208 research outputs found

    University Belongingness Scale: Measurement and Construct Verification in Indonesian Language

    Get PDF
    Sense of  belonging is the extent to which  person feels attached, related and belong in organization system. If, a person feels accepted,   comfortable, congruence and get recognition from an organization, this condition will motivate the person to share positive contribution to their organization. The problem with Ahmad Dahlan University is a low student sense of belonging to their university.  This condition will cause negative effects for university in the future, with increasing several students’ negative behaviors such as apathy, unresponsiveness, until higher students drop out.  It is needed to evaluate and understand the student’s sense of belongings to their university, in order to take preventive action related to a low sense of belongings of students. The aim of this study is to create and develop a sense of belongingness measurement for Ahmad Dahlan University Belongingness Scale (ADUBS), that it will be used to evaluate how high the student sense of belonging to their university. The result of exploratory factor analysis (EFA) showed two dimensions the sense of belongingness constructs that represent the sense of belongings of student to their university namely University belongings and Community belongings. The next result from confirmatory factor analysis (CFA) using structural equation modeling (SEM) confirms that measurement model of ADUBs was fitted with empirical data (Chi-square = 39.054, with p > .001, degree of freedom = 36,  CMIN = 1.085,  RMSEA =. 022, NFI = .918, TLI = .989, GFI= .961, and CFI= .993.DOI: http://dx.doi.org/10.11591/ijere.v2i1.166

    Perilaku Keimanan, Kesabaran dan Syukur dalam Memprediksi Subjective Wellbeing Remaja

    Get PDF
    Subjective wellbeing merupakan variabel yang penting bagi individu. Penelitian terdahulu menunjukkan pentingnya subjective wellbeing bagi tercapainya kualitas hidup yang optimal.  Penelitian ini bertujuan untuk meneliti prediktor-prediktor dari subjective wellbeing. Hasil penelitian akan memberikan pemahaman tentang hubungan perilaku keimanan, kesabaran dan syukur terhadap subjective wellbeing pada mahasiswa. Penelitian ini mengunakan pendekatan kuantitatif melalui penyebaran skala. Subjek  penelitian berjumlah 98 yang direkrut dari sebuah perguruan tinggi swasta (PTS) di Yogyakarta. Analisis regresi digunakan untuk menguji hubungan antar variabel. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara syukur dan sabar dengan subjective wellbeing pada mahasiswa. Sedangkan keimanan tidak  memiliki hubungan yang signifikan dengan subjective wellbeing. Implikasi dari hasil penelitian ini didiskuiskan lebih lanjut

    Job Stress among Academic Staff : A Cross-cultural Qualitative Study

    Get PDF
    The aim of this study is to explore the sources of job stress and type of coping among academic staff from two countries; namely Pahang, Malaysia and Yogyakarta, Indonesia. This study used qualitative design, and phenomenology technique  conducted to analyze the data. Twenty two academic staffs were involved in this study. The result found several interesting findings. Seven stressors categories were found; (1) inadequate role occupancy, (2) increasing work demands, (3) deficient role preparedness, (4) insufficient role support, (5) role ambiguity, (6) role conflict and (7) work-family conflict. There were four responses of stress that was showed by university academic staffs, namely: (1) behavioral responses, (2) emotional responses, (3) cognitive responses, and (4) physiological responses. The reason that lead respondents still continue work as academic staff are (1) being a lecturer was the choice of his/her life, (2) teaching was noble work, (3) could share knowledge with others/students, (4) love the profession as a lecturer, and (5) feel happy to teach and discuss with students. The coping strategy that always used  by academic staffs  to cope with job related stress were five coping strategy patterns, namely: (1) problem focused coping, (2) emotion focused coping, (3) seeking social support, (4) using religious coping, and (5) making meaning.DOI: http://dx.doi.org/10.11591/ijphs.v2i2.242

    Forgiveness, Gratitude, and Happiness among College Students

    Get PDF
    Wellbeing is the ultimate goal for everyone, not only for adolescence. Present study explore the relationship between gratitude and forgiveness with happiness among college student. A total of 81 undergarduate psychology students were recruited in this study from a private university in Jogjakarta. 29.6% (24) of the sample were males and 70.4% (57) were females Regression analysis was used to predict the model. This model regression predict relationship between gratitude and forgiveness with happiness, explaining 28.9% of the variance (Adjusted R2= 0.289).Gratitude give the biggest contribution to happiness (b= .536 p= .000), but forgiveness has no significance relationship to happiness (b= .078, p= .414). This result means that gratitude is an important factor contribute to happiness among undergraduate student in this sample. The implication of study are discussing further

    FENOMENA PEMBUSURAN DIKALANGAN REMAJA

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fenomena pembusuran dikalangan  remaja. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.  Subjek penelitian primer dalam penelitian berjumlah 2 anak remaja (pelaku pembusuran), serta subjek penelitian sekunder 4 anak remaja (kepemilikan busur).  Hasil penelitian menunjukan bahwa subjek penelitian memiliki rentang usia masa remaja, masih berstatus sebagai pelajar di SMP dan SMA kota Baubau. Intensitas pertemuan orang tua dengan subjek penelitian dapat dikatakan kurang baik, karena kebanyakan orang tua bekerja di luar rumah dengan rentang waktu yang cukup lama. Rata-rata subjek mencari penghasilan juga ketika pulang sekolah dari sore hingga malam hari. Dengan demikian intensitas untuk bertemu dan berkomunikasi antar anak dan orang tua cukup minim terjadi. Motivasi remaja melakukan pembusuran, yaitu motif intrinsik dan motif ekstrinsik. Faktor-faktor penyebab pelaku melakukan pembusuran di kota Baubau yaitu faktor internal yang terdiri dari ketersinggungan antar kelompok dan adanya perasaan terancam, serta faktor eksternal yang terdiri dari faktor keluarga seperti kurangnya perhatian. Cara mendapatkan busur yaitu dengan cara membuat sendiri

    Extraversion, Secure Attachment dan Perilaku Cyberbullying

    Get PDF
    Riset-riset sebelumnya menunjukkan bahwa perbedaan individual seperti kepribadian dan gaya attachment dapat memprediksi perilaku bullying dan cyberbullying. Meski demikian, masih ditemukan adanya inkonsistensi dalam temuan-temuan sebelumnya. Penelitian ini menguji apakah dimensi kepribadian extraversion dan secure attachment berperan dalam munculnya perilaku cyberbullying. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 199 siswa SMP.  Analisis regresi digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rendahnya skor extraversion memprediksi tingginya skor cyberbullying. Sementara itu rendahnya skor secure attachment memprediksi tingginya skor cyberbullying. Rekomendasi dan saran dijelaskan lebih lanjut dalam artikel ini

    The role of parent-child relationship, school climate, happiness, and empathy to predict cyberbullying behavior

    Get PDF
    The lack of research on cyberbullying among Indonesian adolescents has become one of the critical arguments of this research. This study aimed to discover the factors that contribute to cyberbullying. This study took samples of students from three schools. The sample was 112 junior to senior high school students. The findings of this study indicate that school climate, parent-child relationship, and empathy have a significant role that encourages cyberbullying

    Teknik Behavior contract untuk Meningkatkan Kedisiplinan Siswa

    Get PDF
    Disiplin merupakan upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam hati seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan layanan bimbingan kelompok teknik Behavior contract untuk Meningkatkan Kedisipllinan siswa. Metode penelitian menggunakan pendekatan eksperimen jenis quasi experiment dengan non equivalent pretest posttest control design dengan menggunakan uji Paired Sampel T Test. Desain penelitian ini menggunakan dua kelompok; kelompok eksperimen dan kelompok control dengan masing-masing berjumlah 12 siswa, cara penarikan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMPN 18 Baubau kelas VIII. Hasil posstest dengan 12 sampel pada kelompok eksperimen menunjukkan 2 siswa (17%) dalam kategori sedang dan 10 siswa (83%) telah memiliki kedisiplinan dalam kategori tinggi. Sedangkan untuk kelompok control dengan 12 sampel menunjukkan 7 siswa (6%) dalam ketegori rendah dan 5 siswa (42%) dalam kategori sedang. Dari hasil analisis paired sample T test terlihat bahwa hasil pretest dan posttest kelas eksperimen menunjukan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.000< 0,05 atau (p < 0,05), dengan hasil tersebut menunjukan adanya perbedaan antara pre-test dan post-test. Sehingga dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok dengan teknik behavior contract efektif meningkatkan kedisiplinan siswa
    corecore