6 research outputs found

    MAKNA SEKOLAH BAGI ANAK USIA SEKOLAH DI KOTA SURAKARTA

    Get PDF
    This study aims to know the children's insight toward the existence of school as educational institution and to improve their critical awareness toward the real meaning of education. This study uses descriptive qualitative method for identifying the meaning of school, the impact of that meaning and the implications for the development of the educational system in Indonesia. The results show that school, for children, is defined as the process of knowledge transferring, hence it will be useful to seek jobs. This concept is also supported with schooling-oriented thinking. It means that children have to go to their school in order to meet their duty toward their parents and country. In boarder sense, school (or schooling) works as the representation of socio-cultural phenomenon because it contains such policies and programs issued politically in which the act of those is forced and dominated by the leaders. The effect of these situations is that the children lack awareness of the truly meaning of schooling. It implies that the school children are less good in daily life behaving and less in paying attention and caring of their surrounding environment. Based on those arguments, we need to train the children to act critically and improve their critical awareness so that the school children have good morality and attitude that make them useful for the existence of our nation. Kata Kunci: sekolah, anak usia sekolah, pendidikan, sosial budaya, makn

    Development of student mental health scale

    Get PDF
    Mental health among high school (SMA) students is an important issue that needs attention. This research aims to develop a mental health scale for high school students, which is expected to be able to detect whether students have mental problems or not, so that students with problems can get fast and appropriate help. Apart from that, this scale is also expected to be able to see the extent to which students' mental development is good. This scale was developed based on three dimensions of mental health, namely peace with oneself, social interaction function, and basic and advanced psychological needs. The research method employed in this study is the quantitative method. Meanwhile the participants involved in this research were 1045 high school students consisting of students in grades 10-12. The analysis technique uses item-total correlation and exploratory factor analysis. The result was that 25 items had satisfactory item-total correlations with values ranging from 0.307 to 0.677. The results of the exploratory factor analysis that has been carried out are the formation of three dimensions with a different distribution of items from the initial design. Apart from that, this measuring tool also has a cumulative proportion of variance explained by factors of 0.434 and a model fit of CFI (0.910) and TLI (0.900). In the future, in-depth research is needed regarding the external validity of this mental health scale, which is correlated with other variables using convergent and discriminant validity methods.   Abstrak Kesehatan mental pada siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan salah satu permasalahan penting yang perlu menjadi perhatian. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan alat ukur kesehatan mental bagi siswa SMA, yang diharapkan dapat mendeteksi apakah siswa memiliki permasalahan mental atau tidak, sehingga siswa yang bermasalah bisa mendapatkan pertolongan yang cepat dan tepat. Selain itu, alat ukur ini juga diharapkan dapat melihat sejauh mana mental siswa berkembang dengan baik. Skala ini dikembangkan berdasarkan tiga dimensi kesehatan mental yaitu berdamai dengan diri sendiri, fungsi interaksi sosial, serta kebutuhan psikologis dasar dan lanjut. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitaif, sedangkan partisipan yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 1045 siswa SMA terdiri dari siswa kelas 10-12. Teknis analisis menggunakan korelasi item-total dan analisis faktor eksploratori. Hasilnya 25 item memiliki korelasi item-total yang memuaskan dengan nilai antara 0.307 sampai 0.677. Hasil dari analisis faktor eksploratori yaitu terbentuknya tiga dimensi dengan sebaran item yang berbeda dari rancangan awal, selain itu alat ukur ini juga memiliki proporsi kumulatif varian yang dijelaskan oleh faktor sebesar 0.434 dan model fit CFI (0.910) dan TLI (0.900). Untuk selanjutnya, perlu penelitian mendalam mengenai validitas eksternal skala kesehatan mental ini yang dikorelasikan dengan variabel-variabel lain menggunakan metode validitas konvergen dan diskriminan. Kata Kunci: Evaluasi; kesehatan mental; siswa SMA; pengembangan alat uku

    Tinjauan hukum Islam terhadap Pemindahan Hak Milik atas Tanah menurut UU No. 5/1960

    Get PDF
    Tanah merupakan salah satu sarana vital untuk memenuhi kebutuhan manusia, hal ini dikarenakan antara lain oleh pentingnya fungsi tanah bagi kehidupan manusia di dunia ini. Tidak satupun manusia yang membutuhkan tanah, baik masyarakat yang tinggal di desa maupun masyarakat yang tinggal di kota. Kalaupun ada manusia yang tidak membutuhkan dan membuat rumah diatas rakit (pada beberapa sungai besar di jawa) itupun jumlahnya sangat sedikit dan itu merupakan perkecualian, pendek kata, pada umumnya masih membutuhkan tanah. Dari sisi lain sudah menjadi kudrat manusia, sebagai makhluk sosial yang selalu hidup berkelo,pok dan bermasyarakat selalu memerlukan bantuan dan pertolongan orang lain dalam memenuhi kehidupan sehari hari. Dalam rangka saling bantu dan saling membutuhkan maka timbullah bentuk bentuk muamalah seperti jual beli, tukar menukar, wasiat, gadai, hisab dan sebagainya. Agar tata hubungan itu tetap berlangsung secara wajar, aman dan saling menguntungkan serta terhindar dari hal hal tidak diinginkan maka agama memberikan ketentuan hukumnyatermasuk pada bidang pertanahan.Rumusan masalah yang akan dibahas disini adalah 1). bagaimana proses pemindahan hak milik tanah menurut UU No.5/1960? 2). bagaimana tinjauan hukum islam terhadap proses pemindahan hak milik atas tanah tersebut?Penelitaian ini menggunakan metode diskriptif dengan berdasarkan pada sumber sumber data yang terkumpul, dengan berdasarkan pada sumber data yang telah terkumpul dan menyajikan data dalam laporan secara sistematis dan obyektif sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dalam masalah pelaksanaan transaksi jual beli atas tanah menurut ketentuan pasal 19 peraturan pemerintah PP No. 10/1961.terjadinya jual beli hak milik atas tanah dalam undang undang pokok agraria (UUPA) menganut sistem yang kongkrit atau riil, serta subyek dan obyeknya harus memenuhi syarat materiil dan syarat formilnya harus dapat dibuktikan dengan suatu akta jual beli ak milik atas tanah sebagai alat pembuktian yang autentik

    Persebaran Diatom Epipelik secara Vertikal pada Ekosistem Mangrove Muara Sungai Banjir Kanal Timur Semarang

    Get PDF
    Diatom is a widespread and cosmopolite micro alga, some can used as bio-indicator of the past environmental change because of its sensivity to its habitat condition and because it is well fossilized. This study has been done on the estuary of Banjir Kanal Timur Semarang which has ecosystem mangrove; this region is often affected by coast abrasion, flooded by spring-tide inundation water, rain, and freshwater inflow of the river. The study was aimed to examine relative abundance difference, diversity, and vertically variety level of diatom per 2 cm per sediment layer. Sampling method used in the research was “Judgemental Random Sampling”. The result shows that diatom in the mangrove ecosystem of Banjir Kanal Timur Estuary is stable in the upper layer sediment and midle from lower layer and the mangrove ecosystem of Banjir Kanal Timur Estuary is affected by freshwater estuary, based on the domination of the existence of freshwater diatoms (Navicula radiosa, Synedra ulna, Meridion circulare, Sellaphora bacillum, and Eunotia lunula) on the 8-20 layer

    Model Pembelajaran Peer Group Kontekstual untuk Penguatan Karakter Nasionalis Berprestasi bagi Siswa Bermasalah di SMA Surakarta

    Get PDF
    Era globalisasi semakin cepat memicu komunikasi antar budaya bangsa semakin kental, yang berdampak pada terpengaruhnya nilai-nilai budaya. Bagi anak-anak Indonesia, terutama remaja mudah terpengaruh nilai budaya luar yang sebagian tidak sesuai dengan nilai budaya Bangsa Indonesia, dan banyak fenomena sosial budaya di Indonesia yang mengecewakan, sehingga mereka mudah terkikisnya karakter nasionalisme, bahkan sampai berpandangan xenocentrisme dan berdampak pula pala rendahnya prestasi belajar. Mereka cenderung terasyikkan media-media komunikasi dari budaya luar melalui media internet. Dalam usaha menanggulangi lunturnya nasionalisme bagi siswa SMA, maka perlu dilakukan model pembelajaran yang efektif untuk memperkuat karakter nasionalis dan beriringan dengan peningkatan prestasi belajar. Alternatif pendekatan konstruktif dengan model pembelajaran yang dianggap efektif adalah Model Peer Group Kontekstual (MPGK) bagi siswa yang bermasalah di SMA Surakarta. Pelaksana tindakan model pembelajaran ini adalah Guru Sosiologi SMA anggota MGMP SMA Sosiologi Surakarta. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan (1) Bahan ajar penguatan karakter nasionalis siswa SMA, (2) Media Pembelajaran karakter nasionalis, (3) Panduan Pembelajaran Model Peer Group Kotekstual, (4) Laporan Penelitian, (5) Artikel Publikasi. Hasil penelitian dapat bermanfaat bagi kelembagaan pendidikan Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP-UNS, UNS, dan SMA yang bersangkutan. Penelitian dilaksanakan selama 2 tahun. Pada tahun pertama (2012), baru menghasilkan perangkat lunak untuk tindakan model pembelajaran Peer Group Kontekstual. Perangkat lunak ini diperoleh melalui kajian teoretis dan lokakarya bersama guru sosiologi SMA, MGMP Sosiologi SMA, Kepala Sekolah SMA, dan pimpinan kepala Dinas DIKPORA Surakarta. Hasil penelitian tahun pertama meliputi (1) Panduan Model Pembelajaran Peer Group Kontekstual, (2)Silabus mata pelajaran sosiologi SMA,(3) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, (4)Bahan ajar ,dan (5) Media pembelajaran untuk Model Pembelajaran Peer Group Kontekstual. Pada tahun kedua(2013) seperamgkat lunak pembelajaran tersebut akan dilaksanakan di 5 SMA Surakarta yang dipilih sebagai uji Model Pembelajaran Peer Group Kontekstual untuk mengetahui efektivitas dalam memperkuat karakternasionalis dan prestasi belajar siswa SMA yang bermasalah
    corecore