128 research outputs found

    Pengaruh Delignifikasi Pada Karakteristik Karbon Aktif dan Biosorben dari Limbah Kulit Pisang Kepok

    Get PDF
    Jumlah kandungan selulosa dalam bahan alam berupa biomassa menunjukkan potensinya menjadi adsorben berdasarkan karbon yang dapat dihasilkan. Salah satu biomassa yang dapat dimanfaatkan sebagai adsorben adalah limbah kulit pisang kepok yang ketersediaan banyak dan mengandung selulosa sebanyak 18,71%. Penelitian dilakukan dengan variasi perlakuan delignifikasi dan tanpa delignifikasi pada kulit pisang kepok untuk menjadi biosorben dan karbon aktif. Semua jenis adsorben kemudian diaktivasi menggunakan aktivator H2SO4. Hasil analisis karakteristik SEM – EDX, FTIR, dan BET menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan delignifikasi dan karbonasi (sampel A) dapat meningkatkan kadar karbon yang terkandung dalam sampel adsorben (pad hasil SEM ditandai dengan adanya struktur selulosa yang lebih beraturan dan pori kecil). Dari hasil EDX, sampel A terindikasi mengandung unsur karbon tertinggi yaitu 78,65% berat dan diperkuat dengan hasil analisis FTIR dimana sampel A memiliki rentang peak ikatan C=C dan C-H lebih luas (pertanda selulosa yang sudah terpisah terkarbonasi dengan baik sehingga menghasilkan unsur karbon). Selain itu, kombinas perlakukan proses delignifikasi dan karbonisasi juga meningkatkan luas permukaan pori keseluruhannya dibandingkan dengan variasi lainnya dengan nilai sebesar 83,381 m2 /g. Dari penelitian ini tampak bahwa pretreatment proses delignifikasi dapat meningkatkan karakteristik adsorben dari nlimbah kulit pisang kepok dengan peningkatan kadar karbon terkandung dan luas permukaa

    Studi Efektivitas Pemanfaatan Arang Aktif Cangkang Kelapa Sawit (Elaeis guineensis) Sebagai Adsorben Pengurangan Kadar Amonia Limbah Cair Tahu

    Get PDF
    Limbah cair tahu mengandung gas-gas yang terdekomposisi bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air buangan seperti gas nitrogen (N2), oksigen (O2), hidrogen sulfida (H2S), ammonia (NH3), karbondioksida (CO2) dan metana (CH4). Penelitian sebelumnya menemukan bahwa kandungan ammonia pada limbah cair tahu berkisar antara 21,4 mg/L hingga 33,5 mg/L. Angka ini sangatlah tinggi jika dibandingkan dengan standar yang sudah ditetapkan oleh pemerintah yaitu sebesar 8 mg/L. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh ammonia yang berasal dari limbah cair tahu dan mengoptimalkan pemanfaatan limbah cangkang kelapa sawit. Pengurangan kadar ammonia ini dilakukan dengan metode adsorbsi, sedangkan metode analisis kadar ammonia menggunakan spektrofotometri. Arang aktif cangkang kelapa sawit diaktivasi menggunakan larutan H2SO4. Variasi waktu kontak yang digunakan adalah 30, 60, 90 dan 120 menit, sedangkan variasi massa adsorben adalah 2, 4, 6 dan 8gram. Hasil penelitian menunjukkan kondisi optimal untuk proses adsorpsi ammonia adalah 30 menit waktu kontak dengan 4gram jumlah arang aktif. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa arang aktif memenuhi standar kualitas dan cocok untuk mengurangi kadar ammonia dalam limbah cair tahu. Hasil penelitian ini dapat diaplikasikan untuk pemanfaatan limbah cangkang kelapa sawit untuk penurunan konsentrasi ammonia pada limbah cair tahu

    Optimasi Komposisi MDEA dan MEA Sebagai Absorbent untuk Proses Penghilangan CO2 dalam Produksi Gas di Lapangan A

    Get PDF
    Optimalisasi komposisi metil dietanolamin (MDEA) dan monoetanolamin (MEA) sebagai penyerap dalam proses pemurnian gas CO2 merupakan merupakan upaya penting bagi industri yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, perlindungan lingkungan, dan keberlanjutan ekonomi dalam operasi tersebut. MDEA dan MEA sangat penting dalam menghilangkan gas asam seperti karbon dioksida (CO2) dari aliran gas alam. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kinerja paling optimal antara MEA 20% wt tunggal dan MDEA 40% wt atau campuran MEA 5% wt / MDEA 30% wt dan MDEA 25% wt / MEA 10% wt. Mengetahui nilai parameter kebutuhan energi dan nilai kalor pelarut amina serta estimasi biaya untuk evaluasi keekonomian CAPEX dan OPEX. Semua simulasi proses penyerapan dan desorpsi menggunakan peredam dan regenerator dengan fluid packages gas asam – cairan pelarut kimia pada software HYSYS. Hasil yang diperoleh menunjukkan konsentrasi sweet gas CO2 yang rendah (2,5 mol % CO2), potensi korosif yang rendah dan kebutuhan energi yang relatif kecil dengan menggunakan campuran MDEA 25 % wt dan MEA 10% wt, sehingga kombinasi tersebut menghasilkan energi sebesar 7303.85 kW dan nilai kalor 1499 BTU/scf. Hasil juga menunjukkan bahwa CAPEX dan OPEX dihitung mencapai 4,908 MMdan176,418MM dan 176,418 MM lebih rendah dibandingkan MEA tunggal 20% wt (5,905 MMdan201,563MM dan 201,563 MM)

    A Comparative Study of Coconut Shell and Melinjo Shell as Carbon Sources for Bio-Briquette Production

    Get PDF
    The aim of this research was to investigate the influence of adding Melinjo shells on the quality and efficiency of charcoal-based bio-briquettes. A combination of coconut shells and Melinjo shells in various ratios was utilized in the study. The briquettes were produced through a carbonization process at a temperature of 300°C for 60 minutes, with tapioca flour used as a binder. Subsequently, the briquettes underwent testing to determine moisture content, ash content, volatile matter, and calorific value. The research findings indicated that all briquettes met the calorific value requirements set by the Indonesian National Standard (SNI), exceeding 5,000 cal/g. The addition of Melinjo shells resulted in a reduction in ash and volatile matter content but also led to a decrease in calorific value. Based on the analysis, the optimal composition obtained was 90 grams of coconut shells and 10 grams of Melinjo shells, producing briquettes with a calorific value of 5,582 cal/g, ash content of 3.76%, and volatile matter content of 6.65%. Therefore, further research is recommended to identify easily combustible components in Melinjo shells to ensure their potential in reducing the amount of ash produced when the briquettes are burned

    Ekstraksi Minyak Atsiri Jahe (Zingiber officinale) dengan Proses Distilasi: Pengaruh Jenis Jahe dan Metode Distilasi

    Get PDF
    Minyak atsiri jahe merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia yang sangat potensial untuk dikembangkan. Minyak atsiri jahe banyak digunakan dalam berbagai industri, seperti industri parfum, kosmetik, essence, farmasi dan flavoring agent. Mutu minyak atsiri yang rendah merupakan kendala mengapa minyak atsiri jahe Indonesia kurang laku di pasaran luar negeri. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh jenis jahe (jahe gajah, jahe emprit dan jahe merah) serta metode destilasi (distilasi air dan distilasi uap-air) untuk mendapatkan minyak jahe dengan kualitas yang baik. Penelitian dilakukan dengan pengecilan ukuran jahe yang telah dibersihkan, pengeringan irisan jahe dan proses distilasi. Minyak hasil distilasi yang telah dipisahkan kemudian dianalisa. Dari hasil analisa dan perhitungan menunjukkan bahwa setiap jenis jahe mempunyai komposisi dan kandungan minyak jahe yang berbeda. Jahe merah mempunyai rendemen terbesar yaitu 0,342 % dengan kandungan minyak (sineol) sebesar 11,39 %. Metode penyulingan mempengaruhi rendemen dan kualitas minyak jahe yang dihasilkan, dimana metode yang paling baik adalah metode penyulingan air dan uap. Jahe merah mempunyai kualitas minyak jahe terbaik yaitu massa jenis 0,8828 g/mL, bilangan asam 1,136 mg KOH/g, bilangan ester 7,980 mg KOH/g serta memenuhi standart SNI 06-1312-1998

    Scientometric Analysis of Biofilm Research in Microbial Fuel Cells: Insights into Key Research Areas and Emerging Trends

    Get PDF
    A scientometric investigation mapped the literature on biofilm development in Microbial Fuel Cells (MFCs), revealing promising renewable energy prospects and waste treatment solutions. The analysis encompassed 16898 sources, predominantly research articles (12571), along with review papers, conference papers, books, and other publications. Network analysis highlighted key research clusters and subtopics, including biofilm characterization, electrode optimization, and monitoring/control technologies. Insights from biofilm research have led to innovative approaches like biofilm engineering and advanced analytical techniques, enhancing real-world applications. Integration of MFCs into sustainable development underscores biofilms' potential as eco-friendly and economically viable components of energy production systems

    Efisiensi Thermal Alat Economizer pada Pre-Treatment Section dalam Pengolahan Crude Palm Oil (CPO)

    Get PDF
    Dalam industri pengolahan CPO, efisiensi energi pada alat economizer menjadi faktor penting dalam meningkatkan efektivitas produksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja alat economizer dalam mentransfer energi panas pada aliran fluida Crude Palm Oil (CPO) dan Refined Bleached and Deodorized Palm Oil (RBDPO). Metode penelitian yang dilakukan adalah pengamatan langsung dengan pengukuran suhu dan aliran fluida, dari data tersebut dihitung heat loss dan evaluasi efisiensi termal pada PT XYZ. Hasil penelitian menunjukkan terjadi fluktuasi temperatur pada aliran masuk dan keluar CPO dan RBDPO. Fluktuasi ini dipengaruhi oleh perubahan variabel aliran fluida yang masuk. Aliran massa RBDPO mengalami peningkatan dari 33.659,98 kg/jam menjadi 36.720 kg/jam, sementara aliran CPO tertinggi pada 37.280 kg/jam. Efisiensi termal alat economizer HE-T521A dengan nilai rata-rata sebesar 89,45%. Efisiensi termal tertinggi dicapai pada tanggal 22 Februari 2023, yaitu mencapai 91,09%, sedangkan nilai terendah terjadi pada tanggal 24 Februari 2023, sebesar 88,58%. Meskipun efisiensi termal masih di bawah target desain 94%, alat ini tetap memberikan efisiensi termal yang relatif baik. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk perbaikan dan pemantauan lebih lanjut guna meningkatkan efisiensi termal alat sesuai dengan desain yang diharapkan

    Penghilangan Rhodamin B dari Limbah Cair Menggunakan Pelarut Minyak Goreng Bekas dalam Membran Cair Emulsi

    Get PDF
    Perkembangan industri tekstil dapat meningkatkan pencemaran air akibat zat warna yang terbuang bersama limbah cair yang membahayakan mahluk hidup dan lingkungan sekitarnya sehingga diperlukan suatu proses pengolahan limbah cair zat warna. Tujuan penelitian ini adalah penghilangan zat pewarna kationik rhodamin B dalam aliran air berbasis minyak jelantah dalam proses ELM dengan pengaruh variasi konsentrasi Span 80 dan konsentrasi fase internal HCl. Variasi konsenstrasi HCl (0,01; 0,1; 1; 2 M) dan konsentrasi span 80 (1; 2; 3; 4 %b/v) sebagai variabel bebas. Efisiensi ekstraksi zat warna rhodamin B, kerusakan emulsi, dan stabilitas emulsi sebagai variabel terikat. Variabel tetapnya adalah volume membran 25 ml, konsentrasi fase eksternal rhodamin B 5 ppm, rasio volume fase internal dengan fase membran 1:3, rasio volume fase membran dengan fase eksternal 1:3, konsentrasi D2EHPA 2,5%, kecepatan emulsifikasi 1200 rpm selama 25 menit, kecepatan pengadukan 200 rpm selama 7 menit dan didiamkan 50 menit. Pengujian menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang 557 nm. Persentase ekstraksi maksimum yang dicapai sebesar 88,79% dengan stabilitias emulsi 75,86%. Kerusakan emulsi tiap variasi < 20%. Analisis data menggunakan ANOVA two factor with replication dengan hasil yang signifikan

    Effect of ZnO Addition on The Characteristics of Cotton Fabric in The Batik Fabric Dyeing Process

    Get PDF
    For centuries, batik fabric has been a part of Indonesian culture and is recognized by UNESCO as an Intangible Cultural Heritage of Humanity. Batik fabric is essential for daily use and has become a part of Indonesian people, e.g., birth to death ceremonies. Besides some advantages of batik fabric made from cotton, it also has disadvantages because it quickly grows bacterial. Hence, it is essential to develop antibacterial properties on batik fabrics. This study used ZnO as an antibacterial agent. The mechanical properties and the colorfastness of fabrics have been evaluated to study the effect of ZnO application. The results showed that applying ZnO affected the mechanical properties of batik fabric by increasing the tensile strength and elongation at break. The result also showed that the ZnO did not affect the colorfastness of rubber and light by the similar value of untreated batik fabric

    Signifikansi Kadar Kafein pada Kopi Kerinci Robusta dalam Berbagai Interval Waktu

    Get PDF
    Kopi Kerinci Robusta merupakan salah satu kopi yang digemari masyarakat Indonesia yang tumbuh di daerah Kerinci. Selama ini masyarakat hanya mengenal kopi ini untuk dinikmati saja, tanpa memperhitungkan jumlah kandungan kafein yang akan terkonsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasio terbaik pada ekstraksi kopi Kerinci Robusta menggunakan pelarut etil asetat. Rasio umpan: pelarut (b/v) yang digunakan adalah 1:5; 1:7.5; 1:10; 1:12.5. Pelarut yang digunakan dalam penelitian ini adalah etil asetat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode ekstraksi dengan kondisi operasi 50⁰C selama 2 jam dengan interval pengambilan sampel setiap 20 menit. Kadar kafein hasil penelitian diukur dengan menggunakan spektrofotometri pada panjang gelombang 273 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio optimum adalah rasio 1:5 yang menghasilkan kadar kafein sebesar 3737.41 ppm

    118

    full texts

    128

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Eksergi
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇