15 research outputs found

    Identifikasi Faktor Penyebab dan Dampak Change Order Pada Pelaksanaan Proyek Bidang Sumber Daya Air

    Get PDF
    Penelitian ini mengidentifikasi faktor penyebab dan dampak change order pada proyek pemerintah bidang sumber daya air yang berada pada Provinsi Sumatera Barat dengan menggunakan metode path analysis. Penelitian ini dilakukan dengan menyebar kuesioner kepada pihak-pihak yang terlibat pada pelaksanaan proyek bidang sumber daya air, diantaranya PPK, PPTK dan Pengawas. Hasil penelitian didapatkan faktor yang berpengaruh signifikan yaitu perubahan rencana dan ruang lingkup, faktor alam, koordinasi yang tidak baik antar pihak yang berkepentingan, dan masalah pembebasan lahan. Untuk variabel masalah pembebasan lahan tidak berpengaruh langsung terhadap frekuensi change order tetapi berpengaruh terhadap perubahan rencana dan ruang lingkup. Dampak CO lebih berpengaruh terhadap kinerja waku

    TREN, BIAYA, DAN TANTANGAN STRUCTURAL HEALTH MONITORING JEMBATAN

    Get PDF
    Abstract   Information technology and the Internet of Things are developing rapidly, resulting in changes in all fields, including monitoring and testing bridges. Structural Health Monitoring (SHM) is currently an alternative to replace conventional visual inspections. This study aims to determine trends in the use of Structural Health Monitoring on bridges, including cost factors and challenges faced, so that they can be considered and referenced in the installation of Structural Health Monitoring on bridges in the future. This study uses biblio-metric analysis methods and literature review. Bibliometric analysis was carried out to determine the type of bridge, the method of Structural Health Monitoring, the type of sensor, and the part that the sensor was installed on, so that the trend of Structural Health Monitoring installation could be observed. A literature review was carried out on the challenges that occurred and the cost factors that were considered and their potential in the future. This research shows that the method of Structural Health Monitoring is still evolving and that new technologies have been used to overcome various challenges, including the cost factor. If Structural Health Monitoring can be mass produced, the cost of producing Structural Health Monitoring is expected to decrease.   Keywords: bridge; structural health monitoring; visual inspection; bibliometrics     Abstrak   Teknologi informasi dan Internet of Things berkembang dengan pesat, yang mengakibatkan terjadinya perubahan di segala bidang, termasuk pada pemantauan dan pengujian jembatan. Structural Health Monitoring (SHM) saat ini menjadi alternatif untuk menggantikan inspeksi visual yang bersifat konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tren penggunaan Structural Health Monitoring pada jembatan, termasuk faktor biaya dan tantangan yang dihadapi, sehingga dapat menjadi pertimbangan dan acuan dalam pemasangan Structural Health Monitoring pada jembatan di masa mendatang. Studi ini menggunakan metode analisis bibliometrik dan tinjauan literatur. Analisis bibliometrik dilakukan untuk mengetahui jenis jembatan, metode Structural Health Monitoring, jenis sensor, dan bagian yang dipasang sensor, sehingga tren pemasangan Struc-tural Health Monitoring dapat diamati. Tinjauan literatur dilakukan pada tantangan yang terjadi dan faktor biaya yang menjadi pertimbangan serta potensinya di masa mendatang. Penelitian ini menunjukkan bahwa metode Structural Health Monitoring masih terus berkembang dan berbagai teknologi baru telah digunakan untuk mengatasi berbagai tantangan, termasuk faktor biaya. Jika Structural Health Monitoring dapat dipro-duksi secara massal, biaya produksi Structural Health Monitoring diharapkan menurun.   Kata-kata kunci: jembatan; structural health monitoring; inspeksi visual; bibliometri

    TREN, BIAYA, DAN TANTANGAN STRUCTURAL HEALTH MONITORING JEMBATAN

    Get PDF
    Abstract   Information technology and the Internet of Things are developing rapidly, resulting in changes in all fields, including monitoring and testing bridges. Structural Health Monitoring (SHM) is currently an alternative to replace conventional visual inspections. This study aims to determine trends in the use of Structural Health Monitoring on bridges, including cost factors and challenges faced, so that they can be considered and referenced in the installation of Structural Health Monitoring on bridges in the future. This study uses biblio-metric analysis methods and literature review. Bibliometric analysis was carried out to determine the type of bridge, the method of Structural Health Monitoring, the type of sensor, and the part that the sensor was installed on, so that the trend of Structural Health Monitoring installation could be observed. A literature review was carried out on the challenges that occurred and the cost factors that were considered and their potential in the future. This research shows that the method of Structural Health Monitoring is still evolving and that new technologies have been used to overcome various challenges, including the cost factor. If Structural Health Monitoring can be mass produced, the cost of producing Structural Health Monitoring is expected to decrease.   Keywords: bridge; structural health monitoring; visual inspection; bibliometrics     Abstrak   Teknologi informasi dan Internet of Things berkembang dengan pesat, yang mengakibatkan terjadinya perubahan di segala bidang, termasuk pada pemantauan dan pengujian jembatan. Structural Health Monitoring (SHM) saat ini menjadi alternatif untuk menggantikan inspeksi visual yang bersifat konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tren penggunaan Structural Health Monitoring pada jembatan, termasuk faktor biaya dan tantangan yang dihadapi, sehingga dapat menjadi pertimbangan dan acuan dalam pemasangan Structural Health Monitoring pada jembatan di masa mendatang. Studi ini menggunakan metode analisis bibliometrik dan tinjauan literatur. Analisis bibliometrik dilakukan untuk mengetahui jenis jembatan, metode Structural Health Monitoring, jenis sensor, dan bagian yang dipasang sensor, sehingga tren pemasangan Struc-tural Health Monitoring dapat diamati. Tinjauan literatur dilakukan pada tantangan yang terjadi dan faktor biaya yang menjadi pertimbangan serta potensinya di masa mendatang. Penelitian ini menunjukkan bahwa metode Structural Health Monitoring masih terus berkembang dan berbagai teknologi baru telah digunakan untuk mengatasi berbagai tantangan, termasuk faktor biaya. Jika Structural Health Monitoring dapat dipro-duksi secara massal, biaya produksi Structural Health Monitoring diharapkan menurun.   Kata-kata kunci: jembatan; structural health monitoring; inspeksi visual; bibliometri

    ANALISA PERILAKU KONTRAKTOR UTAMA DALAM MELAKUKAN SUBKONTRAK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DI INDONESIA

    Get PDF
    Ketimpangan komposisi kontraktor kecil yang bersifat spesialis di Indonesia sangat ditentukan oleh pasar jasa konstruksi subkontrak terhadap usaha spesialis. Sebagai salah satu langkah awal mendorong pelaksanaan subkontrak konstruksi kepada kontraktor spesialis adalah dengan mengetahui perilaku kontraktor utama dalam pelaksanaan subkontrak konstruksi termasuk didalamnya faktor-faktor yang terkait keputusan kontraktor utama melakukan subkontrak konstruksi, aspek dominan yang menjadi dasar dalam pemilihan subkontraktor, metode pemilihan subkontraktor, metode pembayaran subkontraktor, serta persepsi kontraktor terhadap kinerja subkontraktor. Selain itu, juga diperlukan suatu identifikasi alternatif kebijakan sebagai upaya untuk mendorong pelaksanaan subkontrak konstruksi. Berdasarkan survey yang dilakukan terhadap 37 project manager, project engineer, project supervisor dari 8 kontraktor besar di Indonesia, memberikan informasi bahwa faktor ketersediaan kontraktor lokal yang memiliki pengalaman dan peralatan yang sesuai adalah faktor dominan bagi kontraktor utama dalam memutuskan akan mensubkontrakkan suatu pekerjaan. Namun demikian, hasil analisa korelasi terhadap tingkat subkontrak dari pekerjaan-pekerjaan dalam lingkup proyek bangunan gedung, memberikan indikasi bahwa minimnya kontraktor lokal yang memiliki kemampuan dan kapasitas khususnya dalam hal pengalaman dan kepemilikan peralatan menjadi salah satu faktor keengganan kontraktor utama melakukan subkontrak konstruksi di Indonesia. Oleh sebab itu, upaya mendorong pelaksanaan subkontrak konstruksi harus lebih fokus diarahkan kepada pengembangan kemampuan dan daya saing (competitivenes) kontraktor kecil dilevel lokal dibandingkan dengan kebijakan yang mewajibkan kontraktor utama melakukan subkontrak konstruksi.  Selain itu, berdasarkan  3 responden ahli yang disurvey dengan menggunakan metode Analytical Hiearracy Process (AHP) menghasilkan alternatif kebijakan prioritas antara lain pengaturan yang mewajibkan peserta lelang untuk mencantumkan rencana pengguna subkontraktor dalam dokumen penawaran, memberikan pelatihan kepada penanggungjawab teknik kontraktor kecil serta meningkatkan akuntabilitas proses sertifikasi dan registrasi kontraktor.Kata kunci : Subkontrak konstruksi, Kebijakan, Daya saing, Kontraktor Spesiali

    ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA KONSTRUKSI TERHADAP PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI

    Get PDF
    Industri jasa konstruksi Indonesia harus tetap berupaya menjaga dan meningkatkan mutu produk dan jasa konstruksi bagi pengguna jasanya. Perusahaan jasa konstruksi dituntut untuk mampu selalu menghasilkan produk yang bermutu sehingga mampu menciptakan kepuasan dan tidak ditinggalkan pengguna jasanya. Proyek konstruksi dikatakan bermutu apabila diantaranya terdapat jaminan ketepatan waktu, kesesuaian spesifikasi serta adanya jaminan kesehatan dan keselamatan kerja dari kontraktor. Oleh karena itu, untuk mewujudkan hal tersebut dan untuk menjamin konsistensi dari pelaksanaan proyeknya, pemilik proyek mewajibkan kontraktor yang terpilih memiliki suatu sistem yang mampu menjamin setiap tahapan aktivitas proyeknya dilaksanakan  sesuai rencana mutu proyek, sistem itulah yang disebut dengan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2008 dan kepercayaan serta kepuasan pengguna jasa konstruksi menjadi salah satu manfaaat yang dapat dirasakan. Berdasarkan perhitungan Customers Satisfaction Index (CSI) menunjukkan bahwa pengguna jasa konstruksi pada lingkup pekerjaan bidang Bina Marga sudah merasa puas terhadap SMM ISO 9001:2008 yang sudah diterapkan oleh perusahaan jasa konstruksinya dibuktikan dengan indeks kepuasan sebesar 68.15%. Sementara itu, berdasarkan diagram Kartesius Importance Performance Analysis (IPA), ketepatan waktu penyelesaian proyek, tingkat kebersihan dan ketertiban selama masa proyek, kecepatan menyelesaikan kekurangan pada saat pemeriksaan serah terima hasil pekerjaan, kecepatan dalam merespon permintaan pemilik proyek, struktur organisasi pengelola proyek dan kemudahan pelayanan yang diberikan (kooperatif) menjadi indikator prioritas yang perlu ditingkatkan demi mencapai kepuasan pengguna jasa yang lebih baik lagi. Kata Kunci: mutu, jaminan, tingkat kepuasan, tingkat kepercayaa

    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Pekerja pada Proyek Konstruksi Berdasarkan Latar Belakang Pekerja

    Get PDF
    The benefits of motivation are that the work or task that is the responsibility of the worker will be completed quickly, worker absenteeism can be minimized, and the labor turnover will be smaller. Construction projects can absorb a lot of workers, each worker has a different background, different backgrounds can affect a person's mindset and interest differences, thus affecting the level of motivation and factors that can increase motivation will be different. This research is dedicated to find out what factors can affect the motivation of workers based on the background of workers. There are 30 factors that can increase the motivation of workers obtained from the literature review of previous research, which will be searched for its relationship with the level of motivation of workers by using regression analysis. A total of 212 respondents to obtain sample data to find the relationship of factors that can affect motivation with the level of motivation of workers using regression analysis. From the results of this study, it was found that the factors that have an influence on the motivation of workers in each classification of background, the result is that almost every different background has a different factor that has the most influence on the motivation of workers, so that everyone who has a different background has a different way of increasing motivation

    KAJIAN PENGENDALIAN MUTU KONSTRUKSI PADA PENGAWASAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI STUDI KASUS: PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI DI. LEUWIGOONG

    Get PDF
    : Mutu suatu pekerjaan pada proyek-proyek pemerintah lebih banyak dilihat dari hasil akhir pekerjaan atau fungsi bangunan itu sendiri. Tidak tercapainya mutu produk akhir dan tidak terpenuhinya fungsi bangunan berimplikasi pada hukum. Penyimpangan prosedur pekerjaan dan pembengkakan biaya & waktu seringkali diabaikan oleh pengguna jasa maupun penyedia jasa dengan harapan mutu akhir produk dapat tercapai. Perlu dilakukan suatu penelitian terkait pengendalian mutu dalam proyek konstruksi pemerintahan dalam hal ini pembangunan jaringan irigasi D.I. Leuwigoong yang berada di Kabupaten Garut Propinsi Jawa Barat. Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain yaitu untuk  mengidentifikasi dasar-dasar pengendalian mutu konstruksi pada proyek pembangunan jaringan irigasi D.I. Leuwigoong serta mengetahui bagaimana kinerja penerapan pengendalian mutu pada proyek pembangunan jaringan irigasi D.I. Leuwigoong. Metode yang dilakukan untuk menganalisis menggunakan analisis secara deskriptif kualitatif terhadap kinerja pengendalian mutu konstruksi. Dari hasil analisis diperoleh bahwa dasar-dasar pengendalian mutu sudah digunakan dengan baik oleh kontraktor maupun konsultan pengawas. Kinerja pengendalian mutu yang dilaksanakan oleh kontraktor adalah baik sedangkan  kinerja pengendalian mutu oleh konsultan sangat baik. Kata Kunci: pengendalian, mutu, irigas

    KINERJA BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL II DALAM PENGELOLAAN JALAN DI SUMATERA BARAT

    Get PDF
    Parameter keberhasilan suatu instansi pemerintah adalah dengan tercapainya produk-produk yang dihasilkan oleh instansi tersebut. Kinerja instansi pemerintah merupakan prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja atau hasil kerja yang dilakukan oleh instansi pemerintah dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan. Peningkatan kinerja merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan oleh suatu organisasi dalam upaya peningkatan produksi atau hasil yang ingin dicapai. Tujuan penelitian ini adalah adalah untuk menganalisis gambaran kinerja yang diterapkan di BBPJN II dalam pengelolaan jalan di Sumatera Barat; menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja BBPJN II; dan menganalisis tingkat kepuasaan masyarakat terhadap kinerja BBPJN II dalam pengelolaan jalan di Sumatera Barat. Data yang dianalisis berasal dari penyebaran kuesioner kepada pegawai BBPJN II dan masyarakat yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kinerja BBPJN II dalam pengelolaan jalan di Sumatera Barat sudah memiliki tingkat kinerja yang tinggi sebesar 75,38%; dan untuk keempat aspek faktor yang mempengaruhi kinerja BBPJN II yaitu aspek substansi kebijakan, aspek implementasi kebijakan, aspek lingkungan internal, dan aspek lingkungan eksternal, semuanya memiliki nilai pengaruh yang tinggi; sedangkan untuk tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja BBPJN II dalam pengelolaan   jalan di Sumatera Barat berada pada interval sedang, yaitu sebesar 62,60%.Kata kunci : instansi pemerintah, kinerja, jalan, sumatera barat, bbpjn I

    PENGELOMPOKKAN TENAGA AHLI PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BERDASARKAN KEMAMPUAN “SOFT” DAN KEMAMPUAN ”HARD” DALAM TAHAPAN PENYELESAIAN PROYEK

    Get PDF
    Keberhasilan suatu proyek datang dari sekumpulan orang yang terorganisir dengan baik dan menggunakan alat dan ilmu yang tepat dan cocok saat menangani suatu proyek. Sangat penting bagi manajer proyek untuk mengerti tentang karakteristik proyek, sehingga sebuah tim proyek yang melibatkan sumber daya manusia dengan teknik dan keahliannya dapat dibentuk dan diisi oleh perangkat manajemen proyek untuk mencapai suatu target performansi proyek. Salah satu isu yang menarik untuk diteliti lebih lanjut adalah mengenai pengelompokkan para tenaga ahli pelaksanaan proyek konstruksi proyek sesuai dengan aspek bidang kemampuan “soft” dan aspek bidang kemampuan “hard” yang dimilikinya pada tahapan penyelesaian suatu konstruksi. Penelitian ini menggunakan 143 data responden tenaga ahli pelaksanaan proyek konstruksi. Dan dengan menggunakan metode analisis Cluster menghasilkan 5 cluster dengan tinjauan aspek kemampuan “soft” manajemen diri dan manajemen relasi, serta kemampuan “hard” yang terdiri dari lima kategori hasil analisis faktor yaitu prelimanaries (pekerjaan pendahuluan), perencanaan, pengawasan, koordinasi, dan teknologi baru

    STUDI KASUS PENGARUH BIAYA SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA PROYEK BANGUNAN TINGGI

    Get PDF
    Implementation of SMK3 on a project would significantly affect work performance at a construction field. Thus, cost of implementation SMK3 is crucial to consider. This research aiming to investigate K3 cost allocation that affect to work performance of K3 in each project. Research method utilized case study method where as data collected by gathering Safety Department’s document from corresponding building division and had use few high rise building project done by a construction company at Jakarta as sample and using Spearman Rank. Furthermore, in depth interview applied on expert staffs at safety division in order to understand the cost component. Optimistically research projects could reflect budget and cost implementation of K3 on the corresponding construction company. And the result of this research is cost of traffic sign and cost of budget are affect work performance in each project. Kata kunci: SMK3, Cost of K3, Performance of Construction Fiel
    corecore