45 research outputs found
PEMBELAJARAN BIOLOGI SEL BERBASIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MENGGUNAKAN “CONCEPT ATTAINMENT MODEL
Pembelajaran dengan metode ceramah, diskusi, dan praktikum belum bisa memfasilitasi bentuk representasi makroskopis, simbolis, dan mikroskopis secara optimal, terutama untuk materi ajar biologi sel yang bersifat abstrak. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan pembelajaran berbasis keterampilan berpikir kritis. Berdasarkan pemikiran tersebut, penelitian ini bertujuan untuk merancang dan mengembangkan model pembelajaran biologi sel berbasis keterampilan berpikir kritis menggunakan “concepts attainment model”. Desain penelitian menggunakan “One Group Pretest-Postest Design” yang melibatkan 39 mahasiswa tingkat II semester III Program S-1. Data pretest dan postest diolah untuk mengetahui peningkatan pencapaian konsep mahasiswa. Respon mahasiswa dan dosen terhadap model pembelajaran diketahui melalui Angket dan Wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran ini dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis mahasiswa pada nilai N-Gain katagori sedang. Peningkatan keterampilan berpikir kritis tertinggi terjadi pada aspek menjawab pertanyaan “apa yang dimaksud dengan…?”, sedangkan yang terendah pada “kemampuan untuk memberikan alasan”, Secara umum pembelajaran “concepts attainment model” mendapat respon positif dari mahasiswa dan dosen biologi. Untuk itu, perlu dikembangkan model yang serupa pada konsep-konsep yang lainnya.
Kata Kunci: Keterampilan berpikir kritis, concept attainment model, dan biologi se
Pendidikan dan Penelitian Sains dalam Mengembangkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi untuk Pembangunan Karakter
Proses membangun karakter berlangsung terus menerus dan seyogianya dilakukan melalui pendidikan sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses tersebut memerlukan upaya serius untuk merealisasikannya secara terencana. Studi tentang pembangunan karakter dapat ditinjau dari berbagai aspek, di antaranya melalui pembelajaran bidang studi tertentu, melalui pengembangan kemampuan berpikir; mengintegrasikan domain kognitif, afektif dan psikomotor; memfokuskan pada ipteks dan imtaq, dan pengembangkan sikap ilmiah. Pembangunan karakter melalui pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi merupakan salah satu alternatif dalam pendidikan sains. Kecerdasan majemuk juga meru-pakan salah satu wahana yang dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi yang akhir-akhir ini banyak dibicarakan. Kebiasaan berpikir (habits of mind) sebagai perilaku cerdas jauh lebih penting dibandingkan dengan membekalkan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada peserta didik melalui pendidikan sains. Habits of mind dalam arti perilaku cerdas dapat dilatihkan dan diukur pencapaiannya. Semua itu dimungkinkan apabila pendidikan sains menekankan pembelajaran berbasis inkuiri dan didukung dengan penerapan asesmen otentik dan asesmen formatif. Penelitian sains yang menekankan asesmen formatif menjadi bidang yang menarik untuk diteliti, karena berbeda dengan asesmen sumatif yang lebih menekankan hasil belajar (assessment of learning), asesmen formatif justru mendorong peserta didik untuk belajar (assessment for learning)
INTEGRASI ASPEK AFEKTIF-KOGNITIF MELALUI PEMBELAJARAN BIORESOURCES BERORIENTASI LOCAL WISDOM DAN BERPIKIR SISTEM UNTUK MEMBEKALI PERILAKU KONSERVASI MELALUI KLASIFIKASI-GENERALISASI
Upaya restorasi sumberdaya alam hayati (SDAH) atau bioresources melalui Ekoedukasi merupakan tantangan yang tidak ringan apalagi berbasis Local Wisdom.Tidak banyak local wisdom yang sudah diketahui pihak pendidik dan pengambil keputusan, begitu pula data tentang bioresources yang masih meraba-raba. Upaya preservasi dan/atau konservasi lebih dimungkinkan untuk tujuan tersebut sebagai inovasi pendidikan.Kemampuan melakukan generalisasi-klasifikasi yang diperlukan sebagai bekal bagi para biologiwan dan setiap warga (negara-masyarakat-dunia) seyogianya diberdayakan sebagai wahana untuk membangun kebiasaan berpikir dan bertindak secara individu dan secara kelompok. Kemampuan berpikir sistem dalam mempelajari Biologi, baik pada tingkat seluler-molekuler maupun pada tingkat biosfer, berpeluang besar untuk dimanfaatkan dalam mendidik melalui Biologi pada abad ke XXI.Hasil-hasil studi berseri menunjukkan bahwa pembelajaran biodiversitas atau bioresourcesdapat meningkatkan penalaran, kebiasaan berpikir produktif, dan berpikir fleksibel untuk membuat keputusan. Kesadaran, bernalar dan perilaku sangat penting menjadi tujuan utama pembelajaran biodiversitas. Integrasi aspek afektif ke dalam kognitif, termasuk juga integrasi local wisdom ke dalam pembelajaran sains di tingkat pendidikan dasar berupa story telling dibarengi mengangkat klasifikasi rakyat (folk classification) menjadi klasifikasi bertingkat yang ilimiah di tingkat pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Dengan cara demikian generasi mendatang bukan hanya dipaksa mengingat fakta-konsep-prosedur dalam biologi, melainkan memiliki pengetahuan metakognitif untuk memilah-menggeneralisasi dan mengambil keputusan berdasarkan cara mempelajaribiodiversitas serta klasifikasinya yang menantang dan berinteraksi dengan alam/ lingkungan sekitarnya
Pengembangan Program Perkuliahan Zoologi Invertebrata (P3ZI) Berbasis Keterampilan Berpikir Kritis
ABSTRACT- A study deals with critical thinking based model for Invertebrate Zoology
instruction conducted in Biology Education of Teachers Training College was aimed to
improve critical thinking of the biology prospective teachers. This study employed
research and development design. This study was intended to mainly provide the
prospective teachers with: a developed model of critical thinking based instructial
program, and its evaluation. The study resulted in a model of critical thinking-based
instructional program used for teaching Invertebrate Zoology. The proposed model has it
strength in improving students’ both deductive and inductive thinking skills. In addition,
this model is also effective to improve critical thinking in the teaching practice of certain
subject covering structural morphology and anatomy. Yet, the developed model has it
limitation in terms of enhancing/promoting students’/trainees’of making assumptions and
arguments.
Key Words: instructional program of Invertebrate Zoology, critical thinking skill, model
of teachin
PENDIDIKAN DAN PENELITIAN SAINS DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI UNTUK PEMBANGUNAN KARAKTER
ABSTRAK  Proses membangun karakter berlangsung terus menerus dan seyogianya dilakukan melalui pendidikan sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses tersebut memerlukan upaya serius untuk merealisasikannya secara terencana. Studi tentang pembangunan karakter dapat ditinjau dari berbagai aspek, di antaranya melalui pembelajaran bidang studi tertentu, melalui pengembangan kemampuan berpikir; mengintegrasikan domain kognitif, afektif dan psikomotor; memfokuskan pada ipteks dan imtaq, dan pengembangkan sikap ilmiah. Pembangunan karakter melalui pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi merupakan salah satu alternatif dalam pendidikan sains. Kecerdasan majemuk juga meru-pakan salah satu wahana yang dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi yang akhir-akhir ini banyak dibicarakan. Kebiasaan berpikir (habits of mind) sebagai perilaku cerdas jauh lebih penting dibandingkan dengan membekalkan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada peserta didik melalui pendidikan sains. Habits of mind dalam arti perilaku cerdas dapat dilatihkan dan diukur pencapaiannya. Semua itu dimungkinkan apabila pendidikan sains menekankan pembelajaran berbasis inkuiri dan didukung dengan penerapan asesmen otentik dan asesmen formatif. Penelitian sains yang menekankan asesmen formatif menjadi bidang yang menarik untuk diteliti, karena berbeda dengan asesmen sumatif yang lebih menekankan hasil belajar (assessment of learning), asesmen formatif justru mendorong peserta didik untuk belajar (assessment for learning).  Kata kunci : Keterampilan berpikir tingkat tinggi, habits of mind, pendidikan sains, pembangunan karakter, kecerdasan majemu
MENUMBUHKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK PADA KONSEP FERMENTASI
Studi tentang perbaikan pembelajaran dilakukan dengan mengubah strategi pengajaran dan lingkungan belajar, sekaligus melatih keterampilan berpikir kreatif mahasiswa. Penelitian kali ini difokuskan pada proses merancang proyek untuk menumbuhkan keterampilan berpikir kreatif mahasiswa pada konsep fermentasi. Penelitian dilakukan di salah satu perguruan tinggi di Lombok pada mahasiswa pendidikan biologi semester V dengan jumlah mahasiswa sebanyak 28 orang. Data dijaring dengan mengisi format lembar kegiatan merancang mahasiswa (LKMM) dengan mengisi komponen-komponen rancangan yang ada di dalam soal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan berpikir kreatif dalam menjawab soa-soal yang diberikan dengan Gain sebesar 0,33. Kemampuan berpikir kreatif mahasiswa di kategorikan ke dalam tiga kategori yaitu rendah 35,7%sedang 57,2%, dan tinggi 7,1%.
Kata kunci: berpikir kreatif, pembelajaran berbasis proyek, fermentas
NKUIRY LABORATORIUM DAN NILAINYA DALAM PENGAJARAN SAINS
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh implementasi pengajaran inkuiri laboratorium sebagai sebuah strategi pembelajaran di laboratorium terhadap pencapaian learning outcome (capaian pembelajaran) oleh siswa.
Inkuiri merupakan standar pengajaran sains yang harus menjadi standar mutu dalam pengajaran sains. Inkuiri merupakan pengalaman belajar yang harus diselenggarakan guru untuk membantu siswa memperoleh sejumlah kompetensi yang diharapkan dalam pengajaran sains. Hasil reviev terhadap 30 artikel tentanng dampak pengajaran di laboratorium yang berbasis inkuiri laboratorium diperoleh informasi bahwa inkuiri laboratorium dapat berpengaruh positif terhadap sejumlah dimensi kompetensi diantaranya: pada dimensi kompetensi sikap, (inkuiri laboratorium dapat membangun sikap positif siswa terhadap sains dan nature of science). Pada dimensi kompetensi pengetahuan inkuri laboratorium dapat membantu siswa mengkonstruksi pengetahuan. Pada dimensi kompetensi keterampilan inkuiri laboratorium dapat melatih keterampilan proses, berfikir kritis, kratif dan melatih nalar siswa. Dampak positif inkuiri laboratorium tersebut dapat menjadi dasar dalam mengembangkan program pengajaran di laboratorium yang dapat membangun kompetensi mahasiswa secara paripurna
The Development of Science Comic in Human Digestive System Topic for Junior High School Students
The science education approach has covered by using printed teaching media. One of the popular printed press that most accessible and may used in science education is a comic book. However, it is sometimes difficult to find the ideal and the appropriate comic books that can be used as the instructional tool of science education, because most of them are inappropriate for learning science and did not fit with the readers’ culture. The purpose of this study is to develop and evaluate the Science comic to contribute to science learning about Human Digestive System Topic (HDST) concepts. In this study, a science comic book was created and implemented to 92 students of year eight from three different junior high schools and three science teachers as a subject implementation development. Students’ responses through the questionnaire and students-teachers’ implementation test sheets evaluated through qualitative content analysis. The model used for this study is design and development. The result shows, most of the students agreed that science comic book helps them to learn through simplifying science concept and understanding the topic more accessible. The ideal science comic should also follow the right steps, appropriate aspects consisted, gain more science experience for both students and teachers to enjoy the learning process.HighlightsScience comic is one of effective printed teaching mediaHumour can be illustrated by the narrative to transfer the information of scienceScience comic can cover the need to communicate the fascination, joy, and utility of scienceÂ
RELEVANSI KETERAMPILAN MENGAJAR CALON GURU BIOLOGI DENGAN PENGUASAAN KONSEP GIZI
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan melakukan kajian tentang hubungan antara keterampilan mengajar menganalisis
materi pelajaran, menuntun siswa menguasai konsep, dan memberi penguatan konsep dengan pengasaan konsep gizi pada
mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. Sebagai calon guru Biologi mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi
dibekali dengan konsep-konsep yang diperlukan untuk mengajar serta dibekali pula dengan keterampilan mengajar. Salah satu mata
kuliah yang ditawarkan kepada mahasiswa adalah mata kuliah Ilmu Gizi yang membekali mahasiswa dengan pengetahuan dasar,
keterampilan mengukur status gizi, dan keterampilan merancang program pendidikan gizi. Selain itu, mahasiswa yang sama juga
dibekali dengan keterampilan dasar mengajar yang mencakup keterampilan membuat rancangan kegiatan pembelajaran, serta
mensimulasikannya di kelas pada mata kuliah Perencanaan Pembelajaran Biologi. Konsep serta keterampilan yang didapat mahasiswa
pada kuliah Ilmu Gizi seharusnya dapat menunjang keterampilan dasar mengajar pada mata kuliah Perencanaan Pengajaran Biologi.
Penelitian ini dilakukan di Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI selama 2 semester.Data yang digunakan adalah data nilai pada
mata kuliah Ilmu Gizi yang dikorelasikan dengan data nilai tes tertulis yang meminta mahasiswa merancang kegiatan pembelajaran
pada topic Makanan dan Kesehatan. Jumlah mahasiswa yang dilibatkan sebanyak 74 orang. Data dianalisis dengan menggunakan
statistik uji korelasi. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa korelasi antara penguasaan konsep Gizi dengan kemampuan
mengajarkan konsep Makanan dan Kesehatan lemah (0,233). Keterampilan mengajar yang paling dikuasai adalah keterampilan
membuka dan menutup pelajaran sedangkan keterampilan yang paling kurang dikuasai adalah keterampilan memberikan penguatan
serta merancang asesmen. Mahasiswa yang memiliki nilai mata kuliah Ilmu Gizi yang baik (rentang nilai) belum tentu memiliki
kemampuan merancang program pembelajaran yang baik pada konsep Makanan dan Kesehatan. Kesimpulan yang didapat adalah
penguasaan konsep yang baik saja belum cukup sebagai bekal merancang dan melaksanakan pembelajaran pada konsep terkait.
Diperlukan bekal kemampuan mentransfer pengetahuan dan mengintegrasikannya dengan kemampuan mengelola kelas.
Kata Kunci: pengetahuan gizi, penguasaan keterampilan dasar mengajar, korelasi