111 research outputs found

    Tari Gandrung Sebagai Obyek Wisata Andalan Banyuwangi

    Full text link
    Gandrung merupakan salah satu seni tari tradisional khas Kabupaten Banyuwangi Tari  Gandrung merupakan perkembangan dari tari Seblang. Tari Gandrung dalam pertunjukannya didukung berbagai unsur yakni penari, musik, alat musik, nyanyian, gerak tari dan  panggung. Dalam pementasannya setiap satu orang penari gandrung di iringi  4 orang pemaju atau pengibing semuanya laki laki atau semua perempuan. Tari Gandrung Banyuwangi dalam pementasan ada tiga adegan yaitu jejer, rerepen dan seblang subuh. Tari gandrung bisa dipentaskan di berbagai kesempatan antara lain pesta hajatan, hari besar nasional, dalam rangka memperingati hari jadi kabupaten kegiatan pariwisata.Tari gandrung sekarang telah menjadi daya tarik wisata, dikemas secara padat ringkas dan dapat dipentaskan setiap saat. Gandrung is one of Banyuwangi’s traditional dances. The dance is a continuation of Seblang dance. Gandrung dance in performance is supported by various components such as dancers, music, musical instruments, songs, dance movement, and stage. In its performance, each gandrung dancer is accompanied by 4 pemaju or pengibing (choral dancers) of all male or female ones. The dance has three scenes, namely jejer, rerepen and seblang subuh. Gandrung dance is usually performed in various occasions such as wedding, national days, or in commemoration of regency’s anniversary, and in tourism events. Gandrung dance now becomes tourism attraction, produced in a concise way & be performed for any occasion

    ANALISIS PENGARUH BRAND AMBASSADOR, DESAIN WEBSITE DAN ONLINE REVIEW TERHADAP MINAT BELI ONLINE DI MARKETPLACE LAZADA

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini untuk mengnalisis pengaruh brand ambassador, tampilan web dan online review terhadap minat beli terhadap LAZADA. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuntitatif untuk mengetahui hubungan variabel independent terhadap variabel dependen. Populasi pada penelitian ini merupakan mahasiswa STIE 45 Mataram dengan sampel 51 mahasiswa yang memiliki kriteria sesuai dengan yang diharapkan dalam penelitian. Penelitian menggunakan SPSS 23 menggunakan analisis regresi linear berganda. Dari hasil analisis data yang telah dilakukan didapat nilai beta yang menunjukan masing-masing variabel menunjukkan pengaruh signifikan, variabel Brand ambassador merupakan variabel yang dominan berpengaruh dibuktikan dengan nilai beta terbesar yaitu 0.940. Variabel independent berpengaruh dominan terhadap variabel dependen secara simultan jika dilihat dari angka f hitung yang sebesar 51,141 dengan signifikansi 0,000. Sedangkan dengan melihat nilai koefisien determinasi sebesar 0.900 yang menunjukkan bahwa dalam penelitian ini minat konsumen bisa dijelaskan oleh ketiga variabel yaitu brand ambassador, desain web dan online review sebanyak 90% dan 10% dijelaskan oleh variabel lain dalam penelitian

    Tari Ritual dan Kekuatan Adikodrati

    Full text link
    Ă‚ Seni Pertunjukan tari ritual sangat berkaitan erat dengan sosial, hiburan, estetik, bah- kan upacara-upacara masyarakat dalam pertunjukannya. Fungsi ritual sangat dipenuhi oleh hal-hal tidak rasional yang berarti kepercayaan pada kekuatan supranatural, roh-roh, dan dewa-dewa yang mempengaruhi kehidupannya. Ă‚ Kepercayaannya direfleksikan de- ngan pertunjukan tari ritual Tayub, Sintren, Bedaya Ketawang, Sang Hyang, dan Seblang di Banyuwangi.

    AN INTEGRATED MULTI-LIFE CHARACTER MODEL DALAM ARISTOCHRATIC ETHNOMULTICULTURAL SOCIETY PADA PROSESI SUGENGAN KHAUL DALEM Ng. DSDISKS HAMENGKUBUWONO KAPING VII DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

    Get PDF
    Penelitian ini diilhami oleh hasil penelitian yang berupa Jargon Kekerabatan Para Pungggowo dan Para Bangsawan di Kraton Ngayogyokarto. Setelah itu peneliti melanjutkan pengembaraanya dalam penelitian tentang penyematan gelar kebangsawanan bagi seluruh kerabat dan abdi dalem di Kraton. Peneliti lalu melanjutkan kompetisi di penelitian hibah bersaing yang hasilnya terkait dengan metode dan implementasi bilingualitas di lingkup pendidikan. Selanjutnya, peneliti ikut berkompetisi di prioritas nasional dan menciptakan metode bilingual partial immersion program pada bidang sosial dan bahasa. Pada tahun berikutnya peneliti mengupas penelitian strategi nasional yang mampu memproduksi dua buku pegangan bagi kelas sosial dan bahasa dengan metode bilingual partial immersion program. Untuk memperkuat itu semua peneliti juga mengacu kepada penelitian yang memproduksi buku berjudul “Pendidikan Seni” oleh Prof. Dr. Trie Hartiti pada tahun 2003 yang mengacu pada seni dan pengaruh unsur budaya. Penelusuran penelitian dari hari ke hari, dari bulan ke bulan, dan tahun ke tahun, menjadi dasar pijak bagi peneliti untuk memohon terwujudnya penelitian stranas yang berjudul “AN INTEGRATED MULTI-LIFE CHARACTER MODEL DALAM ARISTOCHRATIC ETHNOMULTICULTURAL SOCIETY PADA PROSESI SUGENGAN KHAUL DALEM Ng. DSDISKS HAMENGKUBUWONO KAPING VII DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA” agar budaya lokal sebagai asset nasional tidak terkikis. Teori yang dijadikan rancang bangun yang dijadikan landasan dalam penelitian ini adalah teori multi-life character building, dan peran pendidikan dan penelitian terhadap Pembangunan Karakter Bangsa. Untuk mengenalisis data menggunakan rancang bangun ethnomulticultural (Saville-Troike,1986) dan sociolinguistics (Fisherman, Chaika, et. al.). Selanjutnya setting didasarkan pada dasar pijak teori Profile yang termasuk dalam Sarasilah Ng. DSDISKS HB VII. Analisis pembuatan buku dengan model R and D. Metode yang akan digunakan adalah rancangan Descriptive Qualitative dan Quantitative dengan model analisis enthomulticultural. Data berupa ujaran lisan dan bahasa tertulis, sedangkan sumber data adalah seluruh kerabat Khaul Dalem, abdi dalem (kekancingan), dan masyarakat sekitar. Alat pengumpul data berupa video, tape recorder, buku panduan, pengumpul data dan catatan-catatan lapangan, sedangkan instrumen penelitian berupa human instrument (key instrument) yang dilengkapi dengan kuesioner tentang implementasi metode multi-life character model. Teknik pengumpulan data akan dilakukan dengan cara (a) observasi, (b) wawancara, (c) penyebaran kuesioner. Peneliti akan memperoleh data dengan cara participant observation. Analisis data akan dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengumpulan data yaitu dengan purposive sampling. Sedangkan uji validitas akan dilakukan dengan cara (1) triangulasi dari pakar character building, ethnomulticultural, sosiolinguistik (2) rancang bangun teori pada pakar, (3) implementasi “multi-life character model” dan (4) pencocokan hasil analisis terdahulu. Objek penelitian tentang implementasi multi-life character model adalah: para kerabat HB VII, abdi dalem, para kekancingan, dan masyarakat sekitar

    Distribusi Geografis Dan Tingkat Keparahan Pasien Karsinoma Hepatoseleluler Etiologi Virus Hepatitis B Di Rs.dr Kariadi

    Full text link
    Latar Belakang : Karsinoma hepatoseluler (KHS) menduduki peringkat kelima dari seluruh keganasan di seluruh dunia. KHS merupakan 10-20% dari seluruh penyakit hepar di Indonesia. Belum terdapat data distribusi geografis pasien KHS etiologi virus Hepatitis B di Jawa Tengah.Tujuan : Mengetahui distribusi geografis dan hubungan lokasi asal pasien dengan tingkat keparahan KHS etiologi virus Hepatitis B di RSUP Dr Kariadi Semarang.Metode : Penelitian retrospektif melalui rekam medis pasien KHS yang dirawat di RSUP Dr Kariadi Semarang tahun 2013-2015. Variabel yang dianalisis meliputi Distribusi tempat tinggal pasien (desa/kota), Karakteristik Klinik : usia, jenis kelamin, ,Tingkat keparahan: skor Child-Pugh,Staging BCLC, dan kadar AFP . Data diolah menggunakan program SPSS, tingkat kemaknaan p<0,05.Hasil : Didapatkan 103 pasien KHS dengan distribusi geografis asal pasien terbanyak dari Demak (22,3%), Semarang (17,5%), Grobogan (14,6%). Rasio laki-laki : perempuan 4,4 : 1, rerata umur 47±12,8, Child-Pugh A, 14 (13,6%) , Child-Pugh B, 54 (52,4%), Child-Pugh C 35 (34,0%) , 7 (6,8%) BCLC A (early stage), BCLC B (intermediate stage)41 (39,8%) . BCLC C (advanced stage) 21 (20,4%) . 34(33%) BCLC D (terminal stage) atau stadium akhir. AFP 70% > 400. Tidak didapatkan hubungan yang signifikan antara distribusi geografi pasien (desa/kota) dengan karakteristik klinik dan tingkat keparahan.Simpulan : Didapatkan gambaran distribusi geografis pasien dengan KHS yang berobat di RSUP Dr Kariadi dengan urutan 3 terbanyak adalah Demak , Semarang, Grobogan. Tidak didapatkan hubungan antara distribusi geografis pasien dengan karakteristik klinik dan tingkat keparahan KHS ( Usia, Jenis Kelamin, Staging BCLC , Kadar Child-Pugh dan Kadar AFP)

    The Determination of the Main Production Cost of Jipang Cake Using the Full Costing Method

    Get PDF
    The purpose of this study is to determine the main of production cost using the full costing method. The full costing method is one of the methods used in determining the cost of production by taking into account all components of production costs, both fixed and variable costs so that the calculation results are more precise and detailed. This research was conducted in a group of Jipang cake craftsmen in Antajaya Village, Tanjung Sari District, Bogor Regency. The data processed in this study are primary data obtained from the source directly based on real data recorded during the practice or simulation of making Jipang cake at the research location and community service. Based on the calculation, the results of the production cost of Jipang cake based on the full costing method is Rp. 472.15 or rounded to Rp. 500 per pcs

    Kajian Antibakteri Temulawak, Jahe Dan Bawang Putih Terhadap Salmonella Typhimurium Serta Pengaruh Bawang Putih Terhadap Performans Dan Respon Imun Ayam Pedaging

    Full text link
    This research was conducted to investigate the antibacterial activity of powder of temulawak, ginger and garlic to S.typhimurium using modified agar well method. Preliminary study showed that garlic powder had the best antibacterial activity, therefore it was further tested in a feeding trial to evaluate the effect on growth performance and immune response in broiler chicken challenged with S. typhimurium (ST). Experimental treatments were arranged in Completely Randomized Design with four treatment and three replications (Negative control, positive control, garlic powder and tetracycline). Seventy-two Day-Old-Chickens with body weight 46,7 g strain “Hubbard Wonokoyo†were used in a 28 days experiment. Broiler chickens were fed garlic powder and tetracycline diets for 10 days and then challenged orally with ST 4,1 x 1011 cfu. Body weight, feed intake and salmonella colony in faeces were monitored. Blood serum was collected at 18-d after infection. Results indicated that there was no significant effect of garlic powder on body weight and feed intake, but feed intake tended to decrease. However, feed conversion ratio of ration with garlic powder was better than rations with tetracycline and other treatments. Salmonella population in faeces also decreased with addition of garlic powder in diets. Total protein serum was influenced by disease challenged. Serum immunoglobulin (gamma globulin) was not influenced by disease challenged, but addition garlic powder in diet tended to increase gamma-globulin concentration. It can be concluded that garlic powder has antibacterial activity to S.typhimurium. Furthermore, this result indicated that some beneficial effect of dietary garlic powder at 2,5% supplementation on growth performance and no effect on immune response in the presence of ST-challenge

    DESAIN KEMASAN PRODUK SENI BUDAYA LOKAL KE MANCA NEGARA MELALUI ASUGATAN DINNER PACKAGE” BERBASIS MULTILINGUAL CULTURAL APPROACH DI KERATON NGAYOGYOKARTO HADININGRAT D.I.Y.

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menciptakan desain yang terdiri dari kegiatankegiatan berupa pelatihan dan pemahaman yang berupa Javanese cuisine dan pastry berbasis sosiokultural pada masyarakat kawasan Kraton Yogyakarta, khususnya daerah Magersari, untuk menunjang peningkatan potensi wisata yang sangat potensial namun belum tergarap secara optimal. Penelitian ini juga memberikan kerangka berfikir tentang multitalent entrepreneurship untuk pelaku wisata di kawasan tersebut dan menanamkan work commitment terhadap pelestarian keberadaan makanan tradisional. Pada tahun yang kedua, penelitian ini akan menciptakan desain yang kegiatannya berupa pelatihan kepada masyarakat pelaku wisata kawasan Kraton Yogyakarta berdasarkan need analysis dari para pelaku pelestari budaya baik dalam bidang cuisine and pastry maupun bidang tourism untuk secara aktif dan kreatif membuat, menyajikan, dan memasarkan produk tersebut secara conservative dan marketable dengan penyajian yang attractive dan appetizing. Kemudian, peneliti akan memproduksi dua buku terkait dengan ranah tersebut sehingga dapat dijadikan sumber referensi baik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Selain itu, buku tersebut juga diperuntukkan bagi para pelaku wisata yang akan melakukan entrepreneurship untuk terjun dan mengembangkan bidang tersebut. Desain penelitian berupa descriptive qualitative dan quantitative. Data berupa ujaran lisan dan tulis, sedangkan sumber data adalah seluruh pelaku wisata dan creative cuisine and pastry agent of change daerah Magersari di kawasan Kraton Yogyakarta. Alat pengumpul data berupa video, tape recorder, buku panduan pengumpul data dan catatan-catatan lapangan, sedangkan instrumen penelitian berupa human instruments (key instruments)yang dilengkapi dengan kuesioner tentang pembuatan dan penyajian Javanese cuisine dan pastry untuk menunjang tourism baik lokal maupun internasional. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara (a)observasi, (b)wawancara, (c)penyebaran kuesioner. Peneliti akan memperoleh data dengan cara participant observation. Analisis data dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengumpulan data yaitu dengan purposive dan representative sampling. Sedangkan uji validitas dilakukan dengan cara (1)triangulasi, (2)peer-correction dengan pakar multitalent entrepreneurship, 3)peer-correction dengan stakeholder, dan (4) pencocokan hasil analisis terdahulu. Hasil penelitian pada tahun kedua ini adalah berupa desain produk Javanese cuisine dan pastry yang baik guna meningkatkan potensi wisata dan sekaligus perekonomian di kawasan Kraton Yogyakarta. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan dua buah buku yang dapat dijadikan referensi dan pedoman bagi pelaku wisata yang ingin menjadi entrepreneur berjudul 1)Javanese Cuisine and Pastry in Kawasan Kraton Yogyakarta dan 2)The Strategies of Being a Good Entrepreneur on Javanese Cuisine and Pastry

    Pronomina Bahasa Jawa Tengah Dialek Solo

    Full text link
    The aim of this research is to describe the types of Central Java Solo dialect pronomina. The data is formed the informant\u27s pronouncement as personal prononima, direction pronomina and introgative pronomina on Central Java Solo dialect. This reseach is qualitative reseach using descriptive method. Thetecnique are interviewing, taking notes, and recording. The data were analyzed by using pronomina data which is already gathered, observed the data, clasified the types of pronomina, selected and grouped the data, analyzed and summarized the data. The result shows that the pronomina of Central Java are persona pronomina, direction pronomina and introgative pronomina. Persona pronomina are first pronomina, second pronomina and third pronomina which is devided by singular and plural types. The examples of persona pronomina Central Java Solo dialect are aku, kulo, dhewe\u27e, kowe, sampeyan, panjenengan, kowe kabeh, panjenengan sedoyo, dhe\u27e, wong iku dan tiang niku.While the direction pronomina are devided as a public direction pronomina, place direction pronomina, and things direction pronomina. The examples of direction pronomina Central Java Solo dialect are iki, iku, niki, niku, kene, kono, ngene, ngono, ngeten, and ngono. The examples of introgative pronomina Central Java Solo dialect are iki, iku, niki, niku, kene, kono, ngene, ngono, ngeten, dan ngoten. Meanwhile, the intogative pronomina are opo, nopo, sopo, sinten, ngopo, kenging nopo, piro, pinten, kepiye, pripun, endi, pundi, and kapan

    Fermentation Characteristics and Nitrogen Retention of Madura Cattle Fed Complete Rations Containing Soybean Pod and By-Products

    Get PDF
    This study was aimed to evaluate the effect of complete rations containing soybean pod and soybean by-products (soybean meal and tofu waste) on rumen microbial population, fermentation characteristics, nutrient digestibility, and nitrogen retention of Madura cattle. Twelve Madura cattle of 1.5 years of age were given 4 feeding treatments in triplicates in randomized block design experiment. The treatments included T0 (100% native grass) as a negative control, T1 (concentrate: grass (60:40) as a positive control, T2 (complete ration containing 15% soybean pods), and T3 (complete ration containing 30% soybean pods). The treatments were based on feeding practices commonly applied by farmers in the village. The results showed that the use of concentrate rations or complete rations containing soybean pod and by-product did not affect protozoa population, ammonia concentration, and total VFA production compared to cattle fed 100% native grass. In contrast, the use of concentrate rations or complete rations containing soybean pod and by-products reduced acetate and increased butyrate proportion compared to native grass. The use of a concentrate ration resulted the highest propionate proportion. Methane estimation increased with the use of concentrate ration or complete ration containing 15% soybean pod, but it decreased when the level of soybean pod was increased to 30%. It can be concluded that soybean pod has a potential to be used as a fiber source in beef cattle ration to substitute native grass
    • …
    corecore