58 research outputs found
PENGARUH PENYULUHAN PENGELOLAAN SAMPAH MANDIRI TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT DI DESA JETIS KECAMATAN KLATEN SELATAN KABUPATEN KLATEN TAHUN 2008
Sigid Sudaryanto, NIM S820907024,Tesis Pengaruh Penyuluhan tentang
pengelolaan sampah mandiri terhadap pengetahuan, sikap dan perolaku
masyarakat Desa Jetis,Kecamatan Klaten Selatan,Kabupaten Klaten
Tahun 2008, Program Studi Kependudukan dan Lingkungan Hidup
Program Pascasarjana,Universitas Negeri Surakarta.
Sampah adalah benda yang bersifat padat, sudah tidak dipakai
lagi atau harus dibuang sebagai hasil kegiatan manusia. Penimbulan
sampah semakin meningkat seiring dengan bertambahnya penduduk dan
gaya hidup masyarakat, diperkirakan setiap orang menghasilkan sampah
2,97 liter/hari. Volume sampah di Kabupaten Klaten rata-ata perhari 871,1
M3
,yang dapat dikelola oleh Dinas Kebersihan 261,16 M3
(29,98%).
Rendahnya pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam
mengelola sampah menyebabkan mereka membuang ke sungai,atau
tempat-tempat tertentu sehingga menimbulkan bau busuk. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan pengelolaan sampah
mandiri terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat di Desa
Jetis Kecamatan Klaten Selatan Kabupaten Klaten.
Penelitian ini merupakan penelitian Experiment Semu dengan
pendekatan One Group Pretest – Postest Design. Jumlah sample
sebanyak 68 responden terbagi menjadi 2 kelompok yaitu kelopok
perlakuan dan kelompok kontrol. Pengukuran pengetahuan, sikap dan
perilaku menggunakan kuaesioner yang sebelumnya dilakukan ujicoba
kepada 40 responden,kuesioner dinyatakan valid dan reliable.
Pengukuran Pengetahuan,Sikap dan Perilaku dilakukan sebanyak 2 (dua)
kali yaitu sebelum dan sesudah penyuluhan, frekuensi penyuluhan
dilakukan sebanyak 4 kali yaitu pada bulan Mei s/d September 2008.
Hasil Penelitian yaitu sebelum dilakukan penyuluhan nilai rata -
rata Pengetahuan, Sikap dan Perilaku kedua kelompok relatif sama,
setelah penyuluhan pada kelompok perlakuan nilai rata-rata
pengetahuan, sikap dan perilaku kelompok perlakuan menjadi lebih tinggi.
Setelah dilakukan analisis uji beda menggunakan t test tidak terikat
diperoleh t hitung pengetahuan 3,904 (p<0,05), t hitung sikap 46,025
(p<0,05) dan t hitung perilaku 5,622 (p<0,05) hal ini menunjukkan
perbedaan bermakna sebelum dan sesudah penyuluhan.
Kesimpulan penelitian yaitu peningkatan pengetahuan,sikap dan
perilaku kelompok perlakuan sebagai hasil penyuluhan.Implikasi
penelitian adalah memberikan dasar bagi masyarakat dan Pemerintah
Kabupaten untuk penyusunan program penyuluhan. Saran yang diajukan
peneliti agar pemerintah menggalakan penyuluhan untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku sehingga dapat berpartisipasi dalam
pengelolaan sampah mandiri.. Kepada Peneliti lain agar mengkaji lebih
dalam dan membandingkan berbagai metode penyuluhan
Eksistensi Delik Adat di Lingkungan Masyarakat Sentolo, Kabupaten Kulonprogo YOGYAKARTA
This research is empirical law research. The collecting data were analyzed by qualitative and presented descriptively. The research can be concluded as follows: reasons for maintaining delict adat law are religious environment, maintaining norms politeness, adat executed as long as no conflict with the written law and the protection of women. Types of sanction are warning in a visit at night, asked to leave the house for interrogation, community sanctions; the reasons of sanction are near the mosque, maintaining delict adat law, neglection of verbal warning, anticipation pregnant before marriage and aruh-aruh culture must be maintained. Jenis penelitian ini adalah yuridis empiris. Data yang terkumpul dianalisis secara kualitatif dan disajikan deskriptif. Kesimpulan riset adalah: Pertama, alasan mempertahankan hukum delik adat karena lingkungan riligius, menjaga norma kesopanan, adat dijalankan asalkan tidak berbenturan dengan peraturan tertulis dan perlindungan perempuan. Kedua, proses penerapan sanksi masyarakat adalah peringatan dalam bertamu di malam hari, diminta keluar rumah untuk diinterogasi, diberi sanksi yang ditentukan musyawarah masyarakat. Ketiga, alasan penjatuhan sanksi pengusiran adalah lingkungan dekat masjid, mempertahankan hukum delik adat, tidak mengindahkan peringatan, pencegahan hamil di luar nikah, perlunya budaya aruharuh (tegur sapa) harus dipertahankan
THE STUDY OF PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT (PPE) USING ON TOUR GUIDE ACCIDENT AT PINDUL CAVE OF GUNUNG KIDUL
Latar Belakang. Kecelakaan kerja merupakan kejadian yang terjadi saat bekerja dan menjadi risiko perkerja yang menyebabkan kerugian bagi pekerja. Salah satu penyebab kecelakaan kerja adalah kelalaian pekerja dalam memakai alat pelindung diri. Penggunaan alat pelindung diri dapat mengurangi risiko terjadi dan akibat dari kecelakaan. Goa Pindul salah satu wisata susur goa yang banyak dikunjungi wisatawan di Yogyakarta. Pemandu wisata merupakan salah satu pihak yang rawan mengalami kecelakaan kerja sehingga sangat penting untuk menggunakan alat pelindung diri yang lengkap.
Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dengan kejadian kecelakaan kerja pemandu wisata Goa Pindul di Gunung Kidul.
Metode. Penelitian ini merupakan penelitian survai dengan desain cross sectional dengan jumlah sampel 39 pemandu wisata di Goa Pindul. Aspek yang diteliti yaitu penggunaan Alat Pelindung Diri dan kecelakaan kerja.
Hasil. Hasil penelitian menunjukkan semua pemandu wisata adalah laki-laki. Sebagaian besar pemandu wisata menggunakan alat pelindung diri lengkap sebanyak 62,5%. Pemandu wisata yang mengalami kecelakaan kerja sebanyak 42,5%.
Kesimpulan. Sebagian besar pemandu wisata di Goa Pindul yang menggunakan alat pelindung diri lengkap tidak mengalami kecelakan kerja yaitu 28,2% pemandu wisata
LEVEL OF DISCIPLINE ADHERING TO HEALTH PROTOCOLS AND VACCINATION WILLINGNESS AS PART OF COVID 19 CONTROL EFFORTS IN INDONESIA
The COVID-19 pandemic, which has been set since March 2020 until now, has impacted various aspects of human life. Restricting community activities is the primary key to breaking the chain of transmission of Covid 19. Changes in human behavior patterns have also changed following current conditions towards adapting to new habits. This study aims to describe the level of community discipline in implementing health protocols and the public's willingness to vaccinate. The sampling method was taken randomly using a form opened within two weeks with the number of respondents filling out 241 respondents. The conclusion in this study was that the level of discipline of the respondents in applying the use of masks, washing hands using soap and air showed promising results and supported the discipline of implementing health protocols. The point that still needs attention is that measures to maintain distance, avoid use and reduce activities are still in the category that is lacking in implementation. While public perception of vaccines and availability for vaccines is also good, there are still a small number of people who doubt the vaccines and the methods used
EFEKTIVITAS CAMPURAN CAIRAN PELEPAH DAUN PISANG KEPOK DAN JERUK LEMON SEBAGAI HAND SANITIZER
Latar Belakang : Seiring dengan perkembangan zaman dan meningkatnya kesibukan masyarakat, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong munculnya produk-produk yang praktis dan ekonomis untuk membersihkan tangan tanpa air sama fungsinya dengan mencuci tangan pakai sabun yaitu antiseptic tangan atau hand sanitizer. Pelepah daun pisang kepok dan jeruk lemon merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki kandungan antibakteri yang dapat digunakan sebagai bahan pembuatan hand sanitizer seperti flavonoid, saponin, tanin, dan asam sitrat.
Tujuan Penelitian : Mengetahui efektivitas penggunaan hand sanitizer campuran cairan pelepah daun pisang kepok dan jeruk lemon terhadap penurunan angka kuman tangan.
Metode Penelitian : Penelitian ini adalah eksperimen dengan rancangan Pretest Posttest with Control Group. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2018. Populasi penelitian ini adalah Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Yogyakarta dengan jumlah sampel 24 orang. Analisis data menggunakan Paired t-Test.
Hasil Penelitian : Rata-rata penurunan angka kuman tangan tertinggi pada pemakaian hand sanitizer campuran cairan pelepah daun pisang kepok dan jeruk lemon dan kontrol positif terdapat pada perlakuan menggunakan hand sanitizer perbandingan 1:1 sebanyak 65,33 koloni/cm2 dan penurunan angka kuman tangan terendah pada pelakuan hand sanitizer perbandingan 2:0 sebanyak 15,50 koloni/cm2. Pada perlakuan hand sanitizer perbandingan 0:2, penurunan angka kuman sebesar 60,83 koloni/cm2 dan perlakuan kontrol sebesar 49,00 koloni/cm2.
Kesimpulan : Ada perbedaan signifikan penurunan angka kuman tangan sebelum dan setelah menggunakan hand sanitizer campuran cairan pelepah daun pisang kepok dan jeruk lemon perbandingan 0:2, 1:1, 2:0 serta kelompok kontrol
MODEL REWARD SYSTEM DALAM PRAKTIK ECOBRICK PADA SISWA SDN SINDUREJAN DAN SDN TAMANSARI I KOTA YOGYAKARTA
Sampah plastik merupakan jenis sampah yang masih menjadi masalah di Kota Yogyakarta dan saat ini masih sekedar dibuang di beberapa tempat atau sumber produksi sampah, seperti salah satunya di SDN Sindurejan dan SDN Tamansari I belum melakukan pengolahan sampahnya. Masih minimnya materi pendidikan lingkungan terkait dengan pengelolaan sampah yang lebih kreatif dan menghibur bagi siswa sekolah dasar, maka dengan konsep reward system yang diaplikasikan dalam praktik ecobrick akan lebih menarik minat siswa untuk belajar tentang lingkungan hidup khususnya pengelolaan sampah plastik.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh Model Reward System dalam Praktik Ecobrick pada Siswa SDN Sindurejan dan SDN Tamansari I Kota Yogyakarta. Jenis penelitian yang digunakan bersifat eksperimen semu (quasi eksperimen). Desain penelitian ini menggunakan Post Test Only With Control Group Design. Subyek penelitian ini adalah siswa pada kelas V dengan jumlah 60 siswa, terdiri atas 30 siswa sebagai kelompok eksperimen penyuluhan yang menggunakan model reward system dan 30 siswa lainnya sebagai kelompok kontrol menggunakan metode ceramah.
Hasil penelitian dari menerapkan model reward system dalam praktik ecobrick yaitu dengan kategori baik yaitu 90 % dan kategori cukup 10%. Telah dilakukan dengan uji statistik Mann-whitney dengan α = 0,05 untuk membandingkan praktik ecobrick antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan hasil uji statistik didapatkan pvalue 0,000<0,05. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh bermakna penerapan model reward system dalam praktik ecobrick pada siswa SDN Tamansari dan SDN Sindurejan Kota Yogyakarta
Distribution of Motor Vehicle Volumes and Ambient Air Dust Levels in Hot Points of Yogyakarta City, Indonesia
Introduction: Yogyakarta City, Indonesia is a center for tourism, government, education, and the economy. In line with increasing mobility and transportation, this situation has a positive impact economically, but a negative impact in terms of air pollution due to vehicle emissions. Motorized vehicles contribute to air pollution reaching 66.34% of total pollution. PM2.5 is a critical parameter in the city of Yogyakarta. Methods: This research aims to determine the volume of motorized vehicle traffic and the distribution of dust levels in the ambient air of Yogyakarta City. Data collection used non-probability purposive sampling with the roadside method. Vehicle volume is mapped using hotspots and dust levels using interpolation. Results and Discussion: The average vehicle volume in the morning was 2,293.147 pcu/hour and in the afternoon it was 2,301.173 pcu/hour. The hotspot results showed that the volume of motorized vehicles in the morning category was very high at 2,921.600-5,655 pcu/hour and in the afternoon it was 3,678.800-4,558 pcu/hour. The average dust content in the morning is 0.10667 grams/m3 and in the afternoon it is 0.10240 grams/m3. The interpolation results showed that the distribution of dust levels in the very high category in the morning was 0.17000-0.20000 grams/m3 and in the afternoon it was 0.21000-0.26000 grams/m3. Conclusion: The highest average volume of vehicles occurs in the afternoon while the highest total dust content occurs in the morning
PENGARUH KADAR KARBON MONOKSIDA (CO) UDARA AMBIEN TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT HIPERTENSI POLISI LALU LINTAS LAPANGAN KOTA YOGYAKARTA
Pencemaran udara dewasa ini semakin memprihatinkan. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain industri, transportasi, perkantoran, perumahan, dan berbagai aktivitas manusia. Berbagai kegiatan tersebut merupakan kontribusi terbesar dari pencemar udara yang dibuang ke udara bebas. Transportasi darat merupakan salah satu penyumbang pecemaran udara terbesar di perkotaan besar Indonesia. Beberapa individu dapat terpajan oleh CO karena lingkungan kerjanya dan polisi lalu lintas adalah salah satu kelompok pekerja yang terpajan CO dari jalan raya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kadar karbon monoksida (CO) udara ambien terhadap kejadian penyakit hipertensi polisi lalu lintas lapangan di wilayah kerja Polresta Yogyakarta dengan melakukan penelitian survey analitik menggunakan pendekatan cross sectional terhadap 74 responden. Hasil penelitian dianalisis dengan uji Z dan Chi Square menggunakan program SPSS. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa kadar CO ditemukan ada pengaruh dengan tekanan sistolik (p = 0,00) dan ada pengaruh dengan tekanan diastolik (p = 0,00), demikian pula berat badan dan umur berpengaruh pula dengan tekanan sistolik serta tekanan diastolik (p = 0,00). Namun kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga dan riwayat hipertensi tidak ditemukan ada pengaruh baik terhadap tekanan sistolik dan tekanan diastolik (p > 0,05).
Kata Kunci : CO, tekanan darah, polisi lalu lintas
PENGKAYAAN MATERI BAGI KADER JUMANTIK YANG TERGABUNG DALAM TANGGAP BOCAH [TABO] DI KECAMATAN SLEMAN
Di Indonesia demam berdarah merupakan penyakit menular yang belum bisa diberntas. Kasus demam berdarah di kecamatan sleman pada tahun 2015 mencapai 28 kasus. Diperlukan peran aktif masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit DBD. Salah satu peran aktif dalam pencegahan DBD ini melalui edukasi anak-anak. Melalui kegiatan Tanggap Bocah (TABO) diharapkan mampu meberikan edukasi pencegahan penyakit DBD. Tujuan dari kegiatan ini adalah membentuk kader kesehatan cilik melalui TABO di Wilayah Kerja Puskesmas Sleman. Kegiatan ini menggunakan metode dengan diskusi, tanya jawab, dan  simulasi. Media pembelajaran ini menggunakan permainan anak dengan memasukan materi kesehatan lingkungan khususnya gerakan 3 M plus. Hasil kegiatan ini mampu mengajak dan meningkatkan kepedulian anak-anak terhadap program pengendalian DBD yaitu mampu melakukan pemantauan jentik di lingkungan rumah.Kegiatan ini dinilai sangat efektif sehingga memerlukan peningkatan pola pelatihan baik dari segi materi maupun komponen lainnya sehingga dapat terus sejalan mengikuti perkembangan informasi
PELATIHAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) STUNTING DI KALURAHAN ARGODADI KAPANEWON SEDAYU KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA
Community-Based Total Sanitation is an approach and paradigm of sanitation development in Indonesia that emphasizes maximizing community empowerment through triggering to increase behavior change, especially behavior change in terms of sanitation. In addition to nutritional conditions, poor environmental factors related to drinking water and sanitation can also increase the risk of stunting. There is a very close relationship between poverty, access to drinking water, and sanitation and the incidence of stunting. One of the efforts to integrate the acceleration of nutrition improvement through stunting prevention, since 2017 various pieces of training involving nutrition and environmental health officers have begun to be provided. The addition of an output indicator of 3 stunting pillars so that currently there are 8 STBM-Stunting pillars. The material was delivered using the principles of adult learning, followed by simulation and practice of triggering the STBM pillar. Participants were health cadres and the stunting prevention team of Argodadi Village. Through practical simulations in training, then health cadres are expected to be able to trigger STBM-stunting. In the final session as a follow-up plan, the cadres agreed on a commitment to conduct similar training in their respective hamlet area
- …