55 research outputs found
Diagnosis Kesulitan Belajar Fisika Siswa SD, SMP, Dan SMA Dengan Teknik General Diagnostic Dan Analytic Diagnostic
Studi ini bertujuan untuk mendiagnosis kesulitan belajar Fisika siswa mulai dari SD,
SMP, hingga SMA. Dari studi ini diharapkan dapat diketahui materi apa saja yang potensial
menimbulkan kesulitan bagi siswa ketika belajar Fisika, serta kesulitan apa saja yang dialami oleh
siswa.
Populasi penelitian adalah respons siswa SD, SMP, dan SMA di Kota Semarang terhadap
tes Fisika. Sampel dipilih secara multistage, diawali dengan stratified sampling dilanjutkan dengan
cluster random sampling. Stratified sampling dilakukan untuk menentukan tingkat pendidikan,
cluster random sampling untuk menentukan sekolah dan kelas yang dipilih sebagai sampel.
Jumlah sekolah yang terpilih sebagai sampel adalah 7 SD, 8 SMP dan 6 SMA masing-masing
diambil satu kelas secara random. Teknik diagnostik kesulitan belajar menggunakan teknik
general diagnostic dilanjutkan dengan analytic diagnostic. Instrumen yang digunakan adalah tes
UAS IPA/Fisika untuk general diagnostic dan tes diagnostik Fisika untuk analytic diagnostic.
Hasil penelitian berupa temuan tentang materi Fisika yang dirasakan sulit oleh siswa baik
di tingkat SD, SMP, maupun SMA. Secara umum, materi yang potensial menimbulkan kesulitan
belajar siswa SD, SMP, SMA adalah Getaran/Gelombang, Kelistrikan dan Kemagnetan. Di
samping itu, diketahui pula letak kelemahan siswa ketika mempelajari Fisika serta sumber
kesulitan belajar yang dialami siswa. Secara umum, letak kelemahan siswa pada kemampuan
terstruktur, khususnya kemampuan menggunakan skema pengetahuan dan membuat strategi
penyelesaian masalah. Sumber kesulitan belajar Fisika antara lain disebabkan oleh miskonsepsi,
kemampuan matematis, kemampuan mengkonversi satuan, dan kemampuan memahami
pengetahuan prasyarat.
Kata kunci: diagnosis, kesulitan belajar, general diagnostic, analytic diagnosti
Pengembangan Tes Diagnostik sebagai Alat Evaluasi Kesulitan Belajar Fisika
Pembelajaran efektif merupakan dambaan bagi setiap guru. Pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang dapat mengkondisikan siswa mencapai kemajuan secara maksimal, sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Namun Kenyataannya, pembalajaran tidak selalu efektif. Tidak semua siswa dapat mencapai kemajuan secara maksimal dalam proses belajarnya. Siswa kadang mengalami kesulitan atau masalah dan membutuhkan bantuan untuk mengatasi kesulitan tersebut. Agar dapat membantu siswa secara tepat perlu diketahui terlebih dahulu kesulitan atau masalah yang dialami oleh siswa, baru kemudian dianalisis dan dirumuskan pemecahannya. Permasalahannya, bagaimanakah mengembangkan tes untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa
Dampak Strategi Problem Posing terhadap Critical Literacy Siswa SLB
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui dampak strategi problem posing terhadapcritical literacysiswa sekolah luar biasa (SLB). Subjek Penelitian kualitatif ini menggunakan Single Subject Research Design yaitu satu siswa SLBtipe D(Tunadaksa) kelas VII SLB Purwosari, Kudus. Penelitian ini terdiri atas dua fase yaitu: (1) Fase Baseline “A”, observasi atau melakukan pengukuran no intervation pada Prosen belajar mengajar (PBM) oleh guru kelas di dalam kelas integrasi untuk melihat keadaan/perilaku awal; (2) Fase Intervention “B”, eksperimen atau pemberian perlakuan hanya terhadap subjek penelitian untuk melihat perubahan yang terjadi. Analisis data yang digunakan yaitu analisis visual dan diskriptif
Dampak Strategi Problem Posing terhadap Critical Literacy Siswa SLB
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui dampak strategi problem posing terhadapcritical literacysiswa sekolah luar biasa (SLB). Subjek Penelitian kualitatif ini menggunakan Single Subject Research Design yaitu satu siswa SLBtipe D(Tunadaksa) kelas VII SLB Purwosari, Kudus. Penelitian ini terdiri atas dua fase yaitu: (1) Fase Baseline “A”, observasi atau melakukan pengukuran no intervation pada Prosen belajar mengajar (PBM) oleh guru kelas di dalam kelas integrasi untuk melihat keadaan/perilaku awal; (2) Fase Intervention “B”, eksperimen atau pemberian perlakuan hanya terhadap subjek penelitian untuk melihat perubahan yang terjadi. Analisis data yang digunakan yaitu analisis visual dan diskriptif
MENUMBUHKAN SIKAP KREATIF SISWA MELALUI PERTANYAAN TINGKAT TINGGI DALAM MODEL PEMBELAJARAN AKTIF KREATIF DAN MENYENANGKAN
Studi ini bertujuan untuk: (1) membiasakan guru dalam memberikan pertanyaan yang dapat
memotivasi siswa berpikir tingkat tinggi, (2) menumbuhkan sikap kreatif siswa melalui pertanyaan
tingkat tinggi dalam pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan, (3) menentukan besarnya
peningkatan sikap kreatif siswa. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan
kelas (PTK), 3 siklus, yang setiap siklusnya terdiri atas tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi,
dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMPN 3 di Kota Ungaran. Instrumen
penelitian berupa lembar observasi dan lembar penilaian produk. Teknik analisis dilakukan secara
kuantitatif dan kualitatif dengan bantuan statistik deskriptif persentase. Peningkatan sikap kreatif
dari siklus ke siklus dihitung dengan rumus gain ternormalisasi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: (1) guru dapat dibiasakan untuk memberikan pertanyaan tingkat tinggi. (2) Sikap kreatif
siswa dapat ditumbuhkan melalui kegiatan pembelajaran yang dapat merangsang kreativitas,
seperti pembuatan alat peraga sederhana. (3) Besarnya peningkatan (gain) sikap kreatif siswa dari
siklus 1 ke 2 adalah 0,386. Rata-rata skor sikap kreatif meningkat dari siklus 1 sebesar 45,88%
menjadi 66,78% pada siklus 2. Gain sikap kreatif dari siklus 2 ke 3 sebesar 0,396. Rata-rata skor
sikap kreatif meningkat dari 66,78% menjadi 79,9%. Gain sikap kreatif dari siklus 1 ke siklus 3
sebesar 0,629 berkategori sedang. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap kreatif dapat
ditumbuhkan, salah satunya dengan penerapan pembelajaran yang aktif, kreatif dan
menyenangkan, pemberian pertanyaan tingkat tinggi, serta pembuatan alat peraga sederhana yang
sesuai dengan tingkat kemampuan siswa SMP
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK SEBAGAI ALAT EVALUASI KESULITAN BELAJAR FISIKA
Pembelajaran efektif merupakan dambaan bagi setiap guru. Pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang dapat mengkondisikan siswa mencapai kemajuan secara maksimal, sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Namun kenyataannya, pembalajaran tidak selalu efektif. Tidak semua siswa dapat mencapai kemajuan secara maksimal dalam proses belajarnya. Siswa kadang mengalami kesulitan atau masalah dan membutuhkan bantuan untuk mengatasi kesulitan tersebut. Agar dapat membantu siswa secara tepat perlu diketahui terlebih dahulu kesulitan atau masalah yang dialami oleh siswa, baru kemudian dianalisis dan dirumuskan pemecahannya. Permasalahannya, bagaimanakah mengembangkan tes untuk mendiagnosis kesulitan belajar siswa
Development and Validation of STEM-Based Science Digital Worksheet on Object Motion Material for Junior High School Students
In the present day, it is anticipated that students possess the ability to effectively utilize digital technology to process information and address contextual problems. One possible course of action would be to develop a STEM-based Science Digital Worksheet on the Material of Object Motion. The STEM aims to facilitate the application of contextual problem-solving techniques through the utilization of students' literacy and numeracy skills. The scope of this study encompasses the field of research and development, commonly referred to as R&D. The R&D model employed ADDIE. One of the stages defined in this model is the developmental stage, which is intended to assess and evaluate the product through expert validation tests. The validators comprised of educators in the field of Integrated Science at FMIPA Semarang State University, ICT experts at SMA Negeri 1 Kudus, and science teachers at SMP 2 Dawe Kudus. The obtained media validation results from three experts yielded a value of 95%, while material experts obtained 96.67%. As a result, both were classified as highly feasible. It can be concluded that the Science Digital Worksheet is appropriate for use in learning activitiesIn the present day, it is anticipated that students possess the ability to effectively utilize digital technology to process information and address contextual problems. One possible course of action would be to develop a STEM-based Science Digital Worksheet on the Material of Object Motion. The STEM aims to facilitate the application of contextual problem-solving techniques through the utilization of students' literacy and numeracy skills. The scope of this study encompasses the field of research and development, commonly referred to as R&D. The R&D model employed ADDIE. One of the stages defined in this model is the developmental stage, which is intended to assess and evaluate the product through expert validation tests. The validators comprised of educators in the field of Integrated Science at FMIPA Semarang State University, ICT experts at SMA Negeri 1 Kudus, and science teachers at SMP 2 Dawe Kudus. The obtained media validation results from three experts yielded a value of 95%, while material experts obtained 96.67%. As a result, both were classified as highly feasible. It can be concluded that the Science Digital Worksheet is appropriate for use in learning activitie
Science Literacy Assessment Instrument for Additives and Addictive Substances: Development, Validation, and Rasch Model Analysis
Science literacy is one of the areas of basic literacy that PISA focuses on. Science literacy is essence of learning in the 21st century. The purpose of this study is to develop and validate instruments to assess science literacy in the area of additives and addictive substances. The researcher refers to the modified PISA framework and Bloom's Revised Taxonomy. The developed instrument was tested for reliability and validity using the Aiken V method and the Rasch model. The research respondents consisted of 47 students from two junior high schools: a public school and a private school that has been accredited A. The results of the analysis showed that the instrument has validity. The results of the analysis showed that of the 25 items given there were 24 valid items, the resulting Cronbach's alpha value of 0.86 showed very good criteria, it can be concluded that the instrument has high validity and good reliability. This instrument is expected to be used to measure the quality of education and science literacy of students in Indonesia
Diskusi Berbasis Virtual Research Pada Perkuliahan Ipba
Background of the research is experience in teaching IPBA (Science of Earth and Space) for some years. It shows that most of students' final test results are not satisfied. It is caused by some factors, such as low student's motivation, less learning source, featureless and monotonous teaching method (lecturercentred). For solving the problem, discussion is applied in teaching with the teaching material from related virtual research. The objectives are (1) giving experiences to students for doing research by using virtual research, (2) giving ability for writing research result in the form of paper ksmethod are (1) introduction, (2) determining research topic for each group, (3) doing research, (4) discussion, (5) evaluation. The research result shows that students' understanding about research material presentation is good. It is showed in discussion, questions in discussion is difficult and must be answered by combining one concept and other concepts. The change of giving questions and responds is used well by participants. In every discussion material there are about 12 students give high quality questions and responds. The questions and responds can be answered well by group that presents material
ANALISIS PROFIL KEMAMPUAN LITERASI SAINS SISWA SMP/MTs DI KABUPATEN PATI
The aims of this study to describe the science literacy profile of junior high school students in science learning. The research sample is the students of class IX junior high school in Pati. The research using this descriptive method, data were collected by using science literacy test questions, questionnaires, and interview formats. The results showed that the average achievement of student science literacy as a whole was 28,31%. Ability to explain scientific phenomena of 28.64%, students 'ability in evaluating and designing scientific investigation of 24.48% and students' ability in interpreting data and scientific evidence of 31.81%. This shows that the mean percentage of science literacy on three science literacy capacities measured shows 50%. The low one of the literacy skills of science will affect the ability of other science literacy. Based on the questionnaire analysis used in the research reveals factors that affect the ability of science literacy students include interest in science, learning motivation, teacher strategy in learning, and school facilities
- …