17 research outputs found

    Retensi Kadar Gluten Cookies Substitusi Tepung Mocaf (Modified Cassava Flour)

    Get PDF
    Cookies atau kue kering merupakan salah satu jenis biskuit yang terbuat dari adonan lunak, berkadar lemak tinggi, relatif renyah bila dipatahkan dan bertekstur padat.Tepung yang digunakan dalam pembuatan cookies biasanya menggunakan tepung terigu, harga yang mahal dan merupakan komoditi impor maka harus dilakukan substitusi tepung terigu dengan tepung mocaf. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui retensi kadar gluten dan kadar air cookies substitusi tepung mocaf. mengenai kadar inulin, serat dan sifat organoleptik cookies sebagai alternatif produk pangan tinggi serat. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan satu faktor yang dicoba, yaitu proporsi tepung terigu dengan tepung mocaf yang terdiri dari 6 taraf yaitu: M1 = 100 : 0; M2 = 90 : 10; M3 = 80 : 20; M4 = 70 : 30; M5 = 60 : 40; M6 = 50 : 50. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) pada taraf keyakinan (level of confidence) 95% apabila menunjukkan pengaruh nyata dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan’s (Duncan’s Multiple Range Test) dengan tingkat keyakianan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa substitusi tepung mocaf berpengaruh terhadap kadar gluten (p<0,05) dan kadar air cookies (p<0,05). Retensi kadar glutendari produk cookies sebesar 88,477 - 94,802%

    RETENSI KADAR INULIN DARI UMBI GEMBILI (Discorea esculenta L) PADA PRODUK COOKIES SEBAGAI ALTERNATIF PRODUK PANGAN TINGGI SERAT

    Get PDF
    Gembili merupakan salah satu bahan pangan lokal yang berpotensi sebagai bahan pangan fungsional. Umbi gembili mengandung senyawa bioaktif atau senyawa fungsional. Komponen terbesar dari umbi gembili adalah karbohidrat 27-30%, yang tersusun dari amilosa 14,2% dan amilopektin 85,8%. Umbi gembili memiliki beberapa senyawa bioaktif seperti dioscorin, diosgenin dan inulin yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Bahan yang digunaan dalam penelitian ini yaitu tepung gembili tepung terigu, susu bubuk, kuning telur, gula bubuk dan mentega. Bahan – bahan yang digunakan untuk pengujian fisikokimia Cookies. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji mengenai kadar inulin, serat dan sifat organoleptik cookies sebagai alternatif produk pangan tinggi serat. Penelitian ini termasuk metode eksperimental dengan satu faktor yang dicoba, yaitu proporsi tepung terigu dengan tepung umbi gembili yang terdiri dari 6 taraf yaitu: G1 = 100 : 0; G2 = 90 : 10; G3 = 80 : 20; G4 = 70 : 30; G5 = 60 : 40; G6 = 50 : 50. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap. Masing – masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) pada taraf keyakinan (level of confidence) 95% (α = 0,5%), apabila menunjukkan pengeruh nyata dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan’s (Duncan’s Multiple Range Test) dengan tingkat keyakianan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi tepung terigu dan tepung umbi gembili terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kadar serat kasar (

    HUBUNGAN ASUPAN MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP STATUS GIZI SISWA SMKN 1 KOTA TEGAL

    Get PDF
    Humans need nutrients to live, grow, develop, move, and maintain health. Nutritional needs are not the same for everyone. The growth and development of school-age children, especially teenagers, depends on providing adequate and balanced nutrition. Teenagers have more a lot of activities that affect the amount of energy the body needs. If there is an imbalance between food intake and output of energy for a long time, it can also affect the value of a person's nutritional status. Nutritional status is one of the important elements in shaping health status. Nutritional status is a condition caused by a balance between food intake and nutritional needs. The purpose of this study was to determine the relationship between food intake, physical activity, and nutritional status in students of Vocation High School 1 Tegal City. The research design use analytic with a cross sectional design approach. The research instrument use a questionnaire and direct measurement. The number of samples in this study are 33 people. Sampling methode use simple random sampling. Statistical tests were carried out using the Somers’d test with a value of 0,05. If the p value is less than 0,05 then the results of the study are meaningful. From the results of the analysis, it finds that there is a relationship between food intake and nutritional status, and there was no relationship between physical activity and nutritional status. &nbsp

    Nilai Gizi Dan Uji Sensois Mi BasahTepung Garut (Maranta Arundinacea L) Sebagai Alternatif Makanan Bagi Penderita Diabetes Melitus Nutritional Value and Sensory Test of Garut Flour Wet Noodles (Maranta Arundinacea L) as an Alternative Food for People with Diabetes Mellitus

    Get PDF
    ABSTRAKDiabetes Melitus merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa di dalam darah (hiperglikemia), Umbi garut (Maranta Arundinacea L) memiliki kemampuan yang dapat menurunkan gula darah 24% sampai dengan 33% dengan nilai indeks glikemik terendah yaitu 14 dibandingkan umbi-umbian lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung garut terhadap kandungan serat pangan, mutu sensoris mi basah, serta mengetahui hasil uji proksimat. Metode penelitian yang digunakan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan satu faktor yang dicoba yaitu proporsi tepung garut dan tepung terigu yang terdiri dari 5 taraf (G1 0%:100%; G2 15%:85%; G3 30%:70%; G4 45%:55% dan G5 60%:40%) dengan 3 kali ulangan. Pengujian hipotesis menggunakan uji ANOVA untuk mengetahui pengaruh nyata penambahan tepung garut dalam pembuatan mi basah terhadap kandungan serat pangan dan mutu sensoris. Hasil uji sensoris warna pada mi basah tepung garut berkisar antara 2,60 – 3,24 (kuning) dengan nilai P = 0,038. Aroma mi basah tepung garut berkisar antara 2,60 – 3,16 (harum) dengan nilai P = 0,151. Rasa mi basah tepung garut berkisar antara 2,48 – 3,04 (gurih) dengan nilai P = 0,145. Tekstur mi basah tepung garut berkisar antara 2,80 – 3,40 (kenyal) dengan nilai P = 0,043. Kandungan serat pangan mi basah tepung garut berkisar antara 3,74% - 8,55% dengan nilai P = 0,000. Hasil uji proksimat diperoleh mi basah dengan proporsi tepung garut mengandung kadar karbohidrat sebesar 52,84%, kadar protein 10,3%, kadar lemak 1,27%, kadar abu 1,2%, dan kadar air 34,39. Proporsi tepung garut dengan tepung terigu tidak berpengaruh terhadap aroma dan rasa mi basah. Proporsi tepung garut dan tepung terigu berpengaruh nyata terhadap warna, tekstur dan kadar serat pangan. ABSTRACTDiabetes Mellitus is a disease characterized by an increase in glucose levels in the blood (hyperglycemia), arrowroot tubers (Maranta Arundinacea L) have the ability to lower blood sugar by 24% to 33% with the lowest glycemic index value of 14 compared to other tubers. This study aims to determine the effect of the addition of arrowroot flour on the dietary fiber content, sensory quality of wet noodles, and find out the results of proximate tests. The research method used used a complete randomized design (RAL) with one factor tried, namely the proportion of arrowroot flour and wheat flour consisting of 5 levels (G1 0%: 100%; G2 15%:85%; G3 30%:70%; G4 45%:55% and G5 60%:40%) with 3 repeats. Hypothesis testing uses the ANOVA test to determine the real effect of the addition of arrowroot flour in the manufacture of wet noodles on dietary fiber content and sensory quality. The results of the color sensory test on wet noodles of arrowroot flour range from 2.60 – 3.24 (yellow) with a value of P = 0.038. The aroma of arrowroot flour wet noodles ranges from 2.60 – 3.16 (fragrant) with a value of P = 0.151. The taste of arrowroot flour wet noodles ranges from 2.48 – 3.04 (savory) with a value of P = 0.145. The texture of wet noodles of arrowroot flour ranges from 2.80 – 3.40 (chewy) with a value of P = 0.043. The dietary fiber content of wet noodles of arrowroot flour ranges from 3.74% - 8.55% with a value of P = 0.000. The results of the proximate test obtained wet noodles with the proportion of arrowroot flour containing carbohydrate content of 52.84%, protein content of 10.3%, fat content of 1.27%, ash content of 1.2%, and water content of 34.39. The proportion of arrowroot flour with wheat flour has no effect on the aroma and taste of wet noodles. The proportion of arrowroot flour and wheat flour has a significant effect on the color, texture and fiber content of the diet

    KARAKTERISTIK KIMIA DAN FISIK BUBUK RUMPUT LAUT Gracilaria sp DENGAN AGEN PEMUCAT NaOCl

    Get PDF
    Brebes regency is one of the seaweed producing areas in Central Java province with seaweed area of 4,350 ha from a pond area of 12,748 ha that produces 200 tons of dried seaweed per month. Seaweed cultivated in Brebes Regency is Gracilaria sp. Seaweed processing is still very limited only dried and not yet known chemical characteristics/nutritional value of seaweed Gracilaria sp from Brebes. The purpose of this study was to determine the influence of NaOCl paint agent on the chemical and physical character of seaweed powder. The treatment carried out in this study is the process of painting using a painting agent in the form of NaOCl 1% for 30 minutes and without a painting agent. The experimental design in this study is a Complete RandomIzed Design (RAL) consisting of 2 treatments with 3 replays. There are differences in the chemical and physical characteristics of Gracilaria sp Brebes seaweed powder against moisture content, ash content, fat content, and color with the use of a painting agent and without the use of a painting agent.Kabupaten Brebes merupakan salah satu wilayah penghasil rumput laut di provinsi Jawa Tengah dengan areal rumput laut sebesar 4.350 ha dari areal tambak seluas 12.748 ha yang menghasilkan 200 ton rumput laut kering per bulan. Rumput laut yang dibudidayakan di Kabupaten Brebes yaitu Gracilaria sp. Pengolahan rumput laut masih sangat terbatas hanya dikeringkan dan belum diketahui karaktersitik kimia/nilai gizi rumput laut Gracilaria sp dari Brebes. Tujuan penelitian ini yaitu menentukan pengaruh penggunaan agen pemucat NaOCl terhadap karakteritik kimia dan fisik bubuk rumput laut. Perlakuan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu yaitu proses pemucatan menggunakan agen pemucat berupa NaOCl 1% selama 30 menit dan tanpa agen pemucat. Rancangan percobaan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 perlakuan dengan 3 kali ulangan. Ada perbedaan karakteristik kimia dan fisik dari bubuk rumput laut Gracilaria sp Brebes terhadap kadar air, kadar abu, kadar lemak, dan warna dengan penggunaan agen pemucat dan tanpa penggunaan agen pemucat

    Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Siswa Madrasah Ibtidaiyah Mamba’ul Hisan Pada Masa Pandemi Covid-19

    Get PDF
    Permasalahan gizi pada anak sekolah masih menjadi pekerjaan rumah di banyak negara berkembang. Anak usia sekolah cenderung memiliki status gizi pada status gizi kurang atau lebih. Tujuan penelitian ini &nbsp;adalah untuk menganalisis hubungan pengetahuan gizi, asupan makan dan aktivitas fisik dengan status gizi anak sekolah di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Mamba’ul Hisan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa MI Mamba’ul Hisan kelas IV, V dan VI. Penentuan jumlah subjek menggunakan rumus slovin dan drop out 10% sehingga didapatkan 81 siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan gizi, tingkat pengetahuan Covid-19, asupan lemak, asupan karbohidrat dan tingkat aktivitas fisik dengan status gizi subjek. Sementara itu, terdapat hubungan signifikan antara asupan energi dan asupan protein terhadap status gizi siswa pada masa pandemi Covid-19. Tingkat kecukupan energi dan protein siswa MI Mamba’ul Hisan perlu adanya kesesuain asupan makanan berdasarkan kebutuhan

    Hubungan Pengetahuan Covid-19 terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Asupan Vitamin A dan Vitamin E Covid-19 Knowledge Relationship to Clean and Healthy Living Behavior (PHBS), Vitamin A and Vitamin E Intake

    No full text
    Background: The beginning of 2020 is the beginning of the outbreak of the Covid-19 virus in Indonesia specifically. COVID-19 is a new type of disease caused by coronavirus virus infection. Doing 3M (wearing a mask, washing hands and keeping your distance), doing physical activity and consuming balanced nutrition to improve the body's immune system by consuming nutritious foods including vitamin A and vitamin E is one way to prevent contracting coronavirus.Purpose: This study aims to find out the relationship of Covid-19 knowledge to clean and healthy living behavior (PHBS), intake of vitamin A and vitamin E.Method: This study uses cross sectional research design. The sample used by 30 respondents using simple random sampling technique. Statistical analysis used in hypothesis testing is to use chi-square test to determine whether or not covid-19 knowledge relationship to PHBS and intake of vitamin A and vitamin E.Result: The results of statistical analysis obtained a value of p0.05 which means there is no relationship between knowledge of covid-19 to PHBS and intake of vitamin A and Vitamin E.Conclusion: there is no relationship between the level of knowledge of covid 19 to clean and healthy living behaviors, as well as the intake of vitamin A and vitamin E in Tegalreja Village, Banjarharjo District, Brebes Regenc
    corecore