9 research outputs found

    KARAKTERISASI GEOKIMIA BATUAN PENGAPIT LAPISAN BATUBARA

    Get PDF
    Penambangan batubara dapat mempercepat proses terbentuknya air asam tambang (AAT). AATmerupakan limbah hasil kegiatan pertambangan yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungankarena memiliki tingkat keasaman yang tinggi sehingga dapat dengan mudah melarutkan berbagailogam. Dalam rangka penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik, regulasi telah mewajibkanperusahaan tambang untuk melakukan kajian terhadap potensi pembentukan AAT saat menyusundokumen studi kelayakan. Kajian yang dilakukan dapat berupa studi geokimia untuk mengetahuikarakteristik batuan dalam menghasilkan asam atau yang dikenal dengan karakterisasi geokimia batuan.Karakterisasi geokimia batuan ditentukan berdasarkan data uji statik yang dikonfirmasi dengan hasil ujikinetik. Empat sampel batuan pengapit batubara yakni ABC 01, ABC 02, ABC 03 dan ABC 04 diambiluntuk dilakukan pengujian skala laboratorium. Dari hasil pengujian, sampel ABC 01 dan ABC 03dikategorikan sebagai batuan yang berpotensi menimbulkan asam (PAF) sedangkan sampel ABC 02dan ABC 04 termasuk batuan yang tidak berpotensi menimbukan asam (NAF). Meskipun berdasarkankriteria penapisan hasil uji statik keempat sampel tergolong PAF, namun dari hasil uji kinetik, hanyasampel ABC 01 dan ABC 03 yang memiliki nilai pH yang sesuai dengan pH AAT, yakni 4. Uji kinetikmerupakan simulasi proses oksidasi dan pelindian batuan yang terjadi di lapangan, sehingga hasil ujikinetik lebih diyakini tingkat kebenarannya dibandingkan hasil uji statik. Hasil dari karakterisasi batuanini dapat digunakan sebagai acuan dalam penanganan AAT yang terbentuk pada kegiatan penambanganbatubar

    KNOWLEDGE SHARING OF OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY IN MINING AT PT. PILAR ARTHA SEJAHTERA, LAMPUNG

    Get PDF
    Mining activities in general are high risk and high financing activities. One of the risks that are of concern to mining activities is related to occupational health and safety (OHS). The importance of OHS for the mining industry, the Community Service (CS) team of the Faculty of Earth and Energy Technology conducted counseling activities and discussions on the importance of the implementation of OHS in the field of mining. OHS counseling is done at Pillar Artha Sejahtera Company which is one of the small-scale mining industries that conduct andesite stone mining with a quarry system located in Lampung. Participants in this CS activity in addition to the team consisting of lecturers and employees and also followed by employees and leaders of PAS Company. CS activities are carried out by the method of exposure of material by the team which was previously preceded by field survey activities conducted by the CS team and furthermore is a discussion activity. Based on the discussions that developed during the activity, employees and leaders of PAS Company appreciates and is very grateful for the implementation of CS activities, because through this activity there is a refreshment of understanding and deepening of OHS material that has been an integral part of PAS Company. PAS Company hopes that activities like this should continue to be carried out, even not only for CS activities, it can also be for teaching and research activities

    PENGARUH UKURAN BUTIR BATUBARA DAN KOMPOSISI BATUBARA-ZnCl2 PADA DAYA SERAP KARBON AKTIF TERHADAP LOGAM Fe, Cu DAN Zn DALAM LIMBAH CAIR

    Get PDF
    Percobaan pembuatan karbon aktif berbahan baku batubara dengan variasi ukuran butir 10, 20, 40, 60, 80, dan 100 mesh telah dilakukan. Aktivasi kimia menggunakan ZnCl2 dengan komposisi 70% batubara - 30% ZnCl2 dan 60% batubara - 40% ZnCl2 dengan karbonisasi pada temperatur 500°C selama 1 jam. Contoh batubara diambil dari PT.Tambang Batubara Bukit Asam unit Penambangan Tanjung Enim Sumatera Selatan, lokasi penambangan Bangko. Pembuatan karbon aktif bertujuan untuk mempelajari potensi aplikasinya sebagai adsorben logam pada limbah cair. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa bilangan iodin tertinggi adalah 1298 mg/g pada produk karbon aktif yang dibuat dengan komposisi 60% batubara - 40% ZnCl2 dengan ukuran butir batubara 60 mesh. Uji daya serap karbon aktif terhadap logam Fe pada limbah cair dengan konsentrasi awal 33,05 ppm menunjukkan serapan hingga 99%. Pada konsentrasi awal Cu 25,15 ppm, daya serap logam Cu hingga 50,89% sedangkan pada konsentrasi awal Zn 49,15 ppm menunjukkan serapan hingga 78,07%. Besarnya bilangan Iodin pada karbon aktif tidak menjamin tingginya daya serap karbon aktif terhadap logam, melainkan bergantung pada jenis logam dan konsentrasi awal logam tersebut. Untuk logam Cu, semakin tinggi bilangan iodin semakin tinggi pula daya serap karbon aktif. Secara umum serapan logam Fe, Cu dan Zn oleh karbon aktif produk penelitian ini mengikuti persamaan Isotermal Freundlich dalam proses isotermal. Berdasarkan Isotermal Freundlich, untuk serapan logam Fe dengan konsentrasi awal 33,05 ppm diperoleh kapasitas adsorpsi 21,2 mg/g dengan energi adsorpsi 28,388 KJ/mol. Untuk serapan logam Cu dengan konsentrasi awal 25,15 ppm mempunyai kapasitas adsorpsi 0,0043 mg/g dengan energi adsorpsi 26,532 KJ/mol dan untuk serapan logam Zn dengan konsentrasi awal 49,15 ppm mempunyai kapasitas adsorpsi 0,086 mg/g dengan energi adsorpsi 27,642 KJ/mol

    Pit Lake Sebagai Alternatif Kegiatan Pascatambang (Hasil Review Pustaka)

    Get PDF
    Pit lake merupakan lubang bekas tambang yang dengan sengaja dan/atau secara alami terisi air sehingga membentuk sebuah danau. Dominasi sistem penambangan dengan metode tambang terbuka di dunia menjadikan pit lake akan banyak tersebar di beberapa wilayah bekas penambangan, terutama di daerah tambang yang material batuannya tidak cukup untuk ditimbun kembali ke dalam lubang bekas tambang. Kualitas air pit lake yang ditinggalkan akan beragam, mulai dari yang bersifat asam (pH 5.0) hingga bersifat basa (alkaline, pH 8.0), tergantung dari beberapa faktor seperti jenis batuan, kualitas air masukan dan sebagainya. Kualitas air pit lake juga sangat dipengaruhi oleh kondisi hidrologi, kondisi geologi dan iklim di daerah bekas tambang. Pit lake terbagi menjadi 3 jenis yakni danau holomictic, danau meromictic dan danau amictic, sedangkan secara stratifikasi termal, maka pit lake dibagi menjadi lapisan epilimnion, lapisan termoklin atau metalimnion dan lapisan hypolimnion. Pada beberapa negara, pit lake dimanfaatkan untuk beberapa keperluan diantaranya sebagai daerah reservoir air, recovery logamberat, daerah wisata, tempat pelatihan selam dan masih ada beberapa pemanfaatan lainnya. Tulisan ini merupakan kajian teori tentang pit lake dari berbagai sumber yakni buku pegangan, jurnal dan beberapa laporan projek tentang pit lake, sehingga diperoleh gambaran dan juga sebagai dasar dalam merencanakan atau menyusun laporan rencana pascatambang yang menjadikan pit lake sebagai opsi reklamasi

    Analisis Data Hujan Untuk Pengelolaan Air Tambang : Analisis Data Curah Hujan Kejadian Kontinu

    Get PDF
    Masalah terkait dengan kuantitas air yang berlebihan terutama muncul dikarenakan analisis pengelolaan air di lokasi tambang yang belum dilakukan secara baik pada saat tahap perencanaan tambang. Pengelolaan air pada tambang terbuka terutama terkait hidrologi di area penambangan menyangkut 3 hal, yaitu (1) kebutuhan sarana penyaliran terbuka pada area penambangan, (2) kebutuhan pit sump untuk operasi di front penambangan dan (3) kecepatan pengisian pit lake pada saat pasca tambang. Dalam penelitian ini hanya difokuskan pada analisis curah hujan kejadian kontinu (continuous event) untuk kecepatan pengisian pit lake saat pasca tambang. Uji normalitas dan simulasi Monte Carlo dilakukan untuk memprediksi curah hujan yang digunakan dalam analisis kecepatan pengisian air pada pit lake saat pasca tambang. Berdasarkan simulasi Monte Carlo yang telah dilakukan diperoleh bahwa curah hujan terendah terjadi pada bulan September tahun 2018 sebesar 78,2 mm, sedangkan curah hujan tertinggi diprediksi akan terjadi pada bulan Desember tahun 2018 sebesar 268,3 mm. Sementara itu total akumulasi curah hujan yang terjadi selama periode 2015-2018 diprediksi mencapai 8093,8 mm

    STUDI KOMPAKSI BATUAN PENUTUP UNTUK PENCEGAHAN TERBENTUKNYA AIR ASAM TAMBANG PADA METODE ENKAPSULASI

    Get PDF
    Pertambangan batubara sering dikaitkan dengan Air Asam Tambang (AAT) yang dihasilkan oleh penimbunan material overburden yang mengandung mineral sulfida. Sebuah alternatif praktis untuk meminimalkan pembentukan AAT adalah menghindari kontak antara air, udara dan mineral sulfida menggunakan bahan yang tidak permeabel atau mineral lempung yang dipadatkan sebagai bahan penutup. Metode ini dikenal sebagai metode enkapsulasi, dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi porositas dan menjadikan batuan bersifat tidak permeabel sehingga mengurangi laju difusi oksigen dan infiltrasi air ke dalam timbunan batuan yang mengandung mineral sulfida. Penelitian ini bertujuan untuk memahami karakteristik pemadatan beberapa jenis batuan overburden batubara yang akan digunakan sebagai material penudung (capping material). Pengujian kompaksi dilakukan delapan buah sampel batuan yang diambil dari tambang batubara Wara Blok I, PT. Adaro Indonesia, di Kalimantan Selatan. Analisis laboratorium, meliputi analisis fisik, batas-batas Atterberg, dan dilakukan uji pemadatan serta uji permeabilitas. Uji pemadatan dilakukan dengan menggunakan uji proctor standar sedangkan uji konduktivitas menggunakan uji tinggi jatuh (falling head test). Hasil uji konduktivitas hidrolik pada delapan sampel menunjukan ada hubungan antara karakteristik fisik tanah yang diperoleh dari hasil uji pemadatan dengan nilai konduktivitas hidrolik. Beberapa peneliti sebelumnya menyatakan bahwa material yang akan dijadikan sebagai material penudung harus memiliki nilai konduktivitas hidrolik sebesar 1x10-9 m/s. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa sampel yang mendekati nilai konduktivitas hidrolik yang disarankan adalah W112, W122, W123, W123, dan W1DP, sedangkan sampel yang memiliki nilai konduktivitas hidrolik di bawah yang disarankan adalah sampel W121. Kata-Kata Kunci: Air asam tambang, enkapsulasi, pemadatan, konduktivitas hidrolik

    Pelatihan Pembuatan Eco-Enzyme Sebagai Alternatif Hand Sanitizer pada Masa Pandemi Covid-19 Bagi Masyarakat Desa Mekarsari

    Get PDF
    Covid-19 health protocol regulations cause limited space for people to move, which has an impact on the social and economic life of the community. This condition gives rise to new habits, people must always maintain cleanliness which causes an increasing people's consumption of cleaners such as hand sanitizers, soaps, disinfectants, and others. In addition, people also often consume nutritious foods such as vegetables and fruit, thereby increasing the amount of household waste. However, housing conditions with limited yards and far from Final Disposal Sites (TPA) create a new problem, namely the accumulation of household waste. This condition is also experienced by the people of Mekarsari Village. The technique of converting organic waste into eco-enzymes plays an important role in reducing the amount of organic waste that ends up in landfill. Through community service activities, the team held an Eco-enzyme Making Training as an Alternative Hand Sanitizer during the Covid-19 Pandemic for the people of Mekarsari Village. Community service activities have been carried out and have been able to educate the public in processing household waste, especially organic waste, into eco-enzymes. Furthermore, the eco-enzyme can be used as a hand sanitizer.Covid-19 health protocol regulations cause limited space for people to move, which has an impact on the social and economic life of the community. This condition gives rise to new habits, people must always maintain cleanliness which causes an increasing people's consumption of cleaners such as hand sanitizers, soaps, disinfectants, and others. In addition, people also often consume nutritious foods such as vegetables and fruit, thereby increasing the amount of household waste. However, housing conditions with limited yards and far from Final Disposal Sites (TPA) create a new problem, namely the accumulation of household waste. This condition is also experienced by the people of Mekarsari Village. The technique of converting organic waste into eco-enzymes plays an important role in reducing the amount of organic waste that ends up in landfill. Through community service activities, the team held an Eco-enzyme Making Training as an Alternative Hand Sanitizer during the Covid-19 Pandemic for the people of Mekarsari Village. Community service activities have been carried out and have been able to educate the public in processing household waste, especially organic waste, into eco-enzymes. Furthermore, the eco-enzyme can be used as a hand sanitizer

    Soil properties change, and arbuscular mycorrhizal fungi associated with plants growing on the post-gold mining land of Bombana, Indonesia

    Get PDF
    This study aimed to investigate the effect of gold mining on soil properties. Soil samples were taken from the post-gold mining land, the property of PT Panca Logam Nusantara and PT Alam Buana Indonesia, and a nearby natural forest in Bombana, Southeast Sulawesi Province. The next step focused on specifying soil pH, total nitrogen (TN) and carbon (TC) concentration, C/N ratio, available phosphorus (P) concentration, cation exchange capacity (CEC), and exchangeable K, Na, Mg, Ca, Fe, Mn, Cd and Pb concentration, texture and spore amount, AMF resource and AMF colonization. The result shows that the pH in post-gold mining soil was higher than that in natural forest soil. Meanwhile, TN, TC, available P, and CEC of post-gold mining soil got lower compared with these of natural forest soil. The texture in the post-mining soil was clay loam, while that in natural forest soil was clay. Total of 10 AMF species belonging to five genera and three families were found in a post-gold mining area. Soil pH, CEC, soil texture, Mn, and total Fe had a negative relation with AMF colonization and spore count, while organic C, total N, C/N ratio, P2O5 and silt had a positive relation. Sand was proven to have a strong and positive correlation with the amount of AMF species. Adding organic matter and fertilization as well as applying mycorrhizal biofertilizers, were urgently required to support the effort in restoring post-gold mining soil

    Analisis Penurunan Konsentrasi Gas Karbon Monoksida (CO) Pada Saluran Ventilasi di Area Belokan Menggunakan Model Fisik Terowongan Skala Laboratorium

    No full text
    Carbon monoxide (CO) gas is one of the harmful and toxic gases derived from the residue of blasting and incomplete combustion of mining equipment machines in underground mines. CO gas dilution is carried out with the intention of unsafe conditions in the mining area. The purpose of this study was to determine the decrease in CO gas based on the value of the diffusion coefficient and by making a 1:10 scale tunnel model with a 90° turning vent duct flow direction using an elbow according to the actual situation. XC 13 B and XC 13 NRTH in the Cikoneng block, PT Cibaliung Sumberdaya is used as a reference for the tunnel model. The study was carried out with variations in the position of the vent duct to determine the speed of decrease in the CO concentration tested. This study was conducted using secondary and primary data which is expected to get the results of the influence of the concentration of CO gas itself and the influence of vent duct placement on the direction of flow on the decrease in CO gas concentration
    corecore