Synthesis of Fe2O3 Nanoparticles and their Catalytic Activity for the Reduction of Halonitroarenes under Sustainable Conditions

Fe2O3 nanoparticles (NPs) with mean size of 50 nm ca. are synthesized starting from a porous organic polymer containing beta-ketoesterate Fe(III) sites (Fe-POP), which is annealed at 400 degrees C under air for 30 min. During calcination, the organic material partially decomposes, and iron(III) oxide NPs onto an organic residue could be observed after annealing. The obtained NPs are characterized by SEM-EDS, IR, and magnetic analyses and they are employed as active catalysts in the reduction of p-bromonitrobenzene into p-bromoaniline, using hydrazine hydrate in ethano

Bacterial Populations Related to Gerbera (Gerbera jamesonii L.) Stem Break

Bacterial distribution, both external (epiphytic) and internal (endophytic), on Gerbera jamesonii L. cv. Provence and its relationship to gerbera stem break and ethylene production were investigated. The greatest number of epiphytic bacteria was found at capitulum level and 20 cm below. Three genera of bacteria were identified: Acinetobacter, Bacillus and Pantoea. A silver-nitrate solution greatly reduced ethylene production in cut flowers. The use of acid fuchsin solution revealed an occlusion of the xylem vessels, probably due to bacterial cells. The bacteria Acinetobacter, Pantoea and Bacillus appeared to be involved in stem break once their populations reached 105 cfu g-1 of stem tissue

Study of microstructure and magnetization reversal mechanism in granular CoCrPt:SiO2 films of variable thickness

n/

Gaya kepemimpinan KH. R. Sadad MB. Bukhori di Pondok Pesantren Asyrofuddin Conggeang Sumedang

Kepemimpinan di lembaga pendidikan Islam mempengaruhi lingkungan dalam merealisasikan visi dan misi, termasuk kepemimpinan di pondok pesantren. Keberhasilan suatu kepemimpinan bergantung pada gaya kepemimpinan seseorang. Pondok Pesantren Asyrofuddin bertujuan untuk melahirkan generasi yang berakhlak mulia, cerdas, mandiri dan memiliki tanggung jawab. Tujuan itu dapat tercapai dengan pengelolaan yang baik oleh pimpinannya. Peneliti melihat beberapa pondok pesantren ada yang berkembang dan tidak berkembang. Peneliti menemukan bahwa salah satu faktor berkembang dan tidak berkembangnya di sebabkan oleh pengaruh gaya kepemimpinan. Penelitian ini difokuskan pada gaya kepemimpinan KH. R. Sadad MB. Bukhori di Pondok Pesantren Ayrofuddin Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data yang diperoleh berasal dari sumber primer yang diambil dari hasil penelitian dan data sekunder diambil dari buku-buku dan dokumen-dokumen. Sedangkan tekhnik pengumpulan data dengan cara melakukan observasi, dan wawancara. Kepemimpinan KH. R. Sadad MB. Bukhori berdasarkan penelitian mampu mempengaruhi para anggota kepengurusan supaya bekerja sama guna mencapai tujuan yang sama pada Pondok Pesantren Asyropuddin. Pondok Pesantren Asyropuddin tidak lepas dari peran beliau dengan tipe kepemimpinan demokratis, dikatakan demokratis yaitu, beliau mampu menetapkan faktor manusia sebagai faktor utama dan terpenting. Dalam kepemimpinan ini setiap individu sebagai manusia diakui, sehingga setiap keputusan dan pengawasan beliau tidak ditetapkan oleh sepihak namun di tetapkan secara bersama-sama. Upaya-upaya yang dilakukan KH. R. Sadad MB. Bukhori dalam kepemimpinannya di Pondok Pesantren Asyrofuddin, yaitu pengambilan keputusan dengan proses tidak secara sepihak namun dilakukan dengan proses musyawarah begitupun di setiap pengambilan keputusan beliau melakukan pengambilan keputusan dengan cepat dan sigap walaupun permasalah tersebut merupakan permasalahn kecil, komunikasi dengan proses dimana para anggota melakukan komunikasi atasan terhadap bawahan begitupun bawahan terhadap atasan sehingga menimbulkan timbal balik yang menguntungkan antara dua belah pihak namun dalam hal semua itu tidak ada kecanggungan ataupun batasan dalam berpendapat, dan yang terakhir upaya dalam hal pengawasan dengan proses secara langsung terhadap bawahannya namun dengan cara kekeluargaan adapun pengawasan yang dilakukan beliau bukan untuk mencari kesalahan namun lebih kepada mencari solusi. Keberhasilan yang dicapai dari kepemimpinan beliau secara signifikan meningkatnya, yaitu dapat dilihat dari adanya sistem pendidikan yang diterapkan oleh pesantren dan dari perkembangan sarana yang membaik

Generation of a localised microwave magnetic field by coherent phonons in a ferromagnetic grating

A high-amplitude microwave magnetic field localized at the nanoscale is a desirable tool for various applications within the rapidly developing field of nanomagnetism. Here, we drive magnetization precession by coherent phonons in a metal ferromagnetic nanograting and generate ac-magnetic induction with extremely high amplitude (up to 10 mT) and nanometer scale localization in the grating grooves. We trigger the magnetization by a laser pulse which excites localized surface acoustic waves. The developed technique has prospective uses in several areas of research and technology, including spatially resolved access to spin states for quantum technologies

Interfirm Network Analysis in Marginal Tourist Destinations: The Mediator Company in Business Relationships

The literature on tourist destinations and the use of empirical approaches evidence the need to adopt this model to increase tourism economies. In model application, the enterprises, and local stakeholders, sometimes represent limitations or opportunities. This article opens the view to tourist destination networks, described as relational structures that can influence and determine the destination-building process. The Network Analysis methodology offers a better understanding of inter-firm relational dynamics when applied in a small context, and in this case, the application was undertaken on the island of Sicily, in Menfi town and its hinterland. Findings show the presence of a company that assumes a central role in the network, maintaining a solid web of relationships between others. In this way, a mediator company is essential in remote tourist destinations. Policymakers need to facilitate the development of tourism companies, thereby increasing the relationality and business network ties among them