23 research outputs found

    EFEKTIVITAS ISOLAT Trichoderma spp. DALAM PENGENDALIAN PENYAKIT AKAR GADA (Plasmodiaphora brassicae Wor.) PADA SAWI HIJAU (Brassica rapa)

    Get PDF
    Penelitian bertujuan untuk mengetahui efektifitas dosis dan usia biakan dari isolat Trichoderma spp. dalam pengendalain penyakit akar gada pada tanaman sawi. RAK Faktorial digunakan pada penelitian dengan 2 faktor dan  3 ulangan. Faktor pertama adalah dosisdari isolat Trichoderma spp. yang terdiri dari 3 level dosis, yaitu 500 ml; 250 ml dan 0 ml. Faktor kedua adalah usia biakan dari isolate Trichoderma spp. yang terdiri dari 3 lever usia biakan isolate Trichoderma spp yaitu usia biakan 1 minggu; usia biakan 2 minggu dan usia biakan 3 minggu. Pada tanaman sawi yang terinfeksi penyakit akar gada, perlakuan beberapa dosis isolat Trichoderma spp. dan perlakuan beberapa usia biakan dari Trichoderma spp. memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap variabel tinggi tanaman sawi, daun tanaman sawi dan persentase penyakit. Perlakuan dari isolat Trichoderma spp. dosis 500 ml menghasilkan tinggi tanaman 21,68% dan  daun tanaman 26,63 %  lebih tinggi secara nyata dibandingkan  dengan tinggi tanaman dan  daun pada perlakuan  tanpa pemberian isolat Trichoderma spp. Perlakuan  dari isolat Trichoderma spp. dengan usia biakan 2 minggu,  menghasilkan tinggi tanaman 12,80 % dan daun 16,04% nyata lebih tinggi, dibandingkan dengan  tinggi dan daun tanaman pada perlakuan isolat Trichoderma spp. usia biakan 1 minggu . Persentase penyakit akar gada pada tanaman sawi pada perlakuan kombinasai isolat Trichoderma spp. dosis biakan 500 ml dan usia biakan isolat Trichoderma spp 2 minggu,  mencapai 0 %,  yang berarti tanpa adanya serangan penyakit akar gada. DOI: 10.37637/ab.v3i1.42

    TRADISI DAN PERUBAHAN: KAJIAN EKSISTENSI ORNAMEN PADA PELINGGIH BANGUNAN SUCI (PURA) YANG MEMANFAATKAN BATU HITAM GUNUNG AGUNG

    Get PDF
    Om Swastyastu, PENGANTAR Penelitian ini secara finansial dibiayai oleh: Dana DIPA Institut Seni Indonesia Denpasar, sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan PDUPT ISI Denpasar Nomor : DIPA 023.17.2.677544/2020, Dalam hal ini kami megucapkan terimakasih kepada tim seleksi dan ketua LP2MPP institut Seni Indonesia Denpasar, karena proposal yang diajukan dengan judul: Tradisi Dan Perubahan: Kajian Eksistensi Ornamen Pada Pelinggih Bangunan Suci (Pura) Yang Memanfaatkan Batu Hitam Gunung Agung, lolos seleksi dari tim seleksi. Dalam kajian ini, pendekatan yang dipakai, menggunakan konsep tradisional dalam budaya Bali, yaitu konsep “Trikona” untuk membedah hal yang menyangkut suatu perubahan yang terjadi baik itu di alam, maupun dalam kehidupan sehari-hari, khususnya budaya Bali secara fisik, seperti perubahan dan perkembangan penggunaan material/bahan dari alam untuk bangunan pelinggih (pura), antara lain dari penggunaan bahan batu padas, beralih ke batu hitam gunung Agung. Akibat dari pemanfaatan batu hitam gunung tersebut, ornamen/ukir-ukiran yang diterapkan pada pelinggih, kebanyakan ditampilkan dalam bentuk pola-pola sederhana yang disebut dengan istilah “lelengisan”. Dalam penelitian ini, kami mencari tahu keberadaan ukiran/motifmotif hias atau ornamen dan berhubungan juga dengan keberadaan sumber daya manusia di bidang mengukir atau memahat batu hitam gunung Agung. Hasilnya apa yang tersirat dan tersurat dalam tulisan ini memberikan sebuah gambaran tentang eksistensi penerapan ornamen pada bangunan pelinggih, yang berkembang di lapangan saat ini. Namun demikian, hasil penelitian yang telah dilaksanakan, masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami berharap kepada pembaca, memberikan masukan, saran dan kritik yang sifatnya membangun, untuk kesempurnaan tulisan ini di masa mendatang. Sebagai akhir kata, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak, telah banyak membantu dalam perwujudan tulisan ini. Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru. Om Santhih, Santhih, Santhih Om. Denpasar, September 2020 Penyusu

    Designing programs for eliminating canine rabies from islands: Bali, Indonesia as a case study

    Get PDF
    <p>Background: Canine rabies is one of the most important and feared zoonotic diseases in the world. In some regions rabies elimination is being successfully coordinated, whereas in others rabies is endemic and continues to spread to uninfected areas. As epidemics emerge, both accepted and contentious control methods are used, as questions remain over the most effective strategy to eliminate rabies. The Indonesian island of Bali was rabies-free until 2008 when an epidemic in domestic dogs began, resulting in the deaths of over 100 people. Here we analyze data from the epidemic and compare the effectiveness of control methods at eliminating rabies.</p> <p>Methodology/Principal Findings: Using data from Bali, we estimated the basic reproductive number, R0, of rabies in dogs, to be ~1·2, almost identical to that obtained in ten–fold less dense dog populations and suggesting rabies will not be effectively controlled by reducing dog density. We then developed a model to compare options for mass dog vaccination. Comprehensive high coverage was the single most important factor for achieving elimination, with omission of even small areas (<0.5% of the dog population) jeopardizing success. Parameterizing the model with data from the 2010 and 2011 vaccination campaigns, we show that a comprehensive high coverage campaign in 2012 would likely result in elimination, saving ~550 human lives and ~$15 million in prophylaxis costs over the next ten years.</p> <p>Conclusions/Significance: The elimination of rabies from Bali will not be achieved through achievable reductions in dog density. To ensure elimination, concerted high coverage, repeated, mass dog vaccination campaigns are necessary and the cooperation of all regions of the island is critical. Momentum is building towards development of a strategy for the global elimination of canine rabies, and this study offers valuable new insights about the dynamics and control of this disease, with immediate practical relevance.</p&gt

    LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT WORKSHOP PEMBUATAN TAPESTRI DI YAYASAN BUNGA BALI, DENPASAR, BALI

    Get PDF
    Implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi yang wajib dilakukan oleh setiap dosen perguruan tinggi sebagai tenaga pendidik, salah satunya adalah kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Hal ini sesuai dengan peraturan pemerintah no 37 tahun 2009 tentang beban kerja dosen, maka pengabdian kepada masyarakat wajib dilakukan. Kegiatan pengabdian dapat diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan atau melalui lembaga lain. Berkaitan dengan kewajiban tersebut, maka seluruh dosen Program Studi Kriya dan Program Studi Desain Produk FSRD ISI Denpasar melaksanakn kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan di Yayasan Bunga Bali – Denpasar, sesuai dengan Surat Tugas yang diberikan oleh Dekan FSRD ISI Denpasar dengan isian bahwa kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diberikan izin dan siap disambut dengan baik dari pihak Fakultas dan Yayasan. Pada pelaksanaannya dikemas dalam bentuk workshop merajut benang menjadi bentuk-bentuk Tapestri. Pengabdian ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam mengembangkan bakat dan keterampilan para penyandang disabilitas di Yayasan Bunga Bali Denpasar di bidang tekstil (menganyam), dengan harapan keahlian yang diajarkan dapat dimanfaatkan oleh mereka sebagai bekal dalam mengarungi gelombang kehidupan. Selain itu dengan penguasaan keterampilan yang telah dipelajari, akan bisa memberikan harapan kepada mereka untuk dapat hidup secara mandir

    Gatutkaca Kroda

    Get PDF
    Gatutkaca Kroda merupakan tugas akhir Jurusan Komposisi Tari yang bersumber pada cerita Gatutkaca Wiwaha, bersumber pada epos Mahabharata. Cerita ini diambl dari kumpulan cerita wayang purwagubahan Heroesoekarto. Cerita ini dipilih karena dalam seni pertunjukan Bali belum pernah disajikan sebagai konser tari. Penyajian ini diiringi seperangkat gamelan Gong Kebyar dan beberapa instrumen tambahan. Iringannya merupakan perpaduan musik Bali dan digarap serta diberi sedikit kreasi pengrawit yang disesuaikan dengan konsep garapan tari. Kata kunci: komposisi tari, Gatutkaca Wiwaha, tari Bal

    Gatutkaca Kroda

    No full text
    R. Skrips

    COVID-19 DAN KONFLIK WARGA ADAT DALAM PEMBANGUNAN PARIWISATA DI DESA ADAT PERASI, KARANGASEM, BALI

    No full text
    According to the WHO (World Health Organization), explained that the Corona virus is a virus that attacks the respiratory system and is more dangerous for people who have congenital diseases. The Corona virus initially appeared in China, more precisely in the city of Wuhan.  The virus spread rapidly in various parts of the world and resulted in weakening international economic conditions and the tourism sector. One of the most felt impacts on the tourism sector can be seen from the level of guest visits which has decreased significantly. Therefore, it is necessary to have a SWOT analysis (Strength, Weekness, Opportunity, and Threat) which is carried out to find solutions so that tourist attractions can be developed during the COVID-19 pandemic. According to Utami (2019), SWOT analysis is a strategic planning technique that is useful for evaluating strengths ( strengths) and weaknesses (weaknesses), opportunities (opportunities), and threats (threats) in a project, both ongoing and in new planning. The benefits of SWOT for tourism objects are (1) as a strategy for determining the future in business continuity, (2) being used by stakeholders to determine the condition of internal and external factors of the company, (3) knowing the high level of market competition for your product or business, (Kartika , 2020). Apart from health issues, namely Covid-9. the study that tourism will prosper and improve the standard of human life where tourism is developed does not always materialize. It is evident from the real picture that tourism actually makes the people dispersed in the Perasi Traditional Village in the Pertima Dinas Village, Karangasem District, Karangasem Regency from 2009 to 2013. Klian Adat (customary leaders) because they do not agree with the contract land agreement process which is considered to be detrimental to the community. This small group fights for the land belonging to the traditional village (Laba pura) by fighting back so that the land belonging to the customary village is not confiscated by the bank because it was pledged by investors without a definite explanation. As a result of the attitude taken by the group called the Perasi Indigenous Village Unity Community Forum, they are marginalized in the Traditional Village because they have to accept the sanction of being ostracized (kesepekang)

    PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI DIVERSIFIKASI PRODUK BUNGA ROSELLA DALAM MEWUJUDKAN SINERGITAS SEKTOR PERTANIAN DAN PARIWISATA DI DESA WISATA DESA BAHA, MENGWI

    No full text
    Bunga rosella dipercaya memiliki manfaat kesehatan yang sangat luas baik untuk pangan dan kesehatan, sehingga potensi diversifikasi rosela cukup besar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rosella mengandung 24% antioksidan dan 51% antosianin. Adanya antioksidan, sel-sel radikal bebas yang merusak inti sel dapat dihilangkan, itu sebabnya rosella memiliki efek antikanker. Warna merah pada bunga rosella disebabkan oleh kandungan antosianin. Adanya antioksidan rosella seperti gossipetin, antosianin, dan glukosida hibiscin memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit degeneratif seperti Jantung Koroner, Kanker, Diabetes Melitus, dan Katarak. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas produk olahan Bunga Rosella melalui penambahan varian produk rosella dan pengemasan. Jumlah kelompok tani yang mengikuti kegiatan pengabdian ini sebanyak 25 orang. Metode pelaksanaan kegiatan melalui percontohan atau Demplot Budidaya Rosella dan Pelatihan pembuatan varian produk Rosella. Evaluasi kegiatan dilakukan melalui pretest dan post tes. Hasil evaluasi menunjukkan terjadi  peningkatan pengetahuan, keterampilan dan kegiatan ini mendapat respon  yang sangat baik, terbukti dengan keaktifan kelompok tani dalam mengikuti seluruh kegiatan pengabdian ini

    STRATEGI PENGEMBANGAN AGROPOLITAN KOPI ROBUSTA BERSERTIFIKAT INDIKASI GEOGRAFIS DI KECAMATAN PUPUAN TABANAN

    No full text
    The high demand for Pupuan robusta coffee was not followed by an increase in production. Robusta coffee farming has not been able to increase farmers' income, therefore the concept of agropolitan area development is needed. The purpose of this study was to formulate a strategy for developing agropolitan areas for robusta coffee in Pupuan, research time from September to November 2020. The research method uses are observation, interviews, and questionnaires. The data analysis used in this study are SWOT and QSP matrix. The results showed that the results of IFAS and EFAS data processing, the values of x = 1.13 and y = 1.24 are obtained that they are in quadrant I (Growth), so the strategy applied is the SO strategy. Based on the QSPM calculation, the highest TAS value was 6.96. The conclusion from the research results shows that in the Pupuan sub-district there is a potential for upstream and downstream Robusta coffee agribusiness. The strategy obtained in accordance with the SWOT table is the SO strategy. An alternative strategy in accordance with QSPM is to carry out an applied study of the pre-harvest and post-harvest processing technology for robusta coffee.The high demand for Pupuan robusta coffee was not followed by an increase in production. Robusta coffee farming has not been able to increase farmers' income, therefore the concept of agropolitan area development is needed. The purpose of this study was to formulate a strategy for developing agropolitan areas for robusta coffee in Pupuan, research time from September to November 2020. The research method uses are observation, interviews, and questionnaires. The data analysis used in this study are SWOT and QSP matrix. The results showed that the results of IFAS and EFAS data processing, the values of x = 1.13 and y = 1.24 are obtained that they are in quadrant I (Growth), so the strategy applied is the SO strategy. Based on the QSPM calculation, the highest TAS value was 6.96. The conclusion from the research results shows that in the Pupuan sub-district there is a potential for upstream and downstream Robusta coffee agribusiness. The strategy obtained in accordance with the SWOT table is the SO strategy. An alternative strategy in accordance with QSPM is to carry out an applied study of the pre-harvest and post-harvest processing technology for robusta coffee
    corecore