10 research outputs found
EKSTRAK JAHE MERAH (ZINGIBER OFFICINALE VAR. RUBRUM): UJI FITOKIMIA, ANALISA SIDIK JARI, KAPASITAS TOTAL ANTIOKSIDAN, DAN PENENTUAN KADAR FENOLIK
Stres oksidatif terjadi karena adanya ketidakeimbangan antara produksi Reactive Oxygen Species (ROS) dalam sel dengan kemampuan sistem biologis untuk mendetoksifikasi ROS. Proses oksidasi yang terjadi di bawah pengaruh ROS dapat dihambat dengan antioksidan, dimana antioksidan berperan dalam mekanisme pertahanan organisme terhadap patologi yang berhubungan dengan serangan radikal bebas. Jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) merupakan salah satu tanaman yang mengandung antioksidan alami. Jahe merah telah digunakan turun temurun oleh masyarakat Indonesia untuk mengobati nyeri tenggorokan, gatal, masuk angin, muntah, maupun diare. Selain itu, beberapa penelitian terbaru mengungkapkan bahwa jahe merah juga memiliki efek farmakologis seperti antiinflamasi, antidiabetes, antimikroba, antidepresan, antikanker dan lain sebagainya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menemukan kandungan fitokimia, kadar antioksidan, kadar fenolik, serta kadar senyawa terpenoid pada ekstrak jahe. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental in vitro, dengan sampel ekstrak jahe merah yang didapatkan dari metode ekstraksi maserasi dengan pelarut methanol. Skrining fitokimia dilakukan dengan metode Harborne, uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode Blois menggunakan DPPH, kadar total fenolik dilakukan dengan metode Singelton, serta skrining High-Performance Thin-Layer Chromatography (HPTLC) untuk menganalisa profil sidik jari senyawa terpenoid pada ekstrak jahe merah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak jahe merah memiliki kandungan fitokimia seperti alkaloid, flavonoid, kardioglikosida, glikosida, saponin, kumarin, fenolik, kuinon, betasianin, steroid, terpenoid; kapasitas total antioksidan dengan IC50 sebesar 125,437 µg/mL, yang mengindikasikan antioksidan dengan aktivitas sedang; kadar total fenolik sebesar 4.065,7 ?g/mL; serta profil HPTLC dengan spray reagent vanilin sulfat menunjukkan nilai Rf 0,11 pada terpenoid 1, Rf 0,29 pada terpenoid 2, Rf 0,46 pada terpenoid 3, dan Rf 0,77 pada terpenoid 4 yang mengindikasikan bahwa jahe merah mengandung terpenoid
Uji fitokimia biji cempedak (Artocarpus integer)
Penelitian ini dilakukan untuk melihat profil fitokimia biji cempedak (Artocarpus integer) dan menentukan metabolit sekunder yang dominan serta berpotensi sebagai fitofarmaka. Dilakukan uji fitokimia baik pada bahan segar maupun ekstrak kloroform biji cempedak untuk mendeteksi senyawa seperti alkaloid, flavonoid, steroid, terpenoid, saponin, dan fenolik. Berdasarkan uji fitokimia bahan segar biji cempedak dan ekstrak kloroform, senyawa yang terdeteksi paling tinggi adalah senyawa terpenoid, sementara metabolit sekunder lainnya seperti alkaloid dan steroid terdeteksi lemah dalam tanaman uji. Hal ini berarti bahwa biji cempedak memiliki kadar terpenoid yang tinggi sehingga berpotensi sebagai antiinflamasi, antimikroba, dan antikanker
SUPERVISI PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA GURU SMAN 111, DI PENJARINGAN, BANDENGAN, JAKARTA UTARA
Untuk menunjang profesionalitas. seperti yang diatur dalam LampiranPeraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang StandarKualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, para guru diharapkan dapat melakukanPenelitian Tindakan Kelas (PTK). Kegiatan PKM ini merupakan lanjutan dari kegiatanPKM sebelumnya. Pada kegiatan PKM sebelumnya, para guru hanya diberikanpelatihan mengenai penelitian tindakan kelas. Kegiatan PKM ini diharapkan dapatmemberikan supervisi dan pendampingan kepada guru-guru SMAN 111 untukmelakukan penelitian tindakan kelas. Kegiatan PKM ini dilakukan dalam empattahapan. Tahapan awal dilakukan dalam kelompok besar membahas judul penelitiandan penyusunan proposal Penelitian Tindakan Kelas. Tahap kedua melakukansupervisi untuk penyusunan Bab I (Pendahuluan) dan Bab II (Tinjauan Pustaka).Selanjutnya, tahap ketiga, melakukan supervisi untuk penyusunan Bab III (MetodePenelitian). Tahap akhir adalah pembahasan terhadap ringkasan proposal penelitiantindakan kelas guru SMA Negeri 111. Supervisi pelaksanaan penelitian tindakan kelaspada guru SMA Negeri 111 diharapkan dapat bermanfaat bagi para guru untukmelakukan penelitian PTK, yang pada akhirnya akan menunjang kenaikan pangkatguru tersebut. Luaran akhir kegiatan PKM ini adalah: (a) modul Pelatihan PenelitianTindakan Kelas; (b) dilakukannya supervisi bertahap dalam pembuatan proposalpenelitian tindakan kelas, (c) dihasilkannya ringkasan proposal penelitian tindakankelas dari guru-guru SMAN 111
Pelatihan Kreativitas melalui Penerapan Desain Sederhana Berbahan Termoplastik untuk Siswa SMPK Trimulia Bandung
One of the private institutions in Bandung, Universitas Kristen Maranatha, operates under the tridharma of higher education and the ICE (integrity, care, excellence) values approach. The application of these values is demonstrated in the execution of community service activities by several teaching staff from the Faculty of Fine Arts and Design as material formulators as well as skills trainers/teachers in the form of creativity training through the application of basic thermoplastic designs to Trimulia Junior High School students in Bandung. Through the use of thermoplastics, this activity is meant to help kids develop their artistic creativity. About 100 persons participated in the activity, divided into 4 classes of 25 pupils each with the help of a lecturer and/or a student. This activity can achieve its goal of fostering a knowledge of creativity through creative design thinking by allowing participants to transform the materials in their immediate environment to create things with practical and aesthetic value.Universitas Kristen Maranatha sebagai salah satu universitas swasta di Bandung menjalankan tridharma perguruan tinggi dengan pendekatan nilai-nilai ICE (integrity, care, excellence). Penerapan nilai-nilai tersebut terwujud dalam pelaksanaan program kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan melibatkan beberapa tenaga pengajar dari Fakultas Seni Rupa dan Desain sebagai perumus materi sekaligus pelatih/ pengajar keterampilan berupa pelatihan kreativitas melalui penerapan desain sederhana berbahan termoplastik kepada siswa SMP Trimulia Bandung. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi wadah kreativitas siswa dalam berkarya seni dan mengasah proses kreatif mereka melalui pemanfaatan termoplastik. Peserta kegiatan berjumlah sekitar 100 orang terdiri atas 4 kelas dengan masing-masing 25 siswa yang dibagi menjadi kelompok kecil melalui pendampingan satu dosen dan atau satu mahasiswa. Kegiatan ini dapat mencapai target yakni dapat memberikan pemahaman kreativitas melalui design thinking secara kreatif dengan memanfaatkan material di sekitar mereka untuk diolah menjadi produk yang memiliki fungsi serta nilai estetika dalam pelajaran prakarya
Prosiding temu ilmiah 2010-2013, fakultas kedokteran universitas tarumanegara
i-v, 23-110 hlm. ; 28 cm
Evaluasi penerapan transfer teknologi pada delapan perusahaan manufaktur di Surabaya dan sekitarnya
Dalam menghadapi kemajuan teknologi yang makin pesat, perusahaan-perusahaan di Indonesia harus tanggap dalam mengikuti perkembangan teknologi. Untuk itu, diperlukan proses transfer teknologi yang tepat. Perumusan masalah dalam tugas akhir ini meliputi bagaimana penerapan transfer teknologi pada delapan perusahaan manufaktur di Surabaya serta langkah perbaikan yang diperlukan bagi perusahaan-perusahaan tersebut. Tujuan tugas akhir ini adalah mengetahui sejauh mana penerapan transfer teknologi yang dilakukan serta memberikan masukan bagi perusahaan sehubungan dengan transfer teknologi. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan melakukan wawancara dengan delapan responden (orang yang mengetahui seluk beluk perusahaan) untuk mendapatkan data-data berkaitan dengan transfer teknologi. Data-data tersebut diolah dan dianalisa dengan penekanan pada analisa kualitatif. Analisa kualitatif dilakukan dengan membandingkan keadaan masing-masing perusahaan dengan literatur serta melihat kecenderungan umum perusahaan-perusahaan dalam melakukan transfer teknologi. Hasil wawancara dan analisa menunjukkan bahwa tiga dari delapan perusahaan sudah melakukan proses transfer teknologi secara utuh, yaitu PT. Unilever, PT. Ekamas dan PT. Siantar Top. Ketiga perusahaan ini selain menggunakan teknologi, juga telah melakukan proses inovasi teknologi baru yang difokuskan dalam bentuk produk dan proses bukan technoware Jika transferee ingin menjadi transferor, maka peningkatan kemampuan untuk menciptakan technoware sendiri mutlak dilakukan. Jika tidak, lebih baik mentransfer saja dari transferor. Kelima perusahaan lainnya belum mampu melakukan proses inovasi teknologi baru karena keterbatasan dana dan SDM. Pemilihan mekanisme transfer teknologi yang tepat menentukan suatu proses transfer teknologi. Penggunaan mekanisme transfer teknologi yang banyak, tidak menjamin lengkapnya komponen teknologi yang didapatkan oleh transferee. Perusahaan harus terlebih dahulu mengindentifikasikan komponen teknologi yang dibutuhkan beserta kemampuan teknologinya sebelum memilih mekanisme transfer teknologi. Hal ini untuk menghindari terjadinya overlapping karena penggunaan mekanisme transfer teknologi yang tidak tepat
Uji Fitokimia, Kapasitas Total Antioksidan, Bslt Serta Kadar Total Fenolik pada Ekstrak Daun Meniran (Phyllanthus Niruri L.)
Indonesians believe in a tradition passed from generation to generation about the properties of herbal medicine. Meniran leaf is one of the ber grown in Asia and found in many parts of Indonesia. It contains flavonoids and alkaloid able to stimulate the immune system and antioxidants to combat ROS. Antioxidant can neutralize the effects caused by oxidative stress (a conndition where the is an imbbalance between oxidants and antioxidants in the body). Antioxidants can prevent degenerative diseases and malignancies caused by prolonged oxidative stress. Because of its ability to prevent oxidation, this study uses meniran leaves to further investigate its uses. This study aims to look into meniran leaves’ phytochemical constituents, antioxidant capacity, and toxicity. Meniran leaves extract was made by maseration using methanol, phytochemical screening used Harborne’s method, antioxidant capacity used Blois’ DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil) method, total phenolic content used Singleton’s method, and toxicity with BSLT. Phytochemical screening of meniran leaf extract determined that it contains alkaloids, flavonoids, cardioglycosides, glycosides, saponins, coumarins, phenolics, quinones, betacyanins, steroids, terpenoids, and tannins. Its antoxidant capacity ((IC50 =81.585µg/mL), total phenolic content (10,295µg/mL), total alkaloid content (13.788 µg/mL), and toxicity (LC50 =170.308 μg/mL) which can be considered to have a cytotoxic effect and categorized as moderate (100 ppm ≤ LC50 ≤ 1000 ppm). In summary, meniran leaf extract has the potential to be an antioxidant with an antimitotic effec
Gambaran Tingkat Pengetahuan Masyarakat Denpasar Bali Mengenai Pencegahan dan Tatalaksana Rabies
Rabies merupakan salah satu penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, terutama di Bali. Menurut sebuah studi pada tahun 2019 oleh Kemenkes RI menunjukan bahwa Bali mendapatkan peringkat pertama sebagai wilayah dengan kasus GHPR (Gigitan Hewan Penular Rabies) tertinggi dengan Kabupaten Denpasar dan Badung sebagai kabupaten dengan insiden tertinggi. Kurangnya pengetahuan masyarakat Denpasar Bali terhadap bahaya rabies menjadi penyebab tinggi-nya kasus GHPR di Bali. Dengan peningkatan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang pencegahan dan tatalaksana rabies di harapkan dapat mengatasi masalah rabies. Untuk itu, penelitian ini ber-tujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan masyarakat Denpasar Bali mengenai pencegahan dan tatalaksana rabies untuk mewujudkan tercapainya Indonesia bebas rabies 2030. Penelitian kemudian dilakukan dengan pengambilan data berbentuk kuisioner secara daring dengan jumlah responden sebanyak 120 orang. Hasil dari penelitian pada 120 responden didapatkan responden dengan tingkat pengetahuan kategorik baik 17 orang, kategorik cukup 71 orang, dan kategorik pengetahuan kurang sebanyak 32 orang. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat Denpasar Bali masih harus lebih ditingkatkan.
Kata kunci : Rabies; Denpasar; GHPR; Pengetahuan; Tatalaksan
Efficacy and Safety of Undenatured Type II Collagen in The Treatment of Osteoarthritis of The Knee: A Randomized, Double-blind, Placebo-controlled Trial
BACKGROUND: Available medication for pain and joint stiffness release in osteoarthritis (OA) often gives considerable side effects. Undenatured type II collagen (UC-II) has been considered as a treatment for OA for its ability to prevent the progress of articular cartilage damage. Hence, this study aimed to evaluate the efficacy and safety of UC-II in modulating knee joint function.
METHODS: This was a randomized, double-blind, placebo-controlled study involving 102 OA subjects. Subjects were randomized into two groups: receiving an oral daily dose of 40 mg/day UC-II or placebo containing microcrystalline cellulose for 90 days. Efficacy was evaluated by using the Western Ontario McMaster Osteoarthritis Index (WOMAC), Lequesne’s Functional Index (LFI), and Visual Analogue Scale (VAS) score on day-1, -7, -30, -60, and -90. Safety was evaluated by assessing the adverse events (AEs) and abnormal laboratory findings.
RESULTS: The WOMAC total score showed a significant difference between the UC-II group vs. the placebo group from day-7 (p<0.05) to day-90 (p<0.01). UC-II was more effective in reducing the WOMAC total scores by 81.6% compared to 19.2% in the placebo group after 90 days. The total LFI and VAS score was significantly reduced in subjects supplemented with UC-II compared to the placebo group (75.8% vs. 7.8%; 67.9% vs. 12.2%, respectively). No significant changes were observed in vital signs and clinical laboratory tests compared to the placebo. The UC-II had a good safety profile with no serious adverse events among participants.
CONCLUSION: UC-II significantly improved the knee pain, stiffness, and functional mobility of OA patients and was well-tolerated.
KEYWORDS: osteoarthritis, undenatured type II collagen, WOMAC, VAS, LF