14 research outputs found
FABRIKASI DAN KARAKTERISASI CORE FIBER OPTIK DARI KACA TELLURITE
Fabrikasi dan karakterisasi core fiber optik tellurite telah berhasil dilakukan. Komposisi core adalah 60TeO2-34ZnO-2Bi2O3-4Na2O. Fabrikasi dilakukan melalui 2 tahap, pembuatan preform dan pembuatan core. Pembuatan preform menggunakan metode melt quenching dan pembuatan core menggunakan fiber drawing tower. Dengan metode melt quenching, bahan digerus dan dilelehkan pada suhu furnace 850 â°C kemudian dicetak berbentuk kotak dan silinder. Berdasarkan pengukuran kaca berbentuk kotak diperoleh nilai indeks bias (1,80 ± 0,04) serta transmisi yang paling tinggi pada 610-730 nm. Preform silinder difabrikasi menggunakan fiber drawing tower. Fabrikasi core dilakukan dengan cara memanaskan preform pada suhu 385â°C. Preform yang telah lunak pada suhu 385 â°C, akan jatuh karena gaya gravitasi dan penekan di bagian atas preform. Variasi massa penekan adalah 597,4, 1178,4, dan 1959,4 gram. Kualitas core dinyatakan dengan besaran rugi-rugi optis dan keseragaman diameter core. Massa penekan yang menghasilkan core paling baik adalah 1959,4 gram, dengan diameter core (0,09836 ± 0,00859) mm dan rugi-rugi (-0,044 ± -0,013) dB/c
Analisa Notch-Stress Dan Stress Intensity Factor Untuk Fatigue Assessment Pada Sambungan Las Berpenegar Memanjang
Prediksi umur sambungan pengelasan pada struktur seperti pada kapal, dermaga
serta bangunan lepas pantai saat ini menjadi hal yang sangat penting untuk dikaji. Hal ini
dilakukan untuk menjamin struktur tersebut mampu memenuhi fungsinya dan bertahan
dalam menahan moda keruntuhan pada saat operasional struktur tak hanya menahan beban
statis pada struktur itu sendiri, tetapi juga mengalami pembebanan secara berulang-ulang
yang berasal dari kondisi lingkungan. Faktor yang menyebabkan keruntuhan/kegagalan
suatu struktur (failure) diantaranya: tubrukan dan kandas, yielding akibat tarikan, buckling,
retak kelelahan (fatigue), serta kepecahan (fracture). Penelitian ini dilakukan untuk
menentukan prediksi umur kelelahan melalui dua metode yang berbeda. Metode yang
digunakan yaitu metode notch stress dan metode fracture mechanics terhadap suatu
sambungan las berupa sambungan las berpenegar memanjang.
Notch stress adalah salah satu metode analisa perkiraan umur kelelahan dengan
memodelkan bentuk las pada spesimen sesuai dengan keadaan sebenarnya. Saat
pengelasan, akan timbul takikan (notch) akibat ketidaksempurnaan proses las.
Diskontinuitas akibat perubahan geometri menyebabkan timbulnya konsentasi tegangan di
daerah tersebut yang diwakili dengan suatu parameter yang disebut dengan Stress
Concentration Factor (SCF). Hasil akhir yang diperoleh diantaranya konsentrasi tegangan
(SCF) sebesar 3.26 kali lebih besar dari tegangan yang diberikan, umur kelelahan spesimen
sebesar 1,054x106 cycle yang bersesuaian dengan hasil eksperimen.
Pada metode fracture mechanics prediksi umur kelelahan dari spesimen dilakukan
dengan menentukan retak awal, dilanjutkan dengan perhitungan Stress Intensity Factor
(SIF) hingga retak akan menjalar dengan batas dari ketebalan spesimen hingga mengalami
kegagalan. Peristiwa penjalaran retak ini dapat dianalisa dengan persamaan Paris-Law
hingga didapatkan umur kelelahan pada spesimen. Hasil akhir yang diperoleh untuk umur
kelelahan sebesar 1,132x106 cycle yang juga mendekati dengan hasil eksperimen.
========================================================================================================
Life prediction welded joints on structures such as ships, docks and offshore
structures is very important procedure to ensure that structure is able to fulfill its function
intended service life during operational stages, structure have to withstand not only the
static load, but also dynamic loading from environmental conditions. Some factors may
cause collapse / failure of a structure including: impact, yield, buckling, fatigue crack, and
brittle fracture.
Notch stress is one of analysis methods for fatigue life by estimation modeling weld
geometry of the specimen forms as closed as the real condition. Welding imperfections is
normally occurred lead to geometrical discontinuities which causing stress concentrations
that characterized by a parameter so called Stress Concentration Factor (SCF). From the
finite element analysis, SCF for model 3.26 and the fatigue life is 1.054x106 cycle that inaccordance
with the experimens results.
Fatigue life assessment for specimens in fracture mechanics methods start with
crack initiation then continued with calculation of Stress Intensity Factor (SIF). Crack
propagation is subsequently carried out up to through thickness of spesimen. Crack
propagation can be analyzed using Paris-law to obtain fatigue life of specimen. Fatigue life
using fracture mechanics results in 1.132x106 cycle which closed to the experimental
results
Analisis Kekuatan Struktur Bogie Frame Kereta Ukur pada Kondisi Exceptional Loads
Bogie frame adalah bagian utama bogie yang digunakan untuk menopang seluruh badan kereta api, menghubungkan bogie ke wheel set, dan menopang komponen bogie lainnya. Beban terbesar kereta api diterima bogie frame sehingga diperlukan analisis kekuatan struktur. Penelitian ini fokus pada analisis kekuatan desain struktur bogie frame kereta ukur jalur LRT Jabodebek pada kondisi exceptional loads. Tujuan penelitian menganalisis nilai tegangan objek penelitian akibat exceptional loads dan memastikan hasil simulasi memenuhi kriteria keberterimaan standar EN 13749. Hasil penelitian adalah nilai tegangan maksimum, nilai defleksi maksimum, dan lokasi tegangan maksimum tiap load case. Nilai tegangan maksimum hasil simulasi dibandingkan dengan nilai yield strength material sebesar 355 MPa. Dari dua belas load case exceptional dihasilkan nilai tegangan maksimum kurang dari nilai yield strength material. Nilai tegangan maksimum tertinggi terletak pada stopper transversal bracket yaitu sebesar 258 MPa dan defleksi maksimum terjadi ketika kondisi derailment (anjlok) yaitu sebesar 12,1 mm. Bogie frame kereta ukur jalur LRT Jabodebek memenuhi kriteria keberterimaan standar EN 13749 ketika kondisi exceptional loads. Bogie frame is the main part of the bogie used to support the entire body of the train, connect the bogie to the wheel set, and support other bogie components. The biggest load of the train is received by the bogie frame, so an analysis of the strength of the structure is needed. This study focuses on analyzing the strength of the bogie frame structure design for the Jabodebek LRT track under exceptional loads conditions. The purpose of this research is to analyze the stress value of the research object due to exceptional loads and to ensure that the simulation results meet the acceptance criteria of the EN 13749 standard. The results of this study are the maximum stress value, maximum deflection value, and the location of the maximum stress in each load case. The maximum stress value of the simulation results is compared with the material yield strength value of 355 MPa. Of the twelve exceptional load cases, the maximum stress value is less than the yield strength of the material. The highest maximum stress value is located at the stopper transverse bracket, which is 258 MPa and the maximum deflection occurs when the derailment condition is 12.1 mm. The bogie frame of the Jabodebek LRT track measuring train the acceptance criteria of standard EN 13749 when conditions are exceptional loads
Analisis Kekuatan Desain Struktur Bogie Frame Kereta Ukur pada Kondisi Beban Normal Service dengan Metode Elemen Hingga
Bogie frame adalah bagian utama bogie yang menerima beban besar selama beroperasi sehingga diperlukan analisis kekuatan struktur untuk memenuhi syarat kelayakan operasional berdasarkan Peraturan Nomor 33 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perkeretaapian dan standar EN 13749. Kelayakan operasional menjadi jaminan keselamatan penumpang, operator, maupun penduduk sekitar perlintasan. Fokus penelitian ini adalah analisis kekuatan desain struktur bogie frame kereta ukur jalur LRT Jabodebek terhadap kelayakan operasional. Tujuan penelitian adalah menganalisis tegangan objek penelitian akibat pembebanan normal service dan memastikan nilai tegangan hasil simulasi memenuhi kriteria keberterimaan standar EN 13749. Solusi penelitian adalah pendekatan endurance limit objek penelitian. Nilai tegangan hasil simulasi dianalisis dengan goodman diagram. Data pendukung penelitian dan parameternya dari hasil survei dan wawancara di PT INKA (Persero). Hasil penelitian adalah lokasi element kritis objek penelitian, nilai tegangan element kritis tiap load case, dan plot nilai tegangan element. Objek penelitian belum memenuhi kriteria keberterimaan EN 13749 berdasarkan analisis dengan pendekatan goodman diagram. Satu element kritis pada bracket gearbox melebihi batas keberterimaan akibat load case longitudinal. Amplitudo tegangan element bernilai 157,09 MPa dari batas keberterimaan 155 MPa. Perubahan ketebalan pipe transform dari 12 mm menjadi 20 mm efektif menurunkan nilai amplitudo tegangan element menjadi 88,41 MPa, sehingga kekuatan desain memenuhi kriteria keberterimaan.Bogie frame adalah bagian utama bogie yang menerima beban besar selama beroperasi sehingga diperlukan analisis kekuatan struktur untuk memenuhi syarat kelayakan operasional berdasarkan Peraturan Nomor 33 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perkeretaapian dan standar EN 13749. Kelayakan operasional menjadi jaminan keselamatan penumpang, operator, maupun penduduk sekitar perlintasan. Fokus penelitian ini adalah analisis kekuatan desain struktur bogie frame kereta ukur jalur LRT Jabodebek terhadap kelayakan operasional. Tujuan penelitian adalah menganalisis tegangan objek penelitian akibat pembebanan normal service dan memastikan nilai tegangan hasil simulasi memenuhi kriteria keberterimaan standar EN 13749. Solusi penelitian adalah pendekatan endurance limit objek penelitian. Nilai tegangan hasil simulasi dianalisis dengan goodman diagram. Data pendukung penelitian dan parameternya dari hasil survei dan wawancara di PT INKA (Persero). Hasil penelitian adalah lokasi element kritis objek penelitian, nilai tegangan element kritis tiap load case, dan plot nilai tegangan element. Objek penelitian belum memenuhi kriteria keberterimaan EN 13749 berdasarkan analisis dengan pendekatan goodman diagram. Satu element kritis pada bracket gearbox melebihi batas keberterimaan akibat load case longitudinal. Amplitudo tegangan element bernilai 157,09 MPa dari batas keberterimaan 155 MPa. Perubahan ketebalan pipe transform dari 12 mm menjadi 20 mm efektif menurunkan nilai amplitudo tegangan element menjadi 88,41 MPa, sehingga kekuatan desain memenuhi kriteria keberterimaan
Redesign Jig Side Frame Bogie Lrt Jabodebek
The jig production process at PT IMS focuses on strength, function and production speed. The known problem is the higher strength and cost of producing jigs because the production process is not much at the trial and error stageThis study analyzes the static strength of the jig side frame bogie of the Jabodebek LRT with the parameters of the safety factor and deformation values.Static loading simulation method testing process used is conducted by using Finite Element Method software. It is counted manually to one of conditions to obtain the voltage value compared to the simulation results. This analysis is in form of measured jig design with safety factor and deformation value. The redesigning aim is weight decreasing efficiency. The simulation obtained result in jig early design is the safety factor value 25 and deformation value 0,045 mm. After jig dimension decreasing has been conducted, the redesigning result for safety factor value is 32 and the maximum deformation is 0,114 mm. The results of both simulations are considered as safe because the safety factor values are more than 2 and the deformation value are less than 0,5 mm. Redesigning by decreasing dimension gives better safety factor yet the deformation value increases
HEXAMUF Interior Design Sebagai Solusi Keterbatasan Ruang Pada Kapal General Cargo
Interior design is the process of designing and planning a room by prioritizing the aspects of beauty, comfort, and function of the room. With the development of time, a room is required to provide more functions supported by adequate furnitureeven with a limited space capacity like the room on a ship. This research will design an item of furniture with a primary function and several secondary functions so that it can reduce the use of more furniture in space. This study applies anthropometric calculations to produce ergonomic furniture dimensions and is friendly to the human body shape. Besides,the design made does not leave the beauty aspect by taking a modern minimalist concept. This design takes a natural form from a beehive which is considered to have advantages in terms of structure and is easy to mix and match with oneanother. This research produces a sofa design as a primary function as a seat and bed, and a secondary function as a table and chairs. This sofa can be assembled as needed so that it gets a secondary function which is very suitable for use in a space that is not too large like the room on a tourist ship.Desain Interior adalah proses merancang dan merencanakan suatu ruangan dengan mengedepankan aspek keindahan, kenyamanan, dan fungsi dari ruangan tersebut. Dengan seiring berkembangnya waktu sebuah ruangan dituntut dapat memberikan fungsi lebih dengan didukung furniture yang memadai walaupun dengan kapasitas ruangan yang terbatas layaknya ruangan pada sebuah kapal. Pada penelitian ini akan merancang sebuah furnitur dengan fungsi primer dan beberapa fungsi sekunder sehingga dapat mengurangi penggunaan furnitur yang lebih banyak pada ruang akomodasi kapal general cargo. Penelitian ini menerapkan perhitungan antropometri sehingga menghasilkan dimensi furniture yang ergonomis dan ramah terhadap bentuk tubuh manusia. Selain itu rancangan yang dibuat tidak meninggalkan segi keindahan dengan mengambil konsep minimalis modern. Rancangan ini mengambil sebuah bentuk alam dari sarang lebah yang dianggap memilki keunggulan dalam segi strukutur dan mudah dipadupadankan satu sama lain. Penelitian ini menghasilkan sebuah desain sofa sebagai fungsi primer dan tempat tidur, meja dan kursi sebagai fungsi sekunder dengan pemilihan material yang dianjurkan dalam sebuah kapal. Sofa ini dapat dibongkar pasang sesuai kebutuhan sehingga didapatkan fungsi sekundernya yang sangat cocok digunakan pada ruang yang tidak terlalu luas layaknya ruangan pada ruang akomodasi kapal.Kata Kunci: Design, Ergonomi, Estetika, Hexamuf, Multifungsi
Pelatihan Pembuatan Lilin Aromaterapi dari Minyak Jelantah Sebagai Sarana Peduli Lingkungan Perairan dan Implementasi Konsep Ekonomi Sirkular Warga Bumi Suko Indah
Minyak jelantah berpotensi menjadi bahan dasar untuk dijadikan benda yang bermanfaat dan bernilai ekonomi seperti lilin aromaterapi. Berdasarkan wawancara dengan ibu-ibu warga Bumi Suko Indah RT 56 Sidoarjo dan pengamatan di lokasi, warga membuang minyak bekas penggorengan setelah terjadi perubahan warnanya menjadi hitam. Pembuangan minyak jelantah juga dilakukan di badan air seperti selokan dan sungai di sekitar perumahan, hal ini berpotensi mengganggu ekosistem perairan. Diperlukan pemberian informasi, pemberdayaan kepada masyarakat agar dapat memberikan kesempatan berwirausaha sekaligus mengolah limbah rumah tangga melalui paradigma recovery. Upaya menumbuhkan ekonomi kreatif bagi ibu-ibu rumah tangga dilakukan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tujuan untuk melestarikan lingkungan dengan mengelola limbah menjadi produk layak jual dan bermanfaat seperti produk lilin aroma terapi berbahan dasar minyak jelantah. Kegiatan pelatihan di laksanakan di Bumi Suko RT 56 Sidoarjo. Kegiatan diawali dengan pemberian materi kepada 10 orang warga yang akan menjadi peserta pelatihan, kemudian dilanjut dengan diskusi interaktif dan praktik langsung membuat lilin aroma terapi. Hasil praktik langsung di lapangan, minyak jelantah sebanyak 600 gram dapat menghasilkan 25 lilin aromaterapi dalam gelas kaca setinggi 5 cm dan diameter 1.5 cm. Lilin yang dihasilkan telah diuji melalui pembakaran menggunakan pemantik api gas mekanik
SISTEM INFORMASI REKRUTMEN PEGAWAI UNIVERSITAS AIRLANGGA PADA SISI BACKEND
Sistem Informasi Rekrutmen Pegawai Universitas Airlangga pada Sisi Back End.
Back End dalam arti secara tampilan yang di buat khusus dengan tujuan untuk
membantu dalam proses-proses penerimaan pegawai, yaitu Proses Pendaftaran,
Proses Seleksi Administrasi, Proses Penilaian, dan Laporan Penerimaan Pegawai.
Metode yang digunakan yaitu pendekatan berorientasi obyek. Sistem Informasi
Rekrutmen Pegawai Universitas Airlangga pada Sisi Back End dibangun dengan
beberapa tahapan, dimulai dengan menganalisis sistem yang berkaitan dengan
pendaftaran. Tahap selanjutnya yaitu mendesain sistem baru yang dibagi menjadi
4 bagian. Bagian pertama yaitu mendesain sistem kerja baru dengan Diagram
Use-Case dan Diagram Aktivitas. Bagian kedua yaitu mendesain basis data
dengan membuat Conceptual Data Model (CDM) dan Physical Data Model
(PDM) yang menghasilkan 33 entitas pada CDM dan 33 tabel pada PDM. Bagian
ketiga yaitu mendesain sistem kerja program dengan menggunakan Diagram
Kelas dan Diagram Sequence. Bagian keempat yaitu mendesain antar muka input
dan output. Tahap selanjutnya yaitu mengimplementasikan desain sistem baru ke
versi executable menjadi program berbasis web. Tahap terakhir yaitu uji coba
system yang dilakukan dengan metode Black Box Testing. Berdasarkan hasil
tahap uji coba, Sistem Informasi Rekrutmen Pegawai Universitas Airlangga pada
Sisi Back End dapat menjadi suatu sistem yang dapat membantu dalam prosesproses
penerimaan pegawai di Universitas Airlangg
Implementation of the Max-Miner algorithm for product recommendations in Café Lo Aja
Café Lo Aja is a company that sells food and drinks. The business process carried out by this company is buying goods from suppliers and selling products to customers. Sales transaction data will produce heaps of data that get bigger and bigger, so that it can cause new problems. The purpose of this research is to make an application to process a sales transaction data so that it can produce information about consumer purchasing patterns which will be used to help the Cafe Lo Aja to make business decisions. This study uses Cafe Lo Aja sales transaction data in 2019 with the Data Mining Market Basket Analysis method and the Max-Miner Algorithm. This research produces data which is an association rule from a collection of sales transaction data. So that by knowing the pattern of purchasing these products, the cafe manager can predict future market needs that can take into account what stock items must be reproduced and what items should be reduced because of the small percentage of interested ones. By knowing the results of the association, the manager can adjust the layout of the product menu to be better because products that are often purchased will be placed close together. Suggested application development that can be done in further research is the system can be developed into a mobile application, so consumers can order products on their smartphone devices
Carbon Emissions Analysis of Modular House Construction
Amidst the pressing issue of the climate crisis, the concern of housing backlog requires sustained and intensive growth in housing construction. To address this challenge while also considering environmental impacts, the Indonesian Government has prepared various strategies, one of which involves adopting a modular construction approach. This method is believed to be fast, efficient, and environmentally friendly. Despite its perceived benefits, some critics argue that the environmental advantage of the modular construction approach remains unclear, as it increases transportation activity. This study dives into the process of modular house construction and quantifies the environmental impacts of each stage involved in the process. It is found that the environmental impacts of all stages in the construction process amount to 1588.44 kgCO2. Among these stages, the raw materials extraction stage holds the largest contribution share, accounting for 94% of the total emissions. In contrast, stages related to transportation activity have a relatively low contribution share, which is 2.5%. To mitigate this impact, practitioners could optimize building design, reduce the use of high embodied carbon materials, and improve workers' competency