Rancangan Konseptual Reaktor Subkritik untuk Kajian Transmutasi Limbah Pltn Berbasis Reaktor Kartini

RANCANGAN KONSEPTUAL REAKTOR SUBKRITIK UNTUK KAJIAN TRANSMUTASI LIMBAH PLTN BERBASIS REAKTOR KARTINI. Disajikan hasil rancangan konseptual berupa kajian perhitungan aspek teoretis dan analisis kelayakan teknis suatu sistem reaktor subkritik dengan sumber neutron luar berasal dari akselerator (Small Scale Reactor Accelerator Driven System / SS-RADS) berbasis reaktor Kartini. Model teras reaktor berbentuk silinder berisi aktinida minor (MA) yang dikelilingi oleh bahan bakar reaktor Kartini. Modul ADS-CDS yang berbasis pada program SRAC digunakan untuk kajian aspek neutronik. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa keberadaan unsur MA akan memberikan reaktivitas positif yang nilainya semakin besar dengan meningkatnya konsentrasi MA. Program komputer ORIGEN2 digunakan untuk perhitungan transmutasi radioinuklida MA sebagai fungsi energi dan fluks neutron. Hasil analisis menunjukkan bahwa transmutasi radionuklida MA tersebut akan berlangsung lebih optimum dengan neutron termal dibandingkan dengan neutron cepat. Unsur MA yang paling banyak mengalami transmutasi adalah Am241 yaitu dengan laju transmutasi 50% selama 1000 hari operasi pada tingkat fluks neutron termal 1013 n/cm2 s, dan yang paling sedikit mengalami transmutasi adalah Cm244 yaitu hanya 0,5%, serta laju transmutasi rerata total 32%. Dapat disimpulkan bahwa SS-RADS berbasis reaktor Kartini dapat digunakan untuk eksperimen transmutasi limbah nuklir (MA) jika tingkat fluks neutron termalnya 1013 n/cm2 s

PELAKSANAAN GAGASAN INDONESIA INCORPORATED DALAM USAHA PENINGKATAN EKSPOR NONMIGAS INDONESIA

Dalam usaha peningkatan pertumbuhan ekspor non-migas tidak lepas dari pembangunan dunia usaha. Diamanatkan oleh GBHN 1983 dalam Pelita IV dalam membangun dunia usaha agar pemerintah bekerjasama dengan KADIN. Setelah Pelita IV diselesaikan salah satu produknya adalah UU No. 1 tahun 1987 tentang KADIN dalam penataan dunia usaha. GBHN 1988 kemudian menindak lanjuti amanat tersebut untuk dilaksanakan pada Pelita V. Untuk melaksanakan kebijakan tersebut secara operasional oleh Menteri Perdagangan pada Kab inet Pembangunan V dicanangkan gagasan Indonesia Incorporated

Evaluasi Dampak Program Pengembangan Desa/Kelurahan Model Binaan Gerakan Terpadu Pengentasan Kemiskinan di Propinsi Jawa Timur, Tahun Anggaran 2008

Kemiskinan sudah sejak lama menjadi agenda permasalahan bagi negara-negara di dunia, baik negara maju maupun negara yang sedang berkembang. Seperti halnya negara berkembang lainnya, Indonesia meletakkan kemiskinan sebagai tujuan bagi pembangunan nasional. Semenjak kebijakan otonomi daerah diberlakukan di Indonesia pada awal tahun 2001 Jalu yaitu Undang-undang No.22 Tahun 1999 dan kemudian direvisi menjadi Undang-undang No. 32 Tahun 2004, Pemerintah Daerah telah memiliki kewenangan lebih luas untuk mengendalikan pembangunan di daerahnya masing-masing. Pendekatan pembangunan yang dipakai kemudian. berubah, yang awalnya meletakkan masyarakat sebagai obyek. pembangunan sekarang berubah menjadi subjek sekaligus obyek dari pembangunan. Untuk itu, berbagai kebijakan pengentasan kemiskinan dilaksanakan dengan prinsip desentralisasi, yaitu kebijakan pengentasan kemiskinan yang memberikan kepercayaan kepada masyarakat, yaitu kepada keluarga dan kelompok masyarakat miskin, lembaga swadaya masyarakat, dunia usaha dan masyarakat luas. Sebagai salah satu propinsi terpadat di Indonesia, Propinsi Jawa Tunur juga tidak luput dari permasalahan kemiskinan. Mengapa permasalahan kemiskinan ini seakan demikian sulit menemukan jalan keluar, padahal Pemerintah baik Pusat maupun daerah sudah sangat gencar mengeluarkan berbagai program untuk pengentasan kemiskinan. Beberapa program pengentasan kemiskinan yang telah dilakukan baik Pemerintah Pusat maupun Daerah antara lain adalah: program bantuan Beras untuk Keluarga Miskin (Raskin) dalam bidang pangan, Asuransi Kesehatan· Keluarga Miskin (Askeskin) dalam bidang kesehatan, Bantuan Langsung Tunai (BL T) untuk pengembangan usaha mikro, Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dalam bidang pendidikan, Program Alesi Mengatasi Dampak Kenaikan Bahan Bakar Minyak (PAM DKB), Jaring Pengaman Ekonomi SosiaI (JPES), Program Gerakan Terpadu Pengentasan Kemiskinan (Gerdu-Taskin) dibidang usaha, manusia dan lingkungan hingga yang bam diluncurkan tabun 2007 laIu yaitu Program Keluarga Harapan (PKH)

TRIDENT – Technology based impact assessment tool foR sustaInable, transparent Deep sEa miNing exploraTion and exploitation: A project overview

By creating a dependable, transparent, and cost-effective system for forecasting and ongoing environmental impact monitoring of exploration and exploitation activities in the deep sea, TRIDENT seeks to contribute to the sustainable exploitation of seabed mineral resources. In order to operate autonomously in remote locations under harsh conditions and send real-time data to authorities in charge of granting licenses and providing oversight, this system will create and integrate new technology and innovative solutions. The efficient monitoring and inspection system that will be created will abide by national and international legal frameworks. At the sea surface, mid-water, and the bottom, TRIDENT will identify all pertinent physical, chemical, geological, and biological characteristics that must be monitored. It will also look for data gaps and suggest procedures for addressing them. These are crucial actions to take in order to produce accurate indicators of excellent environmental status, statistically robust environmental baselines, and thresholds for significant impact, allowing for the standardization of methods and tools. In order to monitor environmental parameters on mining and reference areas at representative spatial and temporal scales, the project consortium will thereafter develop and test an integrated system of stationary and mobile observatory platforms outfitted with the most recent automatic sensors and samplers. The system will incorporate high-capacity data processing pipelines able to gather, transmit, process, and display monitoring data in close to real-time to facilitate prompt actions for preventing major harm to the environment. Last but not least, it will offer systemic and technological solutions for predicting probable impacts of applying the developed monitoring and mitigation techniques.TRIDENT project has received funding from the European Union’s HE programme under grant agreement No 101091959info:eu-repo/semantics/publishedVersio

TRIDENT – Technology based impact assessment tool foR sustaInable, transparent Deep sEa miNing exploraTion and exploitation: A project overview

By creating a dependable, transparent, and costeffective system for forecasting and ongoing environmental impact monitoring of exploration and exploitation activities in the deep sea, TRIDENT seeks to contribute to the sustainable exploitation of seabed mineral resources. In order to operate autonomously in remote locations under harsh conditions and send real-time data to authorities in charge of granting licenses and providing oversight, this system will create and integrate new technology and innovative solutions. The efficient monitoring and inspection system that will be created will abide by national and international legal frameworks. At the sea surface, mid-water, and the bottom, TRIDENT will identify all pertinent physical, chemical, geological, and biological characteristics that must be monitored. It will also look for data gaps and suggest procedures for addressing them. These are crucial actions to take in order to produce accurate indicators of excellent environmental status, statistically robust environmental baselines, and thresholds for significant impact, allowing for the standardization of methods and tools. In order to monitor environmental parameters on mining and reference areas at representative spatial and temporal scales, the project consortium will thereafter develop and test an integrated system of stationary and mobile observatory platforms outfitted with the most recent automatic sensors and samplers. The system will incorporate high-capacity data processing pipelines able to gather, transmit, process, and display monitoring data in close to real-time to facilitate prompt actions for preventing major harm to the environment. Last but not least, it will offer systemic and technological solutions for predicting probable impacts of applying the developed monitoring and mitigation techniques.</p

Jornadas Nacionales de Robótica y Bioingeniería 2023: Libro de actas

Las Jornadas de Robótica y Bioingeniería de 2023 tienen lugar en la Escuela Técnica Superior de Ingeniería Industrial de la Universidad Politécnica de IVIadrid, entre los días 14 y 16 de junio de 2023. En este evento propiciado por el Comité Español de Automática (CEA) tiene lugar la celebración conjunta de las XII Jornadas Nacionales de Robótica y el XIV Simposio CEA de Bioingeniería. Las Jornadas Nacionales de Robótica es un evento promovido por el Grupo Temático de Robótica (GTRob) de CEA para dar visibilidad y mostrar las actividades desarrolladas en el ámbito de la investigación y transferencia tecnológica en robótica. Asimismo, el propósito de Simposio de Bioingeniería, que cumple ahora su decimocuarta dicción, es el de proporcionar un espacio de encuentro entre investigadores, desabolladores, personal clínico, alumnos, industriales, profesionales en general e incluso usuarios que realicen su actividad en el ámbito de la bioingeniería. Estos eventos se han celebrado de forma conjunta en la anualidad 2023. Esto ha permitido aunar y congregar un elevado número de participantes tanto de la temática robótica como de bioingeniería (investigadores, profesores, desabolladores y profesionales en general), que ha posibilitado establecer puntos de encuentro, sinergias y colaboraciones entre ambos. El programa de las jornadas aúna comunicaciones científicas de los últimos resultados de investigación obtenidos, por los grupos a nivel español más representativos dentro de la temática de robótica y bioingeniería, así como mesas redondas y conferencias en las que se debatirán los temas de mayor interés en la actualidad. En relación con las comunicaciones científicas presentadas al evento, se ha recibido un total de 46 ponencias, lo que sin duda alguna refleja el alto interés de la comunidad científica en las Jornadas de Robótica y Bioingeniería. Estos trabajos serán expuestos y presentados a lo largo de un total de 10 sesiones, distribuidas durante los diferentes días de las Jornadas. Las temáticas de los trabajos cubren los principales retos científicos relacionados con la robótica y la bioingeniería: robótica aérea, submarina, terrestre, percepción del entorno, manipulación, robótica social, robótica médica, teleoperación, procesamiento de señales biológicos, neurorehabilitación etc. Confiamos, y estamos seguros de ello, que el desarrollo de las jornadas sea completamente productivo no solo para los participantes en las Jornadas que podrán establecer nuevos lazos y relaciones fructíferas entre los diferentes grupos, sino también aquellos investigadores que no hayan podido asistir. Este documento que integra y recoge todas las comunicaciones científicas permitirá un análisis más detallado de cada una de las mismas