16 research outputs found

    UJI ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMU IRENG DI DESA TANJUNG KABUPATEN BREBES

    Get PDF
    Jamu merupakan obat tradisonal yang dibuat oleh masyarakat secara turun menurun.Jamu gendongtidak memerlukan ijin usaha industry tetapi tetap harus aman, sehingga perlu adanya parameterkeamanan. Parameter keamanan meliputi uji cemar anmikrobia seperti uji mikro biapatogen,uji angkakapang/khamir,ujiangka lempeng total, ujinilaidugaterdekatcoliformdan uji aflatoksin serta uji cemaranlogam berat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Angka Lempeng Total (ALT) jamu gendongtemu ireng di Desa Tanjung Kabupaten Brebes. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimentaldeskriptif. Tahapan dari penelitian ini meliputi pemilihan dan pengambilan sampel, persiapan sampel,pembuatan media, sterilisasi alat, bahan dan ruangan serta pengitungan angka lempeng total (ALT).Salah satu parameter dari PerKBPOM Nomor 12 Tahun 2014 menyatakan bahwa untuk AngkaLempeng Total (ALT) tidak lebih dari 104. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa nilai AngkaLempeng Total yang didapatkan adalah 2,9x103 hingga 1,4x107koloni/m

    EFFECTIVENESS OF PALM SUGAR TEPACHE, COCONUT SUGAR AND ITS COMBINATION AGAINST Escherichia coli BACTERIA

    Get PDF
    Salah satu bakteri penginfeksi penyakit diare yaitu Escherichia coli. Pada umumnya penyakit akibat bakteri diatasi dengan antibiotik. Namun seiring berjalannya waktu penggunaan antibiotik mengalami penurunan akibat adanya resistensi. Alternatif lain yaitu dengan pembuatan minuman probiotik seperti tepache. Pembuatan tepache menggunakan gula. Kebaruan penelitian ini untuk menguji efektivitas tepache gula aren, gula kelapa dan kombinasinya terhadap bakteri  Escherichia coli . Tujuan penelitian ini yaitu untuk menguji efektivitas tepache dari jenis gula yang berbeda yang paling baik penghambatannya terhadap  Escherichia coli . Kulit dari nanas madu direndam dalam larutan gula aren, gula kelapa dan kombinasi keduanya. Lama fermentasi yaitu 2 hari. Kontrol negatif dalam penelitian ini menggunakan aquadest. Pengujian efektivitas antibakteri dalam penelitian ini dilakukan dengan cara difusi sumuran. Hasil dari penelitian ini menunjukan tepache dari gula kelapa menunjukan hasil paling baik dengan diameter daya hambat sebesar 1,91 mm. Tepache yang dibuat dengan gula kelapa memiliki daya hambat yang paling bagus terhadap bakteri Escherichia coli . Kesimpulan tepache dari gula kelapa dapat digunakan sebagai pengganti obat diare dilihat dari efektivitasnya dalam penghambatan terhadap bakteri Escherichia coli .Kata kunci: Tepache; Gula Aren; Gula Kelapa; Efektivitas; Escherichia coli. AbstractOne of the bacteria infecting diarrheal diseases is Escherichia coli. In general, diseases caused by bacteria are overcome with antibiotics. However, over time the use of antibiotics has decreased due to resistance. Another alternative is to make probiotic drinks such as tepache. The manufacture of tepache using sugar. The novelty of this study is to test the effectiveness of palm sugar tepache, coconut sugar and their combinations against Escherichia coli bacteria . The purpose of this study was to test the effectiveness of tepache from different types of sugars that are best inhibited against Escherichia coli. The skin of the honey pineapple is soaked in a solution of palm sugar, coconut sugar and a combination of both. Fermentation time is 2 days. Negative controls in this study used aquadest. Testing the effectiveness of antibacterials in this study was carried out by diffusion of wells. The results of this study showed that tepache from coconut sugar showed the best results with an inhibitory power diameter of 1.91 mm. Tepache made with coconut sugar has the best inhibitory power against Escherichia coli bacteria. The conclusion of tepache from coconut sugar can be used as a substitute for diarrhea medicine seen from its effectiveness in inhibition against Escherichia coli bacteria

    Uji Efektivitas Antifungi Perasan Daun Turi (Sesbania grandiflora (L.) Pers.) terhadap Jamur Candida albicans

    Get PDF
    Penyebab keputihan salah satunya yaitu jamur Candida albicans. Daun turi (Sesbania grandiflora (L.) Pers.) memiliki kandungan saponin yang lebih tinggi dibandingkan dengan bagian tangkai dan bijinya. Saponin dikenal sebagai antibakteri dan antimikroba. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pada konsentrasi berapa perasan daun turi paling efektif untuk menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Populasi dalam penelitian ini adalah daun turi yang diambil dari persawahan daerah Talang. Daun turi yang diperoleh selanjutnya dibuat perasan dengan cara memeras daun tersebut menggunakan blender agar diperoleh air kemudian diencerkan dengan menggunakan akuades. Perasan daun turi dibuat dengan konsentrasi 5, 15, dan 25%. Medium pembiakan jamur Candida albicans menggunakan media Potato Dextrose Agar (PDA). Penelitian ini menggunakan dua medium PDA yaitu medium padat dan medium cair. Uji efektivitas antifungi menggunakan metode difusi sumuran. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa perasan daun turi dengan konsentrasi 5% memiliki luas daerah hambat sebesar 94,16±56,37 mm2, konsentrasi 15% memiliki luas daerah hambat 227,24±101,91  mm2,sedangkan perasan daun turi 25% memiliki luas daerah hambat  329,94 ±133,52 mm2. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa perasan daun turi yang paling efektif untuk menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans yaitu perasan daun turi dengan konsentrasi 25%.  

    Uji Efektivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Nanas Madu dan Kulit Buah Pepaya terhadap Staphylococcus aureus

    Get PDF
    Staphylococus aureus merupakan satu dari banyak bakteri yang amat erat hubungannnya dengan infeksi kulit. Berbagai jenis infeksi yang umum terjadi pada kulit akibat bakteri ini contohnya adalah jerawat. Pengobatan penyakit infeksi umumnya menggunakan antibiotik. Namun imbas dari pengobatan ini dapat menimbulkan resistensi bakteri terhadap antibiotik. Perlu adanya terobosan baru untuk mengatasi masalah tersebut melalui pemanfaatan zat aktif pada bahan alam yang berpotensi sebagai antibakteri sekaligus memiliki harga relatif murah. Kulit buah merupakan solusi dari permasalahan ini mengingat bahan tersebut belum dimanfaatkan dan hanya dianggap sebagai limbah belaka. Di dalam kulit buah terkandung zat aktif antibakteri yang dapat digunakan sebagai alternatif dalam penanganan resistensi terhadap antibiotik. Di Tegal, kulit buah nanas madu dan kulit buah pepaya belum dimanfaatkan dengan baik, padahal kulit dari buah tersebut memiliki kandungan flavonoid. Kandungan ini bersifat sebagai antibakteri. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak kulit buah nanas madu dan papaya serta konsentrasi berapa yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan S. aureus. Kulit buah diekstraksi menggunakan metode soxhletasi pada konsentrasi 5, 15, dan 25% dengan tiga kali ulangan. Metode pengujian antibakteri menggunakan metode difusi sumuran. Hasil penelitian menunjukkan kulit buah nanas madu dengan konsentrasi 5, 15, dan 25% memiliki luas daerah hambat masing-masing sebesar 1,22±0,07; 2,50±0,29; dan 4,98±0,49 cm2. Luas daerah hambat kulit buah pepaya pada konsentrasi 5, 15, dan 25% masing-masing sebesar 0,90±0,12; 1,19±0,21; dan 2,52±0,59 cm2. Uji statistik menggunakan two-way ANOVA menunjukkan bahwa jenis kulit buah dan konsentrasi berpengaruh nyata terhadap luas daya hambat bakteri. Dari hasil peneitian dapat disimpulkan bahwa kulit buah yang paling baik dalam menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus adalah kulit buah nanas madu pada konsentrasi 25%

    Uji Antibakteri Sabun Nanopartikel Dengan Ag Ekstrak Daun Turi (Sesbania Grandiflora) Dengan Metode Dilusi

    Get PDF
    Abstract:  Particles that have a nanometer size of approximately 1-100 nm are called nanoparticles. Due to their stable quality silver nanoparticles have various uses such as antibacterial agents. Turi leaves have active substances such as flavonoid compounds and saponins which can be used as a liquid soap preparation because they kill microorganisms. This study aims to determine the antibacterial activity of turi leaf extract in the formulation of ag nanoparticle liquid soap against Staphylococcus aureus bacteria using the dilution method. The research method used in this research was the infusion method and the KHM and KBM tests of turi leaf extract soap ware carried out using the liquid dilution method. The extract concentrations used were 1%, 3%, dan 5%. The KHM was determined based on the turbidity or clarity of the test solution, while the KHM was determined by streaking each extract concentration/test solution on agar media. Data analysis was carried out descriptively in the form of the lowest concentration of extract that was able to inhibit and kill Staphylococcus aureus. The results of the research showed that turi leaf extract soap had a KHM value of 3% and a KBM value of 2% in inhibiting the growth of Staphylococcus aureus. Based on research, turi leaf extract soap is able to inhibit the growth of Staphylococcus aureus bacteria starting from a concentration of 2% and can kill Staphylococcus aureus bacteria at a concentration of 3%.Abstrak: Partikel yang memiliki ukuran nanometer kira – kira 1-100 nm disebut sebagai nanopartikel. Karena kualitasnya yang stabil nanopartikel perak memiliki berbagai kegunaan seperti agen antibakteri. Daun turi mempunyai zat aktif seperti senyawa flavonoid dan saponin yang dapat digunakan sebagai sediaan sabun cair karena membunuh mikroorganisme. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak daun turi dalam formulasi sabun cair nanopartikel ag terhadap bakteri staphylococcus aureus dengan metode dilusi. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode infusa dan uji KHM dan KBM dari sabun ekstrak daun turi dilakukan dengan menggunakan dilusi cair. Konsentrasi ekstrak yang digunakan adalah 1%, 3%, dan 5% KHM ditentukan berdasarkan kekeruhan atau kejernihan larutan uji, sedangkan kekeruhan atau kejernihan larutan uji, sedangkan KBM ditentukan dengan menggoreskan masing – masing konsentrasi ekstrak/larutan uji pada media agar. Analisis data dilakukan secara deskriptif berupa konsentrasi terendah dari ekstrak yang mampu menghambat dan membunuh Staphylococcus aureus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sabun ekstrak daun turi memiliki nilai KHM sebesar 3% dan memiliki nilai KBM sebesar 2% dalam menghambat pertumbuhan staphylococcus aureus. Berdasarkan penelitian menunjukkan sabun ekstrak daun turi sudah mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus mulai dari konsentrasi 2% dan bisa membunuh bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi 3%

    Analysis of the optical properties of ZnO thin films deposited on a glass substrate by the So-gel method

    Get PDF
    Zinc oxide (ZnO) has attracted the attention of researchers as a photocatalyst material, because ZnO has a wide direct band gap (3.37 eV) and is a semiconductor material with a large excitation binding energy (60 meV). ZnO is a photocatalyst that has many advantages, namely cheap, non-toxic, and theoretically very active under UV irradiation. The most interesting thing about ZnO semiconductor compared to other semiconductors is that ZnO can absorb most of the solar spectrum. However, there is a weakness of the ZnO semiconductor, namely the very fast recombination of charge carriers and the ZnO semiconductor has a low efficiency in the visible region which causes the ZnO semiconductor to have a wide band gap. that is the weakness of ZnO. it is necessary to choose the right method to overcome this deficiency of ZnO. one way that can be done is to increase the photocatalytic ability of zinc oxide, it is necessary to develop it in the manufacture of thin films. The method used in the manufacture of Thin Film is using the sol-gel spray coating method. the first stage is through the manufacture of ZnO precursors by dissolving zinc acetate dehydrate with isopropanol solvent through stirring. then the second stage by adding Monoethanolamine. This stirring lasted for 30 minutes at a temperature of 70°C, the precursor concentration was prepared with three different concentrations which included concentrations of 0.1, 0.3, and 0.5 M. ZnO precursor deposited on the substrate glass is blown at 400 °C. Optical properties are carried out by recording the transmittance and absorbance which are affected by increasing concentrations. The optical transmission spectra show that the transmission increases with decreasing concentration and the maximum transmission in the visible region is about 90% for ZnO thin films prepared with 0.1 M. The optical band gap value produced by the thin film of 0.1 M precursor concentration resulted in an energy band gap of 3.11 eV; thin films of 0.3 M precursor concentration produced an energy band gap of 3.07 eV; and thin film of 0.5M precursor concentration produced an energy band gap of 3.06 eV.©2022 JNSMR UIN Walisongo. All rights reserved

    PENINGKATAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DESA PACUL TENTANG PEMBUATAN PRODUK FOOTSANITIZER SPRAY KOMBINASI EKSTRAK BIJI KOPI DAN RIMPANG JAHE

    Get PDF
    Sebagian besar dari penduduk desa pacul adalah pegawai perkantoran yang dalam sehari-harinya. Mereka menggunakan sepatu selama bekerja. Penggunaan sepatu yang tertutup dalam waktu yang lama, akan menimbulkan  bau kaki. Bau kaki sering dialami oleh setiap orang. footsanitizer  merupakan sebuah inovasi baru untuk menghilakan bau kaki. Foot sanitizer perlu dilakukan penambahan bahan aktif mengingat penggunaan berlebih alkohol sebagai bahan utamanya akan menimbulkan efek iritan. Bahan aktif yang dapat digunakan berupa rempah-rempah salahsatunya yaitu ektrak biji kopi dan rimbang jahe. Bentuk kegiatan untuk meningkatkan meningkatkan pengetahauan, pemahaman dan pelatihan mengenai produk footsanitizer spray kombinasi ekstrak biji kopi dan rimpang jahe. meliputi Memberi materi tentang pentingnya kebersihan kaki, Memberikan materi tentang pemanfaatan biji kopi dan rimpang jahe, Penyuluhan tentang manfaat penggunaan footsanitizer spray, Memberi pelatatihan pembuatan footsanitizer spray dari ekstrak kombinasi ekstrak biji kopi dan rimpang jahe bagi masyarakat Desa Pacul, khususnya ibu-ibu PKK Desa Pacul  sesuai dengan tingkat ilmu yang mudah dipahami oleh masyarakat dengan jumlah peserta sebanyak 52 peserta dan melibatkan mahasiswa DIII Farmasi Politeknik Harapan Bersama. Memberikan kuesioner untuk diisi oleh peserta untuk mengetahui peningkatan pengetahuan masyarakat desa pacul tentang pembuatan footsanitizer spray dari ekstrak kombinasi ekstrak biji kopi dan rimpang jahe Dari hasil kegiatan pengabdian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat desa pacul meningkat. Berdasarkan hasil kuesioner menunjukan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat desa Pacul tentang pembuatan footsanitizer spray. Dari hasil kuesioner pengetahuan masyarakat meningkat dari 84.33 yaitu nilai pre test dan 85.33 yaitu nilai post test. Walaupuin Hasil peningkatan tidak meningkat signifika

    Analysis of the optical properties of ZnO thin films deposited on a glass substrate by the So-gel method

    Get PDF
    Zinc oxide (ZnO) has attracted the attention of researchers as a photocatalyst material, because ZnO has a wide direct band gap (3.37 eV) and is a semiconductor material with a large excitation binding energy (60 meV). ZnO is a photocatalyst that has many advantages, namely cheap, non-toxic, and theoretically very active under UV irradiation. The most interesting thing about ZnO semiconductor compared to other semiconductors is that ZnO can absorb most of the solar spectrum. However, there is a weakness of the ZnO semiconductor, namely the very fast recombination of charge carriers and the ZnO semiconductor has a low efficiency in the visible region which causes the ZnO semiconductor to have a wide band gap. that is the weakness of ZnO. it is necessary to choose the right method to overcome this deficiency of ZnO. one way that can be done is to increase the photocatalytic ability of zinc oxide, it is necessary to develop it in the manufacture of thin films. The method used in the manufacture of Thin Film is using the sol-gel spray coating method. the first stage is through the manufacture of ZnO precursors by dissolving zinc acetate dehydrate with isopropanol solvent through stirring. then the second stage by adding Monoethanolamine. This stirring lasted for 30 minutes at a temperature of 70°C, the precursor concentration was prepared with three different concentrations which included concentrations of 0.1, 0.3, and 0.5 M. ZnO precursor deposited on the substrate glass is blown at 400 °C. Optical properties are carried out by recording the transmittance and absorbance which are affected by increasing concentrations. The optical transmission spectra show that the transmission increases with decreasing concentration and the maximum transmission in the visible region is about 90% for ZnO thin films prepared with 0.1 M. The optical band gap value produced by the thin film of 0.1 M precursor concentration resulted in an energy band gap of 3.11 eV; thin films of 0.3 M precursor concentration produced an energy band gap of 3.07 eV; and thin film of 0.5M precursor concentration produced an energy band gap of 3.06 eV.©2022 JNSMR UIN Walisongo. All rights reserved

    UJI IDENTIFIKASI BAKTERI Esherichia coli PADA JAMU GENDONG KUNYIT ASEM DI KABUPATEN TEGAL

    Get PDF
    Based on the results of previous studies conducted by researchers in January 2018 showed that the Total Plate Count (ALT) of Jamu Gendong in several villages in Talang sub-district did not meet the quality safety standards (ALT value of more than 104). The high ALT value indicates the presence of bacteria contained in the tamarind tamarind herbal medicine. One of the bacteria that often contaminates food and beverages or drugs is Escherichia coli. E. coli bacteria is a characteristic bacterium contaminated with food or drug samples. The purpose of this study is to test for the presence or absence of E coli bacteria in gedong kunyit asem herbal medicine in Tegal district.The identification test of E. coli bacteria was carried out through two techniques, namely staining and bacterial culture techniques. For coloring techniques, gram coloring tests will be carried out, while bacterial cultures include blood agar plates, and Macconkey agar media.The results showed that gram staining, as well as culture in the media of Blood Agar Plate and Macconkey Agar showed the presence of E. coli bacteria in samples of tamarind ancient tamarind in several villages in Tegal RegencyKeywords: identification test, Escherichia coli bacteria, Jamu genndong, Kunyit asem
    corecore