3,151 research outputs found

    Gambaran Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Pemberian Asi Eksklusif Di Ruang Rawat Inap Kebidanan RS Myria Palembang

    Get PDF
    Background: Giving exclusive breastfeeding to babies at an early stage is a natural process which will benefit the babies. Yet, it was not as easy said especially in the first days of the newborns‟ lives because many mothers have troubles when trying to breastfeed their babies. Currently, the percentage of mothers who breastfeed their babies is still insignificant and below the target set by the government. Currently, the breastfeeding program has not been optimally done. Based on the data collected from the Health office of South Sumatera, the achievement for breastfeeding program was only 63.44% in 2014 and from Myria Palembang hospital; the achievement was only 43.9% in 2017. The coverage seems to be far from the target set by the government which aims to get 80%. Purpose: This research is purposely conducted in order to find out the post- partum mothers‟ knowledge for giving exclusive breastfeeding to babies in maternity‟ rooms at Myria hospital, Palembang. Methodology: This is a descriptive research carried out at maternity‟ rooms at Myria hospital, Palembang. A total sampling method is applied to collect 61 respondents to this research. Result: Having finished the research, it was found that there were 18 respondents (29.5%) who had good knowledge for giving exclusive breastfeeding, 38 respondents (62.3%) had enough knowledge, and 5 respondents (8.2%) had deficient knowledge. All medical staff especially nurses and midwives working in the midwifery rooms in Myria Palembang hospital are suggested to give more efforts in succeeding the hospital‟s program by giving services in educating post-partum mothers about the importance of breastfeeding which in the end may contribute positively to improve the quality and quantity of breastfeeding so that post-partum mothers can successfully breastfeed their babies

    LANGUAGE AND IDENTITY IN THE WEDDING CEREMONY OF BATAK TOBA

    Get PDF
    In this article, my attempt is to reveal language and identity in the wedding ceremony of Batak Toba based on the consideration that language is an important part of any society, because it enables people to communicate and express themselves. Language is an important source of continuity and identity in a culture. Batak Toba is one of the ethnic groups of Batak society. Identity is very important in Batak Toba wedding ceremony. The social identity can be directly identified through the family name which is attached to every person from birth. In a wedding ceremony, the specifics of identity can be identified through the roles, action and language used. The identities of those people involved in the ceremony are really very unique and is interesting to investigate. The language expressed, the role and action done will always be related to one’s own identity. The uniqueness of identity is always related to family name of the groom and the bride giver sides. This event shows the significance of language in preserving culture and on the other way round this wedding tradition is hoped to maintain the existence of Batak Toba language

    Penyuluhan Tentang Pencegahan Tindakan Plagiarisme Dalam Penulisan Tugas Akhir

    Get PDF
    Produk intelektual berupa skripsi, karya ilmiah  yang berisikan ide, data, dan tulisan merupakan bentuk hasil karya yang sering menjadi bahan plagiarisme; Plagiarisme sederhananya adalah melakukan copy dan paste dari produk intelektual orang lain yang disalahgunakan tanpa menyebutkan nama penulis, penemu, dan penggagas orisinal. Plagiarisme dapat terjadi secara disengaja maupun tidak disengaja, kedua alasan motivasional ini tetap dianggap sebagai plagiarisme jika pada dua karya ilmiah terdapat kesamaan tanpa melakukan sitasi dan perubahan teks asli dengan menggunakan kata-kata sendiri. Permasalahan yang  terjadi di kalangan akdemisi khususnya mahasiswa dalam penyusunan tugas akhir adalah : Pemahaman mahasiswa tentang plagiaris masih rendah, kurangnya pengetahuan cara pengutipan hasil karya orang lain dan tindakan plagiaris melanggar norma, aturan, etika dan tanggung jawab moral. Tujuan penyuluhan ini adalah untuk meminimumkan tindakan plagiarisme mahasiswa Prodi Manajemen konsentrasi keuangan dalam penulisan tugas akhir. Plagiarisme telah menjadi ancaman bagi integritas ilmu pengetahuan di kalangan akademisi khususnya bagi  mahasiswa semester akhir yang menyusun  tugas akhir. Untuk itu perlu dilakukan sosialisasi  dalam bentuk penyuluhan sehingga dapat menghindari  pencurian intelektual, mahasiswa dapat  melakukan penulisan yang baik dalam pengambilan kutipan ataupun saduran dari hasil karya orang lain dan untuk menghindari plagiarism mahasiswa dalam penulisan tugas akhir (skripsi).Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat plagiarisme,(1). Lemahnya kontrol dan tidak adanya sanksi yang serius terhadap tindakan plagias;(2).Mudahnya plagiasi dengan mengambil dari artikel-artikel dan jurnal-jurnal di internet dengan cara copy paste (menyalin);(3). Kurangnya  pemahaman mahasiswa dalam menulis tugas akhir (skripsi). Dari berbagai faktor yang dikemukakan di atas maka perlu dilakukan pengawasan dan memberikan saksi akademik untuk mahasiswa yang persentase plagiatnya lebih dari 30% dan melakukan penyuluhan untuk mengurangi tindakan plagiarism dalam penulisan tugas akhir (skripsi) mahasiswa

    Analisis Penyebab Perpindahan Tenaga Kesehatan dari Puskesmas Luar Kota ke Puskesmas Dalam Kota di Kabupaten Kotawaringin Timur Provinsi Kalimantan Tengah

    Get PDF
    Universitas Diponegoro Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan 2015 ABSTRAK Hesron Silalahi Analisis Penyebab Perpindahan Tenaga Kesehatan dari Puskesmas Luar Kota ke Puskesmas Dalam Kota di Kabupaten Kotawaringin Timur Provinsi Kalimantan Tengah 161 halaman + 17 tabel + 8 gambar + 10 lampiran Pengadaan dan penempatan tenaga kesehatan menurut UU 36/2009 dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan yang merata bagi masyarakat. Namun di Kab.Kotawaringin Timur masih ada 41 Puskesmas Pembantu tanpa perawat dan 18 poskesdes yang belum ada tenaga bidan akibat banyaknya tenaga kesehatan yang pindah ke Puskesmas dalam kota sehingga pencapaian program kesehatan menurun. Penelitian dilaksanakan untuk mengetahui penyebab perpindahan tenaga kesehatan dari puskesmas luar kota ke puskesmas dalam kota di Kabupaten Kotawaringin Timur. Penelitian deskriptif kualitatif ini menggunakan indept interview untuk menggali informasi dari 8 informan utama dan 7 informan triangulasi. Variabel terdiri dari variabel individu (pengembangan karir dan dukungan keluarga), variabel organisasi (ketersediaan sumber daya, kepemimpinan, imbalan (kompensasi), iklim kerja dan kebijakan pemerintah) serta variabel psikologi (sikap dan motivasi). Data dianalisis dengan content analysis yaitu mengumpulkan, mereduksi, memverifikasi, mendeskripsikan, dan menyimpulkan informasi yang didapatkan. Hasil penelitian menunjukkan penyebab pindah adalah : 1) faktor individual (ingin melanjutkan pendidikan untuk meningkatkan jenjang karier dan dorongan mendekati keluarga); 2) faktor organisasi (kurangnya sumber daya manusia dan sumber daya lain (fasilitas), pimpinan puskesmas tidak mempunyai kewenangan terkait perpindahan pegawai dan penempatan pegawai kurang mempertimbangkan latar belakang sosial budaya, imbalan masih dianggap kurang dan tidak sebanding dengan beban kerja, kebijakan tentang perpindahan belum sesuai dengan aturan; 3) faktor psikologi (sikap tanggung jawab terhadap pekerjaan masih kurang, dan menganggap perpindahan pegawai adalah sesuatu yang wajar, motivasi bekerja masih berorientasi pada materi, orientasi pengabdian masih kurang). Selanjutnya disarankan kepada Kepala Puskesmas untuk membuat analisis beban kerja dan analisis jabatan untuk dasar penataan jenjang karier. Kepala Dinas Kesehatan sebaiknya memberikan reward berupa materi maupun non material secara memadai dan memberikan kewenangan kepada kepala puskesmas terkait dengan perpindahan pegawai sesuai aturan. Agar regulasi dapat dijalankan Pemerintah Daerah sebaiknya lebih tegas menghadapi usul pindah yang tidak prosedural. Perlu rekrutmen tenaga kesehatan dari daerah setempat atau daerah yang berdekatan serta mempertimbangkan sosial budaya. Kata kunci : Tenaga Kesehatan Bidan, Perawat, Puskesmas Kepustakaan : 42 (1985 – 2014) Diponegoro University Faculty of Public Health Master’s Program in Public Health Majoring in Administration and Health Policy 2015 ABSTRACT Hesron Silalahi The Causal Analysis of Health Workers Movement from Health Centre located outside the city to Health Centre in the City in East Kotawaringin District in Province of Central Borneo 161 pages + 17 tables + 8 figures + 10 enclosures Recruitment and placement of health workers based on Regulations number 36/2009 were implemented to fulfil the necessity of health workers in a community. However, in East Kotawaringin District, there were any 41 sub health centres which did not have nurses and 18 village health posts which did not have midwives. These conditions were due to movement of health workers to health centres in the city by which achievements of health programs decreased. This study aimed to identify the causes of health workers movement from health centres located outside the city to health centres in the city in East Kotawaringin District. This was descriptive-qualitative research using indepth interview to find out information from 8 main informants and 7 triangulation informants. Variables consisted of individual variables (career development and family support), organisational variables (availability of sources, leadership, reward (compensation), work climate, and government policy), and psychological variables (attitude and motivation). Furthermore, data were analysed using content analysis encompassed collecting, reducing, verifying, describing, and concluding obtained information. The result of this study showed that the causes of movement were as follows: 1) individual factors (health workers wanted continue a study to improve career and to be closer with families); 2) organisational factors (there were lack of human resources and lack of other sources (facilities), there was no authority in a level of head of health centres to move employees, there was no consideration of sociocultural backgrounds regarding placement of employees, accepted rewards were unequal to workload, policy of movement was not in accordance with the regulation); 3) psychological factors (attitude and responsibility towards jobs were low, assumption of workers movement was as a normal thing, work motivation was only to obtain money, and work dedication was low) . Heads of health centres need to analyse workload and position as a basis for managing a career hierarchy. Head of District Health Office needs to provide rewards of either money or non-money sufficiently and provide authority to heads of health centres regarding movement of workers in accordance with the regulation. The regional government needs to implement the regulation strictly regarding a proposal to move a workplace which is not in accordance with a procedure. The locals need to be recruited as health workers as a consideration of sociocultural aspects. Key Words : Health Worker, Midwife, Nurse, Health Centre Bibliography : 42 (1985-2014

    Analisis Penyebab Perpindahan Tenaga Kesehatan dari Puskesmas Luar Kota ke Puskesmas Dalam Kota di Kabupaten Kotawaringin Timur Provinsi Kalimantan Tengah

    Get PDF
    Universitas Diponegoro Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan 2015 ABSTRAK Hesron Silalahi Analisis Penyebab Perpindahan Tenaga Kesehatan dari Puskesmas Luar Kota ke Puskesmas Dalam Kota di Kabupaten Kotawaringin Timur Provinsi Kalimantan Tengah 161 halaman + 17 tabel + 8 gambar + 10 lampiran Pengadaan dan penempatan tenaga kesehatan menurut UU 36/2009 dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan yang merata bagi masyarakat. Namun di Kab.Kotawaringin Timur masih ada 41 Puskesmas Pembantu tanpa perawat dan 18 poskesdes yang belum ada tenaga bidan akibat banyaknya tenaga kesehatan yang pindah ke Puskesmas dalam kota sehingga pencapaian program kesehatan menurun. Penelitian dilaksanakan untuk mengetahui penyebab perpindahan tenaga kesehatan dari puskesmas luar kota ke puskesmas dalam kota di Kabupaten Kotawaringin Timur. Penelitian deskriptif kualitatif ini menggunakan indept interview untuk menggali informasi dari 8 informan utama dan 7 informan triangulasi. Variabel terdiri dari variabel individu (pengembangan karir dan dukungan keluarga), variabel organisasi (ketersediaan sumber daya, kepemimpinan, imbalan (kompensasi), iklim kerja dan kebijakan pemerintah) serta variabel psikologi (sikap dan motivasi). Data dianalisis dengan content analysis yaitu mengumpulkan, mereduksi, memverifikasi, mendeskripsikan, dan menyimpulkan informasi yang didapatkan. Hasil penelitian menunjukkan penyebab pindah adalah : 1) faktor individual (ingin melanjutkan pendidikan untuk meningkatkan jenjang karier dan dorongan mendekati keluarga); 2) faktor organisasi (kurangnya sumber daya manusia dan sumber daya lain (fasilitas), pimpinan puskesmas tidak mempunyai kewenangan terkait perpindahan pegawai dan penempatan pegawai kurang mempertimbangkan latar belakang sosial budaya, imbalan masih dianggap kurang dan tidak sebanding dengan beban kerja, kebijakan tentang perpindahan belum sesuai dengan aturan; 3) faktor psikologi (sikap tanggung jawab terhadap pekerjaan masih kurang, dan menganggap perpindahan pegawai adalah sesuatu yang wajar, motivasi bekerja masih berorientasi pada materi, orientasi pengabdian masih kurang). Selanjutnya disarankan kepada Kepala Puskesmas untuk membuat analisis beban kerja dan analisis jabatan untuk dasar penataan jenjang karier. Kepala Dinas Kesehatan sebaiknya memberikan reward berupa materi maupun non material secara memadai dan memberikan kewenangan kepada kepala puskesmas terkait dengan perpindahan pegawai sesuai aturan. Agar regulasi dapat dijalankan Pemerintah Daerah sebaiknya lebih tegas menghadapi usul pindah yang tidak prosedural. Perlu rekrutmen tenaga kesehatan dari daerah setempat atau daerah yang berdekatan serta mempertimbangkan sosial budaya. Kata kunci : Tenaga Kesehatan Bidan, Perawat, Puskesmas Kepustakaan : 42 (1985 – 2014) Diponegoro University Faculty of Public Health Master’s Program in Public Health Majoring in Administration and Health Policy 2015 ABSTRACT Hesron Silalahi The Causal Analysis of Health Workers Movement from Health Centre located outside the city to Health Centre in the City in East Kotawaringin District in Province of Central Borneo 161 pages + 17 tables + 8 figures + 10 enclosures Recruitment and placement of health workers based on Regulations number 36/2009 were implemented to fulfil the necessity of health workers in a community. However, in East Kotawaringin District, there were any 41 sub health centres which did not have nurses and 18 village health posts which did not have midwives. These conditions were due to movement of health workers to health centres in the city by which achievements of health programs decreased. This study aimed to identify the causes of health workers movement from health centres located outside the city to health centres in the city in East Kotawaringin District. This was descriptive-qualitative research using indepth interview to find out information from 8 main informants and 7 triangulation informants. Variables consisted of individual variables (career development and family support), organisational variables (availability of sources, leadership, reward (compensation), work climate, and government policy), and psychological variables (attitude and motivation). Furthermore, data were analysed using content analysis encompassed collecting, reducing, verifying, describing, and concluding obtained information. The result of this study showed that the causes of movement were as follows: 1) individual factors (health workers wanted continue a study to improve career and to be closer with families); 2) organisational factors (there were lack of human resources and lack of other sources (facilities), there was no authority in a level of head of health centres to move employees, there was no consideration of sociocultural backgrounds regarding placement of employees, accepted rewards were unequal to workload, policy of movement was not in accordance with the regulation); 3) psychological factors (attitude and responsibility towards jobs were low, assumption of workers movement was as a normal thing, work motivation was only to obtain money, and work dedication was low) . Heads of health centres need to analyse workload and position as a basis for managing a career hierarchy. Head of District Health Office needs to provide rewards of either money or non-money sufficiently and provide authority to heads of health centres regarding movement of workers in accordance with the regulation. The regional government needs to implement the regulation strictly regarding a proposal to move a workplace which is not in accordance with a procedure. The locals need to be recruited as health workers as a consideration of sociocultural aspects. Key Words : Health Worker, Midwife, Nurse, Health Centre Bibliography : 42 (1985-2014

    Fear of missing out and cyberloafing among college students: Fear of missing out dan cyberloafing pada mahasiswa-mahasiswi

    Get PDF
    English This research examines the effects of fear of missing out on cyberloafing. Individuals who experience fear of missing out are afraid to miss a pleasant experience. The individual will try to stay connected with others through social media. The study hypothesized that fear of missing out would be positively related to cyberloafing, which refers to behavior of accessing the internet for non-academic activities. As expected, the results show that fear of missing out accounted for about 22 per cent of the variance of cyberloafing. Those who are more afraid of missing out tended to engage more cyberloafing than those who are less fear of missing out. Bahasa Indonesia Penelitian ini menguji efek fear of missing out pada perilaku cyberloafing. Individu yang mengalami fear of missing out takut melewatkan pengalaman yang menyenangkan. Individu akan mencoba untuk tetap terhubung dengan orang lain melalui media sosial. Studi ini berhipotesis bahwa fear of missing out akan berhubungan positif dengan cyberloafing, yang mengacu pada Perilaku mengakses internet untuk kegiatan non-akademik.Seperti yang diharapkan, hasil menunjukkan bahwa fear of missing out menyumbang sekitar 22 persen dari varian cyberloafing. Mereka yang memiliki fear of missing out tinggi cenderung terlibat lebih banyak cyberloafing daripada mereka yang memiliki fear of missing out rendah.  

    STUDI MORFOMETRIK DAN SKRINING FITOKIMIA IKAN GULAMAH (JOHNIUS TRACHYCEPHALUS) DI PERAIRAN SELAT MALAKA KECAMATAN TANJUNGTIRAM KABUPATEN BATUBARA

    Get PDF
    Batu Bara Regency is located on the East Coast of North Sumatra, which borders the Malacca Strait. Gulamah fish (Johnius trachycephalus) so far is only used as salted fish with low economic value. However, recently gulamah fish have high economic value and are hunted for their swimming bubbles to be processed into food ingredients such as soup. In addition to the information obtained from collectors and fishermen, these fish bubbles are also used as material for making operating threads. Morphometric data can provide clear information about the taxonomic status of gulamah fish comprehensively. Bioactive compounds are compounds contained in the bodies of animals and plants. This study aims to obtain the relationship between morphometric results with the swimming bubbles of gulamah fish and to obtain the content of bioactive substances in the swimming bubbles of gulamah fish. The results of the regression analysis and the graph of the relationship between length and weight with the coefficient of determination are R² = 0.8736, meaning that 87.36% of fish weight gain occurs due to the increase in fish length or this shows that the correlation coefficient between the length and weight variables has a strong relationship. The results of phytochemical screening of gulamah fish swimming bubble samples have alkaloids with Bouchardart, Maeyer, Dragendroff and Wagner reagents

    Peningkatan Pembelajaran Menulis Puisi Bebas melalui Media Lagu Medley Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 4 Sintang, Kalbar

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran menulis puisi bebas melalui media lagu medley siswa kelas VIII B SMP Negeri 4 Sintang Kalbar. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 4 Sintang, Kalbar. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang menggunakan model Kemmis dan Taggart. Prosedur pelaksanaan dan implementasi penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Teknik pengumpulan data berupa obsevasi, wawancara, catatan lapangan, angket, evaluasi dan dokumentasi. Instrumen pengumpulan data meliputi lembar wawancara, lembar catatan lapangan, lembar angket, lembar tes hasil belajar dan lembar portofolio serta dokumentasi foto kegiatan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa nilai hasil belajar siswa sedangkan data kualitatif berupa informasi deskripsi proses pembelajaran siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media lagu medley dapat meningkatkan pembelajaran menulis puisi bebas. Peningkatan proses ditandai dengan meningkatnya perhatian dan keaktifan tampak dalam setiap tahapan menulis puisi bebas. Peningkatan hasil menulis puisi bebas dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata menulis puisi bebas siswa pada setiap siklus. Peningkatan hasil atau produk dapat dilihat dari perbandingan skor rata-rata keterampilan menulis puisi bebas siswa pada setiap siklus. Nilai rata-rata siswa pada tahap pratindakan adalah 55,23, pada saat siklus I meningkat menjadi 71,18, dan pada siklus II meningkat menjadi 73,4

    PENGARUH PELATIHAN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA : Survey Pada Tenaga Kerja Sentra Industri Tas Kebon Lega Bandung

    Get PDF
    Permasalahan dalam penelitian ini adalah tingkat produktivitas tenaga kerja yang rendah yang menyebabkan output yang dihasilkan pun menjadi rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain pelatihan yang jarang bahkan tidak pernah diikuti dan tingkat pengalaman yang rendah. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelatihan dan pengalaman kerja terhadap produktivitas tenaga kerja. Objek penelitian ini adalah tenaga kerja di Sentra Industri Tas Kebon Lega Bandung, dengan sampel yang diteliti sebanyak 156 tenaga kerja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey eksplanatorydengan menggunakan angket atau kuesioner sebagai alat pengumpul data dan teknik analisis data adalah regresi linier berganda menggunakan Metode Succesive Interval (MSI) dengan bantuan software SPSS 20.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja. Sementara pengalaman kerja tidak signifikan berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja di Sentra Industri Tas Kebon Lega Bandung. Kata Kunci: Produktivitas Tenaga Kerja, Pelatihan, Pengalaman Kerja. The problem in this research is the level of labor productivity is low which causes the output generated becomes low. It is caused by several factors, among others, training is rarely even been followed and experience levels are low. The purpose of this study was to determine the effect of training and work experience on labor productivity. The object of this study is labor Central Bags Industry Kebon Lega Bandung, with a total of 156 samples studied labor. The method used in this research is explanatory survey by using a questionnaire or a questionnaire as a data collector and data analysis technique multiple linear regression using the Method Successive Interval (MSI) with SPSS 20. The results of this study indicate that the training positively and significantly to labor productivity. While work experience is not significantly affect labor productivity in industry Central Bags Kebon Lega Bandung. Keywords: Labor Productivity, Training, Work Experience

    EVALUASI KINERJA RUAS JALAN T.NYAK ARIEF JEULINGKE TERHADAP PERILAKU PENYEBERANG PEJALAN KAKI

    Get PDF
    ABSTRAKPerkembangan suatu kota dampak dari bertambahnya populasi penduduk, sehingga menyebabkan terjadinya ramai pejalan kaki serta populasi kendaraan. Bertambahnya populasi penduduk ini menyebabkan volume lalu lintas meningkat sehingga terjadi kemacetan, munculnya hambatan samping, serta memungkinkan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Jalan Teuku Nyak Arief depan SDN 54 Japfa Banda Aceh adalah salah satu jalan yang mengalami peningkatan volume lalu lintas. Jalan ini merupakan jalan tiga lajur satu arah dengan lebar jalan 9,65 m untuk satu arah dan panjang jembatan penyeberangan 28 m dengan median jalan 1,3 m. Di median jalan dibuat pagar dengan tinggi 1 m untuk mengefektifkan fungsi Jembatan Penyeberangan Orang (JPO). Sebelah kanan SDN 54 terdapat sebuah halte Trans Koetaradja dan sebuah persimpangan menuju Jalan Prada. Disebelah kiri SDN terdapat beberapa pertokoan dan perkantoran. Adanya SDN, pertokoan, halte Bus, dan perkantoran lalu lintas di jalan ini ramai pejalan kaki serta kendaraan umum yang berhenti di bahu jalan, yang menyebabkan lalu lintas pada jalan ini terganggu. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data primer dan sekunder dan diolah berdasarkan peraturan MKJI 1997 di aplikasi Microsoft Excel. Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah JPO digunakan secara optimal oleh siswa saat masuk dan keluar sekolah. Volume lalu lintas, kecepatan dan hambatan samping juga diteliti untuk melihat dampak terhadap kinerja jalan. Penyeberang pejalan kaki sudah menggunakan JPO. Pada Hari Senin 05 September 2016 derajat kejenuhan 0,56, Hari Selasa 06 September 2016 derajat kejenuhan 0,49, Hari Rabu 07 September 2016 derajat kejenuhan 0,52. Derajat Kejenuhan (DS) ? 0,75 masih menunjukkan kinerja Jalan Teuku Nyak Arief depan SDN 54 Japfa masih dalam keadaan baik.Kata kunci: Kapasitas Jalan, Derajat Kejenuhan, Kinerja Jala
    • …
    corecore