89 research outputs found

    Evaluasi Kualitas Layanan Jasa Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Delanggu Dalam Meningkatkan Kepuasan Pasien

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, apakah pelayanan rumah sakit PKU Muhammadiyah Delanggu sudah sesuai dengan standart kepuasan yang ditetapkan oleh pemerintah. Kualitas hasil kerja berhubungan dengan seberapa baik sebuah pelayanan yang diberikan kemudian apakah sudah memnuhi tingkat kepuasan bagi konsumen. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan menggunakan komunikasi langsung atau tanya jawab sebagai alat pengumpulan data. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien, keluarga pasien, dan mantan pasien yang pernah dirawat dirumah sakit PKU Muhammadiyah Delanggu. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelayanan rumah sakit sudah sesuai dengan standart tingkat kepuasan yang disetujui dan ditetapkan diberbagai rumah sakit diwilayah Surakarta, Boyolali dan sekitarnya. Terbukti dengan hasil penelitian ini animo masyarakat sangat besar untuk dating dang berobat kerumah sakit PKU Muhammadiyah Delanggu

    The function of Extract Curcuma (Curcuma xanthorrhiza Roxb) In Restoring Hemoglobin, erythrocyte and hematocrit 1 On Soccer Athlete

    Get PDF
    The purpose of this study is to determine the effect of giving temulawak (Curcuma Xanthorrhiza Roxb) in athletes after having running activity 5000 meters toward hemoglobin, erythrocyte and hematocri level. The research design is double blind randomized controlled trial. The subjects were 35 male football athletes from PPLP (Centre for Education and Training Student) Salatiga, Central Java. The subjects were divided into 5 group with different treatments; group I giving temulawak extract capsule containing curcumin (ETKK) 250 mg / day, group II ETKK 500 mg / day, group III ETKK750 mg / day, group IV were given multivitamin and mineral (MVM) capsules per day (beta carotene5000 UI, Vitamin E 200 UI, Vitamin C 500 mg, 15 mg zinc, selenium 50 mcg) and group V were given placebo whilethe capsule were given for 21 days. The giving of temulawak extract (Curcuma xanthorrhiza Roxb) gave no effect on theimprovement of hemoglobin levels, eritrsit and hematocrit in athletes after having 5000 meters running test

    University Social Responsibility from the Transformative Ecofeminism Perspective

    Get PDF
    This study aims to find conceptual innovations, with a focus on the scope of University Social Responsibility in the perspective of transformative ecofeminism. The basic belief that guides action in this research is the transformative worldview. The research approach is based on feminism with the data collection process carried out by observation, in-depth interviews, documentation, and FGDs. The two data research rigour strategies chosen were to maintain the credibility (internal validity) and reliability of the research data through triangulation of techniques and sources and to carefully review the documentation of research procedures/protocols and databases. The presentation of data and the results of the study used a “spiral data analysis.” This process was carried out by data management, making memos, categorizing, and interpreting data to presenting the final research report. The sample is stated with ten key informants used as participants. The results of the study provide a framework for the scope of USR, which consists of eight dimensions in which there are 27 indicators that direct the university\u27s actions in realizing its social responsibility. IPE (Integrity, Professionalism, Entrepreneurship) organizational culture becomes a reinforcing value in realizing the goals of each dimension

    FAKTOR RESIKO ANEMIA PADA SISWI PONDOK PESANTREN

    Get PDF
    The finding of several studies in Indonesia show that the anemia prevalence of adolescents remained high. Anemia on adolescents living in boarding schools showed a higher prevalence. The aim of the study analyzed risk factor of anemia on adolescents living in boarding schools. The study was conducted with analytic survey with cross-sectional design. Population were all female students from two boarding schools (pesantren) in Mranggen the District of Demak. The entire student also attending formal education in Madrasah Tsanawiyah. Sampling with the inclusion and exclusion criteria. The variables studied were hemoglobin levels were measured by Cyamethemoglobin, student identity data including age, class, medical history, number of children, father education and menarche status, and body mass index (BMI). Statistical analysis used univariate and bivariate analysis of the Chi Square test. The level of significance was 5%. The results showed that of 213 girls studied, who suffer from anemia 159 people (74,6%). Risk factor of anemia was age, class and menarche status. Schoolgirls aged 12-13 years the risk of anemia 3.435 times compared to female students aged 14-15 years. Female student from one class 7.202 times the risk of anemia compared to female students from two classes. While the number of children in the family, education of father and categories of body mass index (BMI) is not a risk factor for anemia in the boarding school students.Keywords: adolescents, boarding school, anemia, risk facto

    Kapabilitas Dinamis, Implementasi Sistem Akuntansi Pemerintahan dan Kualitas Laporan Keuangan SKPD (Studi pada Pemerintah Kabupaten Kediri)

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh konstruk kapabilitas dinamis organisasi dan kontribusi masing-masing dimensinya terhadap implementasi Sistem Akun­tansi Pemerintahan (SAP) berbasis akrual dan dampak implementasi SAP terhadap kuali­tas laporan keuangan yang dihasilkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Kediri. Dimensi kapabilitas dinamis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kapa­bilitas penginderaan, kapabilitas belajar, kapabilitas integrasi, dan kapabilitas koor­dinasi. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif-eksplanatif dengan sasaran penelitian meliputi para Pejabat Penatausaha Keuangan (PPK) dan pegawai yang mem­bantu PPK secara langsung dalam pekerjaan akuntansi SKPD. Survei dilaksanakan pada 32 SKPD dan datanya dianalisis secara statistik dengan Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konstruk kapabilitas dinamis berpengaruh terhadap implementasi SAP. Dimensi yang paling berkontribusi dalam membentuk kapa­bilitas dinamis adalah kapabilitas integrasi yang kemudian disusul dengan kapabilitas koordinasi, kapabilitas belajar, dan kapabilitas penginderaan. Penelitian juga membuktikan bahwa implementasi SAP berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan

    PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMASANG INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

    Get PDF
    Abstrak Latar belakang adanya penelitian ini adalah kurangnya keterampilan siswa pada standar kompetensi memasang instalasi penerangan listrik karena masih digunakannya model pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pada model pembelajaran tersebut, siswa kurang dituntut untuk menguasai materi sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa. Pada penelitian eksperimen ini menggunakan dua kelas sebagai sampel, yaitu kelas XI TIPTL 2 sebagai kelas eksperimen yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 5E dan kelas XI TIPTL 3 sebagai kelas kontrol yang dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui apakah ada perbedaan peningkatan hasil belajar antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran langsung; dan (2) untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran langsung. Penelitian menyimpulkan: (1) rata-rata nilai gain (peningkatan) siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 5E lebih tinggi secara signifikan (0,77) dibanding siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung (0,68) pada standar kompetensi memasang instalasi penerangan listrik; (2) hasil belajar ranah kognitif siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 5E lebih tinggi secara signifikan (83,54) dibanding siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung (77,70); (3) hasil belajar ranah afektif siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 5E lebih tinggi secara signifikan (83,48) dibanding siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung (82,06); dan (4) hasil belajar ranah psikmotor siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Learning Cycle 5E lebih tinggi secara signifikan (83,96) dibanding siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung (82,73). Penelitian menyarankan: (1) model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat dijadikan alternatif dalam menciptakan suatu pembelajaran yang menarik; (2) model pembelajaran Learning Cycle 5E dapat digunakan sebagai inovasi, sehingga pendekatan ini dapat diterapkan pada mata diklat lain yang sesuai; (3) penelitian ini dapat digunakan untuk penelitian lanjutan dengan model pembelajaran yang lebih variasi dan lebih kompleks. Kata kunci: Model pembelajaran Learning Cycle 5E, penelitian eksperimen, dan hasil belajar. Abstract The reason of this research is the lack of students's skills in competency standard of installing electrical lighting installation because it’s still use the student-centered learning model. In the student-centered learning model, students are less required to understand the learning materials with active so it’s effect on student learning outcomes. This experimental research use two classes as samples, XI TIPTL 2 class as an experimental class that learned using the 5E Learning Cycle model and XI TIPTL 3 class as a control class that learned using direct instructional model. The purpose of this research is: (1) to determine whether there are differences in learning outcome among the students that learned using the 5E Learning Cycle model with students that learned using the direct instructional model; and (2) to determine whether there are differences in learning outcomes among the students that learned using the 5E Learning Cycle model with students that learned using the direct instructional model. The research concluded: (1) the average gain value of students that learned using the 5E Learning Cycle model (0,77) is higher of the students that learned using the direct instructional model (0,68) significantly; (2) the learning outcomes in cognitive domain of students that learned using the 5E Learning Cycle model (83,54) is higher of the students that learned using the direct instructional model (77,70) significantly; (3) the learning outcomes in affective domain of students that learned using the 5E Learning Cycle model (83,48) is higher of the students that learned using the direct instructional model (82,06) significantly; and (4) the learning outcomes in psychomotor domain of students that learned using the 5E Learning Cycle model (83,96) is higher of the students that learned using the direct instructional model (82,73) significantly. The research suggests: (1) the 5E Learning Cycle model can be used as an alternative to creating an exciting learning; (2) the 5E Learning Cycle model can be used as an innovation, so this approach can be applied to other appropriate training; (3) this research can be used for further research with a learning model that more and more complex variations. Keywords: the 5E Learning Cycle model, experimental research, and learning outcomes

    HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GARAM BERYODIUM DENGAN KETERSEDIAAN GARAM BERYODIUM PADA TINGKAT RUMAH TANGGA DI DESA KRAJAN KECAMATAN TEMBARAK KABUPATEN TEMANGGUNG

    Get PDF
    Masih ditemukannya mutu dan konsumsi garam beryodium yang masih rendah dimasyarakat. Hal ini disebabkan distribusi garam beryodium yang belum merata, belum seluruh garam yang beredar di masyarakat mengandung cukup yodium, perbedaan harga garam beryodiumyang cenderung lebih mahal dua sampai tiga kali serta kurangnya pengetahuan masyarakat akan pentingya mengkonsumsi garam beryodium. Kurangnya pengetahuan menyebabkan salah konsep tentang kebutuhan garam beryodium dan mutu garam beryodium. Bertambahnyapengetahuan mengenai garam beryodium, maka seseorang mempunyai kemampuan untuk menerapkan informasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang garam beryodium dengan ketersediaan garam beryodium pada tingkat rumah tangga di Desa Krajan Kecamatan Tembarak Kabupaten TemanggungJenis penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan disign cross sectional / belah lintang. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan Systematic random sampling Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu rumah tangga di Desa Krajan KecamatanTembarak Kabupaten Temanggung sebagian besar kategori sedang dan baik. Hasil uji garam ditemukan 62,5 '/, kadar yodiumnya kurang dari 30 ppm dan 37,5 % kadar yodiumnya 30 ppm atau lebih. Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang garam beryodium dengan ketersediaan garam beryodium pada rumah tanggaKata kunci :kadar yodium, tingkat pengetahuan, ketersediaan garam beryodiu

    HUBUNGAN KEBIASAAN CUCI TANGAN DAN SANITASI MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK SD NEGERI PODO 2 KECAMATAN KEDUNGWUNI KABUPATEN PEKALONGAN

    Get PDF
    Diare adalah suatu keadaan abnormal dari pengeluaran berak dengan frekuensi tiga kali atau lebih dengan melihat konsisten lembek, cair sampai dengan atau tanpa darah dan lendir dalam tinja. Diare berhubungan dengan berbagai macam faktor yang mempengaruhinya yaitu : faktor makan, faktor infeksi, faktor psikis dan faktor lingkungan.Tujuan penelitian : menganalisis hubungan kebiasaan cuci tangan dan sanitasi makanan dengan kejadian diare pada Anak SD Negeri Podo 2 Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Penelitian ini merupakan jenis explanatory research, pendekatan belah lintang ( crossectinal ). Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak yang terdaftar dan masih aktif sebagai siswa-siswi kelas IV, Vdan VI. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling,sebanyak 50 anak diambil sebagai sampel.Hasil: penelitian menunujukkan bahwa kebiasaan cuci tangan yang tergolong terbiasa cuci tangan sebanyak 47 anak ( 94,0% ), dan tidak terbiasa cuci tangan sebanyak 3 anak ( 6,0% ). sanitasi makanan yang tergolong baik sebanyak 21 keluarga ( 42,0%), dan tergolong kurang sebanyak 29 keluarga (58,0% ). Anak SD yang tidak menderita diare dalam satu bulanterakhir sebanyak 48 anak ( 96,0% ), sedangkan anak SD yang menderita diare dalam satu bulan terakhir sebanyak 2 anak (4,0% ).Kesimpulan : Ada hubungan kebiasaan cuci tangan dengan kejadian diare dan tidak ada hubungan sanitasi makanan dengan kejadian diareKata kunci : cuci tangan , sanitasi makanan, kejadian diare, anak S

    Hubungan Konsumsi Vitamin C Dengan Kesegaran Jasmani Pada Atlet Sepakbola di Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar Jawa Tengah

    Get PDF
    Football athletes need a heart-lung endurance which describes the capacity to perform activities continuously for long periods without experience significant fatigue. Fulfillment of nutrients, especially vitamin was important to meet the physical needs for activities in their daily lives. One effort to get a good freshness  good nutritional status and adequacy of the proper nutrients. Lack of vitamin C can lead to lower body resistance weakened muscle contraction and fatigue. Symptoms of vitamin C deficiency is characterized by deterioration of physical appearance. The purpose of this study was to determine the relationship of vitamin C intake with physical fitness in football athletes in Sports Training and Education Center of CentralJava. Population of this study is all football athletes as many as 35 people. All of they were investigated. The data of vitamin C intake was measured by the method of weighing and 2 days food recall Physical fitness was measured by the method of the Asian Committee on the Standardization of Pysicial Fitness Test (ACSPFT). The Kolmogorov –Smirnov test was used to test the normally distribution of the data and the Pearson or Rank Spearman corelation test was used to analysis the correlation between the vitamin C intake and physical fitness level score. The results showed that the average of vitamin C intake is 83.84 mg. All of  football athletes consume the sufficient levels of vitamin C (100% and up of RDA. The average of football athelete’s physical fitness level score is 446.6 65.7% (excellent). The Kolmogorov-Smirnov test showed that yhe data of vitamin C intake and physical fitness score no normally distribution. By using the Rank-Spearman correlation test,  there is no correlation between the vitamin C intake and the physical fitness level of the  PLPP football athletes. In Central Java Sports Training and Education Center Student the football athlete’s  Vitamin C consumption level is normal and the  physical fitness categories is excellent. There is no correlation. between the vitamin C intake  and the physical fitness level of the  PLPP football athletes

    Birth length, maternal height and pesticide exposure were predictors of child stunting in agricultural area

    Get PDF
    ABSTRAK Latar Belakang: Berdasarkan data PSG Kementrian Kesehatan Tahun 2017 perevalensi stunting di Indonesia 29,6% (pendek 19,8% dan sangat pendek 9,8%) dan prevalensi stunting di Kabupaten Banjarnegara sebesar 30,1% Prevalensi stunting di Kecamatan Wanayasa mencapai 23,7%. Rendahnya asupan gizi, faktor genetik dan  paparan pestisida merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kejadian stunting. Paparan pestisida sendiri dapat mengakibatkan gangguan metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan anak. Kecamatan Wanayasa merupakan salah satu daerah pertanian di Indonesia, terdapat area pertanian kentang dan sayuran dengan intensitas penggunaan pestisida yang tinggi dalam pengolahan lahannya.Tujuan: Menganalisis faktor risiko stunting pada anak usia 2-5 tahun di daerah pertanianMetode : Desain penelitian yang digunakan adalah case control dengan jumlah sampel 47 kasus (stunting) dan 47 kontrol (tidak stunting). Pemilihan subjek secara purposive sampling dengan matching umur dan jenis kelamin. Data diperoleh melalui pengukuran tinggi badan ,berat badan serta  wawancara terstruktur dan untuk asupan gizi dengan menanyakan frekuensi penggunaan bahan makanan responden dalam ukuran rumah tangga dan mengkonversinya dalam ukuran berat (gram). Data dianalisis menggunakan uji chi-square, menghitung Odds Rasio (OR) dan metode regresi logistik.Hasil: Nilai skor Z TB/U terendah pada kelompok kasus adalah -5.4SD dan tertinggi -2.55SD, umur balita terendah pada kelompok kasus 24 bulan dan pada kelompok kontrol 27 bulan. Sebagian besar pekerjaan ibu baik pada kelompok kasus (51.1%) maupun pada kelompok kontrol (57.4%) adalah sebagai petani. Pada analisis bivariat riwayat penyakit kehamilan ibu, tingkat kecukupan gizi (kalsium,zink, protein), riwayat paparan pestisida bumil tidak berhubungan secara bermakna dengan kejadian stunting.Tinggi badan ibu < 150 cm (OR=10.07; 95%CI: 3.57-28.38), panjang badan lahir (OR=11.04; 95%CI: 4.19-29.06), dan riwayat paparan pestisida pada anak      (OR=4.21; 95%CI : 1.77-10.04) sebagai faktor risiko stunting.  Simpulan: Panjang badan lahir, tinggi badan ibu dan paparan pestisida merupakan faktor risiko stunting pada anak usia 2-5 tahun. Kata Kunci: anak usia 2-5 tahun, daerah pertanian, stunting  ABSTRACTBackground: According to Nutritional Status Monitoring 2017, stunting prevalence in Indonesia was 29.6% and stunting prevalence in Banjarnegara District was 30.1%.The prevalence of stunting in Wanayasa Subdistrict was 23.7%. Low nutritional intake, genetic factors and exposure from pesticides are among the factors that influence stunting. Exposure from pesticides can lead to metabolic disorders, growth and development of children. Wanayasa Subdistrict is one of an agricultural area in Indonesia, there is a potato and vegetable farming area with high intensity of pesticide use in the processing of its land.Objectives: This study aims was to analyze the risk factors for stunting among  children age 2-5 years living in an agricultural area.Methods: The research design was case control measured 47 children as cases and 47 children as controls. Subject selected by purposive sampling with matching age and gender. Data was collected by measurement of height, weight and structured interviews and for nutritional intake with asking the frequency of food intake in household size and converted in weight (gram)  method. Data were analyzed using chi-square test, calculating Odds Ratio (OR) and logistic regression method.Results: The lowest in the case group were -5.4 SD and the highest were -2.55 SD,the lowest age of children  was the 24-month in case group and the 27-month in control group. Most of mothers work in case group (51.1%) and control group (57.4%) were farmers. In multivariate analysis of mother's height below 150 cm     (OR=10.07; 95%CI: 3.57-28.38), length of birth (OR=11.04; 95%CI: 4.19-29.06), and history of pesticide exposure in children (OR=4.21; 95%CI: 1.77-10.04) are risk factors for stunting.Conclusion: Birth length, maternal height and pesticide exposure were risk factor for stunting in children age 2-5 years. KEYWORDS: children aged 2-5 years, agricultural area, stuntin
    corecore