40 research outputs found
PERENCANAAN PERPANJANGAN LANDAS PACU BANDAR UDARA MARATUA DENGAN PESAWAT ATR 72
Sandy Saputra,The Runway is a rectangular area used by aircraft for landing and take-off at airports, having a "hotmix" asphalt layer with identification of degrees and directions written in letters, as well as lines to indicate touch down or take offIn the Airport Runway planning that counts, namely Calculation of Forecasting (Forcasting), Determination of runway direction, Calculation of Pavement.Airport Runway Calculation Calculation uses Quantitative method to get forecasting results, Wind Rose Analysis Method for determining runway direction and CBR Method Method to get the results of calculating road pavement thickness on the planning of runway extension Maratua Airport with ATR 72 aircraft
THE STUDY OF JARGON USED IN CAPOEIRA SENZALA UNIVERSITAS BRAWIJAYA GROUP
This study is designed to figure out what the jargons used by Capoeira Senzala Universitas Brawijaya group are and what the meanings of jargon used by Capoeira Senzala Universitas Brawijaya group are. It is conducted not only to understand but also to describe the application of the jargons used by Capoeira Senzala Universitas Brawijaya group. The data sources are the members and the instructors of this group. has found out 40 jargons used by Capoeira Senzala Universitas Brawijaya group. Jargon is classified into two terms, namely lexical term consisting of 12 terms and technical terms which consist of 28 terms used by Capoeira Senzala Universitas Brawijaya group. Moreover, the meanings and the usages are significant in communication. It can be concluded that jargons used by Capoeira Senzala Universitas Brawijaya have their own specific meaning which can be understood by people in that group community or group.  Key words: jargon, Capoeira, Senzala, Capoeira Senzala, Universitas Brawijaya, lexical term, and technical term
KEANEKARAGAMAN DAN PENUTUPAN TERUMBU KARANG DI PANTAI PASIR PUTIH SITUBONDO, JAWA TIMUR
Perairan Pantai Pasir Putih Situbondo masuk dalam kawasan pencadangan Taman Wisata Pasir Putih Kabupaten Situbondo berdasarkan PERBUB Situbondo No. 12 Tahun 2012. Sebagai tempat wisata air, terumbu karang merupakan salah satu aset penting dalam menarik wisatawan. Penting untuk mengetahui seberapa besar tutupan terumbu karang di daerah tersebut. Ada tiga tujuan dilakukannya penelitian di daerah tersebut yaitu, mengetahui persentase tutupan terumbu karang, mengetahui dominasi karang di perairan Pasir Putih Situbondo, dan mengetahui kondisi lingkungan di perairan tersebut. Penelitian dilakukan pada bulan Febuari 2016 pada 3 stasiun yang memiliki kondisi lingkungan berbeda. Stasiun pertama adalah Watu Lawang, stasiun kedua adalah Teluk Pelita dan Karang Mayit, stasiun ketiga adalah Karang Ponpon. Metode yang digunakan adalah UPT (Underwater Photo Transect). UPT merupakan metode yang memanfaatkan perkembangan teknologi kamera maupun komputer. Metode UPT dilakukan dengan mendokumentasikan terumbu karang di dalam frame sepanjang garis transect. Hasil dokumentasi dianalisis menggunakan program CPCe. Persentase tutupan terumbu karang pada daerah Watu Lawang sebesar 32,48%. Tutupan terumbu karang pada daerah Teluk Pelita dan Karang Mayit sebesar 23,30%. Tutupan terumbu karang pada daerah Karang Ponpon sebesar 27,47%. Tutupan terumbu karang di daerah Watu Lawang dan Karang Ponpon masuk dalam kategori sedang, sedangkan Teluk Pelita dan Karang Mayit tergolong buruk. Genus karang yang mendominasi di daerah Watu Lawang adalah Acropora, pada Teluk Pelita dan Karang Mayit adalah Leptoseris, Acropora dan Porites. Pada Karang ponpon adalah Porites dan Acropora. Kondisi substrat tiap stasiun bervariasi yaitu berpasir, berlumpur dan rubble. Sebagai kawasan pencadangan taman wisata air, banyak faktor yang dapat merusak terumbu karang. Faktor penyebab kerusakan terumbu karang antara lain faktor alam, sedimentasi dan sampah
Partisi remaja dalam kegiatan keagamaan masyarakat transisi: studi pada remaja kampung Babakan Pandan Desa Cimekar Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung
Keikutsertaan remaja pada setiap kegiatan keagamaan menjadi salah satu cara atau proses penanaman nilai yang bersumber dari ajaran agama Islam yang dianut oleh seseorang dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari yang memiliki tujuan dari pengalaman agama, berakhlak mulia, berkepribadian luhur dan berwatak sesuai ajaran Islam. Begitupun yang terjadi pada remaja Kampung Babakan Pandan yang ikut dalam kegiatan keagamaan yang ada di wilayah kampung. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan mendeskripsikan mengenai penurunan tentang partisipasi remaja dalam kegiatan keagamaan di Kampung Babakan Pandan Desa Cimekar Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung.
Rujukan yang digunakan dalam meniliti partisipasi remaja dalam kegiatan keagamaan ini adalah ilmu jiwa agama dari Zakiah Darajat. Kemudian metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan teknik wawancara serta angket dalam pengumpulan data.
Dari data yang berhasil diperoleh, bahwa dalam setiap kegiatan keagamaan yang ada di wilayah kampung Babakan Pandan jumlah remaja yang selalu ikut berpartisipasi pada setiap pelaksanaannnya mulai mengalami perubahan dari tahun ke tahun dimana semakin berkurangnya jumlah remaja yang ikut di dalamnya. Baik kegiatan keagamaan yang dilakukan setiap hari seperti shalat wajib berjamaah di masjid, pengajian rutin sampai pada pelaksanaan setiap acara Peringatan Hari Besar Islam (PHBI). Hal ini di sebabkan oleh semakin bertambahnya usia mereka dan mulai berubahnya fase pada remaja yang cenderung memiliki lingkungan yang baru. Sehingga mereka lebih memilih ikut berpartisipasi di lingkungan baru mereka dan di luar lingkungan tempat mereka tinggal, baik kegiatan tentang keagamaan atau bahkan kegiatan non keagamaan
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM PEMBINAAN TAHFIDZ AL-QUR'AN DI RUMAH ASUH AS-SAKINAH BANDAR LAMPUNG
ABSTRAK
Komunikasi interpersonal sangat penting bagi kelangsungan hidup
manusia. komunikasi interperonal juga terjadi dalam sebuah lembaga
nonformal salah satunya yakni Rumah Asuh As-Sakinnah dimana dalam hal
ini komunikasi interpersonal melibatkan komunikasi antara pengasuh dan
santri binaannya. Karena di tempat tersebut, pengasuh merupakan
lingkungan terdekat untuk memberikan pembinaan terhadap santri terutama
dalam proses menghafal al-Qur'an.Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana pembina membangun komunikasi interpersonal
yang efektif dengan santri dan hal-hal yang menjadi kendala dan penunjang
komunikasi interpersonal antara pembina dan santri dalam pembinaan
tahfidz al-qur'an di rumah asuh as-sakinah. Jenis penelitian ini deskriptif
kualitatif. Pengumpulan data melalui observasi dan wawancara, untuk
pengumpulan informasi menggunakan teknik purposive sampling dan
snowball sampling. Teori yang digunakan yaitu teori komunikasi
interpersonal menurut Josep A. Devito. Kemudian teknik pengolahan dan
analisis data dilakukan dengan melalui pengumpulan informasi, reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.Pembina
dapat membangun komunikasi interpersonal yang efektif dengan santri
dalam pembinaan tahfidz al qur'an di rumah asuh as-sakinah karena mereka
memperhatikan aspek-aspek penting yang harus ada dalam komunikasi
interpersonal yaitu: keterbukaan, empati, mendukung, positif, dan
kesetaraan pada proses pembinaan.Penunjang yang dihadapi oleh pembina
dapat membangun komunikasiinterpersonal dengan santri dalam pembinaan
tahfidz al qur'an di rumah asuh as-sakinah ialah sebagai berikut:Komunikasi
(berupa; nasihat, motivasi, dan sejenisnya) yang dilakukan pembina tidak
terkesan memaksa santri, sehingga santri tidak merasa terlalu tegang ketika
mendapat bimbingan dan pembinaan,Bentuk pembinaan yang di lakukan
ustadz terhadap santri berupa pembelajaran terkait tahfidz baik dalam
perbaikan bacaan maupun makhorijul huruf. Selain itu motivasi juga
menjadi hal yang sangat penting dalam proses pembinaan tahfidz,
pemberian motivasi dari ustadz dapat menjadi dorongan santri untuk
menambah hafalannya. Adapun Komunikasi interpersonal yang terjadi di
rumah asuh ada dua macam yaitu komunikasi diadik yang terjadi antara
santri dan pembina saat proses setoran hafalan berlangsung, kemudian
komunikasi kelompok kecil yang terjadi dalam bentuk halaqoh
Kata Kunci : Komunikasi Interpersonal, Pembinaan Tahfidz AlQur'a
ANALISA KESEIMBANGAN BEBAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV PADA PENYULANG KUTILANG SUPPLY DARI GI SEDUDUK PUTIH MENGGUNAKAN ETAP 12.6
Distribution system is one in a power system has an important component because it is directly related to electricity users , especially users of high voltage electrical energy and low voltage. Losses on power distribution systems is one of the parameters that always attempted to be minimized. Most of the high losses that occur in the medium voltage distribution on the network load caused by the imbalance between the phases in the medium voltage network. The load imbalance is likely to occur in the branch network and medium voltage three- phase branches of the phase medium voltage networks. The final report to analyze load balance at kutilang feeder. From the analysis using ETAP version 12.6 has been done got result load imbalance at kutilang feeder amounted to 0.87%. From these results at kutilang feeder have an load imbalance is low (<25%). Beside that obtained drop voltage and losses at kutilang feeder, where the drop voltage in the start of network amounted to 1.52%, while at the end of the network amounted to 2.64%. As well as losses at kutilang feeder amounted 80.2 kW.
Keywords : Distribution system, load imbalance, drop voltage, losses, ETAP 12.6
The Study of Jargon Used in Capoeira Senzala Universitas Brawijaya Group
This study is designed to figure out what the jargons used by Capoeira Senzala Universitas Brawijaya group are and what the meanings of jargon used by Capoeira Senzala Universitas Brawijaya group are. It is conducted not only to understand but also to describe the application of the jargons used by Capoeira Senzala Universitas Brawijaya group. The data sources are the members and the instructors of this group. has found out 40 jargons used by Capoeira Senzala Universitas Brawijaya group. Jargon is classified into two terms, namely lexical term consisting of 12 terms and technical terms which consist of 28 terms used by Capoeira Senzala Universitas Brawijaya group. Moreover, the meanings and the USAges are significant in communication. It can be concluded that jargons used by Capoeira Senzala Universitas Brawijaya have their own specific meaning which can be understood by people in that group community or group