12 research outputs found

    Konversi Seng Dari Limbah Baterai Zn-C Menjadi Senyawa Seng Sulfat

    Get PDF
    Baterai seng-karbon terdiri dari seng (Zn) tempat karbon (C) yang diselubungi mangan dioksida (MnO2) dan amonium klorida (NH4Cl) yang berupa pasta. Baterai Zn-C merupakan baterai primer yang  akhirnya akan dibuang sebagai limbah. Limbah baterai Zn-C mengandung limbah B3 yang membahayakan lingkungan. Untuk mengurangi limbah B3 ini dilakukan konversi pelat seng menjadi senyawa seng sulfat yang bermanfaat. Tujuan penelitian ini adalah menentukan jumlah asam sulfat yang diperlukan untuk mengkonversi  pelat seng menjadi seng sulfat dan dan efisiensi persen hasilnya. Proses konversi meliputi pre-treatment, pelarutan seng dalam bervariasi konsentrsi asam sulfat (5%, 10%, 15%, 20% , 25%, dan 30%) dalam volume 80 mL, pengadukan dengan 450 rpm,  dan pemanasan,  filtrasi,  dan kristalisasi. Kristal seng sulfat hepta hidrat terbentuk pada suhu ruangan. Hasil maksimum dicapai pada konsentrasi asam sulfat 30% dengan rasio seng dan asam sulfat 1: 1 dengan sedikit asam sulfat berlibih. Kondisi tersebut kristal ZnSO4.7H2O dihasilkan  sekitar 18,39 gram. dengan efisiensi. 83,71%

    Pengolahan Air Limbah Industri Tekstil dengan Metoda Elektrokoagulasi Menggunakan Elektroda Besi (Fe) dan Aluminum (Al)

    Get PDF
    Air limbah industri tekstil mengandung bahan pencemar organik maupun anorganik yang dapat ditunjukkan dengan kadar COD dan kekeruhan yang relatif tinggi. Jika air limbah ini langsung dibuang ke lingkungan akan mencemari lingkungan dan membahayakan bagi kesehatan manusia dan makluk hidup yang lain. Pengolahan air limbah industri tekstil dengan metode elektrokoagulasi bertujuan untuk mengganti atau menghemat bahan kimia sebagai koagulan dan flokulan yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan harganya terus meningkat. Pengolahan air limbah dengan metode ini dapat menghasilkan air buangan atau efluen pengolahan dengan kadar COD, kekeruhan, logam berat, pH di bawah atau minimal sama dengan baku mutu lingkungan (BML). Hasil penelitian pengolahan air limbah tekstil  menggunakan elektroda Fe dan Al serta SS (Stainless Steel) pada rapat arus 0,25 s.d 1,25 A/dm2 dengan waktu proses 35 menit diperoleh kadar COD dengan efisiensi proses lebih besar 80 % dan kadar turbiditas  dengan efisiensi lebih besar 90%. Untuk penggunaan elektroda Fe dengan rapat arus 1,0 A/dm2 dengan waktu 30 menit menghasilkan penyisihan COD 75,3 mgO2/L dengan efisiensi 94% dan penurunan kekeruhan (turbiditas) 1,21 NTU dengan efisiensi penurunan 96%, sedangkan dengan elektroda Al kondisi terbaik dicapai pada rapat arus 0,75 A/dm2 dengan waktu proses 35 menit menghasilkan penyisihan COD 24,13 mg O2/L dengan efisiensi  97% dan penurunan turbiditas 0,35 NTU dengan efisiensi penurunan 99,8%

    Studi Literatur Pengaruh Pirolisis, Jenis Adsorban serta Aktivator dalam Karakterisasi Asap Cair

    Get PDF
    Liquid smoke is a preservative solution that can be used safely. This grade 1 product can be also used as food preservative.  The aim of this article is to discuss and examine the previous experiment’s results  by literature review.  The outcome of this article  is expected to be  regenerated  by other research using the existing variable which is discussed on this article or using new variable.  Based on the result. There are some variables that effect the final quality of liquid smoke. Some of them are pyrolisys temperature, pyrolisys time, adsorbant type and activator type. Pyrolisys temperature used was arround 250 °C – 300 °C with resulted pH 1.41 to 2.25.  While for pyrolisys temperature was arround 4 – 5 hours with phenol content arround 3.04% to 4.08%. The type of adsorbant used was zeoilte and quartz sand, which the acid total having both increment and decrement phenomenon. Activator type used were salt activator such as NaCl , NaHCO, CaCl2, Na2SO4 and base activator (NaOH) which producing the most percent acid total

    Effect of Fruit Ripening Level and Roasting Temperature on Robusta Coffee Bean Quality

    Get PDF
    The purpose of this study is to determine the effect of roasting temperature on the chemical content of Robusta coffee at various levels of Robusta coffee maturity. The research will be conducted at roasting temperatures of 190℃, 200℃, 210℃, 220℃ and chemical content analysis is carried out bygravimetric method and UV-VIS spectrophotometry on fresh beans, green beans and coffee beans at each temperature variation and the maturity level of Robusta coffee. Maturity of coffee beans will be classified visually and use an RGB meter to help and facilitate the selection of coffee beans in accordance with the level of maturity. The variables taken and observed in the study are the temperature of the roasting process, the time required at the time of roasting, as well as the mass, chemical content and physical parameters of robusta coffee beans observed before and after the roasting process. Chemical content was observed in the form of water content, fat content, caffeine, and antioxidants, then the physical parameters observed were aroma, color, shape, taste, and characteristics of coffee beans at each level of robusta coffee fruit maturity. The results obtained value of the chemical content and organoleptic test at each level of maturity of the coffee fruit and roasting temperature variations because basically the roasting temperature will produce coffee beans that have their own characteristics and flavors. This study also determines the value of the mass transfer coefficient and heat transfer in the drying process by the roasting method

    Pengaruh Jenis Elektrolit Proses Anodisasi Aluminium Terhadap Efisiensi Proses Dan Sifat Mekanik (Kekerasan) Permukaan Dan Ketebalan Lapisan Oksida

    Get PDF
    Aluminium adalah logam untuk  bahan peralatan di industri karena mempunyai sifat-sifat yang unggul seperti kuat, ringan, dan mudah dibentuk, tetapi sifatnya mudah terdeformasi dan mempunyai kekerasan serta ketahanaan aus yang rendah. Untuk memperbaiki sifat fisis dan mekanis aluminium dapat dilakukan melalui proses anodisasi. Tujuan penelitian ini adalah menentukan pengaruh jenis  elektrolit pada proses anodisasi terhadap efisiensi proses dan produk tebal lapisan oksida dan sifat mekanik (kekerasan) permukaan aluminium.  Proses anodisasi aluminium dilakukan bervariasi jenis elektrolit (asam sulfat, asam fosfat, asam oksalat, asam kromat,) dengan konsentrasi 15%. Suhu proses anodisasi dibuat konstan pada 25 ⁰C dengan waktu proses 20 menit, dan tegangan 18 Volt.  Hasil penelitian ditunjukkan bahwa proses anodisasi dalam larutan asam sulfat memiliki efisiensi tertinggi yaitu 51,98% daripada ketiga elektrolit yang lain, dan menghasilkan produk ketebalan lapisan oksida paling tinggi mencapai 13,88 ”m dan kekerasan permukaan aluminium 287,9 HV, dalam larutan asam fosfat menghasilkan efisiensi terendah yaitu 0,99%, ketebalan lapisan oksida 0,28 ”m dan kekerasan permukaan logam aluminium 41,3 HV yang nilainya lebih rendah dari kekerasan permukaan logam dasar yaitu 66,75 HV

    Characterization of Banana Peel Corrosion Inhibitor by Vacuum Microwave Assisted Extraction (VMAE) Method in 2% HCl Environment

    Get PDF
    Banana peel is a waste that is very abundant in Indonesia. The utilization of banana peel can be used for corrosion inhibitors. The type of environment applied in this study is an acidic environment, which is carried out in 2% HCl solution media. The purpose of this study is utilize banana waste extract obtained from the VMAE method. The extract was obtained by VMAE method at 150 watts, 300 watts and 450 watts for 10 minutes using ethanol solvent. The ratio of feed and solvent used was 1:10 (b/v). The results of the extract were subjected to phytochemical tests using Dragendroff, Wagner and Mayer reagents. After that, the extract was applied to the media for corrosion rate test and GC-MS. The results of the study showed that the lowest corrosion rate was obtained at a concentration of 1500 ppm non-aerated which was 0.7347 mmpy. While based on the GC-MS test results, terpenoid compounds and vitamin E can be detected from banana peel extract, where these two compounds are antioxidant substances that can be utilized as corrosion inhibitors

    Aplikasi Ekstrak Eceng Gondok dalam Korosi dengan Pelarut Metanol

    Get PDF
    Eceng gondok memiliki kandungan antioksidan seperti lignin, tanin, saponin, dan alkaloid yang dapat berikatan dengan logam membentuk lapisan pelindung sebagai inhibitor organik pada proses korosi. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan kandungan antioksidan dalam ekstrak eceng gondok yang dapat menurunkan laju korosi pada logam. Proses maserasi dilakukan dengan rasio sampel : metanol adalah 1:9 (b/v). Jenis senyawa antioksidan diuji menggunakan metode fitokimia sedangkan aktivitas antioksidan diuji dengan metode FRAP (Ferric Reducing Antioxidant Power. Pengujian korosi baja menggunakan metode coupon dengan waktu pengkorosian 5 hari dalam media udara, air hujan, dan air keran. Hasil yield ekstrak sebesar 72,80%. Berdasarkan hasil uji fitokimia sedangkan FRAP) ekstrak positif mengandung senyawa antioksidan yaitu alkaloid, tanin dan saponin dengan konsentrasi antioksidan sebesar 296,547 ppm. Inhibitor organik yang menunjukkan effisiensi inhibisi paling tinggi pada konsentrasi 75 ppm dengan nilai 94,52% dalam media air keran, 65,53% pada media udara, dan 52,96% pada media air hujan

    Signifikansi Kadar Kafein pada Kopi Kerinci Robusta dalam Berbagai Interval Waktu

    Get PDF
    Kopi Kerinci Robusta merupakan salah satu kopi yang digemari masyarakat Indonesia yang tumbuh di daerah Kerinci. Selama ini masyarakat hanya mengenal kopi ini untuk dinikmati saja, tanpa memperhitungkan jumlah kandungan kafein yang akan terkonsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasio terbaik pada ekstraksi kopi Kerinci Robusta menggunakan pelarut etil asetat. Rasio umpan: pelarut (b/v) yang digunakan adalah 1:5; 1:7.5; 1:10; 1:12.5. Pelarut yang digunakan dalam penelitian ini adalah etil asetat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode ekstraksi dengan kondisi operasi 50⁰C selama 2 jam dengan interval pengambilan sampel setiap 20 menit. Kadar kafein hasil penelitian diukur dengan menggunakan spektrofotometri pada panjang gelombang 273 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio optimum adalah rasio 1:5 yang menghasilkan kadar kafein sebesar 3737.41 ppm

    ANALISIS SIFAT-SIFAT PSIKO-KIMIA BUAH TOMAT (LYCOPERSICON ESCULENTUM) JENIS TOMAT APEL, GUNA PENINGKATAN NILAI FUNGSI BUAH TOMAT SEBAGAI KOMODITI PANGAN LOKAL

    Get PDF
    Tomat (lycopersicon esculentum) merupakan salah satu buah lokal Indonesia yang banyak mengandung banyak vitamin C dan lycopene. Selain itu, buah ini juga banyak mengandung serat yang baik bagi pencernaan manusia serta protein. Namun, tomat hanya dipandang sebelah mata oleh masyarakat Indonesia dan hanya digunakan sebagai sayur saja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar lycopene, vitamin C, protein, serat, dan air dalam buah tomat jenis tomat apel yang banyak ditanam di daerah Bandungan, mengetahui kondisi optimum proses ekstraksi lycopene dari buah tomat, dan untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap kerusakan vitamin C dalam buah tomat. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Pangan, Jurusan Teknik Kimia, UNDIP. Penelitian terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama adalah untuk mengetahui kadar air dalam buah tomat dengan metode pengeringan dan kadar vitamin C dalam sari buah tomat dengan metode kromatografi. Tahap kedua adalah untuk mengetahui kandungan protein dan serat dalam daging buah tomat sebelum proses ekstraksi lycopene secara proximate. Tahap ketiga adalah proses ekstraksi lycopene dari daging buah tomat dan analisis protein dan serat dari buah tomat yang sudah diekstrak lycopenenya. Hasil dari tahap pertama menunjukkan bahwa kadar air dari tomat jenis apel adalah 94,92% sedangkan kandungan vitamin C dalam buah tomat segar jenis tomat apel 14,21 mg/100 gr bahan dan kerusakan vitamin C pada suhu 50°C adalah 37,35 %. Hasil tahap kedua memberikan hasil kadar protein dan serat dalam 100 gram bahan adalah 11,9243 % dan 46,3039 %. sedangkan hasil tahap ketiga, ekstraksi lycopene optimum adalah pada suhu 70°C dengan lama proses 75 menit dimana ditunjukkan dengan hasil 131,34 mg/100 gram tomat kering. Sementara kadar protein dan serat setelah tomat diekstrak menjadi 10,9408 % dan 55,1562 %. Dari penelitian ini, dari satu kilogram tomat apel dihasilkan lycopene sebanyak 66,7207 mg dan tepung tomat sebanyak 50 gram dengan kadar protein dan serat yang tinggi untuk bahan sereal. Kata kunci : lycopene; tomat;vitamin C

    Konversi Seng Dari Limbah Baterai Zn-C Menjadi Senyawa Seng Sulfat

    Get PDF
    Baterai seng-karbon terdiri dari seng (Zn) tempat karbon (C) yang diselubungi mangan dioksida (MnO2) dan amonium klorida (NH4Cl) yang berupa pasta. Baterai Zn-C merupakan baterai primer yang  akhirnya akan dibuang sebagai limbah. Limbah baterai Zn-C mengandung limbah B3 yang membahayakan lingkungan. Untuk mengurangi limbah B3 ini dilakukan konversi pelat seng menjadi senyawa seng sulfat yang bermanfaat. Tujuan penelitian ini adalah menentukan jumlah asam sulfat yang diperlukan untuk mengkonversi  pelat seng menjadi seng sulfat dan dan efisiensi persen hasilnya. Proses konversi meliputi pre-treatment, pelarutan seng dalam bervariasi konsentrsi asam sulfat (5%, 10%, 15%, 20% , 25%, dan 30%) dalam volume 80 mL, pengadukan dengan 450 rpm,  dan pemanasan,  filtrasi,  dan kristalisasi. Kristal seng sulfat hepta hidrat terbentuk pada suhu ruangan. Hasil maksimum dicapai pada konsentrasi asam sulfat 30% dengan rasio seng dan asam sulfat 1: 1 dengan sedikit asam sulfat berlibih. Kondisi tersebut kristal ZnSO4.7H2O dihasilkan  sekitar 18,39 gram. dengan efisiensi. 83,71%
    corecore