40 research outputs found

    KAJIAN YURIDIS PERKARA KEMATIAN AKLI FAIRUZ PADA PERTANDINGAN SEPAKBOLA PERSIRAJA BANDA ACEH MELAWAN PSAP SIGLI

    Get PDF
    Abstrak Sepakbola merupakan olahraga paling populer di Indonesia. Sepakbola adalah salah satu olahraga yang tidak bisa dihindari terjadinya kontak fisik. Hal ini menyebabkan seringnya terjadi tindak kekerasan di sebuah pertandingan sepakbola. Kasus kekerasan terhadap pemain di persepakbolaan Indonesia kerap terjadi. Cidera ringan hingga meninggal dunia merupakan akibat dari tindak kekerasan terhadap lawan yang sudah pernah terjadi di Indonesia. Kasus meninggalnya Akli Fairuz pada pertandingan Persiraja melawan PSAP menjadi contoh akibat dari tindak kekerasan yang terjadi di persepakbolaan Indonesia. Kekerasan yang terjadi dilapangan sepakbola kerap tak tersentuh oleh hukum nasional karena dianggap masih menjadi wewenang PSSI yang didasarkan pada statutanya. Batasan yang kurang jelas sering sulit untuk mengklasifikasikan tindakan kekerasan dalam sepakbola sebagai pelanggaran disiplin ataukah tindak pidana. Kekaburan batasan tersebut juga menjadi penyebab dipertanyakannya tindakan yang dilakukan oleh Agus Rohman yang menyebabkan Akli Fairuz meninggal dunia. Statuta PSSI pada pasal 70 menyatakan bahwa PSSI memiliki yurisdiksi hukum sendiri terkait penyelesaian perkara yang ada dalam persepakbolaan di Indonesia, karena itu statuta PSSI melarang setiap perkara dalam sepakbola diajukan ke pengadilan negeri.Hal ini menjadi rancu ketika kedudukan PSSI sebagai badan hukum menolak semua perkara sepakbola diselesaikan di pengadilan negeri, sedangkan dalam pasal 2 KUHP semua kejahatan atau tindak pidana yang terjadi di Indonesia merupakan wewenang hukum pidana nasional.Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis batasan tindak kekerasan dalam sepakbola masih termasuk pelanggaran disiplin ataukah tindak pidana. Batasan yang jelas akan mampu mengklasifikasikan perbuatan yang dilakukan oleh Agus Rohman serta akibat yang ditimbulkan, masuk ke dalam pelanggaran disiplin atau tindak pidana. Metode penelitian yang digunakan adalah normatif. Kasus yang dianalisis disinergikan dengan dasar peraturan sepakbola serta undang-undang terkait yang mengatur. Buku-buku literatur yang digunakan juga dijadikan pedoman untuk mencari teori serta norma yang dipakai.Hasil dari penelitian ini adalah menunjukkan tindakan yang dilakukan oleh Agus Rohman tergolong suatu perbuatan pidana karena melanggar unsur obyektif dan subyektif dari parameter kekerasan di legitimates of sport. Tindakan tersebut tergolong sebagai Criminal Violance. Tindakan Agus Rohman juga memenuhi unsur-unsur dalam delik penganiayaan. Penyelesaian perkara secara hukum pidana tersebut menghapus yurisdiksi PSSI yang absolut. Ketentuan pasal 70 statuta PSSI yang bertentangan dengan KUHP harus dihapus atau diganti dengan yang lebih sesuai dengan hukum pidana nasional. Kata Kunci : Kematian Akli Fairuz, Agus Rohman, Kekerasan dalam sepakbola, Statuta PSSI Abstract Football is the most popular sport in Indonesia. Football is one sport that can not be avoided physical contact. This causes frequent violence at a football match. Cases of violence against Indonesian football players often occur. Minor injuries to death was the result of acts of violence against an opponent that has never happened in Indonesia. Akli Fairuz death case in the match against PSAP Persiraja be an example as a result of the violence that occurred in Indonesian football. The violence that happens on a football pitch are often untouched by national law because it is still a PSSI authority based on statute. Less obvious limitation is often difficult to classify acts of violence in football as a disciplinary offense or a criminal act. The blurring of boundaries may also lead to questioning the actions carried out by Agus Rohman which causes Akli Fairuz died. PSSI to article 70 of the Statute states that the PSSI has its own legal jurisdiction related to the settlement that exist in football in Indonesia, because the PSSI statutes prohibit any football matters in the country are brought to justice. It becomes confusing when standing PSSI as a legal entity to reject all football matters resolved in the district court, whereas in Article 2 of the Criminal Code all crimes or offenses which occurred in Indonesia is the authority of national criminal law. The purpose of this study was to analyze the limits of violence in football is still a violation of discipline or criminal acts. Clear boundaries will be able to classify the actions undertaken by Agus Rohman and consequences, entered into a disciplinary offense or a crime. The method used is normative. Cases analyzed synergized with the basic rules of football as well as the pertinent laws governing. Literature books used are also used as guidelines to seek theories and norms used. The results of this study is to show the actions performed by Agus Rohman classified as a criminal offense for violating the element of objective and subjective parameters of legitimates violence in sport. Such actions are classified as Criminal Violance. Agus Rohman actions also fulfill the elements in the offense of persecution. The settlement under the criminal law of the jurisdiction PSSI remove the absolute. The provisions of Article 70 of the statutes of PSSI contrary to the Criminal Code should be removed or replaced with a more suitable to the national criminal law. Keywords: Death Akli Fairuz, Agus Rohman, Violence in football, the Statute of the PSS

    PENERAPAN PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN YOUTUBER DI KOTA JAMBI DENGAN NORMA PERHITUNGAN PENGHASILAN NETO

    Get PDF
    Youtuber merupakan ladang penghasilan baru bagi masyarakat Indonesia. Penghasilan yang diraih oleh para Youtuber juga telah melebihi besaran angka penghasilan tidak kena pajak yang dikeluarkan oleh Dirjen Pajak. Dengan penghasilan tersebut, maka youtuber sebagai wajib pajak menyelesaikan kewajiban perpajakannya. Pada penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, subjek penelitian ini adalah para Youtuber yang data penghasilannya diperoleh dari website resmi Socialblade.com. Data dikumpulkan dengan cara observasi, dan pengumpulan studi pustaka. Analisa data melalui tiga tahap: yaitu dengan penerapan peraturan PER-17/PJ/2015 pada penghasilan Youtuber, penyajian data (display), dan penarikan kesimpulan (verifikasi). Dari hasil penelitian menunjukan hasil bahwasannya penerapan pajak penghasilan cocok untuk Youtuber adalah menggunakan PER-17/PJ/2015 yaitu dengan Norma Penghitungan Penghasilan Neto yang diakibatan oleh beberapa factor yakni dari sumber penghasilan, pemberi penghasilan dan waktu penerimaan penghasilan. Selain itu penghasilan neto yang diakui dari youtuber sesuai dengan lampiran 1 PER-17/PJ/2015 adalah 50% dari penghasilan bruto dimana itu juga membuat Pajak terutangnya akan jauh lebih kecil dibandingkan dengan pendapatan yang serupa namun menggunakan PPh Pasal 21

    Pemanfaatan Aplikasi Mobile GIS Menggunakan Plugin Mergin Maps Untuk Mendukung Kegiatan Survey Aset Jaringan Listrik Serta Pembuatan Peta Aset Jaringan Listrik (Studi Kasus: Kelurahan Cabean, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang)

    Get PDF
    Kegiatan survey aset jaringan Semarang Barat memiliki teknis pencatatan data aset dengan cara manual yakni menulis tangan di kertas formulir pencatatan aset dan perhitungan panjang segmen aset dengan menggunakan meter roda.Penelitian ini bertujuan untuk memberikan solusi dari kendala teknis pencatatan meter sebelumnya dengan memanfaatkan aplikasi Mobile GIS menggunakan PluginĀ  MerginĀ  Maps untuk mendukung kegiatan survey aset jaringan listrikĀ  Semarang Barat serta pembuatan peta aset jaringan listrik.Ā  penelitian ini dilakukan pada area kerja Perusahaan jaringan listrik di Semarang Barat.Ā Metode yang digunakan dalam merancang aplikasi adalah metode System Development Life Cycle atau yang dikenal dengan istilah SDLC. SDLC adalah metodologi umum yang digunakan untuk mengembangkan aplikasi. DenganĀ  memanfaatkan plugin Mergin MapsĀ  peneliti dapat membangun aplikasi mobile GIS yang dimanfaatkan dalam kegiatan survey pencatatan aset.Penelitian ini menghasilkan sebuah aplikasi mobile GIS yang memuat kolom pendataan aset jaringan tegangan rendah dan aset meteran APP Pelanggan. Serta penelitian ini menghasilkan peta aset jaringan listrik yang dibuat dari data hasil survey aset menggunakan aplikasi mobile GIS. Saran pada penelitian selanjutnya adalah aplikasi mobile GIS dapat dikembangkan lagi untuk memuat lebih banyak fitur dan cakupan pekerjaan survey asetĀ  jaringan listrik

    KAJIAN YURIDIS PERKARA KEMATIAN AKLI FAIRUZ PADA PERTANDINGAN SEPAKBOLA PERSIRAJA BANDA ACEH MELAWAN PSAP SIGLI

    Get PDF
    Abstrak Sepakbola merupakan olahraga paling populer di Indonesia. Sepakbola adalah salah satu olahraga yang tidak bisa dihindari terjadinya kontak fisik. Hal ini menyebabkan seringnya terjadi tindak kekerasan di sebuah pertandingan sepakbola. Kasus kekerasan terhadap pemain di persepakbolaan Indonesia kerap terjadi. Cidera ringan hingga meninggal dunia merupakan akibat dari tindak kekerasan terhadap lawan yang sudah pernah terjadi di Indonesia. Kasus meninggalnya Akli Fairuz pada pertandingan Persiraja melawan PSAP menjadi contoh akibat dari tindak kekerasan yang terjadi di persepakbolaan Indonesia. Kekerasan yang terjadi dilapangan sepakbola kerap tak tersentuh oleh hukum nasional karena dianggap masih menjadi wewenang PSSI yang didasarkan pada statutanya. Batasan yang kurang jelas sering sulit untuk mengklasifikasikan tindakan kekerasan dalam sepakbola sebagai pelanggaran disiplin ataukah tindak pidana. Kekaburan batasan tersebut juga menjadi penyebab dipertanyakannya tindakan yang dilakukan oleh Agus Rohman yang menyebabkan Akli Fairuz meninggal dunia. Statuta PSSI pada pasal 70 menyatakan bahwa PSSI memiliki yurisdiksi hukum sendiri terkait penyelesaian perkara yang ada dalam persepakbolaan di Indonesia, karena itu statuta PSSI melarang setiap perkara dalam sepakbola diajukan ke pengadilan negeri.Hal ini menjadi rancu ketika kedudukan PSSI sebagai badan hukum menolak semua perkara sepakbola diselesaikan di pengadilan negeri, sedangkan dalam pasal 2 KUHP semua kejahatan atau tindak pidana yang terjadi di Indonesia merupakan wewenang hukum pidana nasional.Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis batasan tindak kekerasan dalam sepakbola masih termasuk pelanggaran disiplin ataukah tindak pidana. Batasan yang jelas akan mampu mengklasifikasikan perbuatan yang dilakukan oleh Agus Rohman serta akibat yang ditimbulkan, masuk ke dalam pelanggaran disiplin atau tindak pidana. Metode penelitian yang digunakan adalah normatif. Kasus yang dianalisis disinergikan dengan dasar peraturan sepakbola serta undang-undang terkait yang mengatur. Buku-buku literatur yang digunakan juga dijadikan pedoman untuk mencari teori serta norma yang dipakai.Hasil dari penelitian ini adalah menunjukkan tindakan yang dilakukan oleh Agus Rohman tergolong suatu perbuatan pidana karena melanggar unsur obyektif dan subyektif dari parameter kekerasan di legitimates of sport. Tindakan tersebut tergolong sebagai Criminal Violance. Tindakan Agus Rohman juga memenuhi unsur-unsur dalam delik penganiayaan. Penyelesaian perkara secara hukum pidana tersebut menghapus yurisdiksi PSSI yang absolut. Ketentuan pasal 70 statuta PSSI yang bertentangan dengan KUHP harus dihapus atau diganti dengan yang lebih sesuai dengan hukum pidana nasional. Kata Kunci : Kematian Akli Fairuz, Agus Rohman, Kekerasan dalam sepakbola, Statuta PSSI Abstract Football is the most popular sport in Indonesia. Football is one sport that can not be avoided physical contact. This causes frequent violence at a football match. Cases of violence against Indonesian football players often occur. Minor injuries to death was the result of acts of violence against an opponent that has never happened in Indonesia. Akli Fairuz death case in the match against PSAP Persiraja be an example as a result of the violence that occurred in Indonesian football. The violence that happens on a football pitch are often untouched by national law because it is still a PSSI authority based on statute. Less obvious limitation is often difficult to classify acts of violence in football as a disciplinary offense or a criminal act. The blurring of boundaries may also lead to questioning the actions carried out by Agus Rohman which causes Akli Fairuz died. PSSI to article 70 of the Statute states that the PSSI has its own legal jurisdiction related to the settlement that exist in football in Indonesia, because the PSSI statutes prohibit any football matters in the country are brought to justice. It becomes confusing when standing PSSI as a legal entity to reject all football matters resolved in the district court, whereas in Article 2 of the Criminal Code all crimes or offenses which occurred in Indonesia is the authority of national criminal law. The purpose of this study was to analyze the limits of violence in football is still a violation of discipline or criminal acts. Clear boundaries will be able to classify the actions undertaken by Agus Rohman and consequences, entered into a disciplinary offense or a crime. The method used is normative. Cases analyzed synergized with the basic rules of football as well as the pertinent laws governing. Literature books used are also used as guidelines to seek theories and norms used. The results of this study is to show the actions performed by Agus Rohman classified as a criminal offense for violating the element of objective and subjective parameters of legitimates violence in sport. Such actions are classified as Criminal Violance. Agus Rohman actions also fulfill the elements in the offense of persecution. The settlement under the criminal law of the jurisdiction PSSI remove the absolute. The provisions of Article 70 of the statutes of PSSI contrary to the Criminal Code should be removed or replaced with a more suitable to the national criminal law. Keywords: Death Akli Fairuz, Agus Rohman, Violence in football, the Statute of the PSS

    EVALUASI PROGRAM ROOTS MODEL KIRKPATRICK SEBAGAI PENCEGAHAN BULLYING DI SEKOLAH PENGGERAK KOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN

    Get PDF
    Penelitian ini merupakan model evaluasi pelatihan Kirkpatrick yang berfokus untuk mengevaluasi perilaku bullying yang dilakukan siswa pada tahun-tahun sebelumnya; siswa yang menjadi korban bullying pada tahun sebelumnya; peran siswa lain yang mencoba menghentikan bullying; dan rasa takut siswa terhadap bullying di sekolahĀ  Analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Data yang diperoleh dari hasil pelaksanaan kuesioner merupakan data kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku bullying siswa di sekolah pada tahun sebelumnya adalah 5 siswa (36%) yang tidak pernah melakukan bullying di sekolah. Adapun 9 siswa (64%) pernah melakukan bullying dengan frekuensi yang relatif rendah. Korban bullying pada tahun sebelumnya mencapai 64 % yang terdiri dari 4 siswa laki-laki dan 5 siswa Perempuan. Peran teman dalam menghentikan bullying telah terjadi di dalam pertemanan siswa paling tinggi dalam dua sampai dengan tiga kali dalam sebulan yakni mencapai 64 % atau 9 siswa. Rasa takut siswa terhadap bullying di sekolah mmenunjukkan bahwa 5 orang siswa (36%) siswa tidak pernah merasa takut mendapatkan bullying di sekolah.

    Preliminary Study of Biosurfactant Consortium Producing Bacteria from Palm Oil Mill Effluent (POME) in East Kalimantan

    Get PDF
    Biosurfactants are surface active agents from living organism, especially from bacteria and fungi. Many types of biosurfactants are synthesized by a number of microbes during their growth on non-polar substrates and the majority of biosurfactants are produced by bacteria. Emulsification activity toward n-hexane, drop collapsing test as well as oil displacement test were used to determine biosurfactant producing bacteria consortium activity from palm oil mill effluent (POME). Samples were collected from waste water treatment in PTPN XIII Palm Oil Mill Factory, Paser Regency, Provincial of East Kalimantan, Indonesia. Total of six samples were screened in order to find out which consortium was producing biosurfactant. All of the samples were showing activity in the drop collapsing method, but only sample #5 and #6 were showing Emulsification activity of 50 and 14%, respectively. Moreover, sample #5 and #6 were showing oil displacement activity which have 0.37 cm and 0.26 cm in diameter, respectively.

    Cytotoxic Prenyl and Geranyl Coumarins from the Stem Bark of Casimiroa edulis

    Get PDF
    Phytochemical investigation of the methanolic extract of the stem bark of Casimiroa edulis afforded four coumarins. Various spectroscopic experiments were used to characterize the isolated coumarins. The structures were identified as auraptene (K-1), suberosin (K-2), 5-geranyloxypsoralen (bergamottin) (K-3), and 8-geranyloxypsoralen (K-4), based on the chemical and spectral analysis. Among these compounds, suberosin (K-2) and 5-geranyloxypsoralen (bergamottin) (K-3) were isolated for the first time from this genus, and auraptene (K-1) was isolated from this plant for the first time. Cytotoxicity of pure compound K-4 and sub-fraction MD-3 was evaluated against HeLa and T47D cell lines and moderate activity was found with an IC50 value in the range 17.4 to 72.33 Ī¼g/mL

    Cytotoxic Carbazole Alkaloid from the Root of Clausena cxcavata on Hela Cell L

    Get PDF
    In a search for bioactive constituents from Myanmar medicinal plants, a carbazole alkaloid, named 7hydroxy heptaphylline (1) was isolated from the root of Clausena excavata. The structure of isolated compound was elucidated based on spectrophotometric data such as UV-vis, FT-IR, NMR and HRMS data. The cytotoxicity of the isolated compound (1) was evaluated by MTT assay against on HeLa cancer cells. The compound (1) exhibited moderate inhibition activity with IC50 41.4 Āµg/ml
    corecore