8 research outputs found

    PENGEMBANGAN MEDIA ICE BREAKING TALKING PEN PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS X SMAN 100 JAKARTA

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara mengembangkan media ice breaker talking pen dalam mata pelajaran PAI. Metode yang digunakan adalah model pengembangan Borg dan Gall dengan tahapan yang telah disederhanakan oleh peneliti yang meliputi tahap analisis kebutuhan, tahap validasi dan tahap uji coba. Data didapatkan dari angket yang terdiri dari instrumen validasi ahli media dan ahli materi serta angket tanggapan siswa tentang media ice breaker talking pen pada mata pelajaran PAI. Desain uji coba meliputi uji coba satu lawan satu, uji coba kelompok kecil dan uji lapangan (kelompok besar). Uji coba satu lawan satu dilakukan pada 2 orang, kelompok kecil dilakukan pada 10 orang dan uji lapangan dilakukan pada 36 orang siswa kelas X MIPA 1 SMAN Jakarta. Instrumen penilaian produk mengacu pada teori Walker dan Hess tentang kualitas media pembelajaran dan teori kriteria ice breaker menurut Soenarno. Hasil penelitian pengembangan ini adalah produk media ice breaker talking pen yang terdiri dari komponen kartu perintah dan musik yang dikembangkan melalui tahap pengumpulan data, tahap perencanaan, tahap pengembangan produk, serta tahap validasi dan uji coba yang kemudian disempurnakan. Berdasarkan pada hasil validasi didapat skor rata-rata dari validasi ahli materi sebesar 4,75 atau kategori sangat baik, dan dari validasi ahli media sebesar 3,78 atau kategori baik. Setelah dilakukan revisi dari penilaian, saran serta komentar ahli maka dilakukan uji coba penggunaan. Kemudian didapatkan tanggapan siswa mengenai media ice breaker talking pen sebesar 4,39 atau kategori sangat baik. Maka dari itu media ice breaker talking pen pada mata pembelajaran PAI kelas X dinyatakan layak untuk digunakan dengan kategori sangat baik. The research was aimed to find out how to develop media ice breaker talking pen and media feasibility on the subjects of PAI. The method in this research is the development model of Borg and Gall with stages that have been simplified by the researchers covering the needs analysis phase, validation stage and test phase. Data obtained from questionnaire consisting of instrument validation of media expert and material expert as well as questionnaire of student response about ice breaker talking media pen on PAI subjects. Trial designs include one to one trials, small group trials and field trials (large groups). One to one trials were conducted on 2 students, small groups were performed on 10 students and field trials were conducted on 36 students 10th grade MIPA 1 at SMAN 100 Jakarta. The product assessment instrument refers to Walker and Hess's theories about the quality of instructional media and the theory of ice breaker criteria according to Soenarno. The result of this development research is ice breaker talking pen media product which consists of component of command and music card developed through data collection stage, planning stage, product development stage, and validation and testing phase. Based on the validation results obtained the average score of material expert validation is 4,75 or very good category, and from media expert validation is 3,78 or good category. After a revision of the assessment, suggestions and expert comments then tested the use. Then the result of the users ice breaker talking pen media get an average score of 4,39 or very good category. Therefore the ice breaker talking pen media on the eyes of learning PAI class X declared eligible for use with the category very well

    PENERAPAN K-MEANS CLUSTERING PADA PEMILIHAN PROGRAM PRIORITAS DANA DESA

    Get PDF
    AbstractProviding large funds to villages certainly demands a great deal of responsibility for the village government. In managing public funds, a public sector organization is required to be able to provide accountable financial reports. The village head is responsible for the management of village finances and assets. To achieve the effectiveness of village financial management, a decision support system is needed to assist village officials in determining which village programs will be prioritized. This study focuses on village programs that use village fund allocations in Cibatu village, Cisaat District, Sukabumi Regency, West Java. The purpose of this research is to develop a decision support system to determine priority village fund programs using a web-based k-means clustering algorithm. The k-means clustering algorithm can perform the modeling process without supervision (unsupervised) and is one of the methods for grouping data using a partition system. This is in accordance with the desired final result in the form of grouping village work programs into 3 priority levels, namely high priority level in cluster 1, medium priority level in cluster 2 and low priority level in cluster 3. This research was conducted by considering the aspects of urgency and benefits developed. using the PHP version 5 programming language and MySQL version 3.2.1 database. The results of this study are that the village road repair program is included in the high-level priority program in cluster 1, the BUMDES program is included in the medium level priority in cluster 2 and the rainwater storage basin construction program is included in low priority in cluster 3.Keywords : Decision Support System, K-Means Clustering, Village Programs, Village Funds.Pemberian dana desa yang besar tentunya menuntut tanggung jawab yang besar pula bagi pemerintah desa. Suatu organisasi sektor publik dalam mengelola dana masyarakat dituntut harus mampu memberikan laporan keuangan yang bisa dipertanggungjawabkan. Kepala Desa menjadi penanggungjawab pengelolaan keuangan dan aset desa. Untuk mencapai efektifitas pengelolaan keuangan desa maka diperlukan sebuah sistem penunjang keputusan untuk membantu perangkat desa dalam menentukan program desa yang akan di prioritaskan. Penelitian ini berfokus pada program desa yang menggunakan alokasi dana desa di desa Cibatu, Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat sistem penunjang keputusan untuk menentukan program prioritas dana desa yang menggunakan algoritma k-means clustering berbasis web. Algoritma k-means clustering dapat melakukan proses pemodelan tanpa supervisi (unsupervised) dan merupakan salah satu metode yang melakukan pengelompokan data dengan sistem partisi. Ini sesuai dengan hasil akhir yang diinginkan berupa pengelompokan program kerja desa menjadi 3 tingkat proritas, yaitu tingkat prioritas tinggi pada cluster 1, tingkat prioritas sedang pada cluster 2 dan tingkat prioritas rendah pada cluster 3. Penelitian ini dilakukan dengan mempertimbangkan aspek urgensi dan kemanfaatan yang dikembangkan menggunakan bahasa pemrograman PHP versi 5 dan basis data MySQL versi 3.2.1. Hasil dari penelitian ini adalah program perbaikan jalan desa termasuk dalam program prioritas tingkat tinggi pada cluster 1, program BUMDES masuk dalam prioritas tingkat sedang pada cluster 2 dan program pembangunan bak penampung air hujan masuk dalam prioritas rendah pada cluster 3.Kata Kunci : Sistem Penunjang Keputusan, K-Means Clustering, Program Desa, Dana Desa.

    PENERAPAN K-MEANS CLUSTERING PADA PEMILIHAN PROGRAM PRIORITAS DANA DESA

    Get PDF
    AbstractProviding large funds to villages certainly demands a great deal of responsibility for the village government. In managing public funds, a public sector organization is required to be able to provide accountable financial reports. The village head is responsible for the management of village finances and assets. To achieve the effectiveness of village financial management, a decision support system is needed to assist village officials in determining which village programs will be prioritized. This study focuses on village programs that use village fund allocations in Cibatu village, Cisaat District, Sukabumi Regency, West Java. The purpose of this research is to develop a decision support system to determine priority village fund programs using a web-based k-means clustering algorithm. The k-means clustering algorithm can perform the modeling process without supervision (unsupervised) and is one of the methods for grouping data using a partition system. This is in accordance with the desired final result in the form of grouping village work programs into 3 priority levels, namely high priority level in cluster 1, medium priority level in cluster 2 and low priority level in cluster 3. This research was conducted by considering the aspects of urgency and benefits developed. using the PHP version 5 programming language and MySQL version 3.2.1 database. The results of this study are that the village road repair program is included in the high-level priority program in cluster 1, the BUMDES program is included in the medium level priority in cluster 2 and the rainwater storage basin construction program is included in low priority in cluster 3.Keywords : Decision Support System, K-Means Clustering, Village Programs, Village Funds.Pemberian dana desa yang besar tentunya menuntut tanggung jawab yang besar pula bagi pemerintah desa. Suatu organisasi sektor publik dalam mengelola dana masyarakat dituntut harus mampu memberikan laporan keuangan yang bisa dipertanggungjawabkan. Kepala Desa menjadi penanggungjawab pengelolaan keuangan dan aset desa. Untuk mencapai efektifitas pengelolaan keuangan desa maka diperlukan sebuah sistem penunjang keputusan untuk membantu perangkat desa dalam menentukan program desa yang akan di prioritaskan. Penelitian ini berfokus pada program desa yang menggunakan alokasi dana desa di desa Cibatu, Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat sistem penunjang keputusan untuk menentukan program prioritas dana desa yang menggunakan algoritma k-means clustering berbasis web. Algoritma k-means clustering dapat melakukan proses pemodelan tanpa supervisi (unsupervised) dan merupakan salah satu metode yang melakukan pengelompokan data dengan sistem partisi. Ini sesuai dengan hasil akhir yang diinginkan berupa pengelompokan program kerja desa menjadi 3 tingkat proritas, yaitu tingkat prioritas tinggi pada cluster 1, tingkat prioritas sedang pada cluster 2 dan tingkat prioritas rendah pada cluster 3. Penelitian ini dilakukan dengan mempertimbangkan aspek urgensi dan kemanfaatan yang dikembangkan menggunakan bahasa pemrograman PHP versi 5 dan basis data MySQL versi 3.2.1. Hasil dari penelitian ini adalah program perbaikan jalan desa termasuk dalam program prioritas tingkat tinggi pada cluster 1, program BUMDES masuk dalam prioritas tingkat sedang pada cluster 2 dan program pembangunan bak penampung air hujan masuk dalam prioritas rendah pada cluster 3.Kata Kunci : Sistem Penunjang Keputusan, K-Means Clustering, Program Desa, Dana Desa.

    Pengembangan Media Ice Breaker Talking Pen pada Mata Pelajaran PAI Kelas X SMAN 100 Jakarta

    Get PDF
    This study aims to find out how to develop media ice breaker talking pen and media feasibility on the subjects of PAI. The research method used is Borg and Gall development model which includes requirement analysis, validation test, and test phase. The result of this development research is ice breaker talking pen media product which consists of command card and music developed through data collection, planning, product development, and validation and testing. Based on the validation results obtained the average score of the material experts of 4.75 (very good), and from the media experts of 3.78 (good), and the results of student responses about this media amounted to 4.39 or very good category. Therefore the ice breaker talking media on the eyes of learning PAI class X is declared eligible for use with very good category. Keywords: Development Model  Study, Ice Breaker Talking Pen, PAI Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara mengembangkan media ice breaker talking pen dan kelayakan media tersebut pada mata pelajaran PAI. Metode yang digunakan adalah model pengembangan Borg dan Gall yang meliputi analisis kebutuhan, tahap validasi dan tahap uji coba. Hasil penelitian pengembangan ini adalah produk media ice breaker talking pen yang terdiri dari kartu perintah dan musik yang dikembangkan melalui tahap pengumpulan data, perencanaan, pengembangan produk, serta validasi dan uji coba. Berdasarkan pada hasil validasi didapat skor rata-rata dari ahli materi sebesar 4,75 (sangat baik), dan dari ahli media sebesar 3,78 (baik). Serta hasil dari tanggapan siswa mengenai media ini sebesar 4,39 atau kategori sangat baik. Maka dari itu media ice breaker talking pen pada mata pelajaran PAI kelas X dinyatakan layak untuk digunakan dengan kategori sangat baik. Kata Kunci : Pengembangan Model Pembelajaran, Ice Breaker Talking Pen, PA

    PENGARUH KARAKTERISTIK ANGGARAN TERHADAP KINERJA DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN PANGANDARAN

    Get PDF
    Penelitian ini difokuskan pada Pengaruh Karakteristik Anggaran terhadap Kinerja Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Disparbud Kabupaten Pangandaran. Tujuan penelitian ini adalah: 1). Untuk mengetahui Karakteristik anggaran yang diterapkan di Dinas Pariwisata dan Kebudayan (DISPARBUD) Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran; 2).Kinerja Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (DISPARBUD) Pemerintah Daerah dalam pencapaian tujuan; 3).Besarnya pengaruh yang dihasilkan dari karakteristik anggaran terhadap kinerja Dinas Pariwisata dan Kebudayan (DISPARBUD) Pemerintah Daerah Kabupaten Pangandaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode kuantitatif dengan teknik penyebaran kuesioner. Sedangkan unutuk menganalisis data data yang diperoleh digunakan analisis regresi sederhana, analisis koefisien korelasi, koefisien determinan dan uji hipotesis (uji t). Hasil dari penelitian dan pengolahan data menunjukan bahwa karakteristik anggaran berpengaruh terhadap kinerja DISPARBUD dengan besar pengaruh dari perhitungan analisis regresi sederhana sebesar 11,58, perhitungan anlisis koefisien korelasi 0,86, koefisien determinan sebesar 73,96% dan uji hipotesis ( uji t) 6,30

    Penerapan teknik self management terhadap perilaku menyimpang remaja penggemar game online

    No full text
      Abstract:Now humans have experienced the development of an increasingly modern era. Problems of deviant behavior by online game fans are certainly different, so research still needs to be done to explore data about the conditions of deviant behavior of online game fans in Cibongkok Village. The aims of this study are to analyze the deviant behavior that occurs in adolescents who are fans of online games in Cibongkok Village. To determine the application of self-management techniques in reducing the deviant behavior of adolescent online game fans in Cibongkok Village. Researchers use a type of descriptive qualitative. The respondents were 4 teenagers who like to play online games in Cibongkok Village, Mekarsari Village, Cinangka District, Serang Regency, Banten Province. Based on the research that has been done, it can be concluded that deviant behavior committed by adolescents who are fans of online games, namely all respondents uttered foul language and said dirty words, two respondents did not do their schoolwork, two teenagers gambled online games and one teenager stole people's money old. The results of applying self-management techniques to reduce the deviant behavior of adolescent online game fans had a good effect on three respondents and had no effect on one respondent.Keywords: self-management techniques, deviant behavior, online game fans

    MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING SISWA SD MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN DIORAMA LINGKUNGAN

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca nyaring siswa dengan menggunakan media pembelajaran diorama lingkungan di SDN 2 Sagaranten. Metode penelitian yang di gunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus diawali dengan tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi guru dan siswa serta tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan media pembelajaran diorama lingkungan dapat meningkatkan kemampuan membaca nyaring siswa di SDN 2 Sagaranten. Hal ini dapat dilihat dari hasil olah data yang diperoleh pada siklus 1, sebanyak 14 siswa dari 28 jumlah seluruh siswa kelas 3 memiliki kemampuan membaca nyaring, sedangkan 14 siswa lainnya belum memiliki kemampuan membaca nyaring, sehingga presentase kemampuan membaca nyaring mencapai 50% dengan nilai rata-rata 69,1. Pada siklus 2 hasil olah data yang diperoleh yaitu 28 siswa dari 28 jumlah keseluruhan siswa memiliki kemampuan membaca nyaring dengan presentase 100% dan nilai rata-rata nya adalah 73.6

    Meningkatkan Kemampuan Membaca Nyaring Siswa SD melalui Media Pembelajaran Diorama Lingkungan

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca nyaring siswa dengan menggunakan media pembelajaran diorama lingkungan di SDN 2 Sagaranten. Metode penelitian yang di gunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus diawali dengan tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi guru dan siswa serta tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan media pembelajaran diorama lingkungan dapat meningkatkan kemampuan membaca nyaring siswa di SDN 2 Sagaranten. Hal ini dapat dilihat dari hasil olah data yang diperoleh pada siklus 1, sebanyak 14 siswa dari 28 jumlah seluruh siswa kelas 3 memiliki kemampuan membaca nyaring, sedangkan 14 siswa lainnya belum memiliki kemampuan membaca nyaring, sehingga presentase kemampuan membaca nyaring mencapai 50% dengan nilai rata-rata 69,1. Pada siklus 2 hasil olah data yang diperoleh yaitu 28 siswa dari 28 jumlah keseluruhan siswa memiliki kemampuan membaca nyaring dengan presentase 100% dan nilai rata-rata nya adalah 73.6
    corecore