 23 atasjasateknikoleh PT.PLN (Persero) Area Garuttelahsesuaidenganperaturanperpajakan yang berlaku. PenerapanakuntansiPajakPenghasilanPasal 23 telahdilakukanoleh PT.PLN (Persero) Area Garutdanpencatatantelahsesuaidengan PSAK No. 46.
Kata Kunci: PajakPenghasilanPasal 23 &AkuntansiPajakABSTRAK
Pajakadalahiurankepada Negara yang dapatdipaksakan yang terutangolehwajibpajakmenurutundang-undangdanperaturan-peraturan yang berlakudengantidakmendapatkanimbalansecaralangsung yang dapatdinikmatiolehwajibpajak.Pemungutanpajakmerupakanperwujudandaripengabdiandanperansertawajibpajakuntuksecaralangsungdanbersama-samamelaksanakankewajibanperpajakan yang diperlukanuntukpembiayaanpembangunannegaradanpembangunannasional.
Salah satujenispajakpenghasilan yang dipotongyaituPajakPenghasilanPasal 23.PajakPenghasilanPasal 23 merupakanpajakpenghasilan yang dipotongataspenghasilan yang diterimaataudiperolehWajibPajakdalamnegeridanBentuk Usaha Tetap (BUT) yang berasaldari modal, penyerahanjasa, ataupenyelenggaraankegiatan yang telahdipotongPajakPenghasilanPasal 21, yang dibayarkanatauterutangolehbadanpemerintahatausubjekpajakdalamnegeri, penyelenggarakegiatan, Bentuk Usaha Tetapatauperwakilanperusahaannegerilainnya.
Objekdalampenulisanlaporantugasakhiriniyaitu “TinjauanatasPelaksanaanPemotongan, Penyetoran, PelaporandanPenerapanAkuntansiPajakPenghasilanPasal 23 atasJasaTeknikpada PT. PLN (Persero) Area GarutPeriodeTahun 2010” denganlokasikerjapraktik di JalanOtista No.140A Garut. Metodepenulisan yang digunakanyaitumetodedeskriptifdenganmelakukanpengamatanlangsungdengancarawawancara, observasidanstudiliteratur.
Berdasarkananalisis yang telahdilakukan, penulismenyimpulkanbahwapelaksanaanpemotongan, penyetoran, danpelaporanpajakpenghasilanpasal 23 atasjasateknikoleh PT.PLN (Persero) Area Garuttelahsesuaidenganperaturanperpajakan yang berlaku. Penerapanakuntansipajakpenghasilanpasal 23 telahdilakukanoleh PT.PLN dansesuaidengan PSAK No. 46.
Kata Kunci : PajakPenghasilanPasal 23 danAkuntansiPaja
Study on the Predictive Maintenance of Vehicles and its Management Using the Specific “Keep the Machine Running” Application
Abstract
Due to the advanced equipment for diagnosing the components and technical systems of which they are part, the advanced software techniques and applications for the execution, monitoring and maintenance of management, methods, the tendency to develop the type of predictive maintenance is now being generalized. The importance is given by the possibility of processing the determined results, by estimating the tendency of manifestation of the functional parameters and by establishing the moment of the technical interventions for maintaining the equipment/vehicle in the state of availability. The predictive or conditional maintenance, along with the systematic and predictive maintenance, as ways of planning and executing preventive maintenance, has the advantage that the costs of purchasing diagnostic equipment can be offset by the reduced repair costs, as theoretically the major equipment failure will be greatly reduced. The authors do a study on the possibilities of monitoring and driving automotive predictive maintenance using the Keep the Machine the software application Keep the Machine Running. The research method is to investigate the current level of maintenance and the facilities offered by the specific diagnosis and software application, and to integrate the results in order to achieve an efficient maintenance management.</jats:p
Combined Theoretical and Experimental Investigation of Hydrogen Production Catalysis
The widespread use of solar energy has been limited in part by the issue of effective storage. Water splitting is a means of converting solar energy into chemical fuel, in the form of hydrogen gas. It can be performed through both photochemical and electrochemical processes, via the two half reactions of water oxidation and proton reduction. Electrochemically, the catalyst receives electrons from an external circuit, which can be coupled to a renewable source such as a solar cell. Photochemically, a light-absorbing molecule provides an excited electron to a catalyst, which either generates oxygen or hydrogen gas. The work described herein studies both photochemical and electrochemical proton reduction using two different systems made of inexpensive transition metal and organic components. Nickel pyridine 2-thiolate (Ni(PyS)₃-) (PyS=pyridinthiolate) has been demonstrated to have good stability and activity as a proton reduction catalyst. It is applied here as an electrocatalyst, due to the wealth of mechanistic information that can be obtained through electrochemical experiments. Six derivatives of Ni(PyS)₃- were synthesized through uniform ligand modification to all three PyS- ligands using a series of electron rich or poor substituents. The physical properties of interest were investigated experimentally through electrochemical methods and UV-vis absorbance spectroscopy. Specifically, the desired properties for a hydrogen production catalyst are high proton affinity, quantified through the pKa, and low overpotential, quantified through E⁰. Each compound was also studied in depth using computational modeling of the various possible catalytic pathways. By combining the results of computational study with experimental results, mechanistic insight could be gained. The same joint theoretical and experimental methodology has been used to study the effect of non-uniform ligand modification. Four heteroleptic compounds were selected for study, two containing electron poor ligands and two containing electron rich ligands in varied ratios. What is found is that not only do the electronics of each ligand influence physical properties, but the placement of each ligand matters as well. Finally, photochemical hydrogen production was performed using polyvinylpyrrolidone (PVP)-coated carbon quantum dots (CQDs) as a photosensitizer, and nickel nanoparticles (NiNPs) as a catalyst. Total hydrogen production by CQD/NiNP composites as a function of the amount of PVP coating was investigated as well as various mechanistic and photophysical properties
- …
