33 research outputs found

    BIMBINGAN SPIRITUAL UNTUK MENGEMBANGKAN PERILAKU ALTRUIS PESERTA DIDIK

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan bimbingan spiritual yang efektif untuk mengembangkan perilaku altruis peserta didik. Metode yang digunakan adalah eksperimen kuasi pre and post-test non equivalent control group design. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, dengan sampelpeserta didik kelas VIII SMPN 1 Darmaraja Tahun Ajaran 2015/2016 yang berjumlah 70 orang yang terdiri dari 35 orang untuk kelompok eksperimen dan 35 orang untuk kelompok kontrol. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan instrumen perilaku altruis dengan analisis data yang digunakan adalah uji U-Mann Whitney. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa bimbingan spiritual tidak efektif untuk mengembangkan perilaku altruis peserta didik kelas VIII SMPN 1 Darmaraja tahun pelajaran 2015/ 2016. Walaupun demikian, aspek orientasi nilai moral dengan indikator tindakan moral menunjukkan keefektifan. Rekomendasi penelitian ini, diantaranya adalah: (1) bagi pihak sekolah dan guru bimbingan dan konseling, bimbingan spiritual dapat menjadi alternatif pilihan layanan program untuk mengembangkan perilaku altruis peserta didik; (2) bagi peneliti selanjutnya, peneliti dapatmengembangkan layanan bimbingan spiritual pada berbagai jenjang pendidikan dengan desain penelitian yang berbeda; dan (3) bagi orang tua dapat menjadi acuan dalam mendidik dan membimbing anak. ;--- The purpose of this research to produced an effective spiritual guidance to develop the altruistic students behavior. This research used a quasi experimental pretest - posttest group design non-equivalent control. The sample used purposive sampling with 70 students participants of grade VIII SMPN 1 Darmaraja Academic Year 2015/2016 and divided into 35 students for experimental group and 35 students for control group. Data was collected by altruistic behavior instruments and was done by Mann Whitney U-test technique analysis. The research showed that not effective spiritual guidance was develop the altruistic students behavior of grade VIII SMPN 1 Darmaraja academic year 2015 / 2016. However, the aspect of moral value orientation with the indicator of moral action showed the effectiveness.The recommendation of this study, are: (1) for the school and teacher guidance and counseling, spiritual guidance can be alternative service option program to develop the altruistic students behavior; (2) for furtherresearchers could develop spiritual guidance services of education through different research design; and (3) for parents to be a reference in educating and guiding children

    GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG RADIOTERAPI PADA PASIEN KANKER NASOFARING DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI SURAKARTA

    Get PDF
    Patients knowledge about radiotherapy is one of the success factors of radiotherapy treatment. The importance of knowledge in radiotherapy treatment is to help patients to control the side effects of radiotherapy, prevent and reduce morbidity due to its side effects. The purpose of this research was to determine the level of knowledge about radiotherapy in nasopharynx cancer patients undergoing radiotherapy at Dr. Moewardi Hospital. The research design was a descriptive survey with total sampling technique. Total respondents in this study were 33 patients. Data were collected using 38 questions levels of knowledge about radiotherapy with the value of the validity and reliability r = 0.935. The results showed that 69,7% of respondents had good knowledge about the side effects of radiotherapy, while approximately half of the respondents had bad knowledge about prevention (48.4%) and the management of side effects of radiotherapy (51.6%). The results implied that patients with nasopharynx cancer in Radiotherapy Installation Dr. Moewardi Hospital had shown good level of knowledge, but there were still nearly half of the respondents having bad knowledge about radiotherapy. The research suggested that health professional to deliver information regarding purposes, schedules, side effects, prevention of side effects, and management of side effects of radiotherapy. Not only do when doctors plan radiotherapy treatment but also be repeated when patients take medical contro

    Analisis Tingkat Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Al-Zaytun

    Get PDF
    Textbooks have an important role and function as teaching materials. So, the content of discourse in textbooks should not make it difficult for students to understand and reason. The presence of textbooks with various authors and publishers, sometimes not in accordance with their roles and functions, especially Indonesian textbooks published by Erlangga are still considered difficult by students. This study aims to determine the level of student readability of Indonesian textbooks published by Erlangga with the book title ESPS (Erlangga Straight Point Series) Indonesian class V SD/MI 2013. This study uses a qualitative approach by conducting direct observations in the field. The population in this study is the subject of the Indonesian Language ESPS textbook for SD/MI Class V published by Erlangga, class V MI Al-Zaytun students totaling 239 students, while the sample taken is 30 students. Data was collected by observing, giving gaps in text, and calculating the percentage using the Kloz test technique. Data analysis was carried out by determining the assessment criteria using the Kloz test, namely calculating the test score by multiplying the number of correct entries by 100 divided by the number of gaps. If the percentage gain is above 60%, then the discourse is classified as "easy". If it is between 41-60%, then the discourse is classified as "somewhat difficult", and if it is below or equal to 40%, then the discourse is classified as "very difficult". The results showed that the independent readability level was interpreted as an easy readability level, because the average readability score was above 60% in the sense that the reader could understand the content of the reading. The factor causing the low legibility of student answers which is less than 40% is due to difficulties in grammatical and semantic understanding of sentences formed from student answers.Keywords: Readability Level, Textbook, Kloz Test. AbstrakBuku teks mempunyai peran dan fungsi penting sebagai bahan ajar. Maka, selayaknya isi wacana dalam buku teks tidak menyulitkan siswa dalam pemahaman dan penalaran. Kehadiran buku teks dengan beragam pengarang dan penerbit, kadang belum sesuai dengan peran dan fungsinya, khususnya buku teks Bahasa Indonesia yang diterbitkan Erlangga masih dianggap sulit oleh para siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keterbacaan siswa terhadap buku teks Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Erlangga dengan judul buku ESPS (Erlangga Straight Point Series) Bahasa Indonesia kelas V SD/MI 2013. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan observasi secara langsung ke lapangan. Populasi dalam penelitian ini adalah pokok bahasan buku teks ESPS Bahasa Indonesia untuk SD/MI Kelas V yang diterbitkan oleh Erlangga, siswa kelas V MI Al-Zaytun yang berjumlah 239 siswa, sedangkan sampel yang diambil yaitu 30 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, pemberian teks rumpang, dan menghitung persentase dengan menggunakan teknik tes kloz. Analisis data dilakukan dengan menentukan kriteria penilaian menggunakan tes kloz, yaitu menghitung skor tes dengan mengalikan jumlah isian yang tepat dengan 100 dibagi jumlah rumpangan. Jika perolehan persentase di atas 60%, maka wacana tergolong “mudah”. Jika di antara 41-60%, maka wacana tergolong “agak sukar”, dan jika di bawah atau sama dengan 40 %, maka wacana tergolong “sangat sukar”. Hasil penelitian menunjukkan tingkat keterbacaan independen diartikan tingkat keterbacaan mudah, karena rata-rata skor keterbacaan di atas 60% dalam arti pembaca dapat mengerti isi bacaan. Faktor penyebab keterbacaan rendah dari jawaban siswa yang kurang dari 40% disebabkan kesulitan dalam pemahaman gramatikal dan semantik pada kalimat yang terbentuk dari jawaban siswa.Kata Kunci: Tingkat Keterbacaan, Buku Teks, Tes Klo

    Karakter Agronomik Padi (Oryza sativa L.) Famili F2 Hasil Persilangan Cisokan dan Ciherang

    Get PDF
    Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan yang dikonsumsi lebih dari setengah jumlah penduduk dunia. Beras sebagai bahan makanan pokok selain berfungsi sebagai sumber energi, protein, vitamin dan mineral, juga dapat dimanfaatkan sebagai pangan fungsional. Gaya hidup dan pola konsumsi pangan masyarakat yang kurang memperhatikan tingkatan indeks glikemik (IG), telah berdampak terhadap peningkatan penyakit diabetes melitus (DM). Penderita diabetes sering mengurangi, bahkan pantang makan nasi, dan mengganti dengan umbi-umbian. Hal ini karena anggapan bahwa nasi merupakan pangan yang dapat menaikkan kadar gula darah secara cepat dan tinggi. Padahal tidak semua jenis beras bersifat hiperglikemik. Beberapa varietas padi unggul dengan indeks glikemik rendah telah dilepas oleh Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Namun kebanyakan dari padi dengan indeks glikemik rendah memiliki tekstur nasi yang pera, sehingga mempengaruhi penerimaan dan pemilihan beras oleh konsumen. Padi varietas Cisokan memiliki indeks glikemik 34, kadar amilosa yang tinggi yaitu 26,7%, dan tekstur nasi pera yang kurang disukai oleh konsumen. Padi varietas Ciherang memiliki indeks glikemik yaitu 54, kadar amilosa sedang yaitu 22,9%, dan tekstur nasi pulen sehingga banyak disukai oleh konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keragaan karakter agronomik dan korelasi karakter agronomik dengan hasil famili F2 hasil persilangan padi varietas Cisokan dan Ciherang, serta mendapatkan genotip-genotip F2 terbaikuntuk dilanjutkan seleksi tahap berikutnya. Penelitian telah dilaksanakan di lahan sawah, Desa Pasir Kulon, Kecamatan Karanglewas, Kabupaten Banyumas pada bulan Desember 2015 sampai April 2016. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap dan rancangan perlakuan Augmented Design dengan tiga ulangan. Variabel yang diuji terdiri atas: tinggi tanaman, jumlah anakan total, jumlah anakan produktif, umur berbunga, umur panen dan bobot gabah per malai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter agronomik pada famili F2 beragam berdasarkan pada tinggi tanaman (73,49 cm-158,29 cm), jumlah anakan total (3,68-56,68 anakan), jumlah anakan produktif (3,17-48,17anakan), umur berbunga (75,49 hss-100,27 hss), umur panen (110,33 hss-117,33 hss) dan bobot gabah per malai (0,27 g-5,37 g). Karakter agronomik yang berkorelasi nyata dan positif dengan hasil adalah tinggi tanaman, jumlah anakan total dan jumlah anakan produktif. Galur-galur yang dapat dilanjutkan pada seleksi generasi F3 berjumlah 20, yaitu CS X CH1-2-17, CS X CH1-5-64, CS X CH1-6-13, CS X CH1-6-41, CS X CH1-8-13, CS X CH1-9-4, CS X CH1-9-10, CS X CH1-12-6, CS X CH1-13-30, CS X CH1-14-32, CS X CH1-15-66, CS X CH1-16-50, CS X CH1-16-53, CS X CH1-20-1, CS X CH1-20-27, CS X CH1-20-31, CS X CH1-23-59, CS X CH1-24-27, CS X CH1-24-61, CS X CH1-30-9

    MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN MENSTIMULASI KEMAMPUAN KOMUNIKASI ILMIAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN FLIPPED CLASSROOM PADA MATERI SIKLUS AIR DI SEKOLAH DASAR

    Get PDF
    Meningkatkan Kemampuan Kognitif dan Menstimulasi Kemampuan Komunikasi Ilmiah Melalui Model Pembelajaran Flipped Classroom Pada Materi Siklus Air Di Sekolah Dasar ABSTRAK Minat siswa yang sangat tinggi terhadap media digital menjadi potensi yang besar untuk keberhasilan belajar jika pembelajaran dikaitkan dengan penggunaan teknologi. Salah satu model pembelajaran yang memfasilitasi penggunaan teknologi dalam pembelajaran adalah model pembelajaran Flipped Classroom. Model ini mengintegrasikan pembelajaran online dan tatap muka. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran pelaksanaan model Flipped Classroom dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan menstimulasi kemampuan komunikasi ilmiah pada materi siklus air di Sekolah Dasar kelas V. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar di sebuah desa di Kabupaten Kuningan. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi pelaksanaan pembelajaran dan catatan lapangan, soal tes tulis kemampuan kognitif dalam bentuk pilihan ganda dan uraian, rubrik penilaian komunikasi lisan untuk presentasi dan rubrik penilaian komunikasi tulis untuk pembuatan poster. Berdasarkan analisis data hasil penelitian, diketahui bahwa tahapan pelaksanaan model pembelajaran Flipped Classroom berhasil dilaksanakan melalui dua tahap yaitu pertama, pembelajaran online dengan kegiatan menonton video, menulis poin utama atau mambuat ringkasan, menjawab pertanyaan prapembelajaran, dan membuat pertanyaan penting terkait materi yang belum di pahami. Tahapan kedua yaitu tatap muka dengan kegiatan membahas kesalahan konsep, mengemukakan pertanyaan, menyelesaikan tugas penyelidikan atau pemecahan masalah dan tes akhir. Setelah penerapan model pembelajaran Flipped Classroom ini, hasil kemampuan kognitif siswa meningkat pada kategori sedang dengan nilai rata-rata N-Gain 0,66 dan stimulasi kemampuan komunikasi ilmiah mencapai kategori tinggi dengan rata-rata 3,28. Hal ini menunjukan bahwa penerapan model Flipped Classroom dalam pembelajaran IPA khususnya materi siklus air di Sekolah Dasar mempunyai potensi untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan menstimulasi kemampuan komunikasi ilmiah siswa. Kata Kunci : Flipped Classroom, Siklus Air, Kemampuan Kognitif, Kemampuan Komunikasi Ilmiah  Improving Cognitive Ability and Stimulating Scientific Communication Ability Through the Flipped Classroom Learning Model on Water Cycle Materials in Elementary Schools ABSTRACT High student interest in digital media becomes a great potential for successful learning if learning is associated with the use of technology. One of the learning models that facilitate the use of technology in learning is the Flipped Classroom learning model. This model integrates online and face-to-face learning. Therefore, this study aims to obtain an overview of the application of the Flipped Classroom model in improving cognitive abilities and stimulating scientific communication skills on the water cycle material in grade V Elementary School. The subjects of this study were fifth grade elementary school students in a village in Kuningan Regency. The instruments used were observation sheets on the implementation of learning and field notes, written test questions for cognitive abilities in the form of multiple choice and descriptions, rubrics for assessing oral communication for presentations and rubrics for assessing written communication for making posters. Based on the analysis of research data, it is known that the stages of implementing the Flipped Classroom learning model were successfully carried out through two stages, namely first, online learning by watching videos, writing main points or making summaries, answering pre-learning questions, and make important questions related to material that has not been understood. The second stage is face-to-face with activities to discuss misconceptions, ask questions, complete investigation tasks or problem solving and final tests. After the application of this Flipped Classroom learning model, the results of students’ cognitive abilities increased in the medium category with an average N-Gain value of 0.66 and the stimulation of communication skills reached the high category with an average of 3.28. This shows that the application of the Flipped Classroom model in science learning, especially the water cycle material in elementary schools has the potential to increase cognitive abilities and stimulate student scientific communication abilities. Keywords: Flipped Classroom, Water Cycle, Cognitive Ability, Scientific Communication Abilit

    Integrasi Islam dengan budaya lokal: Nilai-nilai Islam dalam peribahasa Sunda di Jawa Barat

    Get PDF
    Islam sebagai agama universal banyak bergumul kemudian berintegrasi dengan kebudayaan-kebudayaan lokal yang diislamkannya. Salah satu budaya lokal itu adalah Sunda Jawa Barat. Pergumulan antara agama Islam dengan budaya Sunda tersebut telah menghasilkan banyak akulturasi budaya. Salah satu kekayaan akulturasi kebudayaan Sunda terutama dalam aspek bahasa adalah peribahasanya yang banyak sekali bernilai dan bernuansakan Islam. Karena sifatnya banyak sekali yang religius, perbendaharaan peribahasa Sunda merupakan objek penelitian yang menarik untuk diteliti sebagai kebudayaan yang sudah tua dan berkembang secara dinamis memenuhi tuntutan masyarakatnya dalam komunikasinya sehari-hari masyarakat Sunda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui terjadinya integrasi antara nilai-nilai Islam dengan budaya lokal Sunda seperti tercermin dalam khazanah peribahasa Sunda yang terdapat di Jawa Barat yang meliputi orang Sunda sebagai pribadi, hubungan dengan kehidupan sosial, dengan alam dan dengan Tuhan Semesta Alam. Bagaimanakah nilai-nilai Islam tercermin dalam peribahasa Sunda yang menunjukkan saling pengaruh keduanya sebagai proses integrasi agama dan budaya. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif analitis. Tahap-tahap penelitian sejarah dan budaya digunakan dalam proses pengerjaan skripsi yang melalui tahapan heuristik atau pengumpulan sumber, kemudian kritik ekstren dan intern, interpretasi dan terakhir historiografi. Kesimpulannya penelitian ini adalah nilai-nilai Islam terdapat dalam banyak sekali peribahasa Sunda atau peribahasa Sunda mengandung nilai-nilai keislaman dalam peribahasa Sunda. Hal tersebut menunjukkan bahwa Islam sangat menafasi dan menyatu atau berintegrasi dengan kebudayaan Sunda melalui proses yang lama dalam sejarah. Kebudayaan Sunda sangat lekat dan sejalan dengan ajaran dan nilai-islam Islam. Semua bukti peribahasa dalam penelitian ini menunjukkan bahwa telah terjadi integrasi yang kuat antara Islam dan budaya dan tradisi Sunda. Ini tentu saja menggembirakan karena budaya Sunda benar-benar senafas dengan agama samawi ciptaan Allah SWT

    Pengalaman keagamaan tarekat qadiriyah wa naqsabandiyah : penelitian di majelis manaqib di kampung bojong bolang sukadana kabupaten sumedang

    Get PDF
    Perilaku keagamaan merupakan perwujudan dari pengalaman dan penghayatan seseorang terhadap agama, dan agama menyangkut persoalan bathin seseorang, karenanya persoalan sikap keberagamaan pun tidak dapat dipisahkan dari kadar ketaatan seseorang terhadap agamanya. Ada berbagai cara untuk mendapatkan pengalaman keagamaan yang luar biasa di dalam pelaksanaan-pelaksanaan ibadah, salah satunya melalui pelaksanaan Manaqiban. Adapun Manaqiban tersebut merupakan salah satu dari tradisi Tarekat Qadiriyah Wa Naqsabandiyah dalam ritual ibadahnya. Sama seperti halnya pengikut Tarekat Qadiriyah Wa Naqsabandiyah yang ada di kampung Bojong Bolang Sukadana, Kabupaten Sumedang, dalam pelaksanaan Manaqiban pengalaman keagamaan yang dirasakan saat melaksanakan dzikir begitu berbeda-beda, sehingga penulis sendiri tertarik untuk melakukan penelitian tersebut, agar mengetahui apa yang melatarbelakangi pengalaman keagamaannya berbeda-beda, proses, dan tujuannya serta apa makna pengalaman keagamaan tersebut bagi mereka. Tujuan penelitian ini untuk memahami proses pelaksanaan manaqiban dan untuk memahami makna pengalaman mistik para pengikut Tarekat Qadiriyah Wa Naqsabandiyah dalam pelaksanaan Manaqiban yang ada di Kampung Bojong Bolang Sukadana, Kabupaten Sumedang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif , yaitu suatu prosedur penelitian yang akan menghasilkan data deskriptif. Dengan jenis data kualitatif dan pendekatan psikologi. Data pnlitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer yaitu data utama yang berasal dari ketua Majelis Manaqiban, para jamaah, juga dari responden masyarakat setempat. Adapun data sekundernya, yaitu buku-buku, jurnal, skripsi, tesis, dan internet. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh menunjukan bahwa dengan prosesi manaqiban sangat besar dampaknya bagi yang mengikuti ritual dari awal sampai akhir, juga pengalaman mistik yang mereka rasakan ketika prosesi manaqiban itu ada, diantaranya: ketenangan jiwa, terasa ada energi-energi positif yang meresap kedalam pikiran dan nurani, yang jelas dengan dzikir seperti itu akan membawa kedamaian, karena hidup itu tujuannya untuk kedamaian. Dengan dzikir jiwa menjadi pasrah, tawakkal pada Allah. Kepasrahan ini akan membawa kenikmatan dan keajaiban atau orang yang menjalani demikian akan mendapat ma‘unah dari Allah Swt. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam prosesi manaqiban sangat baik, karena dalam proses ini terdapat hikmah yang dapat diambil dari hasil ceramah dan pada prosesi berdzikir dapat dirasakan pengalaman mistik oleh para jamaah kemudian dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam religiusitas maupun dalam kehidupan sosial

    فعل الكلام التوجيهي في الرواية بركة يقابل بركة لمحمود صباغ

    Get PDF
    تهدف هذه الدراسة إلى: 1) وصف شكل فعل الكلام التوجيهي في الرواية بركة يقابل بركة ، 2) وصف وظيفة فعل الكلام التوجيهي في الرواية بركة يقابل بركة. مصدر بيانات البحث هو فيلم بركة يقابل بركة الذي صدر باللغة العربية ، بركة يقابل بركة كمثل للمملكة العربية السعودية لأفضل فيلم بلغة أجنبية في حفل توزيع جوائز الأوسكار الـ 89 في 16 سبتمبر 2016. كل الكلام التوجيهي الذي تضمنه الفيلم بركة يقابل بركة موضوع في هذا البحث. تم جمع البيانات باستخدام طريقة الاستماع بأربع مراحل ، وهي تقنية SLBC (Cakap bebas Libat Simak) ، وتقنية التسجيل ، وتقنية النسخ ، وتقنية تدوين الملاحظات. طريقة تحليل البيانات المستخدمة في هذه الدراسة هي الطريقة المكافئة. الطريقة المكافئة المستخدمة هي الطريقة الخارجة عن اللغة. تم استخدام الطريقة المكافئة اللامركزية لتحليل شكل ووظيفة أفعال الكلام. الطريقة المكافئة خارج اللغة هي طريقة تحليلية من خلال ربط ومقارنة العناصر الموجودة خارج اللغة ، أي سياق الكلام. يتضمن سياق الخطاب تحديد المكان والجو الذي يحدث فيه الخطاب. تشير نتائج هذه الدراسة إلى أن العدد الإجمالي للألفاظ التوجيهية في فيلم بركة يقابل بركة هو 123 كلامًا ، مع الأقسام التالية: 44 كلامًا في شكل أمر ، و 24 كلامًا في شكل طلبات ، و 14 كلامًا على شكل دعوات ، 11 لفظا في شكل نصيحة ، 20 كلام في شكل نقد ، و 10 خطابات في شكل تحريم. يوجد 27 نوعًا من 35 نوعًا من وظائف فعل الكلام التوجيهي الموجودة في هذه الدراسة. الوظائف المختلفة هي ، الأمر ، الفرض ، الإرشاد ، الطلب ، الإجبار ، الحرّب ، السؤال ، الأمل ، الترافع ، العرض ، الحضّ ، التشجيع ، الحث ، النصح ، الارش ، التوجيه ، المناشدة ، الدعوة ، التذكير ، التنبيه ، الإيحاء ، السب ، الانتقاد ، التهديد ، الغضب ، النهي و المنع

    Meningkatkan Kerja Sama Siswa melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share

    Full text link
    Human beings as social creatures need cooperative with others due to their independencies. It means that cooperative is needed by all the people. Recently, some of the problems in education are the students' cooperative is still not optimal and the low point of students' achievement in the learning process. In cooperative learning, one of the methods is Think Pair Share method that can improve the students' achievement. This method is focused on student-center that allows students to think independently forming ideas of their own then they are grouped in pairs to discuss their thoughts and train their social interaction to articulate their ideas and to consider those of others. Improving the students' teamwork in cooperative learning through Think Pair Share habitually will achieve the purpose of studying

    PENYELENGGARAAN PELATIHAN BAGI PENYULUH KELUARGA BERENCANA BIDANG PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN PERWAKILAN BKKBN PROVINSI JAWA BARAT

    Get PDF
    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perlunya peningkatan kualitas Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai penyuluh keluarga berencana. Untuk meningkatkan kualitas PKB tersebut maka Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memfasilitasi Bidang Latbang BKKBN untuk melaksanakan pelatihan peningkatan komunikasi, dengan tujuan supaya PKB mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik kepada pihak-pihak yang terkait dalam rangka melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penyelenggaraan peltihan bagi penyuluh keluarga berencana (PKB) Bidang Latbang BKKBN Provinsi Jawa Barat, dengan aspek perencanaan pelatihan, pelaksanaan pelatihan, evaluasi pelatihan dan kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman dari penyelenggaraan pelatihan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan informan sebanyak tujuh orang dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini adalah: (1) perencanaan pelatihan bagi PKB oleh pengelola yaitu dengan melakukan identifikasi kebutuhan pelatihan, menyusun tujuan pelatihan, menentukan kepanitiaan, menentukan smber dana, sarana dan prasarana, serta kurikulum dan materi pelatihan, (2) pelaksanaan pelatihan bagi PKB terpilih dimulai dengan pembukaan, pembinaan keakraban, penentuan kontrak belajar, metode pembelajaran, tes awal peserta pelatihan, proses pembelajaran, sampai tes akhir peserta pelatihan menunjukan hasil yang cukup baik, (3) evaluasi peserta pelatihan menggunakan pre test dan post test pada saat awal dan akhir peserta pelatihan dan pembuatan rencana tindak lanjut (RTL), (4) kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari pelaksanaan pelatihan peningkatan komunikasi merupakan hal yang selalu ada dalam setiap pelatihan menunjukan layaknya pelaksanaan pelatihan tersebut.;--This research is motivated by the need to improve the quality of Family Planning Extension (PKB) in carrying out its duties and functions as family planning extension. To improve the quality of PKB, the National Population and Family Planning Board (BKKBN) facilitates Latbang of BKKBN to carry out training on improving communications, with the aim that the PKB is able to communicate and interact well with the parties concerned in order to carry out its duties and responsibilities. The purpose of this research is to know how the implementation training for family planning extension (PKB) Latbang of BKKBN West Java Province, with aspects of training planning, training implementation, training evaluation and strengths, weaknesses, opportunities, threats from the organization of the training. This research uses descriptive research method. The research approach used is qualitative approach with informant as many as seven people with data collecting technique such as interview, observation and documentation study. The results of this study are: (1) training planning for PKB by the manager that is by identifying training needs, setting training objectives, determining the committee, determining source funds, facilities and infrastructure, as well as curriculum and training materials, (2) the implementation of the training for selected PKB begins with the opening, coaching of intimacy, the determination of the learning contract, the learning method, the initial test of the trainee, the learning process, until the final test of the trainees shows the good result, (3) evaluation of training participants using pre test and post test at the beginning and end of the training participants and making action plan (RTL), (4) the strengths, weaknesses, opportunities and threats from the implementation of the communication enhancement training are always present in every training to demonstrate the training
    corecore