329 research outputs found

    PERAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH DALAM PENERAPAN ASAS AKURASI PADA PELAKSANAAN PENSERTIFIKATAN TANAH BEKAS HAK MILIK ADAT DI KABUPATEN BEKASI

    Get PDF
    Pensertifikatan Tanah yang didahului peralihan hak harus dilakukan oleh PPAT sebagaimana ditegaskan dalam PP No. 24 Tahun 1997 juncto PP Nomor 38 Tahun 1998. PPAT sebagai pejabat umum yang diberikan kewenangan dan tanggungjawab membantu Kantor Pertanahan dalam proses pra pendaftaran tanah berkewajiban melaksanakan asas-asas pendaftaran tanah dalam menjalankan jabatannya. Fakta yang terjadi banyak kesalahan dilakukan dalam pembuatan Akta yang menimbulkan sengketa hukum akibat keteledoran PPAT. Permasalahan yang peneliti kemukakan adalah : Mengapa PPAT harus berperan dalam penerapan Asas Akurasi pada pelaksanaan pensertipikatan tanah bekas hak milik adat di Kabupaten Bekasi ? Bagaimana tugas dan tanggungjawab PPAT atas peran sertanya dalam penerapan asas akurasi pada pelaksanaan pensertipikatan tanah bekas hak milik adat di Kabupaten Bekasi ? Metode Penelitian yang peneliti gunakan adalah pendekatan sosiolegal dengan diskriptif analisis. Peneliti menganalisis fenomena penyimpangan yang terjadi di lapangan pada saat pra pendaftaran tanah menggunakan ketentuan UUPA, Peraturan Pemerintah No.24 tahun 1997, Tugas dan Kewenangan PPAT, dan Peraturan terkait lainnya. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa kesalahan yang terjadi pada saat pembuatan akta PPAT bersumber dari beberapa hal diantaranya : kesalahan pada girik/letter C nya, kesalahan pemindahan data oleh pegawai PPAT, kesalahan informasi/dokumen yang diserahkan oleh penghadap. PPAT pada pembuatan aktanya wajib menerapkan asas akurasi dalam melakukan pengecekan terhadap diri penghadap, obyek peralihan hak, semua dokumen yang menjadi dasar, proses penandatangan akta. Kecerobohan saat pembuatan akta berakibat fatal pada proses pensertifikatan yang berpotensi timbulnya sengketa. PPAT bertanggungjawab menjamin akurasi dan otentisitas aktanya oleh karena itu komparasi, isi akta, maupun proses penandatangan akta harus dilakukan dengan benar dan akurat. Akta PPAT merupakan dasar terjadinya perbuatan hukum oleh karenanya harus tetap disimpan sekalipun telah terbit sertifikat. Hal tersebut untuk membuktikan jika suatu saat terjadi pengingkaran terhadap sertifikat maupun aktanya, karena pensertifikatan menganut stelsel negatif berunsur posifif, masih dimungkinkan adanya gugatan terhadap sertifikat. PPAT dalam menjalankan fungsinya tidak bertanggungjawab kepada siapapun. PPAT hanya bertanggungjawab secara hukum kepada hakim di Pengadilan jika ia disangka melakukan tindak pidana atas aktanya atau jika diminta bertanggungjawab secara profesional oleh Dewan Kehormatan maupun Komite Etik yang dibentuk oleh IPPAT. Prinsip kehati-hatian harus ditumbuhkan pada PPAT melalui peningkatan fungsi pengawasn dan penerapan sanksi yang tegas oleh organisasi yang menaunginya. Terjalinnya komunikasi yang harmonis antara PPAT dan Kantor Pertanahan sebagai mitra sejajar dapat meningkatkan kinerja mereka. Asas akurasi harus dicantumkan secara tegas dalam Peraturan Pemerintah sebagai salah satu asas dalam proses.Pendaftaran HAT, sebagai langkah awal dapat dilakukan sosialisasi mengenai asas akurasi pada pertemuan/seminar yang diadakan untuk PPAT dan Kantor Pertanahan

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENTS HAVE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA DI SEKOLAH DASAR

    Get PDF
    Penelitian ini dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan kerjasama siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe question students have. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan mengadaptasi model dari Kemmis dan Taggart. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas III sekolah dasar yang bertempat di Kecamatan Sukasari Kota Bandung dengan penelitian terfokus pada 29 siswa.. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah menghitung persentase tiap siklus, skor rata-rata, dan ketuntasan belajar peserta didik. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan secara umum bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe question students have dapat meningkatkan kemampuan kerjasama siswa kelas III sekolah dasar. Sedangkan secara khusus, kesimpulan dari penelitian ini yaitu: (1) Dengan menerapkan model question students have ini telah melatih kemampuan kerjasama siswa dalam setiap indikator kerjasama yakni, menggunakan kesepakatan, menghargai kontribusi, mengambil giliran dan berbagi tugas, berada dalam kelompok, berada dalam tugas, mendukung partisipasi, mengundang orang lain, menyelesaikan tugas tepat waktu dan menghormati perbedaan. (2) Hasil peningkatan kemampuan kerjasama siswa pada setiap siklusnya juga mengalami peningkatan, dengan presentase kemampuan kerjasama siswa pada siklus I sebesar 93,1% dan pada siklus II sebesar 100%, yang artinya peningkatan kemampuan kerjasama siswa dikategori tinggi.; This study was conducted to enhance cooperative ability by implementing cooperative learning model with question students have type. The method used was classroom action research by adapting the model of Kemmis and Taggart. The participants in this study were 29 students of grade III in primary school located in Sukasari Sub-district, Bandung city. Data processing techniques used in this research was calculating the percentage of each cycle, the average score, and completeness of learning process of learners. From the result of this research, it can be concluded generally that the implementation of cooperative learning model with question students have type can enhance the cooperative ability of students in grade III of elementary school. Specifically, the conclusions of this study were: (1) By implementing the question students have model, students have been trained in cooperative ability in each indicator of cooperation, such as using the agreement, appreciating a contributions, taking turns and sharing tasks, staying in a group, staying in duty, supporting participation, inviting others, completing the task on time and respecting the differences. (2) The results of cooperative ability in each cycle have increased, with a percentage of cooperative ability of students in the first cycle of 93,1% and in the second cycle of 100%, which means students’ cooperative ability enhancement is in high category

    First Magnon of BATAN’s Neutron Triple-Axis Spectrometer

    Get PDF
    The National Nuclear Energy Agency of Indonesia (BATAN) has one dedicated spectrometer for inelastic neutron scattering experiments. The instrument is a thermal neutron triple-axis spectrometer known as SN1. SN1 was installed in 1992 in the experimental hall of G. A. Siwabessy Research Reactor, Serpong, Banten. Malfunctions of the hardware and software have prevented the instrument from performing inelastic scattering measurements since 1996. The 2011-2015 five years project has been initiated to revitalize and optimize the SN1. The project serves as a preparation for the utilization of SN1 for the investigation of lattice dynamics, spin wave and magnetic excitations in condensed matters that will be started in 2016. In 2013, SN1 has successfully been repaired and was able to measure phonon dispersion relation of available single crystals, i.e., Cu, pyrolytic graphite (PG), Ge, and Al. In 2015, the first experiment on magnetic excitation to investigate magnon dispersion relation of a known Fe single crystal has been carried out. Standard methods of inelastic scattering measurements, i.e., a constant-energy transfer hω with either fixed final neutron energy Ef = 14.7 meV or fixed incoming neutron energy Ei = 30.59 meV, and a constant momentum transfer Q with fixed incoming neutron energy Ei = 30.59 meV, were applied to measure the low-energy magnetic excitations. For fixed Ef  measurement, a 5-cm thick PG filter was set between the sample and the analyzer to eliminate λ/n harmonics. To limit the energy and momentum spreads of the beam, collimations of 40 minutes were applied before and after the sample. The spin waves were measured along the three principal symmetry directions of [00ζ], [ζζ0], and [ζζζ]. The measured magnons were compared to values in reference and were found to be in a good agreement with them. With such accomplishments, we are convinced that SN1 is now ready for its inelastic scattering application and will become one of BATAN’s neutron instrument which is routinely utilized for materials characterization on lattice dynamics and magnetic excitations by local and foreign scientists. Besides reporting the SN1 first measured magnon, the current status of SN1 instrument development will also be presented briefly.Received: 31 October 2015; Revised:27 April 2016; Accepted: 30 April 201

    PENGEMBANGAN PROGRAM INTERVENSI DINI BERBASIS KELUARGA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN TOILETING ANAK TUNAGRAHITA SEDANG

    Get PDF
    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh orangtua yang memiliki anak tunagrahita sedang yang berkesulitan dalam keterampilan toileting. Oleh karena hal ini akan berdampak pada aktivitas kehidupannya sehari-hari. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan program pelatihan orangtua siswa dalam meningkatkan keterampilan toileting pada anak tunagrahita sedang. Subjek penelitian adalah orangtua dan anak tunagrahita sedang berusia 7 tahun yang berkesulitan dalam keterampilan toileting. Metode penelitian yang digunakan adalah Reseach and Development, dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Desain yang digunakan yaitu Analyze Desain Develop Implementation Evaluation (ADDIE). Untuk hasil dari penelitian ini adalah sebuah produk/program pelatihan orangtua dalam meningkatkan keterampilan toileting anak tunagrahita sedang. Hasil uji keterlaksanaan menunjukkan adanya perubahan pemahaman orangtua tentang kondisi objektif anaknya, sikap interaksi dalam keluarga dan peningkatan keterampilan toileting. Dengan program keterampilan toileting yang tepat dan efektif diharapkan dapat membantu orang tua dalam melakukan intervensi dini pada anak tuangrahita sedang. Kata Kunci : program keterampilan toileting, anak tunagrahita sedang. ----------------------------------------------------------------- This study background came from by parents who have moderate mentally retardation children and difficulty in toileting skills. Therefore, this case getting impact to child activities in daily life. The purpose of study is development formulate a parent training program to elevate toileting skills of the children with moderate intellectual disabilities. Thes ubjek of this study are parents and 7 year old children with moderate intellectual disabilities who difficulty toileting skills. Metodology of study is Research and Development with descriptive analysis methods. Design this study is analyze develop implementation evalutation (ADDIE) . The results of this study are a product/parents training program to elevate the toileting skills of the children with moderate intellectual disabilities. The result showed the change of the parents understanding about objective conditions of their child’s, interaction attitudesin the family and elevate children‘s toileting skills. The effectiveness the toileting skill programe can help parent do early intervention for children with moderate intellectual disabilities. Keyword: toileting skills program, children with moderate intellectual disabilities

    Identification of Quantitative Trait Loci Determining Vegetative Growth Traits in Coffea Canephor

    Full text link
    Recently the use of molecular markers has been successfully applied for some crops. For coffee, new opportunities have been opened since Nestlé R&D Centre in collaboration with ICCRI completed the first genetic map of Coffea canephora. This study was aimed both to evaluate the phenotypic trait and also to identify the quantitative trait loci (QTLs) controlling the vegetative growth in Robusta coffee. Present study used three C. canephora populations and six genetic maps developed based on these populations using simple sequence repeats (SSRs) and single nucleotide polymorphisms (SNPs) markers. A total of 17 different quantitative data were used for the detection of QTLs on each of three populations. Present result showed that most of these traits were not heritable. The nine vegetative traits have been identified and distributed over seven different linkage groups. Due to some QTLs determining one given trait were overlapping on the same linkage group and were coming from the same favourable parent, a total of 19 QTLs detected for vegetative traits might finally be considered as only 12 QTLs involved. However, only two of them were shared for different traits. One involved for the number/length of primary branches and width of the canopy while the other for length of internodes and width of canopy. These two QTLs might determine the size of the tree canopy in this species

    GEJOLAK POLITIK DI AKHIR KEKUASAAN PRESIDEN: Kasus Presiden Soekarno (1965-1967) dan Soeharto (1996-1998)) dalam Pandangan Surat Kabar Kompas

    Get PDF
    Permasalahan utama yang diangkat dalam skripsi ini adalah bagaimana surat kabar Kompas memberikan sikap dan pandangannya terhadap pergolakan politik yang terjadi di akhir kekuasaan Presiden Soekarno dan Soeharto. Metode yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah metode historis. Metode historis yang dimaksud adalah proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. Tahap-tahap yang dilakukan dalam metode ini meliputi: heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Teknik penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah studi dokumentasi dan studi literatur berupa arsip-arsip surat kabar Kompas dan buku-buku sumber yang relevan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, isi dalam skripsi ini menggambarkan bagaimana tanggapan dan pandangan surat kabar Kompas (dilihat dari tajuk rencana, catatan pojok, dan karikaturnya) terhadap gejolak politik yang terjadi menjelang berakhirnya kekuasaan Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto. Selain itu, skripsi ini juga mengungkapkan perbedaan dan persamaan pandangan surat kabar Kompas terhadap peristiwa-peristiwa politik yang terjadi pada masa kejatuhan kedua Presiden tersebut. Berdasarkan tajuk-tajuk yang telah dianalisis, Kompas memandang bahwa gejolak politik yang terjadi merupakan akumulasi dari kekesalan dan kekecewaan masyarakat kepada pemerintah yang dari waktu ke waktu semakin menumpuk. Hal tersebut telah menyebabkan terjadinya erosi kepercayaan rakyat terhadap kepemimpinan Presiden Soekarno dan Soeharto. Penelitian ini memperoleh kesimpulan bahwa menurut Kompas, langkah terbaik yang harus dilakukan untuk mengatasi gejolak politik tersebut adalah mundurnya Soekarno dan Soeharto dari jabatan presiden. Konsistensi atas sikapnya terhadap hal itu dibuktikan Kompas dengan memberi dukungan penuh kepada pemerintahan baru setelah terjadinya peralihan kekuasaan tersebut. Namun demikian, surat kabar ini tidak segan-segan memberikan kritik dan pandangannya disaat pemerintahan baru tersebut mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang dianggap merugikan kepentingan masyarakat dan bangsa. Semoga penelitian ini menjadi inspirasi untuk penelitian-penelitian selanjutnya mengenai bagaimana sikap dan pandangan media massa terhadap peristiwa-peristiwa sejarah, khususnya yang berkaitan dengan kejatuhan Presiden Soekarno dan Soeharto sehingga akan terungkap nuansa yang berbeda dalam memandang peristiwa-peristiwa tersebut. The main problem discussed in this study is how Kompas provide attitude and Perspective towards the political upheaval that occurred at the end of the rule of President Soekarno and Soeharto. The method of this study is historical method. The historical method is the process of critically and analyze records and relics of the past. The historical method wich includes four steps: heuristic, criticism, interpretation and historiography. Research techniques is the study of literature of archival Kompas and relevant books. Based on the result, the contents of this thesis illustrates how the Kompas responses and views (seen from the editorial, catatan pojok, and caricature) about the political upheavals that occurred before the end of the rule of President Soekarno and Soeharto. In addition, this paper also reveals the differences and similarities Kompas views about political events that occurred during the second fall of the president. Based editorials that have been analyzed, Kompas believes that the political turmoil that occurs an accumulation of resentment and frustration of the people to the government. This problems has led to the erosion of public trust in the leadership of President Soekarno and Soeharto. This study came to the conclusion that according of Kompas, the best of solution that must be done to resolve the political turmoil is Sukarno and Suharto resignation from the post of president. Consistency Kompas for that visible by giving full support to the new government after the transition of power. However, Kompas did not hesitate to criticize when the new government issued policies that are considered prejudicial to the interests of society and the nation. Hopefully this research was the inspiration for further studies on how the attitudes and views of the mass media for historical events, especially those related to the downfall of President Soekarno and Soeharto that will unfold different nuance of looking at these events

    PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SUBTEMA MANUSIA DAN LINGKUNGAN KELAS V SDN MARGASARI 1 (Penelitian Tindakan Kelas Tema 9 Lingkungan sahabat kitaSubtema 1 Manusia dan Lingkungan di Kelas V SDN Margasari 01 Kecamatan Buah batu Kota Bandung)

    Get PDF
    Penelitian ini di latar belakangi hasil observasi awal penelitian di kelas IV SDN Margasari 1, di temukan beberapa masalah pada proses pembelajaran siswa.salah satunya dalam proses pembelajaran pada subtema manusia dan lingkungan dapat terungkap kurangnya hasil belajar siswa terhadap pembelajaran, karena siswa pada pembelajaran tidak fokus dan cenderung siswa melihat seorang guru menjelaskan materi pembelajaran karena gurunya menggunakan metode ceramah ketika pembelajaran berlangsung siswa mudah bosan,siswa cenderung ngobrol dengan teman sebangkunya dan siswa tidak aktip dalam proses pembelajaranya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa pada subtema manusia dan lingkungan dengan menggunakan model Problem Based Learning di kelas V Sekolah Dasar Negeri Margasari 1 Bandung yang berjumlah 36 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah (PTK) penelitian tindakan kelas, skor yang dikumpulkan data skor kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran,data skor kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran, data nilai hasil belajar siswa. Alat pengumpul data pada penelitian ini adalah teknik observasi langsung, alat pengumpul data pada observasi langsung adalah tes tertulis pretest, postes dan penilaian kemampuan hasil belajar. Hasil penelitian skor kemampuan guru merencakan pembelajaran pada siklus I adalah 3.0, sedangkan pada siklus II adalah 3.4 dan pada siklus III adalah 3.7. Skor kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus I adalah 3.0 sedangkan pada siklus II adalah 3.46 dan pada siklus III adalah 3.73. Nilai hasil belajar siswa yang mencapai KKM pada pretes siklus I adalah 33% dan nilai postes 36% sedangkan nilai hasil belajar peserta didik pada siklus II adalah nilai preetes 50 % dan nilai postes68% dan nilai hasil belajar pada siklus III adalah nilai preetes 89% dan nilai postes 92% . Sedangkan penilaian sikap peserta didik pada siklus I adalah 57,63% dengan kategori cukup dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 61.1% sedangkan pada siklus III menjadi lebih meningkat 87,32 . Dapat disimpulkan bahwa pada materi subtema manusia dan lingkungan dengan menggunakan model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar Peserta didik kelas V SDN Margasari 1. Kata kunci: Problem Based Learning dan Hasil Belajar

    Perubahan Konseptual : Strategi Dalam Membangun Konsep IPA di Sekolah Dasar

    Get PDF
    Kemampuan belajar manusia tidak terlepas dari kemampuan manusia dalam mengindra suatu objek melalui pengamatan.Belajar adalah proses pengkontruksian pengetahuan yang baru berdasarkan pengetahuan yang telah dimilikinya.Pandangan kontruktivisme mengenai pengetahuan adalah pengetahuan adalah kontruksi manusia, pengetahuan dipengaruhi oleh kontruksi sosial, dan pengetahuan bersifat tentatif.Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dipengaruhi oleh persepsi dan pengetahuan guru yang mengajarkannya. Kenyataannya guru dan siswa berusaha memaknai dan mempunyai penafsiran yang sama-sama salahnya bila melihat suatu fenomena, sehingga menyebabkan pemahaman konsep yang salah/miskonsepsi. Kontruktivisme dan perubahan konseptual sangat erat hubungannya dalam mengembangkan pengetahuan siswa untuk memahami konsep IPA.Untuk membangun suatu konsep IPA yang benar diperlukan strategi dan pengkondisian yang tepat.Perubahan konseptual diyakini dapat memfasilitasi terbentuknya suatu konsep IP

    PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SUBTEMA MANUSIA DAN LINGKUNGAN KELAS V SDN MARGASARI 1 (Penelitian Tindakan Kelas Tema 9 Lingkungan sahabat kitaSubtema 1 Manusia dan Lingkungan di Kelas V SDN Margasari 01 Kecamatan Buah batu Kota Bandung)

    Get PDF
    Penelitian ini di latar belakangi hasil observasi awal penelitian di kelas IV SDN Margasari 1, di temukan beberapa masalah pada proses pembelajaran siswa.salah satunya dalam proses pembelajaran pada subtema manusia dan lingkungan dapat terungkap kurangnya hasil belajar siswa terhadap pembelajaran, karena siswa pada pembelajaran tidak fokus dan cenderung siswa melihat seorang guru menjelaskan materi pembelajaran karena gurunya menggunakan metode ceramah ketika pembelajaran berlangsung siswa mudah bosan,siswa cenderung ngobrol dengan teman sebangkunya dan siswa tidak aktip dalam proses pembelajaranya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa pada subtema manusia dan lingkungan dengan menggunakan model Problem Based Learning di kelas V Sekolah Dasar Negeri Margasari 1 Bandung yang berjumlah 36 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah (PTK) penelitian tindakan kelas, skor yang dikumpulkan data skor kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran,data skor kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran, data nilai hasil belajar siswa. Alat pengumpul data pada penelitian ini adalah teknik observasi langsung, alat pengumpul data pada observasi langsung adalah tes tertulis pretest, postes dan penilaian kemampuan hasil belajar. Hasil penelitian skor kemampuan guru merencakan pembelajaran pada siklus I adalah 3.0, sedangkan pada siklus II adalah 3.4 dan pada siklus III adalah 3.7. Skor kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus I adalah 3.0 sedangkan pada siklus II adalah 3.46 dan pada siklus III adalah 3.73. Nilai hasil belajar siswa yang mencapai KKM pada pretes siklus I adalah 33% dan nilai postes 36% sedangkan nilai hasil belajar peserta didik pada siklus II adalah nilai preetes 50 % dan nilai postes68% dan nilai hasil belajar pada siklus III adalah nilai preetes 89% dan nilai postes 92% . Sedangkan penilaian sikap peserta didik pada siklus I adalah 57,63% dengan kategori cukup dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 61.1% sedangkan pada siklus III menjadi lebih meningkat 87,32 . Dapat disimpulkan bahwa pada materi subtema manusia dan lingkungan dengan menggunakan model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar Peserta didik kelas V SDN Margasari 1. Kata kunci: Problem Based Learning dan Hasil Belajar

    Impact of Long Dry Season on Bean Characteristics of Robusta Coffee (Coffea Canephora)

    Get PDF
    Bean characteristics in Robusta coffee (Coffea canephora) should be taken into considerations in coffee breeding. Beside genetic factor, environment has been known as an important factor in the formation and change of composition of bean characteristics. This research aimed to find out the effect of long dry season on changes of bean characteristics. The population observed consisted of 277 genotypes originated from reciprocal crossings of three parental namely BP 409, BP 961 and Q 121. Observation was conducted in Kaliwining Experimental Garden of ICCRI in Jember, East Java during two years with different drought intensity i.e. 2005—2006 and 2006—2007 production years. The result showed that long dry season decreased the range value of population of normal beans, pea beans and triage beans, and followed by decreasing in the mean value except for normal beans. Long dry season also influence the change of value range of empty bean to higher proportion, and followed by increasing in the mean value. Distribution pattern of normal beans tend in to remain at high proportion, in contrast to those of pea and triage beans. In other side, long dry season tended to change distribution pattern of empty beans to at high proportion. Correlation analysis among beans characteristics showed that normal beans had negative correlations with pea beans and empty beans. Pea beans had a positive correlation with empty beans. Long dry season decreased proportion of pea bean and triage bean, in contrast to those of empty beans. Increasing proportion of empty bean was caused by failure of growth to normal bean under stress condition
    • 

    corecore