10 research outputs found

    Pelatihan Pengurus Jenazah di Desa Pattimpa

    Get PDF
    Islam menganjurkan ummatnya untuk selalu mengingat kematian, Islam juga menganjurkan ummatnya untuk menjenguk orang sakit untuk menghibur mereka dan mendoakan mereka. Apabila seorang telah meninggal dunia, hendaklah seorang yang merupakan keluarga yang sesama jenis kelaminnya agar mesti melakukan kewajibannya terhadap jenazah tersebut yaitu yaitu mempersiapkannya, memandikannya dan mengkafani. semua itu adalah perintah agama yang ditujukan kepada umat Islam sebagai kelompok masyarakat. Jika perintah itu telah dipenuhi oleh sebagian dari mereka sebagaimana mestinya, maka kewajiban menunaikan perintah itu berarti telah dilunasinya, kewajiban ini dalam istilah agama disebut fardhu kifayah. Akan sangat disayangkan bagi seluruh anggota kelompok muslim jika tidak ada orang dalam kelompok ini yang cukup mumpuni untuk melakukan fardhu kifayah seputar pemeliharaan jenazah di Desa Pattimpa. Maka dari itu kami selaku Mahasiswa KKN-DIK (kuliah kerja nyata pendidikan) UNIM BONE membuat kegiatan berupa pelatihan mengurus jenazah agar kiranya masyarakat bisa mebantu di kalangan masyarakat itu sendir

    PENINGKATAN MANAGEMEN LABORATORIUM SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN PRASARANA PENDIDIKAN YANG AKTIF DAN BERDAYA GUNA DI SMAN 2 BONE

    Get PDF
    The laboratory is a place for monitoring, experimenting, practicing and testing the concept of knowledge and technology. Science laboratory management includes planning, organizing, regulating, recording, maintaining, and funding. The function of the science laboratory to improve the quality of student learning depends on the teacher's view of science and learning. The purpose of the activity is to provide training to teachers and laboratory assistants in high schools. The method in carrying out activities offline is the lecture method and question and answer between the presenters and activity participants. The target of this service activity is a high school biology science teacher. The results of the service are that 70% of the participants strongly agree and 30% of the participants agree that the activities regarding laboratory management are in accordance with their needs. For 65% of participants stated strongly agree and 35% of participants agreed that the delivery of material on laboratory management activities can be understood by participants. For 90% of participants stated strongly agree and 10% of participants agreed that the results of the extension activities can be implemented at school. The conclusion of this activity is that this service activity is very much needed by teachers, especially the head of the laboratory and laboratory assistant in improving their competence

    Studi Etnografi pada Suku To Balo di Desa Bulo-bulo Kecamatan Pujananting Kebupaten Barru Sulawesi Selatan

    Full text link
    Penelitian ini menganalisis tentang budaya di suku to balo di Desa Bulo-Bulo Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru Sulawesi Selatan. Suku to balo jauh dari pelosok masyarakat tempat tinggal mereka karena telah mengasingkan diri dari masyarakat yang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sistem kekerabatan dan sistem mata pencaharian masyarakat suku to balo. Jenis penelitian yang digunakan merupakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan etnografi, karena dalam penelitian kualitatif menghendaki data dan informasi yang berbentuk deskripsi dan narasi untuk dapat mengungkapkan makna yang berada di Balik deskripsi atau uraian informan. Penentuan informan atau sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik sampling jenuh.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi secara langsung dan observasi kelompok, wawancara dengan masyarakat suku to balo, dan metode dokumenter.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Suku to balo adalah sebuah keluarga besar yang memiliki ciri tersendiri yaitu to balo yang artinya belang. Keluarga to balo hidup berdampingan dengan masyarakat sekitar dan tidak membentuk sebuah kelompok tersendiri. Sistem kekeluargaan keluarga to balo adalah sistem kekeluargaan patrilineal dan bilateral. Keluarga to balo termasuk sistem keluarga patrilineal karena yang menjadi kepala keluarga adalah pihak laki-laki atau sang ayah. Keluarga to balo juga termasuk sistem keluarga bilateral karena sistem kekerabatan masyarakat to balo masih memegang peranan penting dalam membangun identitas dalam kehidupan bersama sebagai suatu kelompok masyarakat. Sistem kekerabatan masyarakat to balo, berkembang dari suatu kelompok keluarga sebagai keluarga batih yang terdiri atas ayah, ibu dan anak-anak. Masyarakat suku to balo memperhitungkan garis keturunannya berdasarkan prinsip bilateral, yakni hubungan yang memperhitungkan garis ayah-ibu

    STUDI ETNOGRAFI PADA SUKU TO BALO DI DESA BULO-BULO KECAMATAN PUJANANTING KEBUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN

    Get PDF
    Penelitian ini menganalisis tentang budaya di suku to balo di Desa Bulo-Bulo Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru Sulawesi Selatan. Suku to balo jauh dari pelosok masyarakat tempat tinggal mereka karena telah mengasingkan diri dari masyarakat yang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sistem kekerabatan dan sistem mata pencaharian masyarakat suku to balo. Jenis penelitian yang digunakan  merupakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan etnografi, karena dalam penelitian kualitatif menghendaki data dan informasi yang berbentuk deskripsi dan narasi untuk dapat mengungkapkan makna yang berada di balik deskripsi atau uraian informan. Penentuan informan atau sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik sampling jenuh.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi secara langsung dan observasi kelompok, wawancara dengan masyarakat suku to balo, dan metode dokumenter.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Suku to balo adalah sebuah keluarga besar yang memiliki ciri tersendiri yaitu to balo yang artinya belang. Keluarga to balo hidup berdampingan dengan masyarakat sekitar dan tidak membentuk sebuah kelompok tersendiri. Sistem kekeluargaan keluarga to balo adalah sistem kekeluargaan patrilineal dan bilateral. Keluarga to balo termasuk sistem keluarga patrilineal karena yang menjadi kepala keluarga adalah pihak laki-laki atau sang ayah. Keluarga to balo juga termasuk sistem keluarga bilateral karena sistem kekerabatan masyarakat to balo masih memegang peranan penting dalam membangun identitas dalam kehidupan bersama sebagai suatu kelompok masyarakat. Sistem kekerabatan masyarakat to balo, berkembang dari suatu kelompok keluarga sebagai keluarga batih yang terdiri atas ayah, ibu dan anak-anak. Masyarakat suku to balo memperhitungkan garis keturunannya berdasarkan prinsip bilateral, yakni hubungan yang memperhitungkan garis ayah-ibu. Kata Kunci : Etnografi, Sistem Kekeluargaan, Sistem Mata Pencaharian, dan Suku To Bal

    Keberhasilan Progam Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (Puap) Di Kecamatan Sungai Kunyit Kabupaten Mempawah

    Get PDF
    This study aimed to analyze the influence of the entrepreneurial spirit of farmer group caretaker to the success of rural agribusiness development program. The analysis used in this research is multiple linear regression analysis. This study uses 36 board of farmer group in Sei Kunyit, Mempawah District. The results showed that entrepreneurship has a positive and significant value to the success of the rural agribusiness development program. While the application of management has a negative value and not significant to the success of rural agribusiness development program in Sei Kunyit, Mempawah District. Attribute entrepreneurship provides the effect of 0.261. This sshows that for the success of rural agribusiness development programs to consider and foster the entrepreneurial spirit of farmer group caretaker. Keywords :  Entrepreneurial Spirit, Applicaton of Busness Magement, Success of Rural Agrbusiness Development Effor

    Model Pembelajaran Demonstrasi dalam Bidang Sains untuk Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini (AUD) (dibimbing oleh Achmad Tolla dan Muhammad Jufri).

    No full text
    ABSTRAK SYAMSURIAH. 2014. Model Pembelajaran Demonstrasi dalam Bidang Sains untuk Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini (AUD) (dibimbing oleh Achmad Tolla dan Muhammad Jufri). Penelitian ini bertujuan untuk (1) memberikan gambaran tentang pelaksanaan pengembangan perangkat Model Pembelajaran Demonstrasi dalam Bidang Sains untuk Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini, yang valid, praktis, dan efektif bagi Anak Usia Dini, dan (2) Untuk memperoleh produk berupa perangkat Model Pembelajaran Demonstrasi dalam Bidang Sains untuk Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini, yang valid, praktis, efektif, dan efisien di TK Al Qalam Kabupaten Gowa. Penelitian ini termasuk jenis penelitian pengembangan Research and Development (R & D) model ADDIE yang terdiri atas 5 tahap, yaitu: 1. Analysis (analisa), 2. Design (desain/perancangan), 3. Development (pengembangan), 4. Implementation (implementasi), dan 5. Evaluation (evaluasi/umpan balik). Perangkat pembelajaran yang dikembangkan meliputi Buku Pedoman Model Pembelajaran Demonstrasi dalam Bidang Sains untuk Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini di Taman Kanak-Kanak, khususnya pada kelompok B. Program Semester, Rencana Kegiatan Mingguan (RKM), Rencana Kegiatan Harian (RKH), dan Lembar Kegiatan Anak (LKA). Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa perangkat Model Pembelajaran Demonstrasi dalam Bidang Sains untuk Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini di Taman Kanak-Kanak Al Qalam Kabupaten Gowa yang dikembangkan adalah: (1) kevalidan Buku Pedoman Model Pembelajaran Demonstrasi dalam Bidang Sains untuk Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini memiliki validitas rata-rata 3,25 (kategori valid), Program Semester memiliki validitas rata-rata 3,25 (kategori valid), Rencana Kegiatan Mingguan memiliki validitas rata-rata 3,15 (kategori valid), Rencana Kegiatan Harian memiliki validitas rata-rata 3,5 (kategori valid), dan Lembar Kegiatan Anak memiliki validitas rata-rata 3,25 (kategori valid). (2) Kepraktisan perangkat pembelajaran, dianalisis dengan menggunakan lembar observasi untuk mengukur kemampuan guru dalam menerapkan perangkat pembelajaran diperoleh percentage of agreement (PA) sebesar 100%. Berdasarkan hasil pengamatan oleh dua observer terhadap kemampuan guru dalam menerapkan perangkat pembelajaran telah memenuhi kriteria keterlaksanaan yaitu sudah terlaksana seluruhnya (1,5 ≤ X < 2,0) pada saat proses berlangsung. Dengan demikian, perangkat Model Pembelajaran tersebut, layak digunakan dalam proses pembelajaran, dan (3) Keefektifan perangkat model pembelajaran demonstrasi dikatakan efektif dimana tiga orang guru (100%) memberikan respon sangat baik

    Model Pembelajaran Demonstrasi dalam Bidang Sains untuk Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini (AUD

    No full text
    ABSTRAK SYAMSURIAH. 2014. Model Pembelajaran Demonstrasi dalam Bidang Sains untuk Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini (AUD) (dibimbing oleh Achmad Tolla dan Muhammad Jufri). Penelitian ini bertujuan untuk (1) memberikan gambaran tentang pelaksanaan pengembangan perangkat Model Pembelajaran Demonstrasi dalam Bidang Sains untuk Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini, yang valid, praktis, dan efektif bagi Anak Usia Dini, dan (2) Untuk memperoleh produk berupa perangkat Model Pembelajaran Demonstrasi dalam Bidang Sains untuk Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini, yang valid, praktis, efektif, dan efisien di TK Al Qalam Kabupaten Gowa. Penelitian ini termasuk jenis penelitian pengembangan Research and Development (R & D) model ADDIE yang terdiri atas 5 tahap, yaitu: 1. Analysis (analisa), 2. Design (desain/perancangan), 3. Development (pengembangan), 4. Implementation (implementasi), dan 5. Evaluation (evaluasi/umpan balik). Perangkat pembelajaran yang dikembangkan meliputi Buku Pedoman Model Pembelajaran Demonstrasi dalam Bidang Sains untuk Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini di Taman Kanak-Kanak, khususnya pada kelompok B. Program Semester, Rencana Kegiatan Mingguan (RKM), Rencana Kegiatan Harian (RKH), dan Lembar Kegiatan Anak (LKA). Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa perangkat Model Pembelajaran Demonstrasi dalam Bidang Sains untuk Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini di Taman Kanak-Kanak Al Qalam Kabupaten Gowa yang dikembangkan adalah: (1) kevalidan Buku Pedoman Model Pembelajaran Demonstrasi dalam Bidang Sains untuk Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini memiliki validitas rata-rata 3,25 (kategori valid), Program Semester memiliki validitas rata-rata 3,25 (kategori valid), Rencana Kegiatan Mingguan memiliki validitas rata-rata 3,15 (kategori valid), Rencana Kegiatan Harian memiliki validitas rata-rata 3,5 (kategori valid), dan Lembar Kegiatan Anak memiliki validitas rata-rata 3,25 (kategori valid). (2) Kepraktisan perangkat pembelajaran, dianalisis dengan menggunakan lembar observasi untuk mengukur kemampuan guru dalam menerapkan perangkat pembelajaran diperoleh percentage of agreement (PA) sebesar 100%. Berdasarkan hasil pengamatan oleh dua observer terhadap kemampuan guru dalam menerapkan perangkat pembelajaran telah memenuhi kriteria keterlaksanaan yaitu sudah terlaksana seluruhnya (1,5 ≤ X < 2,0) pada saat proses berlangsung. Dengan demikian, perangkat Model Pembelajaran tersebut, layak digunakan dalam proses pembelajaran, dan (3) Keefektifan perangkat model pembelajaran demonstrasi dikatakan efektif dimana tiga orang guru (100%) memberikan respon sangat baik. Kata kunci: Pembelajaran demonstrasi, pengembangan kognitif, anak usia dini. ABSTRAKCT SYAMSURIAH, 2014. Demonstration Learning Model in Science to the Cognitive Development of Early Childhood (supervised by Achmad Tolla and Muhammad Jufri). The objectives of this research are: 1) to provide a description on the implementation of instrument development of demonstration learning model in science to the cognitive development of early childhood which is invalid, practical, and affective and 2) to produce a valid, practical, effective, and efficient instrument of demonstration learning model in science to develop early childhood cognitive of students in TK Al Qalam, Gowa. This is a research and development (R & D) study of ADDIE model which consisted 0f 5 phases of development, namely analysis, design, development, implementation, and evaluation. The developed learning instrument consisted of guided book of demonstration learning model in science to the cognitive development of early childhood in kindergarten, especially class B, semester program, Weekly Activities Plan, Daily Activities Plan, and Student,s Workbook. The result of this study revealed that (1) the developed instruments are valid, where the mean validity score of guided book is 3,25 (valid category), semester prigram is also 3,25 (valid category), Weekly Activities Plan is 3,15 (valid category) Daily Activities Plan 3,5 (valid category), and Student,s Workbook is 3,25 (valid category); (2) the practicality of instrument analyzed by applying observation sheet to measure teacher,s ability to implement the instrument obtained percentage of agreement. 100%. Based on the observation from two observers on teachers, ability in implementing demonstration learning model instrument on science to the cognitive development of early childhood has met the criteria which is completely implemented (1.5 ≤ X < 2.0) during the process. Thus, the instrument of learning model is feasible to be used in learning process; and (3) the effectiveness of demonstration learning model is confirmed as effective because three teachers (100%) give a very good response. Keywords: Demonstration learning model, cognitive development, early childhoo

    A Budgeting Model with Financial Information System (SIK) Application Based on Financial Report in the Industry 4.0 Era

    No full text
    This research analyzed the budgeting system and the budget ceiling setting within the scope unit of Universitas Hasanuddin, whether the current budgeting model of Universitas Hasanuddin (the performance-based budgeting) was still relevant to current conditions in the fourth industrial revolution (industry 4.0), as well as the shortcomings of the budgeting system in the financial information system application within the environment of Universitas Hasanuddin. This research used a descriptive analysis method and data calculation analysis to measure the effectiveness and efficiency of the budget. The data analysis consisted of interviews, observation, and documentation data. The data validation was carried out by triangulation, including the triangulation method, data sources, and the data itself. The results showed that APPKeu was more effective and efficient than the FIS application. The ceiling was set from upstream to downstream; on the other hand, the budget planning was from downstream to upstream. The budgeting model at Universitas Hasanuddin was performance-based. However, the supported by Industry 4.0, born by the current chancellor of Universitas Hasanuddin. This research emphasized a rubric for application system guidance and Tor for implementing activities, chancellor commitments, and data backup

    What Makes an Entrepreneur? A Study on Entreprenurial Intentions among Dutch Master Students and Indonesian Master Students

    No full text
    This study takes a deeper look at the entrepreneurial intentions in two countries with different cultural and social structures, Indonesia and The Netherlands. Survey among 94 Indonesian and 93 Dutch master students examine several factors of entrepreneurial intentions such as demographic factors (gender, age, education background, work experience), personality factors (need for achievement and self-efficacy) and environment factors (access to capital, access to information and social networks). Moreover, it has been decided to compare some need for achievement and social network variables between the two samples. Generally, the findings of this study find evidences for the effect of demographic, personality and environment factors on entrepreneurial intentions. Gender, education background, need for achievement, self-efficacy and social networks variable are found to be determinant factors of entrepreneurial intention of master students in Indonesia and The Netherlands. Interesting result has been found that age has negative significant impact on entrepreneurial intentions while other factors like working experience, access to capital and access to information do not have significant impact on entrepreneurial intentions of the samples. Moreover, the comparative analysis of this study found that Indonesian have higher entrepreneurial intention, need for achievement and social network than Dutch master students. Summing up, this study found the support that demographic, personality and entrepreneurial factors have an impact on entrepreneurial intentions of master students in developing country like Indonesia and developed country like The Netherlands. Results of this study are expected to give insights for government and scholars to develop policies, theories, and programs to cultivate entrepreneurial intentions of students
    corecore