19 research outputs found

    Synthesis Chitosan from Squid Pens Waste

    Get PDF
    Squid is one of the fisheries commodities that is quite important and ranks in the third position after fish and shrimp. Still, many people don't know that these animals have bones that usually discarded when processing squid meat. Squid pens used as a source of medicinal ingredients, one of which is chitosan. Chitin was obtained by deproteination process with 3.5% (w/v) NaOH, and demineralization with 1 M HCl. Chitosan was obtained from the chitin deacetylation process using a variation of 50% (w/v) NaOH and 60% (w/v) NaOH. In this research, chitosan only produced use method 60% acetylation degree. Chitosan compounds obtained from the deacetylation process, with 60% NaOH were analyzed using FTIR spectrophotometers, received functional groups: C-H, O-H, N-H, and NH2

    Uji Aktivitas Antibakteri Staphylococcus Aureus Dan Escherichia Coli Terhadap Senyawa Sintesis Difeniltin (IV) Metil Ditiokarbamat

    Get PDF
    ABSTRAKSenyawa organotimah (IV) ditiokarbamat ini telah banyak digunakan dalam bidang farmasi dan kedokteran dan digunakan sebagai antibakteri, atikanker. dan sebagai antijamur. Senyawa. ini berhasil disintesis. dengan tujuan untuk mencari gambaran struktur. dan aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan  Escherichia coli. Senyawa ini disintesis dengan metode in situ yaitu dengan penambahan metil amina (0.02 mol) + karbon disulfida (0.02 mol) + logam difeniltin (IV) diklorida (0.01 mol), dan menghasilkan serbuk sebanyak 1.9 g dilakukan identifikasi menggunakan FTIR, 1H NMR, dan 13C NMR. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi kertas cakram dan menggunakan media NA (Nutrient Agar). Hasil penelitian dari senyawa sintesis menggunakan FTIR diperoleh gugus (C-N), (C-S), (C=N), (C=C), (C-H). Hasil pengukuran dari 1H NMR diperoleh δ 2,34 (CH3) dan δ 7.29 – 8,32 (aromatik). Hasil 13C NMR diperoleh δ 11.17 – 20.32 (CH3), δ 128.12 – 142.71 (C aromatik) dan δ 51.03 – 57.39 (CH2), dan hasil pengujian aktivitas antibakteri dengan konsentrasi 90 ppm dapat dikategorikan sangat kuat dalam aktivitas antibakteri. .Kesimpulan senyawa ini berhasil disintesis dan dikarakterisasi dengan gambaran struktur dan senyawa kompleks ini mempunyai aktivitas sebagai agen antibakteri. dengan kategori sangat kuat. Kata kunci : Antibakteri; FTIR; NMR; Organotimah (IV) ditiokarbamat.ABSTRACTThis organotin (IV) dithiocarbamate compound has been widely used in the pharmaceutical and medical fields and is used as an anticancer, antibacterial and antifungal. This compound was successfully synthesized with the aim of finding an overview of the structure and antibacterial activity against Staphylococcus aureus and Escherichia coli bacteria. This compound was synthesized by the in situ method by adding methyl amine (0.02 mol) + carbon disulfide (0.02 mol) + metal diphenyltin (IV) dichloride (0.01 mol), and producing a powder of 1.9 g was identified using FTIR, 1H NMR, and 13C NMR. Antibacterial activity testing was carried out using the paper disc diffusion method and using NA (Nutrient Agar) media. The results of the research of synthetic compounds using FTIR obtained groups (C-N), (C-S), (C=N), (C=C), (C-H). The measurement results of 1H NMR obtained 2.34 (CH3) and 7.29 – 8.32 (aromatic). The results of 13C NMR obtained 11.17 – 20.32 (CH3), 128.12 – 142.71 (C aromatic) and 51.03 – 57.39 (CH2), and the results of antibacterial activity test with a concentration of 90 ppm can be categorized as very strong in antibacterial activity. In conclusion, this compound was succesfully synthesized and caracterized by its structure description and this complex compound has activity as an antibacterial agent with a very strong category.Keywords : Antibacterial; FTIR; NMR; Organotimah (IV) ditiocarbamate

    SINTESIS DAN UJI AKTIVITAS SENYAWA DIBUTIL TIMAH (IV) N-ETIL BENZIL DITIOKARBAMAT TERHADAP BAKTERI STREPTOCOCCUS MUTANS DAN ESCHERICHIA COLI

    Get PDF
    Perkembangan mutasi bakteri di masa sekarang menyebabkan banyak bakteri resisten terhadap antibiotik yang telah ada sebelumnya, penemuan agen antibakteri baru sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah yang terjadi salah satunya melalui proses sintesis senyawa dengan tujuan untuk mencari gambaran struktur dan aktivitas antibakteri terhadap bakteri Streptococcus mutans dan Escherichia coli. Senyawa ini disintesis dengan metode in situ yaitu dengan penambahan N-Etil Benzil Amin (0,02 mol) + karbon disulfida (CS2) (0,02 mol) + logam Dibutil Timah (IV) Diklorida (0,01 mol), dan menghasilkan serbuk sebanyak 2,15 g dilakukan identifikasi menggunakan FTIR, 1H NMR, dan 13C NMR. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi cakram (Disc) dan menggunakan media NA (Nutrient Agar).Hasil penelitian dari senyawa sintesis menggunakan FTIR diperoleh gugus (C-H), (C-S), (C-N), (C=C), (Sn-C), dan (Sn-S). Hasil pengukuran dari 1H NMR diperoleh ? 0,9030-2,1664 ppm (CH3), ? 3,7523-3,8570 ppm (CH2) dan ? 7,2780-7,3607 ppm (Aromatik). Hasil 13C NMR diperoleh ? 11,8942-14,0264 ppm (CH3), ? 48,6398 ppm (CH2), ? 127,6651-135,7665 ppm (C aromatik), ? 56,9247 ppm (CH2-N) dan ? 201,7568 ppm (CS2). Hasil pengujian aktivitas antibakteri dengan konsentrasi 100,120 dan 140 ppm masuk ke dalam kategori daya hambat sedang. Dari keseluruhan uji yangtelah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa senyawa kompleks berhasil dapat terbentuk melalui proses sintesis

    Metode filtrasi dan adsorpsi dengan variasi lama kontak dalam pengolahan limbah cair batik

    Get PDF
    Latar Belakang : Kegiatan membatik akan  menghasilkan limbah cair dengan skala volume yang besar maupun kecil,  keasaman pH, COD, TSS yang tinggi. Berdasarkan hasil uji awal laboratorium kadar COD 9456 mg/L, TSS 3740 mg/L, dan pH 4,83 hasil tersebut masih diatas standar baku mutu sehingga perlu dilakukan pengolahan agar tidak menimbulkan dampak terhadap kesehatan dan lingkungan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penurunan kadar COD, TSS, pH pada limbah cair industri batik sebelum dan sesudah dilakukan pengolahan menggunakan metode filtrasi dan adsorpsi dengan beberapa beda waktu kontak antara 10,20,30,40,50,60 dan 120 menit. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian Pre-Eksperimental dengan rancangan One Group Pretest-postest. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat. Hasil : Air limbah sebelum pengolahan mengandung kadar COD sebesar 19294,39 mg/L, kadar TSS sebesar 1440 mg/L, kadar pH sebesar 4,71. Sesudah pengolahan dengan metode filtrasi dan adsorpsi menggunakan media pasir, kerikil, arang aktif, dan zeolit di setiap waktu kontak mampu menurunkan kadar COD air limbah berkisar 72,8% - 98,41%, TSS air limbah berkisar 17,36% - 86,94%, penetralan pH berkisar 4,0% - 63,0%.  Kesimpulan : Ada pengaruh yang signifikan antara waktu kontak terhadap penurunan kadar COD, TSS, pH air limbah. Semakin lama waktu kontak air limbah dengan media maka semakin baik proses penurunan kadar COD, TSS, penetralan pH tersebut, dimana waktu kontak yang efektif dalam menurunkan kadar COD, TSS, penetralan pH yaitu pada waktu kontak 120 menit.   &nbsp

    Analysis of Sodium Benzoate Levels in Cinnamon Syrup Using High Performance Liquid Chromatography Method

    Get PDF
    Natrium benzoat pada sirup kayu manis digunakan sebagai pengawet. Penggunaan natrium benzoat sudah diatur oleh BPOM yaitu tidak boleh melebihi 600 mg/kg. Mengkonsumsi minuman yang mengandung natrium benzoat secara terus menerus dapat memicu kanker, karena natrium benzoat bersifat karsinogen didalam tubuh. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya kandungan dan kadar natrium benzoat didalam sirup kayu manis. Sampel sirup kayu manis yang diteliti sebanyak 2 sampel. Metode yang digunakan adalah kromatografi cair kinerja tinggi fase terbalik. Fase gerak yang digunakan methanol:aquabidest (3:97), fase diam oktadesil silika dengan dimensi kolom 250  4,6 mm, laju alir 1 mL/menit, detektor UV-Vis 225 nm, dan volume injeksi 20 L. Kandungan natrium benzoat yang diperoleh pada sampel sirup kayu manis 1 yaitu sebesar 113,53 mg/kg dan pada sampel sirup kayu manis 2  yaitu sebesar 103,36 mg/kg. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sirup kayu manis terbukti mengandung natrium benzoat dan aman untuk dikonsumsi karena kadarnya tidak melebihi nilai ambang batas maksimum yang diiziinkan.   Kata kunci: KCKT; Pengawet; Sirup; Kayu ManisThe sodium benzoate in cinnamon syrup is used as a preservative. The use of sodium benzoate has been regulated by the BPOM, which should not exceed 600 mg / kg. Consuming drinks containing sodium benzoate continuously can trigger cancer, because sodium benzoate is a carcinogen in the body. The purpose of this research was to determine the content and levels of sodium benzoate in cinnamon syrup. Cinnamon syrup samples researched were 2 samples. The method used was reverse phase high performance liquid chromatography. The mobile phase used was methanol: aquabidest (3:97), octadecyl silica stationary phase with column dimensions of 250 × 4.6 mm, flow rate of 1 mL / minute, UV-Vis detector 225 nm, and injection volume of 20 μL. The sodium benzoate content obtained in the cinnamon syrup 1 sample was 113.53 mg / kg and the cinnamon syrup 2 sample was 103.36 mg / kg. Based on this research, it can be ignored that cinnamon syrup is proven to contain sodium benzoate and is safe for consumption because its levels do not exceed the maximum permissible threshold value. Keywords: Cinnamon syrup; HPLC method; Preservativ

    Sintesis dan Uji Aktivitas Senyawa Dibutil Timah (IV) Bis-Metil Ditiokarbamat Pada Bakteri Salmonella Typhi dan Escherichia Coli

    Get PDF
    The majority of bacterial infection therapy uses antibiotics which result in resistance and dangerous side effects. If the wrong method is used, it is necessary to develop antibiotics from new compounds that are effective against bacteria and are able to avoid the occurrence of antibiotic resistance by using organotin and dithiocarbamate compounds. The purpose of this study was to determine the antibacterial activity of dibutyl tin (IV) bis-methyl dithiocarbamate on Salmonella typhi and Escherichia coli bacteria. This compound was synthesized by an in situ technique by adding methanol to methyl amine + carbon disulfide + metal dibutyl tin (IV) dichloride which was identified using 13C NMR, FTIR and 1H NMR. Then, the antibacterial activity was tested using the paper disc diffusion technique with concentrations of 50 ppm, 70 ppm and 90 ppm using NA (Nutrient Agar) media. The results of this study obtained results in the form of a synthetic powder of 1.28 g with a compound percentage of 25%. The results of the antibacterial activity test with a concentration of 90 ppm resulted in the largest inhibition zone with a very strong category at 27.33 mm Salmonella typhi and 26.48 mm Escherichia coli. The compounds in this research have been successfully synthesized and form an overview of the structure of complex compounds and have very strong antibacterial agent activity.Terapi infeksi bakteri mayoritas menggunakan antibiotik yang mengakibatkan resistensi dan efek samping yang berbahaya. Jika salah dalam cara penggunaannya, maka diperlukan pengembangan antibiotik dari senyawa baru yang efektif melawan bakteri serta mampu menghindari terjadinya resistensi antibiotik dengan menggunakan senyawa organotimah dan ditiokarbamat. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui aktivitas antibakteri senyawa dibutil timah (IV) bis-metil ditiokarbamat pada bakteri Salmonella typhi dan Escherichia coli. Senyawa ini disintesis dengan teknik in situ yaitu menambahkan metanol ke dalam metil amina + karbon disulfida + logam dibutil timah (IV) diklorida yang diidentifikasi menggunakan 13C NMR, FTIR dan 1H NMR. Kemudian, dilakukan uji aktivitas antibakteri menggunakan teknik difusi kertas cakram yang konsentrasinya sebesar 50 ppm, 70 ppm dan 90 ppm dengan menggunakan media NA (Nutrient Agar). Hasil penelitian ini mendapatkan hasil berupa serbuk sintesis sebesar 1,28 g dengan persentase senyawa sebesar 25%. Hasil pengujian aktivitas antibakteri dengan konsentrasi 90 ppm menghasilkan zona hambat paling besar dengan kategori sangat kuat pada Salmonella typhi 27,33 mm dan Escherichia coli 26,48 mm. Senyawa dalam peneliti ini berhasil  disintesis dan membentuk gambaran struktur senyawa kompleks serta memiliki aktivitas agen antibakteri yang kategorinya sangat kuat

    CEK KESEHATAN DAN PENYULUHAN TENTANG OBAT TRADISIONAL DALAM UPAYA MENINGKATKAN KESEHATAN DAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DESA SELEMAN, KECAMATAN DANAU KERINCI

    Get PDF
    Cek kesehatan dan penyuluhan akan dilakukan di desa Seleman, desa Seleman merupakan desa yang mempunyai jumlah penduduk 1550 jiwa. Menurut data dari Puskesmas pada tahun 2022 ada 10 penyakit terbesar yang terjadi diantaranya, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), dispepsia, hipertensi, myalgia, kulit alergi, karies, asma, kulit dan jamur, kulit infeksi. Berbagai macam faktor yang bisa mempengaruhi penyakit terbesar diatas, baik dari segi lingkungan, pola hidup maupun makan, banyaknya masyarakat yang memiliki mata pencarian sebagai petani dan nelayan sehingga meningkatkan resiko nyeri otot dan infeksi kulit. Untuk itu, dalam membantu warga dalam mengatasi penyakit diatas ada beberapa program yang akan kami laksanakan yaitu Pelayanan musyawarah masyarakat desa (MMD), cuci tangan pakai sabun (CTPS), apoteker cilik (APOCIL), cek kesehatan, cek golongan darah, senam hipertensi, penyuluhan dan edukasi penyakit (diabetes, asam urat, kolesterol dan tekanan darah), DAGUSIBU (dapatkan, gunakan, simpan dan buang obat), Tanya 5 O (nama dan kandungan, khasiat, dosis, cara menggunakan dan efek samping), penyuluhan myalgia, pembagian vitamin dan tanaman obat keluarga (TOGA)

    Penetapan Kadar Vitamin C pada Ekstrak Paprika (Capsicum annuum var. grossum Sendtn.) di Supermarket menggunakan Metode KCKT

    Get PDF
    Paprika (Capsicum annuum var. grossum Sendtn.) telah dibudidayakan di banyak negara. Kandungan vitamin C yang terdapat di paprika lebih tinggi di bandingkan dengan vitamin C pada jeruk yang selama ini dikenal sebagai sumber vitamin C, dapat dilihat dari kadar vitamin C paprika yaitu 190mg/100g sedangkan pada jeruk 50mg/100g. Kebutuhan rata-rata manusia terhadap vitamin C tidak lebih dari 100 mg sehari dan vitamin C yang paling bagus didapat dari makanan sehari-hari, berupa buah atau sayuran. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan kadar vitamin C pada paprika yang dijual di Supermarket penetapan kadar dari sampel paprika merah, kuning, hijau yang diolah menjadi ekstrak paprika dan selanjutnya dilakukan pengujian sampel vitamin C dengan menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) pada panjang gelombang 264 nm. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa, pada sampel Paprika yang diuji menggunakan alat KCKT ditemukan adanya kandungan vitamin C. Penetapan kadar vitamin C dalam ketiga sampel paprika menggunakan KCKT diperoleh hasil pada sampel paprika merah sebesar 2,0479 mg sampel paprika kuning sebesar 4,1305 mg, dan sampel paprika hijau 1,2153 mg. Hal ini menunjukkan bahwa semua sampel paprika yang diuji mengandung vitamin C

    Penjernihan Air Payau Sungai Serdang dengan Limbah Sekam Padi Sebagai Bahan Dasar Zeolit dalam Menurunkan Kadar Logam Besi (Fe) Dan Mangan (Mn) di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

    No full text
    Rice husk ash is a waste from burning rice husks which causes pollutants that can pollute the environment so it is necessary to use it to increase its economic value and reduce its negative impact on the environment, one of which is used as a basic material for making zeolite. This study aims to utilize rice husk ash waste as a basis for making zeolite which is used as an adsorbent to purify and reduce metal content in brackish water. This study is an experimental study. Where, this research was conducted using water samples in the Serdang Jaya area, Tanjung Jabung Barat Regency, Jambi. 10 liters of water samples were taken by a purification process using two purification methods, then the water filtering process was left for 30-60 minutes until the water looked clear. After the water is clear, the iron (Fe) and manganese (Mn) levels are tested using atomic absorption spectrophotometry to see the decrease in metal levels in the water. Water purification is carried out using a procedure consisting of water, coral, activated charcoal, zeolite, sand and palm fiber. The results of FTIR analysis showed that the Al and Si functional groups were formed from zeolite of rice husk. The XRD analysis results showed the formation of compound structures, namely Aluminum Oxide and Sodium Silica. The results of AAS analysis of water purification showed a more effective decrease in turbidity levels and a decrease in iron (Fe) levels by 0.1672 mg / l and manganese (Mn) metal by <0.01 mg / l. Zeolites made from rice husk ash are zeolite A (Na2O.Al2O3.2SiO2.4,5H2O) and Zeolites from rice husk ash can be used in the purification process to reduce levels of Fe metal 96.71% and metal content of manganese (Mn) amound 98 , 23%
    corecore