13 research outputs found

    Upaya Peningkatan Hasil Belajar Dan Minat Belajar Melalui Model Examples Non Examples Pada Pembelajaran Daring Peserta Didik Kelas IV SD Negeri Keblukan Tahun Pelajaran 2020/2021

    Get PDF
    Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 3 siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Keblukan Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung dengan subjek penelitian adalah 12 siswa yang terdiri dari 3 putra dan 9 putri. Data yang diambil berupa hasil tes akhir siklus, hasil observasi dan dokumentasi. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila dalam kelas 85% atau lebih dari jumlah siswamemperoleh nilai rata-rata 75 dan rata-rata aktivitas siswa adalah 75% atau lebih dari jumlah siswa dalam kategori baik. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui nilai peserta didik meningkat dari siklus I ke siklus II baik nilai rata-rata, ketuntasan klasikal, ketuntasan Peserta didik dan data Peserta didik yang tuntas maupun belum tuntas. Dengan nilai rata-rata pada siklus I yaitu 63,56 dan siklus II yaitu 83,9. Sedangkan persentase ketuntasan belajar pada siklus I yaitu 41% menjadi 83% pada siklus II dan meningkat pada siklus III menjadi 100%. Hasil dari minat peserta didik pada siklus 1 sebesar 49,78% meningkat pada siklus II sebesar 89,78%, dan meningkat kembali pada siklus III menjadi 93,5% sehingga dapat diartikan bahwa pembelajaran daring menggunakan model Examples non examples dapat meningkatkan hasil dan minat belajar siswa.Kata Kunci: hasil belajar, minat belajar, Model Examples non Examples, Pembelajaran Darin

    Effect of Age and Type of Cage (Close House and Open House) on Hen House, Feed Efficiency, Mortality and Livability of Laying hens

    Get PDF
    The purpose of this study was to determine the effect of chicken age and type of cage on the hen house, feed efficiency, mortality and livability of laying hens. This research is an experimental study using 20000 laying hens. This study used a 2x5 factorial completely randomized design (CRD). The two factors were the age of the chickens (U) (30, 50 and 70 weeks) and the type of cage (K) (open house and close house). Based on the results of statistical analysis, it was found that the cage type had a very significant effect (p<0.01) on hen hpuse, feed efficiency, mortality and livability. Chicken age had a very significant effect (p<0.01) on hen house, feed efficiency and livability and significantly (p<0.05) on mortality. The interaction between the two has a very significant effect (p<0.01) on hen house, feed efficiency, mortality and livability. The average hen house obtained in this study ranged from 74.33-89.43%; feed efficiency 61.78-75.95%; mortality 0.01-0.35% and livability 81.83-98.33%. Based on the results of the study, it can be concluded that the interaction between laying hens age and cage type is closely related to hen house value, feed efficiency, mortality and livability. The best results were obtained from the interaction of chickens aged 30 weeks in a close house cag

    Profil Etika Komunikasi Peserta Didik dengan Guru di Media Sosial Whatsapp pada Kelas XI IPS SMAN 1 Basa Ampek Balai Kabupaten Pesisir Selatan

    Get PDF
    Penelitian ini dilatar belakangi ditemukannya permasalahan tentang etika komunikasi peserta didik dengan guru di media sosial whatsapp. Tujuannya untuk mendeskripsikan: 1.) etika komunikasi peseta didik dengan guru dilihat dari salam pembuka. 2.) dilihat dari perkenalan diri. 3.) dilihat dari kata yang bertele-tele. 4.)  dilihat dari bahasa yang digunakan. 5) dilihat dari waktu pengiriman pesan. 6.) dilihat dari peraturan yang berlaku.7.) dilihat dari jangan menyela atau memotong pembicaraan. 8.) dilihat dari salam penutup.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang berusaha menggambarkan tentang suatu keadaan apa adanya. Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI IPS SMAN 1 Basa Ampek Balai yang berjumlah 135 peserta didik. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 68 orang peserta didik, dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, sedangkan untuk analisis digunakan rumus persentase.Hasil penelitian ini menunjukkan: 1.) etika komunikasi peseta didik dengan guru dilihat dari salam pembuka berada pada katagori kurang baik. 2.) dilihat dari perkenalan diri berada pada katagori kurang baik. 3.) dilihat dari kata yang bertele-tele berada pada katagori kurang baik. 4.)  dilihat dari bahasa yang digunakan berada pada katagori kurang baik. 5) dilihat dari waktu pengiriman pesan berada pada katagori kurang baik. 6.) dilihat dari peraturan yang berlaku berada pada katagori kurang baik.7.) dilihat dari jangan menyela atau memotong pembicaraan berada pada katagori kurang baik. 8.) dilihat dari salam penutup.Berada pada kategori kurang baik

    PEMBERIAN TRICHOKOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT TERFORMULASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI LAHAN GAMBUT

    Get PDF
    This study aimed to get to know the effect of different doses formulated Trichokompos doses on the growth and production of onion varieties in peat area, as well as to get a dose of Trichokompos formulated and the best interaction on several onion varieties. Research using split plot design draft with 12 combination and each treatment was repeated 3 times, analyzed in the laboratory and analysis of variance. The main plot treatments consisted of: (V1): Varieties Bauji, (V2): Varieties Maja Cipanas, (V3): Varieties Bima Brebes. Treatment subplot, consists of 4 levels, namely: T1: (5 ton / ha), T2 (10 tons / ha), T3 (15 ton / ha) and T4 (20 ton / ha). The data obtained were statistically analyzed using analysis of variance (ANOVA) followed by HSD test at 5% level. The results of the research showed that, the provision of oil palm empty bunches Trichokompos formulated doses of 10 ton / ha and a dose of 20 ton / ha on the varieties Bauji can increase the content of chlorophyll by 78.64% and K nutrient uptake value of 2.46 mg / plant. Provision of Oil Palm Empty Fruit Bunch Trichokompos formulated doses of 10 ton / ha on Maja Cipanas varieties could increase plant height of 24.93 cm and a dose of 5 tonnes / ha can increase the diameter of the bulbs by 24.70% and the provision of oil palm empty bunches Trichokompos formulated doses of 5, 10 , 15 and 20 ton / ha on Bima Brebes varieties can increase the number of tillers, the number of bulbs, tubers fresh weight, fresh weight of the plants, the rate of photosynthesis, transpiration rate, stomata conductivity, CO2 concentration, the value of N uptake and nutrient uptake value P. Increasing doses of oil palm empty bunches Trichokompos formulated from 5 to 20 ton / ha on the varieties Bauji, Maja Cipanas and Bima Brebes not affect all parameters observed

    Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik di SMA Negeri 11 Muaro Jambi

    Get PDF
    Berdasarkan hasil pra penelitian yang dilaksanakan di SMA Negeri 11 Muaro Jambi diketahui bahwa kegiatan pembelajaran biologi belum aktif sehingga kemampuan berpikir kritis masih tergolong rendah. Salah satu model pembelajaran yang cukup bervariasi dan tentunya dapat melibatkan peran aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran adalah model pembelajaran Experiential Learning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Experiential Learning terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik di SMA Negeri 11 Muaro Jambi. Metode penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain Posttest Control Group Design sedangkan pengumpulan data dengan teknik tes akhir (Pos test). Analisis data dengan ttes. Teknik pengambilan sampel menggunakan Simple Random Sampling dengan sampel berjumlah 20 peserta didik di kelas eksperimen dan 20 peserta didik di kelas kontrol. Data dianalisis menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis melalui SPPS Versi 26. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan membandingkan rata-rata perolehan nilai kemampuan berpikir kritis kelas kontrol dengan kelas eksperimen, nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis yang menggunakan model pembelajaran Experiential Learning lebih tinggi, yaitu sebesar 85.00, sedangkan kelas kontrol sebesar 74,10. Dari uji ttes pada taraf signifikan 5% = 1,638 dan 1% = 2,353 diperoleh 1,638 2,353 jadi thitung > ttabel atau HO ditolak dan Ha diterima dengan hasil sig (2-tailed) adalah 0,000 < 5 % yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara kemampuan berpikir kritis peserta didik yang menggunakan model pembelajaran Experiential Learning (EL) dengan yang tidak menggunakan model pembelajaran Experiental Learning (EL) di SMA Negeri 11 Muaro Jambi

    PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP KUALITAS LAYANAN PASTI PAS PADA SPBU RAWA MAKMUR BENGKULU (Studi Kasus pada Kendaraan Roda Empat Ke atas)

    No full text
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap kualitas layanan PASTI PAS SPBU Rawa Makmur Bengkulu. Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi yang menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data. Jenis data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh melalui kuisioner dan data sekunder yang berupa laporan, referensi dan dokumen pada SPBU Rawa Makmur Bengkulu. Populasi dalam penelitian adalah seluruh konsumen yang melakukan pengisian bahan bakar minyak pada SPBU Rawa Makmur Bengkulu minimal 3 kali. Metode pengambilan sampel digunakan adalah accidental sampling. Sedangkan metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan rata-rata dan persentase. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil bahwa : (1) Secara umum penilaian konsumen terhadap kemampuan karyawan (operator) dalam memberikan pelayanan kepada konsumen berada pada kriteria baik yang berarti bahwa konsumen puas dengan kemampuan karyawan SPBU Rawa Makmur dalam memberikan pelayanan (nilai rata-rata 3,69); (2) Nilai rata-rata persepsi responden atas variabel peralatan SPBU Rawa Makmur sebesar 3,65. Yang berarti bahwa secara umum penilaian konsumen terhadap peralatan kerja yang ada pada SPBU Rawa Makmur Bengkulu telah dapat memuaskan konsumen; (3) Nilai rata-rata persepsi responden atas variabel fasilitas SPBU Rawa Makmur sebesar 3,58. Yang berarti bahwa secara umum penilaian konsumen terhadap fasilitas yang disediakan oleh SPBU Rawa Makmur Bengkulu telah dapat memuaskan konsumen; (4) Nilai rata-rata persepsi responden atas variabel format fisik SPBU Rawa Makmur sebesar 3,38. Yang berarti bahwa secara umum penilaian konsumen terhadap format fisik yang digunakan oleh SPBU Rawa Makmur Bengkulu cukup sesuai dengan ketentuan Pertamina., yang sekaligus menjadi ciri khas Pertamina; (5) Nilai rata-rata persepsi responden atas variabel jaminan kualitas produk yang dijual oleh SPBU Rawa Makmur sebesar 3,46. Yang berarti bahwa secara umum konsumen percaya penuh bahwa produk-produk BBM yang dijual oleh Pertamina melalui SPBU Rawa Makmur Bengkulu pas dalam takaran, pas dalam pelayanan, dan pas dalam kembalian

    Modal Sosial Kelompok dalam Pengembangan Ekowisata Mangrove di Desa Kayu Ara Permai Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak

    No full text
    Social capital that has roles and responsibilities in determining ecotourism development. This study aims to look at the elements of social capital of the Konservasi Laskar Mandiri Group in the Development of Mangrove Sungai Bersejarah Ecotourism. The research was conducted using qualitative research methods and the data research techniques used included in-depth interview, observation and documentation. The subjects of study were selected using a purposive sampling technique with a total of 5 group members who were active and had joined the group for more than 2 years and 1 key informant, namely the village apparatus of Kayu Ara Permai. The research found some social capital elements in groups: networks, beliefs, norms and pro-active actions that are intertwined between group memberships, communities and partners. Social Capital contained in the group plays a role as an adhesive (Bonding) among members to foster high awareness, a sense of comfort, safety, shared responsibility, and gain good knowledge on how to increase group capacity, develop ecotourism and process the mangrove derivative products. The role of bridging (Bridging) encourages positive behavior, increases community participation, as well as funding and makes Ecotourism a village development priority. Finally, the role of liaison (Linking) is the establishment of cooperation with different strata to obtain funds from partners to build ecotourism facilities, increase group knowledge and promote ecotourism and process the mangrove derivative products produced by the group

    Model Pembelajaran Experiential Learning "Kemampuan Berpikir Kritis" Peserta Didik: (Experiential Learning Model of Students' “Critical Thinking Ability”)

    No full text
    Based on the results of the pre-research conducted at SMA Negeri 11 Muaro Jambi, it is known that biology learning activities have not been active,  the tendency of students to receive information from educators. The formulation of the problem of this research is whether there is an effect of Experiential Learning model on the critical thinking skills at of students SMA Negeri 11 Muaro Jambi. The purpose of this research is to find out the effect of the Experiential Learning Model on the Critical Thinking Skills of the students At SMA Negeri 11 Muaro Jambi. This research method is a quantitative research using Postest-Only Control Design, while data collection is with the final technique (Post-test). Data analysis with ttest. The sampling technique used is Simple Random Sampling with a sample of 20 students in the experimental class and 20 students in the control class. Data were analyzed using normality test, homogen test, and hypothesis testing through SPPS Version 26. The data obtained is then analyzed by comparing the average value of critical thinking skills in the control class with the experimental class, the avarage value for critical thinking skills using the experiential learning model is higher, which is 85.00, while the control class is 74,10. From the test at a significant level of 5% = 1,638 and 1% = 2.353 obtained 1,638 &lt; 2.447 &gt; 2,353 so tcount &gt; ttabel or Ho is rejected and Ha is accepted with the result of sig (2-tailed) is 0.000 &lt; 5% which means there is a significant different between ability critical thingking of student who use the Experiential Learning (EL) learning model and those who do not use the Experiential Learning (EL) learning model at SMA Negeri 11 Muaro Jambi. Abstrak. Berdasarkan hasil pra penelitian yang dilaksanakan di SMA Negeri 11 Muaro Jambi diketahui bahwa kegiatan pembelajaran biologi belum aktif, kecenderungan peserta didik menerima informasi dari pendidik, peserta didik belum mampu memberikan penjelasan sederhana. sehingga kemampuan berpikir kritis masih tergolong rendah. Salah satu model pembelajaran yang cukup bervariasi dan tentunya dapat melibatkan peran aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran adalah model pembelajaran Experiential Learning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Experiential Learning terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik di SMA Negeri 11 Muaro Jambi. Metode penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain Posttest Control Group Design sedangkan pengumpulan data dengan teknik tes akhir (Pos test). Analisis data dengan ttes. Teknik pengambilan sampel menggunakan Simple Random Sampling dengan sampel berjumlah 20 peserta didik di kelas eksperimen dan 20 peserta didik di kelas kontrol. Data dianalisis menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis melalui SPPS Versi 26. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan membandingkan rata-rata perolehan nilai kemampuan berpikir kritis kelas kontrol dengan kelas eksperimen, nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis yang menggunakan model pembelajaran Experiential Learning lebih tinggi, yaitu sebesar 85.00, sedangkan kelas kontrol sebesar 74,10. Dari uji ttes pada taraf signifikan 5% = 1,638 dan 1% = 2,353 diperoleh 1,638 &lt; 2,447 &gt; 2,353 jadi thitung &gt; ttabel atau HO ditolak dan Ha diterima dengan hasil sig (2-tailed) adalah 0,000 &lt; 5 % yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara kemampuan berpikir kritis peserta didik yang menggunakan model pembelajaran Experiential Learning (EL) dengan yang tidak menggunakan model pembelajaran Experiental Learning (EL) di SMA Negeri 11 Muaro Jamb

    PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBACA CEPAT SISWA KELAS X SMAN 1 CURUP

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran kooperatif model STAD terhadap hasil belajar membaca cepat pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Curup. Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Curup yaitu siswa kelas X5 dan X6 yang berjumlah masing-masing 32 sebagai sampelnya. Penelitian ini menggunakan metode Eksperimen untuk meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat serta berapa besarnya hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada kelompok eksperimental dan menyediakan kontrol untuk pembanding. Dalam penelitian ini peneliti melaksanakan pre-test dan post-test baik untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Untuk memperoleh hasil penelitian, peneliti menggunakan Uji-t pada hasil postest kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada taraf nyata 0,05 dengan dk 30 (n-2), diperoleh harga t = 2,042 dengan demikian t tabel = 2,231 > t = 2,042. ternyata harga t hitung lebih besar dari t tabel. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang cukup signifikan antara pembelajaran kooperatif dan hasil belajar membaca cepat siswa. Hal ini berarti penerapan strategi belajar kelompok (Cooperative Learning) dalam pembelajaran bahasa Indonesia bisa membantu siswa dalam belajar bagaimana cara melatih keterampilan dalam membaca cepat. Karena dalam kelompok belajar apa yang dilakukan anggota adalah untuk membantu kelompoknya dan apa yang dilakukan kelompok adalah untuk membantu siswa lain. Dengan demikian, metode pembelajaran kooperatif model STAD dalam penelitian ini mampu meningkatkan kemampuan membaca siswa baik dalam hal kecepatan membaca maupun pemahaman terhadap teks/materi bacaan yang sangat dibutuhkan oleh seorang pelajar. Dengan memiliki keterampilan membaca cepat seorang pelajar tidak perlu membuang waktu terlalu banyak untuk membaca sebuah buku, sehingga membaca bisa lebih efektif dan efisien. h
    corecore