35 research outputs found

    PENGGUNAAN MEDIA GRAFIS KOTAK KARTU MISTERIUS (KOKAMI) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI SMP : Kuasi Eksperimen di kelas VIII SMP Negeri 1 Rancabungur

    Get PDF
    Penelitian ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SMP. Hal tersebut dilakukan dengan memanfaatkan penggunaan media pembelajaran yang berbasis permainan bernama Kotak Kartu Misterius (Kokami). Media kokami sendiri merupakan media pembelajaran grafis yang dikombinasikan dengan permainan. Media Kokami adalah media yang terdiri atas suatu kotak dan kartu misterius, dikatakan misterius sebab kartu dimasukkan ke dalam amplop yang kemudian amplop akan diletakkan di dalam suatu kotak sehingga isi dari kartu tidak diketahui. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keterampilan berpikir kreatif pada aspek kelancaran, fleksibilitas dan kebaruan antara siswa yang menggunakan media Kokami dengan siswa yang menggunakan media gambar pada mata pelajaran IPA di SMP. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen dengan desain penelitian nonequivalent control group design. Populasi penelitian yang dipilih yaitu siswa kelas VIII . Kelas VIII-9 sebagai kelas eksperimen yang menggunakan media Kokami dan kelas VIII-8 sebagai kelas kontrol yang menggunakan media gambar. Teknik sampling yang digunakan yaitu cluster sampling dengan jumlah sampel 66 siswa. Berdasarkan dari hasil penelitian, peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa di kelas eksperimen yang menggunakan media grafis Kokami lebih tinggi dan signifikan jika dibandingkan dengan peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa di kelas kontrol yang menggunakan media gambar pada mata pelajaran IPA kelas VIII SMP. Hasil analisis data diperoleh nilai thitung adalah 3,730. Dari perhitungan di atas dapat dilihat bahwa thitung lebih besar dari pada ttabel yakni 3,370 > 1,669. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa bahwa penggunaan media Kokami berpengaruh terhadap peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa secara signifikan pada mata pelajaran IPA di SMP Negeri 1 Rancabungur.----------This study means to increase studentโ€™s creative way of thinking skill on Science subject for Junior High School level. It is done by using instructional media with game as its base called Kotak Kartu Misterius (Kokami). It is a graphical instructional media combined with game, which used a box and mysterious cards. Called โ€˜mysteriousโ€™ because the cards are put inside an envelope and placed inside the box so something inside it is unknown. The purpose of this study is to know the increase of studentโ€™s creative way of thinking skill aspect fluency, flexibility, and novelty between those who use Kokami as instructional media and those who use pictures as instructional media on Sciences in Junior High School. This study is a quasi-experiment research with nonequivalent control group design as its research design. The chosen research population is 8th grade students. The VIII-9 class as the class experiment that used Kokami as instructional media and VIII-8 class the control class that used pictures as instructional media. Sampling technique is a cluster sampling with 66 students as the sample. Based on the results of research, the increase in students' creative thinking skills in the experimental class using Kokami graphic media is higher and significant when compared to the increase in creative thinking skills of students in the control class who use image media in science on 8th grade of SMP. The analysis result obtains 3,730 ttest. From those calculation, it is showed that ttest is higher than ttable (3,370 > 1,669). Accordingly, it can be concluded that H0 is rejected dan H1 is accepted. In other words, it can be said that the use of Kokami as instructional media affects significantly with the increase of studentโ€™s creative way of thinking skill for Sciences in SMP Negeri 1 Rancabungur

    ์‹ฌ๋ถ€์ „ ํ™˜์ž ์ง„๋ฃŒ์ง€์นจ ๊ธฐ๋ฐ˜ ์น˜๋ฃŒ์— ๋Œ€ํ•œ ํ‡ด์›์ „ ์ง„๋ฃŒ ๊ฒ€ํ†  ๋ชฉ๋ก ์ž‘์„ฑ ํšจ๊ณผ ํ‰๊ฐ€

    Get PDF
    ํ•™์œ„๋…ผ๋ฌธ(์„์‚ฌ) -- ์„œ์šธ๋Œ€ํ•™๊ต๋Œ€ํ•™์› : ์˜๊ณผ๋Œ€ํ•™ ์˜ํ•™๊ณผ, 2022. 8. ์ดํ•ด์˜.Background: Initiating guideline-directed medical therapy (GDMT) during hospitalization is recommended in heart failure (HF) patients. However, GDMT is underutilized in real-world practice. Aims: This study evaluated the effect of the discharge checklist on the prescription and adequacy score of GDMT. Also, two months' survival and readmission for HF were assessed as a primary outcome. Method: The study was a single-center observational study. We retrospectively included patients hospitalized for HF from March 2021 to February 2022. The exclusion criteria were patients who died before discharge or were transferred to another department during hospitalization. Result: Among overall hospitalized HF patients, the checklist was fulfilled in 244 patients (the checklist group) and not in 171 patients (the non-checklist group). Apart from the age differences and higher cardiomyopathy caused, the baseline characteristics (including sex, body mass index, HF aggravating factors, etiology, comorbid, phenotype, and baseline GDMT medications) were similar in both groups. A higher proportion of patients in the checklist group were prescribed with GDMT, especially beta-blockers, than in the non-checklist group (67.6% vs. 50.9%, p = 0.001). A lower rehospitalization rate at two months (6.1% vs. 14.6%, p = 0.004) and marginally lower mortality outcome (1.6% vs. 4.7%, p = 0.069) showed in the checklist group. The primary outcome of composite readmission or all-cause mortality occurred in 7.4% of patients in the checklist group and 18.1% in the non-checklist group (p = 0.001). As compared with the non-checklist group, the discharge checklist reduced the risk of the composite outcome by 59% (hazard ratio, 0.41 95% CI 0.23-0.73, p = 0.003). All subgroup analyses according to age, sex, body mass index, diabetes mellitus, HF phenotype, and HF specialist care showed consistent results. Conclusion: The discharge checklist is simple but effective in GDMT initiation during hospitalization. Importantly, the discharge checklist was associated with better mid-term outcomes in HF patients.์„œ๋ก : ์ง„๋ฃŒ์ง€์นจ ๊ธฐ๋ฐ˜ ์น˜๋ฃŒ(Guideline-directed medical therapy)๋Š” ์‹ฌ๋ถ€์ „ ํ™˜์ž์˜ ์ฆ์ƒ ๊ฐœ์„ , ์ƒ์กด๋ฅ  ํ–ฅ์ƒ์— ํšจ๊ณผ์ ์ž„์ด ์ฆ๋ช…๋˜์–ด ์žˆ๋‹ค. ๊ทธ๋Ÿฌ๋‚˜ ์‹ค์žฌ ์ž„์ƒ์—์„œ๋Š” ๋งŽ์€์ˆ˜์˜ ํ™˜์ž๊ฐ€ ์ง„๋ฃŒ์ง€์นจ ๊ธฐ๋ฐ˜ ์น˜๋ฃŒ๋ฅผ ๋ฐ›์ง€ ๋ชปํ•˜๊ณ  ์žˆ๋‹ค. ๋ฐฉ๋ฒ•: ๋Œ€ํ•œ์‹ฌ๋ถ€์ „ํ•™ํšŒ์—์„œ ๋ฐœ๊ฐ„ํ•œ ๊ณต๊ฐœ ์ž๋ฃŒ์ธ ํ‡ด์›์ „ ์‹ฌ๋ถ€์ „ ์ง„๋ฃŒ ๊ฒ€ํ†  ๋ชฉ๋ก (Discharge checklist)์„ ์ž‘์„ฑํ•˜๋Š” ๊ฒƒ์ด ์ง„๋ฃŒ์ง€์นจ ๊ธฐ๋ฐ˜ ์น˜๋ฃŒ์— ๋ฏธ์น˜๋Š” ํšจ๊ณผ๋ฅผ ํ™•์ธํ•˜์˜€๋‹ค. ๋‹จ์ผ ๊ธฐ๊ด€ ์—ญํ–ฅ์  ๊ด€์ฐฐ ์—ฐ๊ตฌ๋กœ 2021๋…„ 3์›”๋ถ€ํ„ฐ 2022๋…„ 2์›”๊นŒ์ง€ ์„œ์šธ๋Œ€ํ•™๊ต๋ณ‘์›์— ์‹ฌ๋ถ€์ „์œผ๋กœ ์ž…์›ํ•œ ํ™˜์ž๋ฅผ ๋ถ„์„ํ•˜์˜€๋‹ค. ์ž…์› ํ™˜์ž ์ค‘ ํ‡ด์› ์ „์— ์‚ฌ๋งํ–ˆ๊ฑฐ๋‚˜ ์ „๊ณผ๋œ ํ™˜์ž๋Š” ์ œ์™ธํ•˜์˜€๋‹ค. ๊ฒฐ๊ณผ: ๋Œ€์ƒ ํ™˜์ž ์ค‘ 244๋ช… ํ™˜์ž์—์„œ ํ‡ด์›์ „ ์‹ฌ๋ถ€์ „ ์ง„๋ฃŒ ๊ฒ€ํ†  ๋ชฉ๋ก์ด ์ž‘์„ฑ๋˜์—ˆ๊ณ , 171๋ช…์—์„œ๋Š” ์ž‘์„ฑ๋˜์ง€ ์•Š์•˜๋‹ค. ์ž‘์„ฑ๋œ ํ™˜์ž๋ฅผ ์‹œํ—˜๊ตฐ, ๋ฏธ์ž‘์„ฑ๋œ ํ™˜์ž๋ฅผ ๋Œ€์กฐ๊ตฐ์œผ๋กœ ํ•˜์—ฌ ๋น„๊ตํ•˜์˜€๋‹ค. ์‹œํ—˜๊ตฐ์ด ๋Œ€์กฐ๊ตฐ๋ณด๋‹ค ๋‚˜์ด๊ฐ€ ๋งŽ๊ณ (73.08 ยฑ 13.32 years ๋Œ€. 70.26 ยฑ 14.62 years, p =0.042) ์ง„๋ฃŒ์ง€์นจ ๊ธฐ๋ฐ˜ ์น˜๋ฃŒ ๋น„์œจ์ด ๋” ๋†’์•˜๊ณ  ํŠนํžˆ ๋ฒ ํƒ€ ์ฐจ๋‹จ์ œ ์ฒ˜๋ฐฉ๋ฅ ์ด ์œ ์˜ํ•˜๊ฒŒ ๋†’์•˜๋‹ค (67.6% ๋Œ€ 50.9%, p =0.001). ํ‡ด์› ํ›„ 2๊ฐœ์›”๊ฐ„์˜ ์žฌ์ž…์›๋ฅ ์ด ์‹œํ—˜๊ตฐ์—์„œ ๋Œ€์กฐ๊ตฐ์— ๋น„ํ•ด ์œ ์˜ํ•˜๊ฒŒ ๋‚ฎ์•˜์œผ๋ฉฐ (6.1% ๋Œ€ 14.6% p = 0.004) ๋” ๋‚ฎ์€ ์ข…ํ•ฉ ๊ฒฐ๊ณผ(7.4% ๋Œ€ 18.1%. p =0.001)๊ฐ€ ๋‚˜ํƒ€๋‚ฌ๋‹ค.. ๋‹ค๋ณ€๋Ÿ‰ ๋ถ„์„์—์„œ ํ‡ด์›์ „ ์‹ฌ๋ถ€์ „ ์ง„๋ฃŒ ๊ฒ€ํ†  ๋ชฉ๋ก ์ž‘์„ฑ์ด ์‹ฌ๋ถ€์ „ ์žฌ์ž…์› ๋˜๋Š” ๋ชจ๋“  ์›์ธ ์‚ฌ๋ง์˜ ๋ณตํ•ฉ ๊ฒฐ๊ณผ์˜ ์œ„ํ—˜์„ 59% ๋‚ฎ์ถ”๋Š” ๊ฒƒ์œผ๋กœ ๋‚˜ํƒ€๋‚ฌ๋‹ค(์œ„ํ—˜ ๋น„์œจ (HR), 0.41 95% CI 0.23-0.73, p =0.003). ๊ฒฐ๋ก : ํ‡ด์›์ „ ์‹ฌ๋ถ€์ „ ์ง„๋ฃŒ ๊ฒ€ํ†  ๋ชฉ๋ก์€ ์ง„๋ฃŒ์ง€์นจ ๊ธฐ๋ฐ˜ ์น˜๋ฃŒ๋ฅ ์„ ๋†’ํž ์ˆ˜ ์žˆ๋Š” ๊ฒƒ์œผ๋กœ ๋‚˜ํƒ€๋‚ฌ์œผ๋ฉฐ, ๋‘ ๋‹ฌ ๋‚ด ์žฌ์ž…์›๊ณผ ๋ชจ๋“  ์›์ธ์— ์˜ํ•œ ์‚ฌ๋ง์˜ ํ•ฉ์„ ์œ ์˜๋ฏธํ•˜๊ฒŒ ๋‚ฎ์ท„๋‹ค.Abstract i Table of Contents iii List of Tables and Figures iv Chapter 1. Introduction 1 Chapter 2. Literature review 3 Chapter 3. Methods 8 3.1 Study design 8 3.2 Study subject 8 3.3 Research tools 8 3.4 Data collection method 10 3.5 Ethical considerations 11 3.6 Data analysis method 11 3.7 Statistical analysis 16 Chapter 4. Results 18 Chapter 5. Discussion 40 Chapter 6. Conclusion 46 Bibliography 47 Abstract in Korean 55์„

    EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PRESS RELEASE DI PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA DALAM MEMBENTUK CITRA POSITIF

    Get PDF
    Daerah operasi PT.Chevron Pacific Indonesia (CPI) yang begitu luas dan tersebar dibeberapa daerah, menuntut adanya media yang mampu menjaga hubungan komunikasi yang baik, yaitu komunikasi internal maupun komunikasi eksternal. Guna menginformasikan kegiatan atau aktifitas yang terjadi didalam perusahaan. Kehadiran media baik itu media cetak maupun media elektronik sangat membantu kerja dan tugas para praktisi PR di CPI, penggunaan press release yang diyakini mampu mempengaruhi citra positif perusahaan. Memberikan informasi kepada publik atau masyarakat luas untuk membuka wawasan sekilas tentang CPI, sehingga hal ini menimbulkan ketertarikan bagi penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang efektivitas penggunaan press release di PT Chevron Pacific Indonesia dalam membentuk citra posif. Dengan harapan penelitian ini nantinya dapat dijadikan referensi bagi perusahaan lain. Ketertarikan tersebut penulis rangkum dalam satu pertanyaan yang sekaligus menjadi permasalahan dalam penelitian ini yaintu โ€œApakah penggunaan press release ini bener-benar efektif dalam membentuk citra positif?โ€ Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan dengan menggunakan metode pengambilan data melalui teknik wawancara, observasi dan dokumentasi, dengan metode pengambilan sampel secara purposive sampling, dengan mengambil 5 orang sampel dari 9 orang jumlah populasi keseluruhan, yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Maka hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori pers yang dikemukakan oleh Milton, Locke dan Mill (1668) yaitu teori pers libertarian yang mengatakan bahwa pers mempunyai kebebasan yang seluas-luasnya untuk membantu manusia dalam mencari kebenaran. Ini juga didukung denga konsep bahwa pers mampu citra yang positif sebuah yang dikemukakan oleh Afdal (2004). Dengan demikian berdasarkan hasil penelitian penulis selama 14 hari di PT. Chevron Pacific Indonesia, dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan press release sangat efektif dalam dalam membentuk citra positif. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana praktisi PR dapat memberikan informasi kepada masyrakat dengan mudah, seperti: meningkatkan citra positif, sebagai media penyampai informasi, meningkatkan pandangan publik eksternal yang positif terhadap perusahaan

    MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU PADA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN ACEH SELATAN

    Get PDF
    MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU PADA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN ACEH SELATANOleh: Rismiati RahmiNPM: 1609200050002Komisi Pembimbing:1.Prof. Dr. Murniati AR, M. Pd.2.Dr. Nasir Usman, M. Pd.ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: perumusan program, pelaksanaan program pengembangan Pendidikan dan Pelatihan dalam Peningkatan Kinerja Guru, dan hambatan-hambatan yang dihadapi oleh pihak Dinas Pendidikan dan devisi terkait dalam menjalankan Pendidikan dan Pelatihan dalam Peningkatan Kinerja Guru. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data: observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Subjek penelitian ini Pihak Dinas Pendidikan, instruktur, peserta diklat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Program pendidikan dan pelatihan yang diselengarakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Tapaktuan berupa diklat sepertri pelatihan K13 yang diselenggarakan kepada guru-guru Sekolah Dasar Tapaktuan khususnya, dan jenis pelatihan yang diberikan ini terbukti efektif dan efesien dalam peningkatan kinerja guru-guru pada Sekolah Dasar di Tapaktuan. (2) Pelaksanaan terhdap pengembangan pendidikan dan pelatihan dalam meningkatkan kinerja guru dilaksanakan oleh pihak Dinas Pendidikan Tapaktuan dengan mengundang guru-guru Sekolah Dasar untuk mengikuti pelatihan K13 melalui surat putusan Dinas Pendidikan yang mana disampaiakan kepada kepala sekolah, kemudian kepala sekolah memilih guru yang akan mengikuti diklat dan diklat biasanya dilakukan enam bulan sekali tergantung kebutuhan dari situasi pendidikan. Dengan cara pelaksanaan tersebut terbukti bahwa, program ini sangat efektif dan efesien dalam membantu guru untuk meningkatkan kinerja sebagai tenaga. (3) Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan untuk peningkatan kinerja guru ditemukannya masih banyak guru yang memerlukan pelatihan K13, PLPG secara mendalam. Pelatihan terhadap penggunaan teknologi juga menjadi salah satu saran yang harus ditingkatkan dalam menghadapi pembelajaran pada abad ke 21 ini, dan sarana prasarana harus dioptimalkan, agara program-program yang telah disiapkan untuk meningkatkan kinerja guru dapat terlaksana secara efektif dan efesien pada Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh SelatanKata Kunci: Manajemen Pendidikan, Pelatihan, dan Kinerja Guru

    Review Pegelolaan Mangrove dan Trumbu Karang di Daerah Pesisir Pantai Sumatera Barat

    Get PDF
    Hutan mangrove atau mangal adalah sejumlah komunitas tumbuhan pantai tropis dan sub-tropis yang didominasi oleh pohon dan semak tumbuhan bunga (Angiospermae) terestrial yang dapat menginvasi dan tumbuh di lingkungan air laut. Selain magrove juga terdapat Terumbu karang yang merupakan salah satu ekosistem perairan tropik yang sangat produktif. Peran ekologis yang dimainkan terumbu karang adalah sebagai daerah penyedia makanan, daerah asuhan, daerah pertumbuhan dan daerah perlindungan bagi biota-biota yang berasosiasi dengan terumbu karang serta sebagai penyimpan karbon. Terumbu karang sangat berpotensi menyimpan karbon dalam kerangkanya. Ekosistem terumbu karang ini sangat rentan mengalami kerusakan, ada dua penyebab kerusakan terumbu karang, yaitu akibat dari kegiatan manusia dan pengaruh dari alam. Kerusakan terumbu karang telah terjadi di berbagai daerah di Indonesia, termasuk juga di Sumatera Barat.  Rusaknya terumbu karang yang berfungsi sebagai pemecah ombak dan pelindung pantai, mengakibatkan daerah di Pesisir Pantai Sumatera Barat terancam bencana gelombang besar dan abrasi. Salah satu upaya yang dilakukan adalah penetapan kawasan konservasi melalui pembentukan daerah konservasi laut

    Hubungan Asupan Mikronutrien dan Status Gizi Anak Usia 2-5 Tahun di Wilayah Posyandu Gonilan

    Get PDF
    The best period of children growth and development are before 5th year (golden period). One of the factor that affected growth is food intake. Food intake divided into macronutrients and micronutrients. Deficiency of specific micronutrient such as vitamin A, iron and zinc increase the risk of child death. In 2012, 52 million of children under 5 year in this world are malnutrition. In 2013, the prevalency of national underweight of children under 5 year are 19,6%.To analyzed micronutrients intake of children age 2-5 in posyandu Gonilanโ€™s area.Using analitycal observational study design with cross sectional approach. Samples in this study are children age 2-5 in posyandu Gonilanโ€™s area and the number of the samples are 39 childs. Samples were chosen with purposive sampling technique. Vitamin A, iron and zinc intake assessment with food recall 24 hour review technique. The assessment of nutritional status by measuring high and weight of child and then analyzed with standard of WHO 2005. Correlation between variables were analyzed using Chi Square test.Based on fisher test vitamin A intake and nutritional status be obtained p=0,045, between iron intake and nutritional status be obtained p=0,022, between zinc intake and nutritional status be obtained p=0,023. There is a correlation between vitamin A, iron intake, zinc intake and nutritional status of children age 2-5 in posyandu Gonilanโ€™s area

    Teachers\u27 Concerns Regarding the Implementation of Integrated Thematic Instruction: A Study of Primary Grade Teachers in Kanisius Catholic Schools in Yogyakarta, Indonesia

    Get PDF
    The purpose of this study was to explore primary grade teachers\u27 stages of concern and their implementation of an educational reform initiative called Integrated Thematic Instruction (ITI) in Indonesia. The Indonesian minister of education mandated primary grade teachers to implement ITI in 2006. Using a convenience sampling method, 150 Kanisius primary grade teachers participated in the study. The data collection method used was a questionnaire that consisted of three parts: The Stages of Concern Questionnaire (SoCQ), the Integrated Curriculum Implementation Scale, and demographic questions. The data analysis employed in this research were descriptive, a one way ANOVA test and multiple regression. The result of the study revealed that the teachers have unresolved awareness and self-informational concerns with a slight tailing up in the impact-refocusing stage. This study also found that teachers\u27 degree of ITI implementation was high some five years into this reform initiative. Additionally, there were no differences among the different groups with different attitudes and behaviors related to ITI implementation as measured by the SoC. Administrative support was found to be the most important predictor of the ITI implementation followed by the number of students taught and educational degree. An increase in respondents\u27 perception of having administrative support and their educational background increased the degree of ITI implementation, while an increase in the number of students lowered the degree of ITI implementation. Recommendations of this study include the need for administrative support to stimulate the interest of teachers in using ITI, to facilitate a climate conducive to continued use of ITI, to provide the most appropriate type of professional development for teachers, as well as to build a comprehensive system for monitoring, supervising, and scaffolding teachers\u27 implementation of ITI

    Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa Di SMA Negeri 01 Tambusai Utara Kabupaten Rokan Hulu

    Get PDF
    Guru pendidikan Agama Islam berupaya menanggulangi kenakalan siswa dan bertanggung jawab, berwewenang dalam melakukan tugas, bimbingan dan pengawasan siswa yang terjadi di SMA Negeri 01 Tambusai Utara, Adapun persoalan yang kerap dilakukan keterlambatan masuk kelas, cabut saat jam pelajaran berlangsung, berpacaran di dalam kelas, merokok di sekolah, memanjat pagar sekolah, memakai nartotika serta tidak mengikuti aturan tata tertib sekolah. Bagaimana upaya guru pendidikan Agama Islam dalam menanggulangi kenakalan siswa di SMA Negeri 01 Tambusai Utara, serta bertujuan untuk mengetahui bagaimana upaya guru pendidikan Agama Islam dalam menanggulangi kenakalan siswa di SMA Negeri 01 Tambusai Utara. Metode penelitian ini merupakan metode kualitatif yang di laksanakan di SMA Negeri 01 Tambusai Utara, sedangkan teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi terhadap guru pendidikan Agama Islam, hasil dari analisis data yang peneliti lakukan guru telah berupaya 1) Memberikan contoh tingkah laku yang tidak menyimpang norma-norma, baik norma hukum maupun norma sosial kepada siswa 2) Guru memberikan motivasi kepada siswa 3) Guru memberikan informasi tentang bahayanya melakukan tindakan kriminal 4) Guru selalu mengawasi perkembangan tingkah laku siswa 5) Guru memberikan bimbingan di sekolah 6) Guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa untuk selalu melakukan hal yang positif
    corecore