Ejournal Alma Ata University Yogyakarta
Not a member yet
    1614 research outputs found

    Karakteristik Kegiatan Berpikir dan Kecerdasan dalam Perspektif Psikologi Pendidikan Islam

    Get PDF
    Penelitian kepustakaan ini secara komprehensif bertujuan untuk menganalisis dan mensintesis secara mendalam literatur relevan mengenai konsep fundamental berpikir (tafakur) dan kecerdasan yang terintegrasi dalam perspektif psikologi pendidikan Islam. Dengan pendekatan kualitatif dan analisis isi yang ketat, kajian ini menelusuri sumber ilmiah terpercaya melalui penelusuran terstruktur pada database elektronik seperti Google Scholar, ERIC, dan ProQuest, menggunakan kata kunci spesifik serta kriteria inklusi dan eksklusi yang ketat untuk memastikan relevansi dan kualitas data. Proses analisis data dilakukan bertahap dan sistematis, meliputi reduksi, penyajian, interpretasi mendalam, perbandingan komprehensif, sintesis temuan yang terintegrasi, hingga penarikan kesimpulan yang valid dan teruji secara akademis. Hasil analisis secara jelas menunjukkan bahwa berpikir (tafakur), sebagai aktivitas mental yang fundamental dan esensial dalam ajaran Islam, memainkan peran yang sangat krusial sebagai landasan utama bagi pengembangan kecerdasan secara holistik. Tafakur tidak hanya dipahami sebagai proses kognitif semata dalam mengolah informasi dan memecahkan masalah (IQ), tetapi juga melibatkan dimensi perenungan mendalam yang esensial bagi pengembangan kecerdasan emosional (EQ) melalui peningkatan kesadaran diri dan empati yang mendalam, serta memperkuat kecerdasan spiritual (SQ) melalui penguatan hubungan yang mendalam dengan Allah dan pemahaman yang lebih baik akan tujuan hidup yang sebenarnya. Kesimpulan utama kajian ini menegaskan bahwa tafakur dan kecerdasan memiliki keterkaitan yang inheren, sinergis, dan saling memperkuat dalam kerangka psikologi pendidikan Islam yang komprehensif. Pengembangan kecerdasan yang holistik dan seimbang, sebagaimana diamanatkan Al-Qur'an dan Hadis, tak terpisahkan dari pembiasaan berpikir mendalam dan reflektif yang berorientasi pada hikmah. Pendidikan Islam idealnya mendorong peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis yang tajam, merenungkan makna yang mendalam dari setiap fenomena, dan mengaplikasikan pemahaman secara bijaksana dalam berbagai aspek kehidupan yang kompleks, sehingga potensi kecerdasan mereka berkembang secara optimal dan memberikan manfaat luas bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan lingkungan sekitar

    Relevansi Pemikiran Filsafat Al Kindi dalam Pembentukan Moral pada Masyarakat Plural

    Get PDF
    Al-Kindi, dikenal sebagai Bapak Filsafat Arab, merupakan pionir dalam integrasi pemikiran filsafat Yunani dengan ajaran Islam pada abad ke-9 M. Ia menjadi tokoh penting yang menjembatani antara tradisi intelektual Yunani dan nilai-nilai keislaman, terutama dalam mengembangkan pemikiran rasional yang tetap berakar pada wahyu. Namun, dalam konteks pendidikan Islam di Indonesia yang plural dan multikultural, riset mengenai kontribusi pemikiran Al-Kindi terhadap pembentukan moral dan pengembangan karakter peserta didik masih sangat minim. Gap penelitian ini terletak pada kurangnya eksplorasi mendalam tentang bagaimana pendekatan rasional dan integratif Al-Kindi dapat diadopsi untuk menjawab tantangan pendidikan moral di tengah masyarakat yang majemuk, khususnya dalam membangun sikap toleransi, berpikir kritis, keterbukaan, dan karakter inklusif yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebaruan kontribusi pemikiran Al-Kindi dalam pendidikan moral Islam, dengan menyoroti integrasi antara ilmu dan agama, serta relevansinya dalam membentuk karakter peserta didik di lingkungan masyarakat plural Indonesia saat ini. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui studi pustaka terhadap karya-karya Al-Kindi dan kajian akademik terkait, penelitian ini menemukan bahwa Al-Kindi menempatkan filsafat sebagai sarana menemukan kebenaran melalui rasionalitas dan akal, tanpa menegasikan nilai-nilai wahyu sebagai sumber kebenaran hakiki. Kebaruannya terletak pada gagasan bahwa ilmu pengetahuan dan agama dapat berjalan seiring dan saling memperkuat. Dengan demikian, pendidikan Islam yang berlandaskan pada pemikiran Al-Kindi tidak hanya menghasilkan generasi yang cerdas secara intelektual, tetapi juga berakhlak mulia, toleran, terbuka terhadap perbedaan, dan adaptif terhadap dinamika sosial budaya serta perkembangan zaman. Dalam konteks masyarakat plural, pemikiran Al-Kindi mendorong pengembangan kurikulum dan metode pembelajaran yang menekankan nilai-nilai toleransi, dialog terbuka, dan penghargaan terhadap perbedaan, sehingga dapat membentuk masyarakat yang harmonis, inklusif, dan berkeadila

    Diet quality index for adolescents scores among 16-18 years old adolescents

    Get PDF
    ABSTRAK Latar Belakang: Remaja merupakan kelompok usia dengan kebutuhan gizi yang tinggi untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangannya. Menurut Kementerian Kesehatan saat ini remaja tengah mengalami triple burden of malnutrition. Permasalahan gizi yang terjadi saat remaja dapat berdampak negatif dan terbawa hingga dewasa. Asupan gizi yang tidak seimbang serta kualitas diet yang rendah menjadi salah satu penyebab permasalahan gizi yang dialami remaja.Tujuan: Menganalisis kualitas diet remaja pada SMA Yadika 12 Depok menggunakan Diet Quality Indeks for Adolescents (DQI-A).Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Penelitian dilakukan di SMA Yadika 12 Depok dengan subjek sebanyak 108 siswa berusia 16-18 tahun. Pengambilan data dilakukan pada Februari 2024. Data kualitas diet didapatkan dari konversi form food recall 2x24 jam akhir pekan dan hari kerja dengan Diet Quality Indeks for Adolescents (DQI-A) yang telah dimodifikasi berdasarkan Pedoman Gizi Seimbang 2014. Data yang telah terkumpul di analisis menggunakan uji Mann-Whitney.Hasil: Rata rata skor DQ adalah 7,55%, skor DD adalah 63,89%, dan skor DE adalah 26,91% dan skor kualitas diet (DQI-A) adalah 32,76%. Nilai terendah 13,38% dan tertinggi 58,72%. Berdasarkan nilai rata rata diketahui bahwa 54 responden (50%) memiliki kualitas diet kurang dan 54 responden (50%) memiliki kualitas diet baik. Hasil uji mann-whitney antara kualitas diet akhir pekan dan hari kerja responden (p= >0,05).Kesimpulan: Rata rata kualitas diet responden 32,76%. Tidak terdapat perbedaan kualitas diet remaja pada akhir pekan dan hari kerja. Skor DQ menjadi yang teredah sehingga perlu adanya perhatian lebih terhadap komponen tersebut, dapat dengan melakukan penyuluhan berkala terkait faktor dan dampak dari rendahnya kualitas diet. KATA KUNCI: kualitas diet; diet quality index for adolescents; kualitas pangan; keberagaman pangan; keseimbangan pangan  ABSTRACTBackground: Adolescents have high nutritional needs to support their growth and development. According to the Indonesian Ministry of Health, adolescents are currently experiencing a triple burden of malnutrition. Nutritional problems during adolescence can have negative impacts and persist in adulthood. Unbalanced dietary intake and low diet quality are key contributors to these nutritional issues in adolescents.Objectives: To analyze the diet quality of adolescents at SMA Yadika 12 Depok using the Diet Quality Index for Adolescents (DQI-A).Methods: This study is quantitative research with a cross-sectional design. The research was conducted at SMA Yadika 12 Depok with 108 subjects aged 16-18. Data collection took place in February 2024. Diet quality data were obtained by converting food recall forms (2x24 hours) for weekends and weekdays using the Diet Quality Index for Adolescents (DQI-A) based on the 2014 Indonesian Balanced Nutrition Guidelines. The collected data is analyzed using the Mann-Whitney test.Results: The average DQ score was 7.55%, the DD score was 63.89%, the DE score was 26.91%, and the overall diet quality score (DQI-A) was 32.76%. The lowest score was 13.38% and the highest was 58.72%. Based on the average values, 54 respondents (50%) had poor diet quality and 54 respondents (50%) had good diet quality. The Mann-Whitney test showed no significant difference in diet quality between weekends and weekdays (p > 0.05).Conclusions: The average diet quality of respondents is 32.76%. There is no difference in adolescent diet quality between weekends and weekdays. The DQ score was the lowest, indicating a need for greater attention to this component, potentially through regular counseling on the factors and impacts of poor diet quality. KEYWORD: diet quality; diet quality index for adolescents; dietary quality; dietary diversity; dietary equilibrium Received: 14 Jan 2025; Revised: 30 Dec 2024; Accepted: 26 Jan 2025; Available online: 30 Mar 2025; Published: 30 Mar 202

    Postgraduate Students’ Challenges in Developing Social Solidarity in the Multicultural Community of an Islamic University

    Get PDF
    International Islamic University (IIUM) is an institution of higher education that is grounded in Islamic principles, distinguishing its unique characteristics in its curriculum, student development and academic professionalism. As one of the public Islamic universities in Malaysia, the International Islamic University (IIUM) aims to establish itself as a hub of academic distinction with a strong focus on promoting Islamic values and global engagement. The vision and mission of the university reflect a commitment to the integration of knowledge, practices and the diversity of its staff and student population. Currently, the university consists of undergraduate and postgraduate students from 56 countries. As a result, fostering social unity and solidarity to realise its mission of Ummatic development presents a significant challenge.  In view of this, the study aims to investigate the experiences of students in IIUM, focusing on the challenges of postgraduate students in developing social solidarity within the diverse Muslim community during their academic journey. The study employed the phenomenological research design, where ten participants were selected using purposive sampling. The data were then analyzed using thematic analysis. Research findings of the study showed that participants experienced challenges in developing social solidarity which revealed two major themes, collective commitment and student body and program. It emphasizes the need to improve the curriculum, co-curriculum, and learning environment that considers the multicultural background of the students. The study highlights the necessity for collaboration between educators and university administrators in enhancing curriculum, pedagogy, and administrative procedures that foster social solidarity among multicultural student populations in higher educational institution

    Pengaruh Mata Pelajaran Kewirausahaan terhadap Pemahaman dan Minat Siswa Mengenai Bisnis Berbasis Syariah

    Get PDF
    Penelitian yang menganalisis pengaruh mata pelajaran kewirausahaan terhadap pemahaman dan minat siswa mengenai bisnis berbasis syariah di SMK Muhammadiyah 1 Sukabumi dirasa perlu. Dimana SMK Muhammadiyah 1 Sukabumi adalah sekolah yayasan Islam. Selain mengedepankan keilmuan tentu saja juga keIslaman. Penelitian ini melibatkan variabel independen yaitu mata pelajaran kewirausahaan (X) dan variabel dependen berupa pemahaman siswa (Y1) serta minat siswa terhadap bisnis berbasis syariah (Y2). Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif berbentuk studi hubungan (interrelationship studies) untuk menganalisis pengaruh mata pelajaran kewirausahaan terhadap pemahaman dan minat siswa mengenai bisnis berbasis syaria dengan teknis analisis data SPSS ver 25. Untuk teknik pengumpulan data melalui sampel. Data dikumpulkan dengan angket yang disebar kepada populasi siswa dari 3-4 kelas dengan jumlah minimal 100 responden. Berdasarkan hasil penelitian mengungkapkan bahwa mata pelajaran kewirausahaan efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang prinsip- prinsip bisnis berbasis syariah. Hal ini terlihat dari tingginya tingkat kesadaran siswa mengenai pentingnya etika dan nilai syariah dalam berbisnis. Selain itu, pembelajaran kewirausa haanjuga berhasil meningkatkan minat siswa untuk terjun ke dunia bisnis berbasis syariah. Minat ini didorong oleh pemahaman yang lebih baik tentang potensi dan keunggulan bisnis syariah di era modern

    Relationship between kremer score with length of infant care in perinatology of Harapan and Doa Hospital, Bengkulu City in 2024

    Get PDF
    Background:Jaundice occurs when the skin and scleroses become yellow due to increased levels of bilirubin in the blood. It can be physiological or pathological. Pathological jaundice that has a pathological basis or Kreamer score degree reach a value called hyperglycaemia. The assessment of Kreamer score degree from each number is adjusted to the average number with the Kramer degree score. Causes that can be factors include gestational age, birth weight and gender. There are 1.8% of infant deaths caused by hyper bilirubin from all existing perinatal cases.Objectives:This study aims to determine the relationship between Kramer's degree score and the length of stay of infants in the peregrination room of Saharan and DOA Hospital, Bengkulu City in 2024.Methods:This study used a cross-sectional design with a retrospective method. The data taken were secondary data from medical records of jaundice cases. The sample in this study was 138 infants taken using the total sampling technique.Results:The results of the Chi-Square test obtained a p-value of the Kramer degree score for grade 5 Kreamer score degree p=0.000, gestational age p=0.000, birth weight p=0.001, and gender p=0.003 with the incidence of long-term infant care and the most dominant variable was grade 5 Kreamer score degree with an OR value of 6,237;p=0.000 means that grade 5 Kreamer score degree are most related to the incidence of long-term infant care in the peregrination room of Saharan and DOA Hospital, Benelux City.Conclusion:There is a significant relationship between Kramer's degree score, gestational age, birth weight and gender with the length of stay of the baby

    Kepuasan Pasien Umum dan Pasien BPJS Terhadap Kualitas Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit (RS) X Wilayah Bantu

    Get PDF
    Penggunaan obat dengan peresepan merupakan hal yang penting dalam pelayanan kesehatan untuk tercapainya terapi pengobatan dan kepuasan pasien. Apoteker harus melakukan pengkajian resep sesuai persyaratan administrasi, persyaratan farmasetik, dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan. Pelayanan kefarmasian didefinisikan sebagai kegiatan terpadu yang bertujuan untuk mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah obat dan masalah yang berkaitan dengan kesehatan. Kepuasan pasien didapatkan dari apa yang dirasakan pasien sebanding atau lebih besar dari harapan mereka. Bila kinerja dibawah harapan, pasien akan sangat kecewa, sebaliknya jika kinerja sesuai harapan pelanggan akan sangat puas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui analisis kualitas pelayanan kefarmasian berdasarkan pola peresepan dan tingkat kepuasan pasien BPJS dan umum di RS X. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimen berupa deskriptif kuantitatif menggunakan pendekatan cross-sectional pada pasien BPJS dan umum dengan analisa data analisis gap. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelayanan kefarmasian pada RS X Wilayah Bantul memiliki kualitas sedang (53,8%). Hasil kepuasan terhadap pelayanan tersebut adalah tidak terdapat nilai rata-rata gap yang berbeda antara pasien BPJS (-0,4) dan umum (-0,4). Gap terbesar dimiliki oleh pasien BPJS yakni -0,62 pada aspek ketanggapan, dan pada pasien umum ditemukan gap terbesar ada pada aspek jaminan yaitu sebesar -0,56. Kesimpulan dari penelitian ini adalah RS X Wilayah Bantul memiliki kualitas sedang dan pasien merasa belum puas akan kualitas tersebut

    Curcumin compounds and total microorganisms in turmeric kombucha as a potential therapy in rats obesity model

    Get PDF
    ABSTRAKLatar belakang: Prevalensi obesitas meningkat signifikan dalam satu dekade terakhir dan berisiko menimbulkan berbagai komplikasi seperti diabetes melitus tipe 2, kardiovaskular, bahkan kanker. Terapi farmakologi obesitas seperti liraglutide dan orlistat dapat memberikan efek negatif pada tubuh seperti gangguan saluran pencernaan. Hal ini mendorong pengembangan terapi berbahan alami untuk obesitas. Kombucha dan kunyit kuning secara tunggal dilaporkan bersifat antioksidan dan mampu memperbaiki obesitas. Kombinasi kombucha kunyit kuning berpotensi dikembangkan sebagai minuman probiotik untuk obesitas karena senyawa bioaktif yang dikandungnya. Namun, eksplorasi fitokimia dan mikroorganisme pada turmeric kombucha masih sangat terbatas dan penelitian kombinasi kombucha kunyit kuning untuk obesitas belum pernah dilakukan sebelumnya.Tujuan: Mengeksplorasi kandungan fitokimia dan total mikroorganisme kombucha kunyit kuning dan kemampuannya untuk memperbaiki obesitas. Metode: Eksperimental laboratorik dengan rancangan pre-post control group dan deskriptif observasional. Analisis kurkumin menggunakan KLT Densitometri. Mikroorganisme dianalisis dengan metode pour plate kemudian dihitung berdasarkan total plate count. Tikus model obesitas diberikan tiga variasi dosis kombucha kunyit kuning selama 28 hari dan dilakukan penilaian perubahan indeks Lee yang diuji statistik menggunakan Kruskal Wallis (p<0.05) dan Post hoc Dunn Test. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan kandungan kurkumin pada kombucha kunyit kuning sebesar 0,73 mg/L dan total mikroorganisme sebesar 2,60 x 107 CFU/ml. Kombucha kunyit kuning memperbaiki indeks Lee tikus model obesitas dibanding kontrol negatif (p<0.05) dengan dosis paling efektif sebesar 4,4 ml/200 g/hari (dosis tertinggi di penelitian ini). Kesimpulan: Kombucha kunyit kuning memiliki kandungan kurkumin dan manfaat mikoorganisme yang dapat memperbaiki indeks Lee pada tikus model obesitas. Kata Kunci: kombucha kunyit kuning; kurkumin; mikroorganisme; obesitas   ABSTRACT Background: The prevalence of obesity has increased significantly in the last decade, raising the risk of complications such as type 2 diabetes, cardiovascular diseases, and even cancer. Pharmacological therapies for obesity, such as liraglutide and orlistat, can have negative effects on the body, including gastrointestinal disorders. This drives interest in the development of natural-based therapies for obesity. Kombucha and turmeric individually are known for their antioxidant properties and their ability to address obesity. The combination of turmeric kombucha has the potential to be developed as a probiotic drink for obesity due to the bioactive compounds it contains. However, research into the phytochemical profile and microorganisms in turmeric kombucha is still limited, and no studies have been conducted on the combination of turmeric kombucha for obesity treatment.Objectives: To explore the phytochemical content and total microorganisms in turmeric kombucha and to evaluate its potential in improving obesity treatment.Methods: Laboratory experiments were conducted with pre-post control group design and descriptive observational analysis. Curcumin levels were analysed using KLT Densitometry, while microorganisms were identified through the pour plate method and quantified via total plate count. Obese model rats received three different doses of turmeric kombucha over 28 days, and changes in their Lee index value were assessed and statistically analysed using Kruskal Wallis (p<0.05) and Post hoc Dunn Test. Results: The findings revealed that the curcumin concentration in turmeric kombucha was 0.73 mg/L and the total microorganisms were 2,60 x 107 CFU/ml. Kombucha yellow turmeric improved the Lee index of obese model rat compared to negative control (p<0.05) with the most effective dose being 4.4 ml/200 g/day (the highest dose in this study).Conclusions: Turmeric kombucha contains curcumin and beneficial microorganisms, which can improve the Lee index in obese model rats.Keywords: curcumin; obesity; microorganisms; turmeric kombucha Received: 17 Jan 2025; Revised: 20 Sep 2024; Accepted: 26 Jan 2025; Available online: 30 Mar 2025; Published: 30 Mar 202

    Penerapan Metode Stinberg Berbantuan Media Flashcard Berbasis Augmented Reality untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan Siswa

    Get PDF
    Proses pembelajaran di Sekolah Dasar masih terdapat permasalahan, yaitu guru masih menggunakan metode ceramah yang berpusat pada guru tanpa adanya interaksi antara guru dan siswa. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, terlihat beberapa siswa, terutama siswa laki-laki, cenderung bermain sendiri, sibuk dengan teman-temannya. Dan masih ada beberapa siswa yang membacanya masih terbata-bata, ada juga siswa masih mengeja setiap kata saat membaca. Hal tersebut terjadi karena keterampilan membaca permulaan siswa masih rendah.  Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan membaca permulaan siswa kelas I SD Negeri 3 Sidigede melalui penerapan metode Steinberg berbantuan dengan media flashcard berbasis Augmented Reality. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas (PTK) dengan desain yang mengacu pada model Kemmis dan Mc Taggart. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah 20 siswa kelas 1 yang terdiri 11 perempuan dan 9 laki-laki. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes,  dokumentasi, dan analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan membaca permulaan secara signifikan pada setiap siklusnya. Presentase ketuntasan belajar siswa yang awalnya dari 55% dengan nilai rata-rata 70,15 pada pra siklus, kemudian meningkat menjadi 60% dengan memperoleh nilai rata-rata 81,25 pada siklus I, dan meningkat mencapai 80% dengan nilai rata-rata 89,5 pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa metode Steinberg yang berbantuan dengan media flashcard berbasis Augmented Reality dapat meningkatkan keterampilan membaca permulaan siswa kelas I

    Snakes and ladders media can help prevent risky sexual behaviour in teenagers

    Get PDF
    Background: In Indonesia, on average, adolescent boys and girls have their first sexual experience when they are 15 and 19 years old, which triggers risky sexual behaviors resulting in sexually transmitted diseases (STDs), HIV/AIDS, unwanted pregnancies, abortions, and even death. Therefore, educational media is needed to increase positive behavior in adolescents. Objectives: This study aims to determine the influence of snake and ladder game media on adolescent sexual behavior. Methods:The research design was a quasi-experimental pretest and posttest group with a control group. The treatment group is teenagers who are given education with snake and ladder game media while the control group is teenagers who are given education through monopoly games. A total of 100 samples were selected using the prolpoltiolnatel stratifield random sampling technique. The data were analyzed by wilcoxon and mann whitney tests. Results: As a result, there was an influence of education with snake and ladder game media on the average knowledge score of p=0.000), attitude p=0.000), behavior p=0.000). The results of the statistical test also showed that there was an influence of monopoly game media on the average knowledge score p=0.00, attitude=0.00, behavior p=0.00. The snake and ladder game media is more effective in increasing knowledge p=0.00, attitude p=0.002 compared to monopoly game media. Conclusions: the snakes and ladders game media is more effective in increasing adolescents' knowledge about risky sexual behaviour than the monopoly game media. Health care providers must take advantage of snake and ladder educational media to increase knowledge, attitudes and prevent risky sexual behavior

    1,479

    full texts

    1,614

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Ejournal Alma Ata University Yogyakarta is based in Indonesia
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇