1,390 research outputs found

    LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) LOKASI SMP NEGERI 3 MAGELANG

    Get PDF
    Praktik Pengalaman Lapangan ( PPL ) merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh seluruh mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta yang mengambil jurusan kependidikan Tujuan dari pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan adalah melatih mahasiswa dalam rangka menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya, sehingga mahasiswa memiliki pengalaman menjadi pendidik yang professional. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dilaksanakan di lokasi SMP Negeri 3 Magelang dan berlangsung selama kurang lebih satu bulan, sejak tanggal 10 Agustus 2015 sampai dengan 12 September 2015. Dalam kegiatan PPL, praktikan mengajar beberapa mata pelajaran sesuai bidangnya masing-masing. Selain melakukan praktik mengajar mahasiswa juga melakukan praktik persekolahan seperti setiap Senin dan hari besar Nasional. Selain itu kegiatan lainnya juga meliputi penyusunan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan silabus, pembuatan catatan harian, pembuatan media pembelajaran, konsultasi dengan guru pembimbing, dan pembuatan soal evaluasi. Kegiatan utama praktikan dalam PPL adalah praktik mengajar kelas VII dan IX dengan sistem paralel dimana praktikan mengajar pada kelas VII G, IX F dan IX H.. Praktik mengajar dilaksanakan sebanyak 15 kali pertemuan dalam kelas paralel tersebut. Selama melaksanakan PPL mahasiswa PPL semua kegiatan berjalan lancar dan baik berkat kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak Dosen pembimbing, Kepala Sekolah, Koordinator PPL, Guru pembimbing, staff karyawan dan semua siswa - siswi

    Brand knowledge of Lexus According to the Younger Segment Group

    Get PDF
    Abstract - Lexus is the luxury vehicle brand, owned by Toyota Motor Corporation, which values the products and experiences that offer luxury, comfort, and innovation. Lexus was introduced in Indonesia 2007, and now they plan to expand their market segment by launching their new product for younger age, soon. Since they are considered as a new brand on the luxury car market, it has to compete with those well-known European luxury brands. It is a tight competition, because the competitors have already had strong brand image that had been built years before. So this research was aimed to find out younger generationĆ¢ā‚¬ā„¢s perception towards Lexus, through the brand awareness and brand image. Those findings are collected by a qualitative research through the free association method and picture response technique, which are conducted by the younger generation as the respondents. This research revealed that the brand image of Lexus is well captured by younger generation, because most of respondents have positive images toward Lexus, and already have some knowledge about Lexus. Younger age tends to be lifestyle oriented and aspired to high-end people, and Lexus is considered to be a tool to gain prestige and social recognition. But the awareness of Lexus is still attached with Toyota, which leads to negative association towards the brand itself. Moreover, younger age perceives the luxurious only on the productĆ¢ā‚¬ā„¢s image, whereas Lexus also offers the luxury value through the experiences. By the result of this research, Lexus is suggested to conduct a marketing strategy to loosen the attachment between Toyota and Lexus. Lexus also needs to make an effort in certain direction to strengthen its value, which is the luxury experience, to the younger age. So, the opportunity to approach this new-targeted sub-segment will be more widely open.Keywords: Brand, Brand Image, Brand Awareness, Brand Knowledge, Lexus, Younger Generation, Younger Age

    MODEL SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TARI DI KELAS VII-E SMP NEGERI 14 BANDUNG

    Get PDF
    Penelitian yang berjudul Model Simulasi untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa pada Pembelajaran Tari di Kelas VII-E SMP Negeri 14 Bandung, dilatarbelakangi oleh proses pembelajaran tari di sekolah yang masih berpusat pada guru (Teacher centered). Metode dan materi kurang bervariasi sehingga menyebabkan peran aktif siswa kurang (pasif). Tujuan dari penelitian ini ialah untuk memperoleh data mengenai peningkatan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran tari dengan menggunakan model Simulasi.Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah praeksperimental melalui pendekatan kuantitatif dengan Desain one-Shot Case Study yaitu desain penelitian yang tidak menggunakan kelas kontrol. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini ialah bahwa model simulasi mampu meningkatkan keaktifan belajar siswa, yang dapat dilihat dari aktivitas siswa dalam memperhatikan, bertanya menjawab dan kegiatan eksplorasi dalam mencari gerak selama proses pembelajaran. Hasil dari penerapan model ini siswa memiliki kemampuan bergerak dalam menari, toleransi terhadap teman-temannya, siswa berani tampil, dan meningkatnya kemampuan interaksi sosial dalam kegiatan bekerjasama serta meningkatnya keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran tari. Research of entitled about Simulation Models to improve the students learning activeness for learning dance in SMPNegeri 14 Bandung class VII-Eā€, have a background the teacher was to be centered learning dance at school. Donā€™t have any method and material so can make student not active in the class. Itā€™smean from the research will get information about increase student activity dance learning with Simulasi. The method used in this research is praeksperimental and desaign one shot case study. From the research we got simulasi method can increase student activity, can be looked from expression student asking to the teacher, answer the question, and eksplorasi activity in search gesture during learning proces, from this method student not only have gesture ability but also student wellto do tolerance to ward their friends. Can able to building bravery in their selve to showing and student can increase social interaction ability to teamwork. The conclusion is simulasi method thats the right way for student in dance learning

    Tinjauan Aspek Administratif Dan Klinis Pada Resep Di Tiga Apotek Di Kabupaten Jepara Periode Januari-Juni 2011

    Get PDF
    Kesalahan pengobatan kemungkinan terjadi dalam proses pelayanan, sedangkan proses pengobatan berarti menjamin kualitas obat dan proses penggunaan obat untuk mencapai pengobatan maksimum dan terhindar dari efek sampingnya. Untuk mengantisipasi kesalahan pengobatan, salah satunya dengan melakukan skrining resep. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian resep ditinjau dari aspek administratif dan klinis di tiga apotek di Kabupaten Jepara periode Januari-Juni 2011. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif dan pengambilan data secara retrospektif. Populasi penelitian meliputi semua resep di tiga apotek di Kabupaten Jepara periode Januari-Juni 2011. Jumlah sampel ditentukan dengan tabel Krejcie dan pengambilan sampel dengan Systematical Sampling. Data dianalisis untuk mendapatkan persentase ketidaklengkapan resep dari aspek administratif meliputi inscriptio, praescriptio, signatura, subscriptio, aspek klinis meliputi kesesuaian dosis, frekuensi pemberian, durasi serta keparahan potensial interaksi. Sampel yang diperoleh sebanyak 338 resep dengan jumlah 1238 obat, 203 diantaranya adalah obat antibiotik, ketidaksesuaian resep dari aspek administratif yang paling banyak yaitu tidak mencantumkan alamat pasien (77,81%) dan jenis kelamin (29,29%), aspek klinis, yaitu dosis lebih 1,13%, dosis kurang 2,58%, frekuensi lebih 5,33%, frekuensi kurang 7,43%, durasi lebih untuk antibiotik 0,08%, durasi kurang 3,31%, interaksi mayor 1,05%, moderat 1,86%, minor 0,65% dan interaksi tidak diketahui tingkat keparahannya 2,18%

    EFEKTIVITAS PROGRAM PERKULIAHAN IPA TERAPAN MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DENGAN PENDEKATAN STEM UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS, LITERASI STEM, DAN PENGUASAAN KONSEP CALON GURU

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas program perkuliahan IPA Terapan yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dengan pendekatan STEM dalam mengembangkan kreativitas, penguasaan konsep, dan literasi STEM peserta didik. Dalam perkuliahan peserta didik melaksanakan proyek energi terbarukan tenaga matahari. Teori belajar konstruktivis, pengembangan kognitif, dan pembelajaran untuk orang dewasa diadaptasi untuk mengembangkan model pembelajaran ini. Metode penelitian yang digunakan yaitu mixed methods embedded experimental. Prosedur penelitian meliputi (1) tahap persiapan dalam bentuk studi lapangan dan studi pustaka, perancangan model, dan uji coba terbatas, (2) tahap pelaksanaan (implementasi) meliputi uji coba utama, dan (3) tahap interpretasi untuk memberi makna terhadap hasil uji coba utama. Subjek penelitian ini adalah peserta didik Pendidikan Fisika pada salah satu LPTK di kota Madiun, Jawa Timur yang sedang menempuh mata kuliah IPA Terapan pada semester genap tahun ajaran 2014-2015. Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian sekitar 59 peserta didik, yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelas eksperimen (28 peserta didik) dan kelas kontrol (31 peserta didik). Terdapat enam jenis instrumen yang dikembangkan, yaitu instrumen berupa tes, skala sikap, angket, lembar observasi, lembar penilaian, dan pedoman wawancara. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis gain dinormalisasi , effect size, dan uji beda. Analisis data non-tes dilakukan dengan menggunakan persentase serta analisis deskriptif. Proses pengembangan pembelajaran berbasis proyek dengan pendekatan STEM memiliki karakteristik yang menitikberatkan pada: menggabungkan bidang ilmu STEM dalam menyelesaikan proyek berdasarkan masalah, masalah yang dipilih bersifat kompleks dan nyata, pembelajaran yang mendorong kreativitas, meminimalkan hal-hal yang menghambat kreativitas, dan mendorong kerja sama tim yang baik. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis proyek dengan pendekatan STEM secara efektif mampu meningkatkan kreativitas, penguasaan konsep, literasi STEM, dan produk kreatif yang dihasilkan oleh peserta didik. Hasil analisis data tanggapan perkuliahan menunjukkan bahwa peserta didik memberikan tanggapan positif terhadap pengembangan program perkuliahan IPA Terapan melalui pembelajaran berbasis proyek dengan pendekatan STEM.;--- This study aims to test the effectiveness of applied natural science course which use project based learning model with STEM approach in improving creativity, concept mastery, and STEM literacy of learners. In the lecture, students perfroms renewable energy projects of solar energy. Constructivist learning theory, cognitive development, and learning for adults are adapted to develop this learning model. Research method used was mixed methods embedded experimental. Research procedures included (1) preparation stage in the form of field studies and literature studies, model designs, and limited testing, (2) implementation phase includes the main testing, and (3) interpretation phase to interpret the results of main testing. Subjects of this study were students of Physics Education in one of LPTK in Madiun, East Java who were currently studying Applied Natural Science in even semester of 2014-2015 academic year. The number of respondents involved in this research were about 59 students, who are divided into 2 groups, experiments class (28 students) and control class (31 students). There were 6 types of instruments developed, they were test, behaviour scales, questionnaires, observation sheets, and interview guidelines. Data analysis was performed using nomalized gain analysis , effect size, and different test. Non-test data analysis was performed by using the percentage and descriptive analysis. Process of developing project-based learning with STEM approach has characteristics that are focused on: incorporating STEM science in completing the project based on the problem, selected problems are complex and real, learning that encourages creativity, minimize things that inhibit creativity, and encourages a good teamwork. The results of data analysis shows that the project-based learning with STEM approach effectively able to increase creativity, concepts mastery, STEM literacy, and creative products which produced by learners. The data analysis results of lecture response shows that learners responded positively to the development of Applied Science lecture programs through project-based learning with STEM approach

    PEMODELAN OPTIMALISASI PRODUKSI UNTUK MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMROGRAMAN LINIER

    Get PDF
    PT. X merupakan perusahaan yang memproduksi besi beton dengan berbagai macam ukuran diameter, mulai diameter 6 mm sampai dengan 32 mm. Dalam memenuhi permintaan produk yang cukup bervariasi membuat perusahaan kesulitan dalam merencanakan produksi untuk menghasilkan keuntungan yang paling maksimal pada periode 1 minggu. Sejauh ini PT. X hanya menentukan jumlah pembuatan produk secara coba-coba dalam memenuhi permintaan, sehingga tidak bisa menghasilkan keuntungan yang maksimal. Untuk membantu memecahkan masalah tersebut digunakan metode pemrograman linier, yaitu suatu cara perencanaan aktivitas yang menggunakan model matematis untuk melakukan perhitungan optimasi produksi dengan tujuan menghasilkan keuntungan maksimal. Dengan metode ini maka diharapkan PT. X dapat menyusun rencana produksi yang lebih optimal dengan memperhatikan keterbatasan sumber daya yang ada. Hasil dari penerapan metode yang digunakan terlihat bahwa dengan menggunakan metode pemrograman linier perusahaan bisa memproduksi besi beton untuk semua diameter sesuai dengan permintaan, sehingga perusahaan selama seminggu memperoleh keuntungan maksimal 23,14% lebih besar dari keuntungan yang diperoleh sebelumnya. Kata Kunci : Pemodelan, Pemaksimalan Keuntungan, Pemrograman Linier

    EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS BAHASA JEPANG SISWA SMA

    Get PDF
    Dalam pembelajaran bahasa, terdapat empat keterampilan berbahasa yaitu berbicara, menulis, membaca, dan menyimak. Dari keempat keterampilan tersebut, keterampilan membaca merupakan salah satu keterampilan yang sulit dikuasai bagi pembelajar bahasa Jepang. Dalam pembelajaran membaca teks bahasa Jepang atau yang dalam bahasa Jepang disebut ā€œDokkaiā€, siswa tidak hanya mempelajari cara membacanya saja, tetapi siswa juga harus memahami isi teksnya. Seringkali siswa tidak memahami isi teks tersebut. Oleh karena itu, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, guru perlu menerapkan cara mengajar yang tepat. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis melakukan penelitian dalam pembelajaran membaca teks bahasa Jepang siswa SMA dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe The Power of Two. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan antara kemampuan siswa dalam membaca pemahaman teks bahasa Jepang dengan model Cooperative Learning tipe The Power of Two dan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman teks bahasa Jepang tanpa model Cooperative Learning tipe The Power of Two. Penulis menggunakan metode penelitian eksperimen dengan desain Randomized Control Group Only. Sampel dalam penelitian ini adalah 40 orang siswa dari kelas XI IPA SMA Negeri 1 Lembang tahun ajaran 2012/2013. Yaitu 20 orang siswa kelas XI.IPA4 sebagai kelas eksperimen, dan 20 orang siswa kelas XI.IPA1 sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan angket. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh nilai t-hitung adalah 5,90 , nilai t-tabel untuk db 38 pada taraf signifikan 1% yaitu 2,72. Hal ini menunjukkan bahwa nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel. Dengan demikian, terdapat perbedaan antara kemampuan siswa dalam membaca pemahaman teks bahasa Jepang dengan model Cooperative Learning tipe The Power of Two dan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman teks bahasa Jepang tanpa model Cooperative Learning tipe The Power of Two. Hasil analisis angket menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas eksperimen berpendapat positif terhadap penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe The Power of Two. Kata kunci : The Power of Two, membaca teks bahasa Jepang In language learning, there are four language skills: speaking, writing, reading, and listening. Of the four skills, reading skill is the one which is difficult to master for Japanese language learners. In learning to read Japanese texts or so-called "Dokkai" in Japanese, students do not only learn how to read it, but also need to understand the contents of the text. However, most students do not understand the contents of the text. Therefore, in order to achieve the learning goals, teachers need to implement a appropriate method of teaching. Based on this background, the authors conducted a study in teaching reading Japanese text with the use of one of Cooperative Learning Models: The Power of Two, for high school students. This study aims to determine whether there is any difference between the students ' comprehension ability in reading Japanese texts with the use of cooperative learning model: The Power of Two and the students' ability in reading comprehension Japanese text without the cooperative learning model. The author applied experimental research design: Randomized Control Group Only. The samples in this study were 40 students of grade XI of Science class of SMAN 1 Lembang year 2012/2013. They were 20 students of grade XI of IPA4 as the experimental class, and 20 students of grade XI of IPA1 as the control class. The samples were chosen through purposive sampling. The instrument used in this study were tests and questionnaires. Based on the analysis of data, the value of t-calculated was 5.90, the value of t-table for 38 db with 1% significance level was 2.72. This indicates that the value of t-calculated is greater than the value of t-table. Thus, there is a difference between the students 'ability in reading comprehension Japanese text with the cooperative learning model: The Power of Two and the students' ability in reading comprehension Japanese text without the model. The result of questionnaire analysis showed that most of the experimental class had a positive opinion on the application of cooperative learning instructional model : The Power of Two. Key Words: The Power of Two, reading the Japanese tex
    • ā€¦
    corecore