91 research outputs found

    PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA WARGA NEGARA INDONESIA YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA DI LUAR NEGERI

    Get PDF
    Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui bagaimana Perlindungan Hukum Bagi Warga Negara Indonesia Yang Melakukan Tindak Pidana Di Luar Negeri dan bagaimana Perlindungan Hukum Bagi Tenaga Kerja  Indonesia Yang Melakukan Tindak Pidana Di Luar Negeri, yang dengan metode penelitian hukum normatif disimpulkan: 1. Perlindungan bagi TKI yang bekerja di luar negeri dimulai dan terintegrasi dalam setiap proses penempatan TKI, dimulai dari proses penempatan, selama bekerja, hingga pulang ke tanah air. Oleh karena itu, yang lebih diutamakan dalam rangka perlindungan maksimal bagi TKI adalah ketaatan semua pihak dalam menjalankan prosedur yang telah ditentukan. Di sisi lain, yang diperlukan dalam perlindungan TKI di luar negeri adalah kepastian pekerjaan sebagaimana dinyatakan dalam job order. Dalam hal ini dituntut keseriusan dan tanggung jawab PJTKI yang bersangkutan maupun mitra kerjanya di luar negeri. 2. Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja di luar negeri berada dibawah naungan pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang bertugas di negara yang dimaksud. KBRI lah, yang melakukan controlling terhadap warga negara dan menjadi benteng keamanan yang bertaraf Internasional. Perlindungan hukum sudah semestinya dan seharusnya diberikan dari negara kepada warga negara, dimana hal itu merupakan sebuah kewajiban negara tersebut. Sama seperti halnya negara Indonesia yang memberikan bentuk keamanan terhadap warga negaranya melalui berbagai macam diplomasi. Hal ini sesuai seperti yang telah tercantum dalam UUD 1945 alinea ke-4. Selanjutnya, hal itu menjadi sebuah hak bagi warga negara yang tertulis dalam UUD NRI Tahun 1945 Pasal 28 D ayat (1) yang menyatakan bahwa “Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum”. Kata kunci: tenaga kerja; warga negara indonesia;

    Penentuan Lintasan Terpendek dari Fmipa ke Rektorat dan Fakultas Lain di Unsrat Manado Menggunakan Algoritma Djikstra

    Full text link
    Universitas Sam Ratulangi Manado adalah salah satu perguruan tinggi di Sulawesi Utara yang terdiri atas 11 fakultas dan satu gedung rektorat. Setiap fakultas dan rektorat terhubung dengan fasilitas jalan raya. Secara matematis kondisi seperti ini dapat direpresentasikan sebagai sebuah graf yang bisa diterapkan untuk mencari lintasan terpendek. Pada penelitian ini akan dicari lintasan terpendek dari FMIPA ke rektorat dan fakultas lainnya. Dengan menggunakan algoritma Djikstra, lintasan terpendek dari FMIPA diperoleh dengan memilih minimum lokal atau akses dengan jarak terdekat dari setiap lokasi yang kemudian digabungkan menjadi sebuah kumpulan lintasan dari satu lokasi ke lokasi lainnya dengan jarak terpendek. DETERMINATION OF SHORTEST PATH FROM FMIPA TO RECTORATE AND OTHER FACULTIES AT SAM RATULANGI UNIVERSITY USING DJIKSTRA ALGORITH

    PROSPEK PEMANFAATAN BAKTERI ENTOMOPATOGENIK SEBAGAI AGENSIA PENGENDALI HAYATI SERANGGA HAMA

    Get PDF
    Pengembangan budidaya tanaman sayuran merupakan salah satu unsur penting dalam pembangunan pertanian untuk menunjang perekonomian Indonesia. Berbagai jenis serangga hama dapat menyerang tanaman sayuran sehingga mengakibatkan kerugian ekonomi yang besar. Untuk mengendalikan hama tersebut umumnya digunakan insektisida kimiawi. Penggunaan insektisida kimiawi secara luas dan terus menerus memang dapat menekan kerusakan akibat serangan hama. Namun demikian, seiring dengan penggunaan insektisida kimiawi, timbul pula masalah yang serius yaitu terjadinya resistensi dan resurgensi serangga hama, terbunuhnya musuh-musuh alami serangga hama yang kemudian menyebabkan timbulnya hama sekunder, terbunuhnya serangga penyerbuk dan bahaya lain pada ternak dan manusia. Oleh karena itu, diperlukan sekali adanya alternatif baru yang dapat dipakai untuk mengendalikan populasi hama tersebut sampai di bawah batas nilai ambang ekonomi. Pengendalian secara hayati (parasit, predator, agensia patogen) adalah salah satu alternatif yang biasanya dicari karena telah terbukti banyak berhasil dinegara-negara maju. Salah satu spesies bakteri entomopatogenik adalah bakteri pembentuk spora yaitu Bacillus thuringiensis yang merupakan pilihan utama dalam pemanfaatan mikrobia sebagai agensia pengendalianhayati serangga hama. B. thuringiensis dalam proses pertumbuhannya menghasilkan badan inklusi parasporal berupa kristal protein yang dikenal dengan delta-endotoksin dan telah diketahui bersifat toksik terhadap beberapa serangga anggota ordo Lepidoptera, Diptera, dan Coleoptera. Walaupun deltaendotoksin bersifat toksik terhadap serangga sasaran, namun tidak toksik terhadap serangga berguna lainnya, hewan, tanaman maupun manusia. Berdasarkan ciri-ciri khas yang menguntungkan di atas, maka hasil eksplorasi strain-strain baru bakteri entomopatogenik anggota spesies B. thuringiensis telah banyak dimanfaatkan sebagai dasar untuk produksi bioinsektisida komersial. Pencaharian strain-strain baru bakteri entomopatogenik yang bersifat endogenik perlu dilakukan di Indonesia sebagai upaya untuk meningkatkan pengendalian serangga hama secara hayati sebagai alternatif pengganti insektisida kimiawi. Pemanfaatan mikrobia indigenous ini sebagai agensia pengendali hayati merupakan suatu terobosan dalam peningkatan pendayagunaan sumberdaya hayati mikrobia secara lebih intensif untuk menyelamatkan lingkungan hidup dari pencemaran. Makalah ini akan membahas berbagai upaya memperoleh strain unggul B. thuringiensis indigenous Indonesia serta pemanfaatan dan pengembangannya untuk produksi bioinsektisida. Dengan menggunakan dasar-dasar bioteknologi diharapkan akan dapat dihasilkan suatu insektisida mikrobial yang bermanfaat untuk mengendalikan hama tanaman sayuran di Indonesia

    Aplikasi Pestisida Organik untuk Pengendalian Hama Spodoptera frugiperda pada Tanaman Jagung

    Get PDF
    Salaki CL, Watung J. Application of  organic pesticides for pest control spodoptera frugiperda in corn plants. In: Herlinda S et al. (Eds.), Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal ke-8 Tahun 2020. Palembang 20 Oktober 2020. pp. xx. Palembang: Penerbit & Percetakan Universitas Sriwijaya (UNSRI).Spodoptera frugiperda is a polyphagous insect pest that can cause significant yield loss if not handled properly. Not many specific control technologies to control HSMS have been found. This study aims to obtain an organic pesticide formulation to control S. frugiperda. This study used 5 organic pesticide treatments (lemon grass, clove leaves and cinnamon) at concentrations of 10%, 25%, 40%, 55% and 70%) and Control. Pesticide application is carried out by three methods, namely: Insect Spray Method, Plant Spray Method and Insect Spray Method on Plants. The parameters observed included Symptoms of Damage, Percentage of Mortality and Time of Death. Larval mortality was observed at 12,24, 48 and 72 hours after application. The difference in the proportion of mortality between levels of concentration and control was tested using the Chi-Square method, while the LT50 was tested using probit analysis. The results showed that for the insect spray method of 5 treatments the concentration of Citronella could cause 13.3-67.7% mortality, 6.7-50.0% plant spray method, insect spray method on plants 23.3-86.7 % at 72 hours after application. Meanwhile, the use of clove leaves, with 36.7-76.7% Insect Spray Method, 16.7-56.7% Plant Spray Method, 50.0-93.3% Insect Spray Method on Plants. Whereas in the use of Cinnamon, the Insect Spray Method 33.3- * 6.7%, the Plant Spray Method 20.0-60.0% and the Insect Spray Method on Plants 46.7-100% at 72 hours after application. Time of death (LT50) at a concentration of 70% treatment with the insect spray method on plants within 12 hours after application and the longest at a concentration of 10% by the plant spray method

    PEMBUATAN SIMPLISIA DAN ISOLASI SENYAWA PENANDA DARI DAUN KARAMUNTING ( Rhodomyrtus tomentosa (Ait.) Hassk.)

    Get PDF
    Telah dilakukan pembuatan simplisia dan isolasi senyawa penanda dari daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Ait.) Hassk.). Pemeriksaan meliputi organoleptis/ makroskopis, mikroskopis, susut pengeringan, kadar abu, kadar abu larut asam, kadar senyawa larut air, dan kadar senyawa larut etanol. Simplisia yang diperoleh berwarna coklat, bau spesifik, dan tidak berasa. Pemeriksaan mikroskopik adanya fragmen pengenal seperti rambut penutup berbentuk bintang terdiri dari beberapa sel dengan ujung meruncing dan stomata tipe anomositik. Susut pengeringan diperoleh 14,94%, kadar abu 2,11%, kadar abu tidak larut asam 0,49%, kadar sari larut air 10,39%, kadar sari larut etanol 1,54%. Terpenoid ditetapkan sebagai senyawa penanda yang diisolasi dari ekstrak etilasetat berupa kristal putih kekuningan, tidak berbau, dan meleleh pada suhu 148-150oC. Berdasarkan data spektrofotometer UV diketahui senyawa ini memiliki panjang gelombang maksimal 296,60 nm dengan absorban 0,397. Dari data spektroskopi IR diketahui senyawa ini mengandung gugus –OH, C=O dan C-H

    Optimization Of J&T Express Manado Courier Distribution Route Using Coordinate-Based Travelling Salesman Problem Method

    Get PDF
    In the package delivery industry, exemplified by J&T Express Manado, optimizing courier distribution routes is essential for customer satisfaction, cost reduction, and on-time deliveries. The Traveling Salesman Problem (TSP) is a valuable tool for finding efficient routes to visit all delivery points once. This study employed the Genetic Algorithm and Nearest Neighbor Algorithm to tackle the TSP, aiming to identify the shortest routes and minimize distribution distances for J&T Express Manado's couriers using geographical coordinates. The Genetic Algorithm resulted in a distribution route of 41.20678 km, while the Nearest Neighbor Algorithm achieved a shorter route of 38.10361 km. For J&T Express Manado, our findings indicate that the Nearest Neighbor Algorithm excels in identifying the shortest courier distribution route and requires significantly less computational time. This study offers insights for J&T Express Manado and similar courier services, enabling them to enhance distribution operations, potentially reducing costs and improving efficiency. It also underscores the practical advantages of the Nearest Neighbor Algorithm in addressing TSP challenges within the industr

    PERGESERAN PANGSA PASAR KARTU SELULER PRA BAYAR GSM MENGGUNAKAN ANALISIS RANTAI MARKOV (Studi Kasus: Mahasiswa FMIPA UNSRAT Manado)

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini ialah: 1) untuk mengetahui alasan perpindahan penggunaan merek kartu seluler pra bayar GSM ke merek kartu seluler GSM lainnya; dan 2) Memprediksi pangsa pasar penggunaan merek kartu seluler pra bayar GSM di kalangan mahasiswa menggunakan analisis rantai markov. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Juni 2012, bertempat di FMIPA UNSRAT Manado, menggunakan metode survei. Data primer dikumpulkan dengan melakukan penyebaran kuesioner kepada mahasiswa yang menggunakan handphone sebanyak 82 orang yang tersebar ada Jurusan Matematika, Fisika, Biologi, Kimia dan Farmasi. Hasil peneltian menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan pangsa pasar dikalangan mahasiswa FMIPA UNSRAT sebagai akibat adanya rencana perpindahan merek kartu seluler pra bayar GSM. Merek kartu seluler pra bayar GSM AS dan IM3 setiap tahunnya mengalami kenaikan jumlah pangsa pasar walaupun tidak begitu besar., sementara itu merek kartu seluler pra bayar GSM SIMPATI, MENTARI dan XL pangsa pasarnya mengalami penurunan dan TRI tidak memiliki pelanggan karena semuanya telah berpindah ke merek yang lain. Kata kunci: rantai markov, FMIPA Unsrat, GS

    Imago Population Density of Aedes aegypti and Aedes albopictus on Infected Area of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) in North Sulawesi

    Get PDF
    The research has been conducted which aims to get the characteristics of population density imago Aedes aegypty and Aedes albopictus in Kotamobagu, based on the distribution of time and height from the sea level; to get population density of adult Aedes aegypty and Aedes albopictus captured in indoor and outdoor based on time distribution. The research consists of four phases, i.e. the first phase of determining the location of sampling based on the existence of cases of dengue fever in the city, the second stage of sampling third stage larva, imago capture Aedes aegypti and Aedes albopictus inside and out and a fourth stage of data analysis research. The results showed that the average population density of Aedes aegypti and Aedes albopictus highest, according to time span found on 08.00-10.00 in the morning and 14.00-16.00 in the afternoon. The average population density of Aedes aegyti outdoors highest found in the sample location in South Minahasa. While the average population density outside the lowest found at the location of the sample of Talaud. In contrast to population density, population density outdoors only once showed the highest population density in the s/d at 15.00 16.00 Wita. The peak of population density of Aedes albopictus in the highest room discovered in South Minahasa sample locations while the lowest on a population sample of Talaud. The highest population density peak at 12 noon: whereas the lowest sample location on the Talaud Islands. In contrast to the density of the population of Aedes aegypti in the room which has 2 peaks of the highest population density number of individuals with relatively the same mosquito, Aedes albopictus on only one of the highest population density according to the peak hours.  Inversely proportional to the density of population of a. aegypti, a. albopictus more found outside the room. The highest population density is found in the city of Manado and Kotamobagu whereas the lowest was found in Talaud Islands. Key words: Aedes albopictus, Aedes aegypti, population, density, Northern Sulawes

    Pengelompokkan Data Wajah Menggunakan Metode Agglomerative Clustering dengan Analisis Komponen Utama

    Full text link
    PENGELOMPOKKAN DATA WAJAH MENGGUNAKAN METODE AGGLOMERATIVE CLUSTERING DENGAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA Altien J. Rindengan1) dan Deiby Tineke Salaki1) 1)Program Studi Matematika FMIPA Universitas Sam Ratulangi Manado 95115 ABSTRAK Pada penelitian ini dilakukan analisis pengelompokkan data wajah dengan analisis komponen utama untuk mengambil beberapa akar ciri yang cukup mewakili data tersebut dan pengelompokkannya menggunakan metode agglomerative clustering. Dengan menggunakan program Matlab, data wajah yang terdiri dari 6 orang dengan 10 image dapat dikelompokkan sesuai data aslinya. Pengelompokkannya cukup menggunakan 3 akar ciri pada selang 68 %. Kata kunci: agglomerative clustering, analisis komponen utama, data wajah FACE DATA CLUSTERING USING AGGLOMERATIVE CLUSTERING METHODS WITH PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS ABSTRACT In this research, face data is grouped using principal component analysis by getting some of its eigenvalues which are representative enough to describe the data and then by using agglomerative clustering the data is clustered. By running the Matlab program, face data which is consist of 6 people with 10 images can be clustered to fit the original data. The clustering is enough using 3 eigenvalues with 68 % of interval
    corecore