1,551 research outputs found

    High-temperature ferroelectric order and magnetic field-cooled effect driven magnetoelectric coupling in R2BaCuO5 (R= Er, Dy, Sm)

    Full text link
    The high-temperature ferroelectric order and a remarkable magnetoelectric effect driven by the magnetic field cooling are reported in R2BaCuO5 (R = Er, Dy, Sm) series. The ferroelectric (FE) orders are observed at much higher temperatures than their magnetic orders for all three members. The value of FE Curie temperature (TFE) is considerably high as ~ 235 K with the polarization value (P) of ~ 1410 {\mu}C/m2 for a 4 kV/cm poling field in case of Er2BaCuO5, whereas the values of TFE and P are also promising as ~ 232 K and ~ 992 {\mu}C/m2 for Dy2BaCuO5, and ~ 184 K and ~ 980 {\mu}C/m2 for Sm2BaCuO5. The synchrotron diffraction studies of Dy2BaCuO5 confirm a structural transition at TFE to a polar Pna21 structure, which correlates the FE order. An unusual magnetoelectric coupling is observed below the R order for Er and Dy compounds and below the Cu order for Sm compound, when the pyroelectric current is recorded only with the magnetic field both in heating and cooling cycles i.e. typical magnetic field cooled effect. The magnetic field cooled effect driven emergence of polarization is ferroelectric in nature, as it reverses due to the opposite poling field. The unexplored R2BaCuO5 series attracts the community for large TFE, high P value, and strange magnetoelectric consequences.Comment: 9 figures and 2 supporting figure

    KELAYAKAN APLIKASI PENERJEMAH BAHASA JAWA NGOKO-KRAMA MENGGUNAKAN JAVA MOBILE UNTUK PEMBELAJARAN BAHASA JAWA KELAS XII DI SMA NEGERI 1 IMOGIRI

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk membuat aplikasi penerjemah bahasa Jawa Ngoko-Krama dan mengetahui tingkat kelayakan aplikasi penerjemah bahasa Jawa Ngoko-Krama menggunakan Java mobile untuk pembelajaran. Dengan adanya aplikasi penerjemah bahasa Jawa Ngoko-Krama, diharapkan dapat mendukung pada mata pelajaran bahasa Jawa di Sekolah Menengah Atas. Pengembangan aplikasi penerjemah bahasa Jawa Ngoko-Krama ini menggunakan metode Research and Development yang terdiri dari 8 tahapan. Pengujian yang dilakukan berupa alpha testing dengan validasi oleh expert judgement, untuk memenuhi kriteria sebuah aplikasi penerjemah bahasa Jawa Ngoko-Krama yang layak, baru dilakukan pengujian beta testing dengan memberikan kuisioner kepada siswa. Pengambilan data dilaksanakan di SMA Negeri 1 Imogiri, Bantul, Yogyakarta kelas XII dengan melibatkan 30 siswa untuk uji coba instrumen diambil dari kelas XII IPA 1 dan 50 siswa yang diundang dan hadir dari 6 kelas untuk mengetahui bagaimana tanggapan siswa terhadap kelayakan aplikasi penerjemah bahasa Jawa Ngoko-Krama untuk pembelajaran. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan angket Skala Likert, data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan teknik analisis deskriptif dengan mengubah data hasil rata-rata penilaian ke dalam interval skor kelayakan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat validasi pengembangan aplikasi penerjemah bahasa Jawa Ngoko-Krama dari validator ahli media sebesar 4,22 pada kategori sangat layak,dan ahli materi mendapat skor 4,37 pada kategori sangat layak, sedangkan menurut tanggapan siswa mendapat skor 4,07 yaitu pada kategori layak. Hasil pengujian secara keseluruhan menunjukkan bahwa aplikasi penerjemah bahasa Jawa Ngoko-Krama menggunakan Java mobile untuk siswa kelas XII layak untuk digunakan. Kata kunci: Pengembangan, Aplikasi Penerjemah Bahasa Jawa Ngoko-Krama, Java Mobile Kelayaka

    SISTEM INFORMASI MANAJEMEN LAUNDRY DAN LAPORAN KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN PHP DAN MY SQL

    Get PDF
    Saat ini banyak usaha jasa laundry masih menggunakan sistem manual sehingga kesulitan dalam pengumpulan data-data transaksi laundry. Contoh dalam sistem manual tersebut adalah pada saat pelanggan melakukan order masih digunakan pencatatan manual dengan cara dicatat pakaian yang diorder oleh pelanggan di nota order dengan bantuan alat tulis. Pada saat akhir bulan untuk laporan keuangan, pemilik jasa laundry harus mengumpulkan nota-nota order transaksi. Selain itu juga, jika terjadi order laundry yang banyak pemilik usaha jasa laundry akan kesulitan dalam pengendalian order pakaian dengan status baru masuk, dalam pengerjaan dan selesai laundry. Untuk itu pemilik jasa layanan laundry membutuhkan suatu sistem yang terkomputerisasi agar kegiatan operasional dapat dijalankan, selain itu juga alur keluar masuknya keuangan pada jasa layanan laundry, selain itu juga dibutuhkan untuk pengendalian keuangan usaha tersebut. Proses pencatatan akan dilakukan oleh kasir yang telah disediakan pada sistem informasi laundry, saat pelanggan order pakaian kotor yang akan dilaundrykan. Pemesanan order pakaian kotor dapat dipilih diantaranya order per item atau per kilo dan juga setelah pemesanan tersebut dapat dipilih cara pencuciannya berjasarkan jenis laundry dan waktu yang dibutuhkan. Pada saat pengerjaan, tahap proses dapat dilakukan update sampai dengan penempatan kedalam rak. Sistem informasi laundry juga memiliki layanan laporan keuangan laundry dapat dibagi menjadi harian, bulanan dan tahunan. Sistem informasi manajemen laundry dirancang dan dibangun untuk membantu dalam kegiatan operasional setiap harinya kepada pegawai laundry. Isi dari laporan keuangan diantaranya pemasukkan dan pengeluaran. Pada data keuangan pemasukkan berdasarkan pemesanan jasa laundry yang dilakukan oleh pelanggan dan pada data keuangan pengeluaran berdasarkan pembelian yang dilakukan oleh jasa usaha laundry dalam operasional setiap harinya. Keywords : Laundry, Keuangan, Sistem Informas

    Analisis Persepsi Mahasiswa Terhadap Niat Melakukan Whistleblowing

    Get PDF
    Penelitian ini mengkaji tentang persepsi mahasiswa terhadap niat mahasiswa untuk melakuan whistleblowing.Penelitian ini dilakukan dengan responden mahasiswa di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura sebanyak 400 orang. Dengan melakukan penyebaran koesioner. Temuan dari penelitian ini adalah persepsi mahasiswa yang dilihat dari 3 variabel yang menjadi variabel bebas yaitu sikap terhadap perilaku, norma subjekti dan persepsi dukungan organisasi memiliki pengaruh yang positif terhadap niat mahasiswa untuk melakukan whistleblowing. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tambahan mengenai persepsi mahasiswa dalam memandang tindakan whistleblowing dan juga dapat memberi kontribusi untuk pengembangan teori pertukaran sosial yang lebih bisa dipahami khususnya oleh mahasiswa

    COGNITIVE SOCIOLINGUISTICS ANALYSIS OF STUTTERED MAN IN TOM HOOPER’S MOVIE “THE KING’S SPEECH”

    Get PDF
    Kajian ini ditujukan untuk menjelaskan pengaruh hubungan antara faktor dimensi sosial kebahasaan dengan aspek kognitif pada orang yang mengalami stuttering atau gagap . Faktor dimensi sosial terkenal dengan kemampuannya memberikan kontribusi terhadap orang yang menggunakan bahasa. Telah terbukti bahwa lingkungan yang terjadi di sekitar juga akan mempengaruhi cara orang berbicara dan sebaliknya. Faktor sosial tidak hanya mempengaruhi output dari bahasa tetapi juga mempengaruhi pengolahan bahasa dalam pikiran manusia. Subjek penelitian ini berfokus pada Bertie atau lebih populer dengan nama King George VI dalam film The King’s Speech yang disutradarai oleh Tom Hooper. Film ini bercerita tentang kehidupan Bertie sebagai orang yang gagap di mana kemudian ia menjadi Raja Inggris. Dia berjuang atas stereotip negatif yang disebabkan oleh faktor lingkungan di sekelilingnya karena ia tidak mampu menghasilkan bahasa lisan jelas karena ia adalah orang yang gagap. Faktor-faktor ini telah mempengaruhi cara Bertie menggunakan bahasa di luar dan di dalam pikirannya. Kajian ini berfokus pada bagaimana faktor-faktor dimensi sosial yang mempengaruhi aspek kebahasaan Bertie dan bagaimana mereka mempengaruhi sisi kognitif Bertie. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis ucapan-ucapan Bertie ketika ia gagap karena faktor sosial. Deskripsi ini terdiri dari (1) bagaimana faktor-faktor dimensi sosial mempengaruhi aspek kebahasaan Bertie (2) bagaimana faktor-faktor dimensi sosial mempengaruhi sisi kognitif Bertie. Peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan teori utama Holmes (2001) tentang faktor-faktor sosial dan dimensi dan social cognitive theory oleh Bandura (1986). Analisis data memerlukan proses (1) mengelompokkan data berdasarkan masing-masing sub bagian dari faktor sosial dan dimensi, dan (2) membahas pengaruh faktor lingkungan aspek kognitif pada Bertie. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gejala gagap pada Bertie ditentukan oleh faktor-faktor sosial di sekelilingnya. Hal ini menunjukkan bahwa dalam setiap sub bagian dari faktor sosial dan dimensi sosial, memiliki implikasi yang berbeda terhadap aspek kebahasaan Bertie. Ini menunjukkan apakah ia gagap atau tidak. Hal ini dibuktikan dengan dukungan dari hubungan dekat Bertie (misal Istrinya Elizabeth dan temannya Lionel Logue) bahwa kapanpun dan dimanapun Bertie berbicara kepada mereka, Bertie menunjukkan indikasi sedikit gejala gagap. Efek lain muncul dengan cara Bertie yang harus berbicara di tempat umum, topik tinggi dan formalitas, dan bagi orang asing. Bagian tersebut telah membuat gejala gagap Bertie bertambah. Semua efek ini dari faktor lingkungan juga telah mengambil bagian dari mendefinisikan aspek kognitif Bertie persepsi, memori, bahasa, dan fungsi eksekutif yang menunjukkan apakah sisi kognitif nya sangat terpengaruh atau tidak. Kesimpulannya, faktor sosial dan dimensi sosial adalah bagian besar yang mempengaruhi cara bagaimana orang-orang (khususnya orang gagap) berbicara dan berpikir. Dengan fungsinya, faktor sosial dapat memperburuk penyakit yang disebabkan oleh stereotip negatif kepada orang-orang yang gagap. Namun di sisi lain, juga dapat membantu orang-orang yang gagap mengurangi penyakit mereka dengan dukungan dari faktor-faktor sosial dan umumnya mengubah cara orang-orang yang gagap berpikir kehidupan sosial. Kata kunci:kognitif sosiolinguistik, gagap, faktor sosial, dimensi sosial, faktor lingkungan, aspek kognitif, film The King’s Speech         Abstract Social factors and dimensions are well known giving the contributions to the way people use the language. It has been proven that the way environmental goes around will also affect the way people speaking and vice versa. Social factors are not only affecting the output of language but also affecting the language processing inside human’s mind. The subject of this study focuses on Bertie or rather popular by the name of King George the VI in the movie called The King’s Speech directed by Tom Hooper. This movie told us about Bertie’s life as people who stutter in which later he became the King of Great Britain. He is struggling over the negative stereotype that caused by the environmental factors around him because he is unable to produce the verbal language clearly as he is a stuttered man. These factors has accounted for the way Bertie uses his language outside and inside his mind.This study focuses on how social factors and dimensions are affecting the way Bertie’s speech and how they affect Bertie’scognitive side. The purpose of this study is to analyze the utterances of Bertie when he stutters due to social factors. The description consists of (1) how social factors and dimensions affect Bertie’s speech and (2) how social factors and dimensions affect Bertie’s cognitive side. The researcher used descriptive qualitative method using the main theory of Holmes (2001) about social factors and dimensions and social cognitive theory by Bandura (1986). The data analysis requires the process of (1) ordering the data based on each sub sections of social factors and dimensions, and (2) discussing the effect of environmental factors the the Bertie’s cognitive aspects.The result show that Bertie’s stuttering symptoms are defined by the social factors around him. It is shown that in each sub sections of social factors and dimensions, it has different implications for Bertie’s speech.It denotes whether he is stuttering badly or not. It is proven by the support of Bertie’s close relation (e.g. His wife Elizabeth and his friend Lionel Logue) that whenever and wherever Bertie speaks to them he shows a little indications of his stuttering symptoms. The other effect appears in the way Bertie are ought to speak in public place, high topic and formality, and to the stranger. Those sections has made Bertie’s stuttering symptoms occurs a lot. All of this effects from environmental factors has also taken part of defining Bertie’s cognitive aspects of perception, memory, language, and executive functions that denotes whether his cognitive side are badly affected or not.In conclusion, social factors and dimensions are the big part of affecting the way how stuttered people speaking and thinking. With its functions, social factors can worsened the disease caused by the negative stereotype to the people who stutter. But in other hand, it can also helping people who stutter relieves their disease by the support of social factors and generally changes the way people who stutters thinking of social life. Key words:Cognitive Sociolinguistics, Stuttered, Social Factors, Social Dimensions, Environmental Factors, Cognitive Aspects, The King’s Speech. &nbsp

    Prospek Industri Garam Tradisional Ditinjau dari Aspek Teknis, Aspek Finansial dan Aspek Pasar di Kabupaten Aceh Besar

    Get PDF
    . This study aims to determine whether the traditional salt industry already has the appropriate standard manufacture the technical aspects and prospects of development of the traditional salt industry reviewed of the financial aspects of feasibility and prospects of the market aspects Opportunities for the salt industry in Aceh Besar district is still wide open. These results indicate that the average farmer owned land measuring 468 M2. Salt processing is still done traditionally, wiyh an average production of 25 kg of salt per day. Financial analysis explains that the salt production is feasible, with the B/C ratio of 1.48. IRR of 37.60 percent, means that manufacture salt is able to produce a greater opportunity cost than the cost of capital so that the desired feasible. With NPV of Rp. 5,515,758 per year and a payback period of 11 months for 2 years. Opportunities for the salt industry in Aceh Besar district is still wide open. Until 2014, Aceh Besar can only produce as much as 117.74 tons of salt people or 117 740 kg per year. While the number of requests to salt over 572 835 kg per year

    Studi Pengukuran Kecepatan Aliran Pada Sungai Pasang Surut

    Full text link
    Tidal river is one of the water resources which require proper management to be used as human needs such as irrigation and raw water. It required data such as discharge or velocity and water level. Until this period standard for measuring the velocity is just arranged in non-tidal rivers with SNI 03-2414-1991. This research aims to examine ways to measure water velocity in tidal rivers and provide recommendations for the design of new SNI for measuring the velocity of the tidal rivers.Methods used is by conducting velocity measurements performed in two rivers namely the Kapuas and Katingan by dividing the cross section into 3 sections and the time interval is 1 hour. Measurements were made using a 5 point in depth (d), are 20 cm, 0,2d, 0,4d, 0,6d, 0,8d which further results are elaborated and analyzed. It also carried out measurements of water level for 15 days with intervals of 1 hour.The results of this study are 8 requirements for the selection of the measurement location, 2 requirements for a long time and period measurement, 4 hydraulic conditions that must be considered at the time of measurement and 3 recommendations
    • …
    corecore