17 research outputs found

    Penggunaan Metode Classification and Regression Trees (CART) Untuk Klasifikasi Rekurensi Pasien Kanker Serviks di RSUD Dr. Soetomo Surabaya

    Get PDF
    Kanker serviks merupakan kanker yang menyerang area bawah rahim. Pengobatan kanker serviks tergantung pada besarnya ukuran dan stadium kanker. Kasus rekurensi sering terjadi walaupun pengobatan awal telah dilakukan. Salah satu rumah sakit yang menyediakan fasilitas terapi untuk pasien kanker serviks adalah RSUD dr. Soetomo Surabaya. Permasalahannya adalah bagaimana klasifikasi pasien kanker serviks di RSUD dr. Soetomo Surabaya yang rekuren dan tidak rekuren berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi rekurensi kanker serviks dan mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap rekurensi kanker serviks. Rekurensi yang dimaksudkan di penelitian ini adalah kembalinya pasien kanker serviks ke RSUD dr. Soetomo karena penyakit yang sama. Data yang digunakan merupakan data sekunder, yang diperoleh dari rekam medis pasien kanker serviks di RSUD dr. Soetomo Surabaya pada tahun 2014 dengan jumlah data sebanyak 810 pasien. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, pasien yang rekuren lebih  banyak dibandingkan pasien yang tidak rekuren dengan persentase sebesar 57,78 persen untuk yang rekuren. Klasifikasi CART menghasilkan bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap rekurensi kanker serviks adalah variabel jenis pengobatan yang dijalani oleh pasien, selain itu variabel usia, status anemia dan status penyakit penyerta juga berpengaruh terhadap rekurensi kanker serviks. Ketepatan klasifikasi yang diperoleh untuk data prediksi sebesar 69,14 persen

    Penggunaan metode Classification And Regression Trees (CART) untuk klasifikasi rekurensi pasien kanker serviks di RSUD Dr. Soetomo Surabaya

    Get PDF
    Kanker serviks merupakan kanker yang menyerang area bawah rahim. Pengobatan kanker serviks tergantung pada besarnya ukuran dan stadium kanker. Kasus rekurensi sering terjadi walaupun pengobatan awal telah dilakukan. Salah satu rumah sakit yang menyediakan fasilitas terapi untuk pasien kanker serviks adalah RSUD dr. Soetomo Surabaya. Permasalahannya adalah bagaimana klasifikasi pasien kanker serviks di RSUD dr. Soetomo Surabaya yang rekuren dan tidak rekuren berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi rekurensi kanker serviks dan mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap rekurensi kanker serviks. Rekurensi yang dimaksudkan di penelitian ini adalah kembalinya pasien kanker serviks ke RSUD dr. Soetomo karena penyakit yang sama. Data yang digunakan merupakan data sekunder, yang diperoleh dari rekam medis pasien kanker serviks di RSUD dr. Soetomo Surabaya pada tahun 2014 dengan jumlah data sebanyak 810 pasien. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, pasien yang rekuren lebih banyak dibandingkan pasien yang tidak rekuren dengan persentase sebesar 57,78 persen untuk yang rekuren. Klasifikasi CART menghasilkan bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap rekurensi kanker serviks adalah variabel jenis pengobatan yang dijalani oleh pasien, selain itu variabel usia, status anemia dan status penyakit penyerta juga berpengaruh terhadap rekurensi kanker serviks. Ketepatan klasifikasi yang diperoleh untuk data prediksi sebesar 69,14%. =============================================================================================== Cervical cancer is a cancer that attacks the lower area of the uterus. Treatment of cervical cancer depends on the size and stage of the cancer. Cases of recurrence often occurs despite initial treatment has been carried out. One of the hospitals that provide treatment for patients with cervical cancer is dr. Soetomo hospital. The problem is how the classification of cervical cancer patients in dr. Soetomo recurrent and recurrent based on the factors that affect recurrence of cervical cancer and determine the factors that influence the recurrence of cervical cancer. Recurrence is intended in this study is the return of cervical cancer patients to dr. Soetomo of the same disease. The data used is secondary data obtained from the medical records of patients with cervical cancer at dr. Soetomo hospital in 2014 with the amount of data as much as 810 patients. Based on the analysis that has been done, patients who are more recurrences compared patients who no recurrences with percentage of 57,78% recurrences. Classification CART produce that the most influential variables on recurrence of cervical cancer is a variable type of treatment undergone by the patient, in addition to the variables of age, anemia status and comorbidities status also affects the cervical cancer recurrences. Classification accuracy obtained for data prediction is 69,14%

    Catcalling From the Perspective of Criminal Law in Indonesia

    Get PDF
    Sexual harassment that often occurs is physical or verbal. Catcalling is an act of verbal sexual harassment. Catcalling has become a social problem that is considered common among the public. The act of catcalling has unknowingly reduced a person’s human right. Therefore, by using a normative juridical approach, researchers will examine how the construction of catcalling law in criminal law in Indonesia will analyze catcalling as a crime and will have an impact on legal consequences. This study shows that catcalling is an act that can be punished by a report from the victim and can be followed up by law enforcement apart. Keywords: catcalling, sexual harassment, criminal ac

    Kualitas Perairan Sungai Seketak Semarang Berdasarkan Komposisi Dan Kelimpahan Fitoplankton

    Full text link
    Sungai Seketak terletak di kelurahan Tembalang, kecamatan Tembalang, kota Semarang. Semakin bertambahnya jumlah penduduk dan berdirinya pusat-pusat pendidikan di daerah Tembalang serta rencana pembangunan waduk pendidikan Diponegoro yang memanfaatkan aliran Sungai Seketak tentunya memberikan dampak bagi organisme yang hidup di perairan tersebut. Salah satunya adalah fitoplankton yang merupakan produsen utama. Masukan bahan organik maupun anorganik dari kegiatan manusia ke dalam badan air menyebabkan Perubahan terhadap kualitas air dan keberadaan fitoplankton.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni – Juli 2012 di Sungai Seketak, Tembalang Semarang. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel air yang diambil dari Sungai Seketak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan metode pengambilan sampel adalah purposive sampling method. Frekuensi sampling dilakukan setiap 2 minggu sekali. Lokasi sampling terdiri dari 3 stasiun yaitu stasiun 1 merupakan inlet dari perencanaan waduk pendidikan Diponegoro. Lokasi ini berdekatan dengan jembatan dan gerbang pintu masuk UNDIP dan merupakan kawasan padat penduduk dimana di lokasi ini banyak ditemukan limbah rumah tangga dari warga sekitar yang dibuang langsung ke badan sungai. Stasiun 2 merupakan bagian tengah dari perencanaan waduk pendidikan Diponegoro berdekatan dengan Rusunawa UNDIP. Stasiun 3 merupakan stasiun yang sudah jauh dari kawasan padat penduduk yang merupakan outlet dari perencanaan waduk pendidikan Diponegoro.Hasil penelitian didapatkan 11 genera fitoplankton yaitu Oscillatoria sp., Anabaena sp., Nitzschia sp., Asterionella sp., Scenedesmus sp., Pediastrum sp., Volvox sp., Mougeotia sp., Closterium sp., Navicula sp., dan Dictyocha sp. Kelimpahan fitoplankton tertinggi yaitu pada stasiun 2 sebesar 7.451 Ind/L yang didominasi oleh Mougeotia sp. Indeks keanekaragaman pada tiap stasiun menunjukkan nilai 1,49 pada stasiun 1, 1,29 pada stasiun 2 dan 1,12 pada stasiun 3 dimana nilai dari ketiga stasiun menunjukkan kisaran 1 – 3 yang berarti perairan termasuk dalam kategori tercemar sedang. Indeks keseragaman mendekati 1 yang artinya jumlah setiap spesies sama atau setidaknya hampir sama

    KAJIAN PERBANDINGAN BUAH SIRSAK (ANNONA MURICATA LINN) DENGAN SERBUK DAUN SIRSAK DAN KONSENTRASI GLISEROL TERHADAP KARAKTERISTIK MIX FRUIT LEATHER

    Get PDF
    Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbandingan buah sirsak dengan daun sirsak serta konsentrasi gliserol dalam pembuatan produk mix fruit leather serta untuk diversifikasi produk olahan pangan, sehingga dihasilkan mix fruit leather dengan karakteristik yang baik dan dapat diterima oleh konsumen. Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah pola faktorial (4x3) dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 kali ulangan. Rancangan perlakuan yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari dua faktor yaitu perbandingan buah sirsak dengan serbuk daun sirsak (P) yang terdiri dari 4 taraf yaitu p 1 (36,08% : 7,22%), p 2 (37,9% : 5,4%), p 3 (39,7% : 3,6%), p 4 (41,5% : 1,8%) dan konsentrasi gliserol (G) yang terdiri dari 3 taraf yaitu g 1 (2%), g 2 (3%), g 3 (4%) sehingga diperoleh 24 satuan percobaan. Variabel respon yang dianalisis meliputi respon organoleptik (uji hedonik), dan kimia. Respon organoleptik meliputi rasa, aroma, warna, dan tekstur. Analisis kimia yang dilakukan adalah kadar air, kadar vitamin C, kadar gula pereduksi, antioksidan, kadar tanin serta kekerasan (hardness). Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya interaksi antara perbandingan buah sirsak dengan daun sirsak dan konsentrasi gliserol. Hasil penelitian pendahuluan uji organoleptik bahwa konsentrasi gula terbaik sebesar 15%. Hasil dari penelitian utama uji organoleptik terhadap atribut rasa pada perbandingan buah sirsak dengan daun sirsak 5,75:0,25 dan konsentrasi gliserol 3%, untuk atribut warna dan tekstur terbaik yaitu perbandingan buah sirsak dengan daun sirsak 5,75:0,25 dan konsentrasi gliserol 2%, dan untuk atribut aroma terbaik perbandingan buah sirsak dengan daun sirsak 5,75:0,25. Sampel terpilih dari hasil analisis yaitu pada perbandingan buah sirsak dengan daun sirsak 5,75:0,25 dan konsentrasi gliserol 2% dengan kadar vitamin C 14,70 mg/100g, kadar air 14,62 %, kadar gula pereduksi 14,70%, antioksidan (DPPH) 1269,1536ppm, kadar tanin 0,413% dan kekerasan (hardness)0,33 mm/kg. Kata kunci: buah sirsak, daun sirsak, gliserol, mix fruit leather

    KAJIAN PENAMBAHAN SKIM DAN SANTAN TERHADAP KARAKTERISTIK YOGHURT DARI WHEY

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya korelasi perbandingan penambahan antara santan dan skim terhadap karakteristik yoghurt whey. Metode penelitian yang dilakukan terdiri dari dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan yang dilakukan yaitu melakukan analisis bahan baku terhadap whey dan santan. Penelitian utama yang dilakukan yaitu menentukan korelasi dari penambahan perbandingan skim dan santan terhadap karakteristik yoghurt whey. Rancangan yang digunakan adalah regresi linier. Adapun faktor yang digunakan adalah perbandingan penambahan antara skim dan santan (a) (a1 = 16 : 6, a2 = 14 : 8, a3 = 12 : 10, a4 = 10 : 12, a5 = 8 : 14, dan a6 = 6 : 16). Respon pada penelitian ini meliputi respon kimia (analisis kadar asam laktat, pH, kadar protein, kadar karbohidrat dan kadar lemak), respon biologi (sel total), dan organoleptik (warna, viskositas, aroma, dan rasa). Hasil penelitian menunjukan bahwa analisis bahan baku menunjukan whey mengandung komponen laktosa sebesar 4,27%, lemak sebesar 1,39%, dan protein sebesar 0,79% sedangkan santan mengandung komponen lemak sebesar 32,007% dan protein sebesar 1,56%. Perbandingan skim dan santan yang digunakan memberikan korelasi terhadap kandungan asam laktat dan pH pada yoghurt whey. Jumlah sel total pada yoghurt whey berada pada kisaran 5.533.333 –8.966.667 sel/ml. Penambahan perbandingan skim dan santan tidak berpengaruh terhadap pengujian organoleptik warna dan rasa tetapi berpengaruh terhadap viskositas dan aroma. Produk terpilih adalah pada perlakuan a1 dengan kandungan protein sebesar 5,808% dan kandungan lemak sebesar 1, 089%. Kata kunci: Yoghurt, whey, skim, dan santan

    A Double-blind, Randomized Controlled Trial of Ciplukan (Physalis angulata Linn) Extract on Skin Fibrosis, Inflammatory, Immunology, and Fibrosis Biomarkers in Scleroderma Patients

    Get PDF
    Background: scleroderma is an autoimmune disease characterized by organ fibrosis, resistant to standard treatment. It is suspected the addition of Physalis angulata Linn. (Ciplukan) extract as adjuvant therapy can improve the scleroderma skin fibrosis. The aim at this study is to evaluate the effect of ciplukan extract as adjuvant on scleroderma skin fibrosis in standard therapy, based on modified Rodnan skin scale (MRSS), inflammatory biomarkers, immunology and serum fibrosis. Methods: double-blind, randomized clinical trial was performed in scleroderma patients with stable disease at Cipto Mangunkusumo hospital and Hasan Sadikin hospital during November 2015−March 2017 who met the selection criteria and continued to receive standard therapy. The subjects were randomly allocated into two groups: the study group received the ciplukan  extract 3 x 250 mg / day for 12 weeks and the placebo group. Examination of MRSS, ESR, P1NP, BAFF and sCD40L was performed every 4 weeks until the end of the study. Results: fifty-nine subjects completed the study. They consisted of 29 subjects of the treatment group and 30 of the placebo group, with an average age of 41 (SD 9) years, the proportion of women: male = 9 : 1. There was a significant improvement of skin fibrosis in the study group with a highly significant decrease in MRSS (35.9% VS 6.3%, p <0.001) and a relative decrease in P1NP levels (17.8% VS 0.7%, p = 0.002). No decrease in ESR, BAFF and sCD40L levels in both groups. There was a weak but significant positive correlation between MRSS with P1NP levels (r = 0.236, p = 0.036). Conclusion: Ciplukan extract with dose 3 x 250 mg for 12 weeks as adjuvant on scleroderma standard therapy alleviates skin fibrosis significantly based on MRSS and P1NP levels

    Vitamin C Intakeand Risk Factors for Knee Osteoarthritis

    Get PDF
    Background: Knee osteoarthritis (OA) is a degenerative disease of the knee joints characterized by progressive softening and disintegration of articular cartilage. In OA, which is influenced by several risk factors, free radicals are increased by local ischemia in the cartilage. As an exogenous antioxidant, vitamin C also plays an important role in collagen and glycosaminoglycan synthesis. This study was carried out to identify vitamin C intake as well as risk factors in knee OA. Methods: The study population was determined by non-probability sampling with convenient approach to knee OA patients at the Rheumatology Outpatient Clinic of Dr. Hasan Sadikin General Hospital in October–November 2013. Data were obtained through questionnaire interview about risk factors, severity index of OA and vitamin C intake profile. Data presentation was conducted by descriptive method.Results: There were 47 patients diagnosed with knee OA in the Rheumatology Outpatient Clinic. The result showed that 7 patients (14.9%) had low vitamin C intake for the last 3 months. There were 30 patients with family history of OA (63.8%). Thirty two patients (68.1%) were passive smokers, 44 patients (93.6%) had history of repeated use of knee joints and majority of respondents had obesity.  Conclusions: Most of the subjects have sufficient vitamin C intake and more than half have risk factors that may contribute to the incidence of knee OA. DOI: 10.15850/amj.v4n2.1067
    corecore