11 research outputs found
TINJAUAN YURIDIS TENTANG PERJANJIAN KERJA ANTARA PERUSAHAAN DENGAN PEKERJA DI PT. BERAU KARYA INDAH SURABAYA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
FAKULTAS HUKUM
Nama Mahasiswa : Raditya Utama
Npm : 0871010030
Tempat/Tanggal Lahir : Surabaya, 14 Februari 1990
Program Studi : Strata 1 (S1)
Judul Skripsi :
TINJAUAN YURIDIS TENTANG PERJANJIAN KERJA ANTARA
PERUSAHAAN DENGAN PEKERJA DI PT. BERAU KARYA INDAH
SURABAYA
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan perjanjian kerja yang diadakan oleh
PT. Berau Karya Indah Surabaya dan mengetahui upaya hukum yang dilakukan pekerja apabila
pihak perusahaan tidak memenuhi isi perjanjian kerja. Penelitian ini menggunakan metode
yuridis normatif yaitu penelitian hukum yang dilakukan berdasarkan norma dan kaidah dari
peraturan perundangan. Sumber data penelitian diperoleh dari literatur-literatur, perundangundangan
yang berlaku dan peraturan perusahaan. Analisis data menggunakan metode Suatu
analisis yuridis normatif pada hakikatnya menekankan pada metode deduktif sebagai pegangan
utama, dan metode induktif sebagai tata kerja penunjang. Analisis normatif terutama
mempergunakan bahan-bahan kepustakaannya sebagai sumber data penelitiannya. Hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa Isi dari perjanjian kerja pada dasarnya merupakan
ketentuan-ketentuan yang diperjanjikan oleh pihak-pihak yang ada dalam suatu perjanjian. Suatu
perjanjian di mana pekerja menyatakan kesanggupan untuk bekerja pada pihak perusahaan
dengan menerima upah dan perusahaan menyatakan kesanggupan untuk mempekerjakan pekerja
dengan membayar upah dan semestinya melakukan koordinasi dengan adanya pihak penyedia
tenaga kerja untuk melakukan pembayaran upah terhadap pekerja.
Kata kunci: Ketenagakerjaan, Perjanjian kerja, Pekerj
PENGAWASAN BANK INDONESIA DAN OTORITAS JASA KEUANGAN TERKAIT PENERAPAN FINANCIAL TECHNOLOGY
Keberadaan manusia di era globalisasi, memiliki kepentingan dan tuntutan yang harus dicapai.Salah satunya kemudahan, khususnya dalam layanan jasa keuangan secara digital. Dengan adanyalayanan jasa keuangan digital semakin mudahnya bertransaksi kepada manusia untuk memenuhikebutuhannya. Agar mendapatkan perlindungan maka diperlukan sebuah aturan, dan lembaga agarsah untuk melakukan transaksi. Bank Indonesia merupakan lembaga bank sentral yang memilikiperanan penting dalam perekonomian di Indonesia. Peran Bank Indonesia, yaitu menetapkan,melaksanakan, mengatur, dan mengawasi bank yang ada di seluruh Indonesia. Bank Indonesiaharus menciptakan sistem pembayaran yang aman dan efisien. Maka dari itu terciptanya FinancialTechnology (Fintech) guna mencakup layanan jasa keungan saat ini, diperlukan pengawasan didalam sektor jasa keuangan yang mampu melindungi kegiatan masyarakat. maka dari itu hadirnyaOtoritas Jasa Keuangan (OJK) yang memiliki dasar UU No. 21 tahun 2011 tentang OJK diharapkanuntuk melakukan pengawasan, maupun pemeriksaan. Pada tahun 2016 OJK mengeluarkan aturanPOJK Nomor 77/POJK.01/2016. Dengan adanya aturan tersebut dapat melakukan pengawasankegiatan usaha yang bersifat Fintech. Namun dalam pelaksanaan masih belum sesuai denganOJK, dimana salah satu perusahaan fintech masih menyimpang dari aturan tersebut. Terdapatkaijan masalah bentuk pemantauan dan pengawasan Bank Indonesia terhadap Penyelenggarafinancial technology. Dan mekanisme pengawasan Otoritas Jasa Keuangan terhadap financialtechnology berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/POJK.01/2016.Metode Penelitian yang digunakan Metode Normatif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahuibentuk pemantauan dan pengawasan Bank Indonesia terhadap Penyelenggara financial technology,dan mekanisme pengawasan Otoritas Jasa Keuangan terhadap financial technology berdasarkanPeraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/POJK.01/2016. Hasil dari pembahasan yang pertamaBank Indonesia telah menerbitkan aturan khusus mengenai fintech, yang memiliki urgensiuntuk menstabilkan perekonomian di Indonesia. Dan hasil pembahasan kedua POJK Nomor 77/POJK.01/2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi mengaturmekanisme pengawasan OJK terhadap Fintech P2P Lending memiliki 2 tahap: pra operasionaldan operasional. Saran yang bisa kami sampaikan penerapan dari Fintech harus sesuai denganregulasi agar tidak terjadi kekosongan aturan, dan Pemerintah segera membuat infrastruktur danregulasi pada bidang layanan pinjam meminjam uang agar dapat berjalan dengan bai
STUDI KASUS : PENERAPAN ENERGY SAVING DEVICE DALAM RANGKA MENAIKKAN EFISIENSI THRUST PADA KAPAL TANKER PERTAMINA 40000 LTDW
Energy Saving Devices (ESD) merupakan alat yang berfungsi menekan hambatan gesek yang terjadi pada buritan kapal, sehingga energi yang dikeluarkan oleh mesin kapal tidak mengalami loss energy yang cukup berpengaruh pada konsumsi bahan bakar. Alat ini dipasang di sekitar propeler, yang tujuannya untuk mengurangi kavitasi pada daerah propeler sehingga hambatan yang dialami oleh kapal dapat berkurang. PT. Pertamina (PERSERO) selaku BUMN yang bergerak di bidang minyak dan gas, membutuhkan kapal tanker yang efisien dalam hal konsumsi bahan bakar. Dari kasus ini, kemudian dicari model ESD yang akan dipakai untuk kapal tanker, mengetahui efisiensi dari ESD dan perbandingan hambatan sebelum dan setelah dipasang ESD
Cell non-autonomous interactions during non-immune stromal progression in the breast tumor microenvironment
Summary The breast tumor microenvironment of primary and metastatic sites is a complex milieu of differing cell populations, consisting of tumor cells and the surrounding stroma. Despite recent progress in delineating the immune component of the stroma, the genomic expression landscape of the non-immune stroma (NIS) population and their role in mediating cancer progression and informing effective therapies are not well understood. Here we obtained 52 cell-sorted NIS and epithelial tissue samples across 37 patients from i) normal breast, ii) normal breast adjacent to primary tumor, iii) primary tumor, and iv) metastatic tumor sites. Deep RNA-seq revealed diverging gene expression profiles as the NIS evolves from normal to metastatic tumor tissue, with intra-patient normal-primary variation comparable to inter-patient variation. Significant expression changes between normal and adjacent normal tissue support the notion of a cancer field effect, but extended out to the NIS. Most differentially expressed protein-coding genes and lncRNAs were found to be associated with pattern formation, embryogenesis, and the epithelial-mesenchymal transition. We validated the protein expression changes of a novel candidate gene, C2orf88, by immunohistochemistry staining of representative tissues. Significant mutual information between epithelial ligand and NIS receptor gene expression, across primary and metastatic tissue, suggests a unidirectional model of molecular signaling between the two tissues. Furthermore, survival analyses of 827 luminal breast tumor samples demonstrated the predictive power of the NIS gene expression to inform clinical outcomes. Together, these results highlight the evolution of NIS gene expression in breast tumors and suggest novel therapeutic strategies targeting the microenvironment
The Role Of Denosumab
ABSTRACT Osteoporosis is one of the most common chronic diseases. This condition makes bones in a person to become more porous and fragile, therefore greatly increase their risk of suffering a fracture. In Asia, the mortality rate that are associated with these fractures occurred between 10–20% of cases within a year. Osteoporosis is a condition in which there is an imbalanced activity between osteoblast and osteoclast. Osteoblast and osteoclast are two types of bone cells that majorly involve in bone remodelling process. Osteoclasts adhere to the bone surface once it mature, after that osteoclast both produce and secrete chloride acid (HCl), which will acidify bones and dissolve the bone mineral. Receptor Activator of Nuclear Factor kappa B Ligand (RANKL) is one of the necessary factors in bone remodelling process. It will activate and mature the osteoclast. Denosumab is a monoclonal antibody that will inhibit the binding of RANKL to its receptor, decreasing osteoclastogenesis and bone-resorbing activity. This inhibiting activity will theoretically increase the bone mass density in ones’ body, ergo will treat and prevent osteoporosis. Denosumab showed favourable effect on bone metabolism without having serious adverse events compared to control group. This paper reviews the clinical pharmacology, pharmacokinetic and pharmacodynamic properties, and tolerability in the denosumab in the management of osteoporosis.Keywords : Denosumab, RANKL, osteoporosis, treatmentCorrespondence to : [email protected] Osteoporosis adalah salah satu jenis dari penyakit kronis yang sering terjadi. Penyakit ini menyebabkan tulang seseorang menjadi lebih berongga dan rapuh, kondisi ini meningkatkan risiko patah tulang pada orang-orang tersebut. Di Asia, mortality rate yang berhubungan dengan kejadian patah tulang ini berkisar antara 10 – 20% dalam satu tahun. Osteoporosis adalah suatu kondisi dimana terjadi ketidakseimbangan antara osteoblast dan osteoklas. Osteoblas dan osteoklas adalah dua tipe dari sel tulang yang berperan pada proses bone remodelling. Setelah matang, osteoklas akan menempel pada tulang untuk menghasilkan dan menyekresi HCl, yang dimana zat ini akan mengasamkan tulang dan meluruhkan mineral di tulang. Receptor Activator of Nuclear Factor kappa B Ligand (RANKL) adalah salah satu faktor yang dibutuhkan dalam proses remodelling tulang. RANKL akan mematangkan dan mengaktifkan osteoklas. Denosumab adalah antibody monoclonal yang menghambat ikatan dari RANKL kepada reseptor dari RANKL, menurunkan proses osteoklasogenesis dan aktivitas penyerapan tulang. Secara teori proses ini akan meningkatkan massa dari tulang dan mencegah osteoporosis. Denosumab menunjukan efek yang sbaik pada metabolisme tulang tanpa menunjukkan efek samping yang serius. Makalah ini akan meninjau tentang farmakologi klinis, farmakodinamik , dan farmakokinetik, serta tolerabilitas dari denosumab dalam terapi osteoporosis.Kata kunci : Denosumab, RANKL, osteoporosis, treatment Korespondensi : [email protected]
Gene recoding by synonymous mutations creates promiscuous intragenic transcription initiation in mycobacteria
ABSTRACT Each genome encodes some codons more frequently than their synonyms (codon usage bias), but codons are also arranged more frequently into specific pairs (codon pair bias). Recoding viral genomes and yeast or bacterial genes with non-optimal codon pairs has been shown to decrease gene expression. Gene expression is thus importantly regulated not only by the use of particular codons but also by their proper juxtaposition. We therefore hypothesized that non-optimal codon pairing could likewise attenuate Mycobacterium tuberculosis (Mtb) genes. We explored the role of codon pair bias by recoding Mtb genes (rpoB, mmpL3, and ndh) and assessing their expression in the closely related and tractable model organism M. smegmatis. To our surprise, recoding caused the expression of multiple smaller protein isoforms from all three genes. We confirmed that these smaller proteins were not due to protein degradation but instead issued from new transcription initiation sites positioned within the open reading frame. New transcripts gave rise to intragenic translation initiation sites, which, in turn, led to the expression of smaller proteins. We next identified the nucleotide changes associated with these new sites of transcription and translation. Our results demonstrated that apparently benign, synonymous changes can drastically alter gene expression in mycobacteria. More generally, our work expands our understanding of the codon-level parameters that control translation and transcription initiation. IMPORTANCE Mycobacterium tuberculosis (Mtb) is the causative agent of tuberculosis, one of the deadliest infectious diseases worldwide. Previous studies have established that synonymous recoding to introduce rare codon pairings can attenuate viral pathogens. We hypothesized that non-optimal codon pairing could be an effective strategy for attenuating gene expression to create a live vaccine for Mtb. We instead discovered that these synonymous changes enabled the transcription of functional mRNA that initiated in the middle of the open reading frame and from which many smaller protein products were expressed. To our knowledge, this is one of the first reports that synonymous recoding of a gene in any organism can create or induce intragenic transcription start sites