12 research outputs found

    Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang pada Perusahaan Jasa yang Listing di BEI Tahun 2013-2015

    Get PDF
    The objective of this study was to empirically examine the Factors Affecting Debt Policy in The Services Company in the Indonesian Stock Exchange in the period of 2013 - 2015. The sample was collected using purposive sampling method, acquired 18 service companies listed in the Indonesian Stock Exchange. The data analysis method used linear regression analysis with 95% confidence level. The result indicated that the managerial ownership, the institutional ownership and the foreign ownership had a significant negative effect on the debt policy. The company's growth and the dividend policy did not have a significant positive effect on debt policy. The public ownership and the profitability had a significant negative effect on the debt policy, and the asset structure a significant positive effect on the debt policy

    PEMBINAAN KEPRIBADIAN ISLAMI DAN SOLIDARITAS SOSIAL REMAJA

    Get PDF
    AbstrakEra informasi dan globalisasi membawa perubahan hidup manusia, baik perubahan positif maupun negatif. Salah satu dampak negatifnya adalah terjadinya dekandensi moral di kalangan remaja. Saat ini kenakalan remaja terus terjadi dari waktu-ke waktu. Dibutuhkan upaya sistemik untuk menekan perilaku menyimpang di kalangan remaja. Penelitian ini bertujuan mengungkap pembinaan keagamaan dan solidaritas sosial remaja dari suatu wilayah di kabupaten Semarang yang pada masyarakatnya peduli terhadap kehidupan remaja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologis  dengan melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat dan remaja sebagai informan. Analisis konten  digunakan sebagai teknik analisis data menggunakan teori psikologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pembinaan kepribadian islami remaja dilakukan melalui kegiatan keagamaan yaitu: kegiatan Taman Pendidikan Al Qur an (TPA), pengajian rutin malam Jum’at, kegiatan mujahadah, Yasinan. Melalaui kegiatan ini remaja menunjukkan perilaku yang lebih islami dibanding perilaku remaja era sebelumnya  (2) Solidaritas sosial remaja dikembangkan melalui kegiatan sosial kemasyarakatan, kerja bakti, anjang sana kegiatan pengajian, karangtaruna, santunan anak yatim dan kaum dhuafa (3) Faktor pendukung keberhasilan pembinaan kepribadian islami adalah adanya kerja antara perangkat desa, tokoh agama dan tokoh masyarakat, dukungan dari keluarga, sarana prasarana yang mewadai. AbstractThe era of information and globalization brings changes in human life, both positive and negative changes. One of the negative impacts is the occurrence of moral decadence among adolescents. Currently juvenile delinquency continues to occur from time to time. Systemic efforts are needed to suppress deviant behavior among adolescents. This study aims to reveal the religious development and social solidarity of adolescents from an area in Semarang district which in the community cares about the lives of adolescents. This study uses a phenomenological qualitative approach involving religious leaders, community leaders and youth as informants. Content analysis is used as a data analysis technique using psychological theory. The results showed that (1) the development of the Islamic personality of adolescents was carried out through religious activities, namely: Al-Qur'an Education Park (TPA) activities, regular Friday night recitations, mujahadah activities, Yasinan. Through this activity, teenagers show more Islamic behavior than the behavior of teenagers in previous eras (2) Youth social solidarity is developed through social activities, community service, recitation activities, youth organizations, compensation for orphans and poor people (3) Supporting factors for the success of personality development Islam is the existence of work between village officials, religious leaders and community leaders, support from the family, infrastructure facilities that are in charge

    Pengaruh faktor demografi dan nondemografi terhadap fertilitas di Indonesia

    Get PDF
    This study aims to analyze the effect of demographic factors (child mortality, age of first marriage, type of contraception) and non-demographic factors (economic factors represented by income; social factors consisting of mother’s education and work status; and cultural factors represented by ethnicity and religion) on fertility in Indonesia. By applying Ordinary Least Square (OLS) method, this study uses cross-sectional data from Indonesia Family Life Survey Wave 5 in 2014. OLS regression results show that demographic factors that influencing fertility in Indonesia are child mortality, age of first marriage, and type of contraception (IUD and tubectomy). Meanwhile, non-demographic factors that have an effect on fertility in Indonesia are income and mother’s education. Moreover, the significant effect of cultural factor on fertility in Indonesia is only shown partially among ethnic groups

    Imbuhan Inulin Dan Enzim Papain Dalam Ransum Protein Dan Kalsium Mikropartikel Terhadap Produksi Daging Broiler

    No full text
    A study was conducted to evaluate the effect of adding inulin from dahlia tube extract (DTE) and papain enzyme in the feed using protein and calcium microparticles on nutrient absrorption (protein and calcium), nutrient content (protein and calcium content) meat and meat weight on broiler. A total of 200 one-day-old unsex broiler chicks with feeding of treatment 8 days old with an average body weight 137.63±12.03 g. The experiment consisted of completely randomized design with 4 treatment and 5 replice, each 10 bird. The treatment applied were P0: feed with microparticle protein and calcium, P1: P0+DTE 1.17%, P2: P0+enzim papain 0.15%, dan P3: P0+DTE 1.17%+papain enzyme 0.15%. The parameters observed were protein and calcium absrorption, meat protein and calcium content, and meat weight. The data were processed based on analysis of variance followed by Duncan's multiple area test at the 5% level. The results showed that the addition of inulin and papain enzymes in the ration containing protein and calcium microparticles had a significant effect (p<0.05) on protein and calcium absorption, protein and calcium content of meat, and weight of broiler meat. The conclusion,  a mixture of inulin from 1.17% DTE and 0.15% papain enzyme (P3) in the feed using a protein source and calcium microparticles resulted in the best nutrient intake and weight of broiler meat with the highest protein and calcium content.  Penelitian bertujuan untuk mengkaji imbuhan inulin bersumber dari ekstrak umbi dahlia (EUD) dan enzim papain dalam ransum menggunakan protein dan kalsium mikropartikel terhadap asupan nutrien, kadar nutrien daging dan bobot daging pada broiler. Penelitian menggunakan 200 ekor day old chicks (DOC) broiler unsex dengan pemberian perlakuan pada umur 8 hari yang memiliki bobot badan rata-rata 137,63±12,03 g. Penelitian disusun dalam rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan, tiap ulangan diisi 10 ekor. Perlakuan yang diterapkan adalah P0: ransum dengan protein dan kalsium mikropartikel, P1: P0+inulin 1,17%, P2: P0+enzim papain 0,15%, dan P3: P0+1,17%+enzim papain 0,15%. Parameter yang diukur meliputi asupan protein dan kalsium, kadar protein dan kalsium daging, serta bobot daging. Data diolah berdasarkan analisis ragam dilanjutkan dengan uji wilayah ganda Duncan pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa imbuhan inulin dan enzim papain dalam ransum mengandung protein dan kalsium mikropartikel berpengaruh nayata (p<0,05) terhadap asupan protein dan kalsium, kadar protein dan kalsium daging, serta bobot daging ayam broiler. Kesimpulan dari penelitian ini adalah campuran inulin 1,17% dan enzim papain 0,15% (P3) dalam ransum menggunakan sumber protein dan kalsium mikropartikel menghasilkan asupan nutrien dan bobot daging broiler paling baik dengan kadar protein dan kalsium daging paling tinggi

    Pengaruh Ozonisasi Dan Masa Simpan Susu Pada Suhu Refrigerator Ditinjau Dari Jumlah Cemaran Escherichia Coli, Coliform, Kadar Keasaman Dan Berat Jenis

    No full text
    Susu merupakan produk peternakan yang memiliki kandungan nutrisi yang lengkap, seperti 3,4% protein; 3,9% lemak; 4,9% karbohidrat; 87,1% air; 0,76% vitamin; dan mineral (Thohari, dkk. 2017). Kandungan nutrisi yang lengkap menyebabkan susu menjadi media yang ideal bagi pertumbuhan mikroorganisme. Kontaminasi mikroorganime dapat disebabkan oleh penanganan atau handling susu yang salah saat proses pemerahan, yakni pada saat susu keluar dari tubuh ternak. Kontaminasi dapat berasal dari milk can atau tangki penyimpan susu, adanya kotoran ternak atau debu yang ikut tercampur pada saat proses pemerahan. Mikroorganisme pembusuk seperti Coliform, mikroorganisme ini merupakan kelompok mikroorganisme yang banyak ditemukan sebagai bakateri pencemar pada susu, mikroorganisme ini termasuk mikroorganisme gram negatif yang dapat memfermentasi laktosa menjadi asam laktat dan bersifat patogen, salah satu contoh mikroorganisme Coliform yang banyak ditemukan ialah Escherichia coli. Cemaran mikroorganisme ini dapat merusak kandungan dan kualitas susu seperti keasaman dan turunnya berat jenis susu. Penyebab lain dari turunnya kualitas susu ialah masa simpan susu, semakin lama susu disimpan maka kualitas susu akan semakin turun. Susu yang disimpan pada suhu ruang hanya dapat bertahan tidak lebih dari 4 jam, dan hendaknya susu disimpan pada suhu refrigerator dengan dilakukannya treatment terlebih dahulu, seperti dilakukannya pemanasan untuk membunuh mikroorganisme patogen pada susu. Proses pemanasan digunakan sebagai pengolahan susu untuk menghindari adanya pertumbuhan mikroorganisme, namun proses pemanasan juga dapat merusak kualitas nutrisi susu apabila terlalu lama. Metode lain yang dapat digunakan adalah ozonisasi, ozonisasi merupakan teknologi yang memanfaatkan ozon (O3), dimana ozon akan bersifat sebagai oksidator dalam mensterilkan suatu bahan dengan cara mengoksidasi lipopolisakarida pada dinding sel mikroorganisme serta tidak meninggalkan residu pada bahan makanan. Penggunaan ozonisasi dapat mengurangi populasi mikroorganisme. Ozon tidak merubah kandungan nutrisi pada susu dan efektif dalam mengurangi mikroorganisme, sementara penggunaan pemanasan pada susu dapat menyebabkan rusaknya kandungan nutrisi pada susu dan masih memungkinkan adanya sisa mikroorganisme tahan panas (termofilik) pada susu. Penelitian ini dilakukan mulai 07 Agustus 2020 hingga September 2020 yang dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya. Analisis yang dilakukan ialah uji kandungan mikroorganisme Coliform, Escherichia coli, keasaman dan berat jenis. Metode yang digunakan pada penelitian ini ialah dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan yang dilakukan pada susu ozonisasi dan susu tanpa ozonisasi. Perlakuan pada susu ozonisasi meliputi lama penyimpanan susu, yakni 0 jam, 24 jam, 48 jam, 72 jam dan 96 jam pada suhu refrigerator. Data akan dianalisis menggunakan analyisis of varians (ANOVA) dan diikuti oleh Duncan Multiple Range Test (DMRT) serta Beda Nyata Jujur (BNJ) apabila hasil yang didapat adanya pengaruh berdasarkan prosentase hasil dari koefisien keragaman galat. Hasil penelitian didapat bahwa ozonisasi memberikan pengaruh yang nyata (P<0.05) dalam mengurangi populasi mikroorganisme Coliform. Hasil juga menunjukkan adanya pengaruh nyata (P0.05) pada keasaman, namun susu yang disimpan tanpa ozonisasi memberikan pengaruh sangat nyata (P0.05) pada berat jenis susu, namun susu yang disimpan tanpa ozonisasi memberikan pengaruh sangat nyata (P<0.01). Saran yang sebaiknya dilakukan pada penelitian selanjutnya ialah melakukan penelitian mengenai hasil pengamatan secara organoleptik pada susu ozonisasi

    Formal-cultural accountability: a [new] paradigm of public accountability

    No full text
    AbstractThis article aims to reveal the formal-cultural accountability model applied in Ciburial Village. A qualitative approach, more specifically, critical ethnography was used through observations, in-depth interviews and documentary studies to achieve the research objectives. The results of this study show that Ciburial Village has both vertical and horizontal financial reporting accountability, manifested in formal and cultural accountability. Formal accountability is written accountability which is prepared in accordance with formal laws and regulations. The Ciburial Village Government also provides their accountability culturally, in accordance with the traditions and social conditions of the local village community. The value included in the formal-cultural accountability model is ‘sauyunan’ (mutual assistance), which reflects the equality of responsibility since village development belongs to all parties in the village. This model is not limited to fulfilling the responsibilities of village governments as principals to their agents, but also functions to gain public trust in the existence of formal-cultural accountability. Furthermore, public trust will increase participation in village development. The model developed has implications for the transformation model of public accountability, especially for village governments

    Proses Pembuatan Bioetanol dari Buah Naga Merah

    Full text link
    Buah naga merupakan tanaman tropis yang dapat berbuah sepanjang tahun. Di Indonesia, buah naga telah dikembangkan di berbagai daerah. Pada musim panen, hasil buah naga sangat melimpah sehingga sbeagian tidka terserap oleh konsumen dan terpaksa dibuang. Disisi lain, daging buah naga merah &nbsp;memiliki kandungan glukosa sebesar 12% brix sehingga berpotensi menjadi bahan baku pembuatan bioethanol dengan proses fermentasi. Penelitian ini bertujuan untuk membuat bioetanol dari buah naga merah dengan proses fermentasi serta mengetahui pengaruh variabel jumlah yeast dan jumlah nutrisi/NPK terhadap kadar bioetanol yang dihasilkan. Prosedur penelitian dimulai dengan menghaluskan daging buah naga merah sampai lembut. Kemudian menempatkan jus buah naga dalam fermentor sebanyak 300ml lalu melakukan analisa kadar glukosa awal. Tahap selanjutnya adalah penambahan yeast dan nutrisi/NPK sesuai variable yang telah ditentukan. Variabel kadar yeast sebanyak: 1%, 2%, 3%, 4%, dan 5% dari volume jus serta jumlah nutrisi/NPK sebanyak: 2 gr, 4 gr, 6 gr, 8 gr, dan 10 gr. Setelah penambahan yeast dan nutrisi, fermentor ditutup dengan penutup yang dilengkapi &nbsp;airlock. Proses fermentasi dilakukan selama 4 hari. Selanjutnya jus buah naga hasil fermentasi dianalisa kadar alkoholnya. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kadar alkohol yang dihasilkan dipengaruhi oleh jumlah yeast dan jumlah nutrisi/NPK. kadar ethanol paling tinggi sebesar 26% dengan penambahan yeast sebanyak 15 gram serta nutrisi sebanyak 10 gram

    Effect of Acute Persadia Gymnastic on The Ability to Concentrate in Diabetic Patients

    Get PDF
    Background: Diabetes Mellitus (DM) can affect the peripheral and central nervous system. It can affect cognitive function, one of which can be seen from the decrease in the concentration ability. The concentration ability can be assessed by measuring the reaction time. Reaction time is the time interval between the onset of a stimulus and the initiations of a response. One of the important treatments for DM is physical exercises. Persadia gymnastic is one example of physical exercise that is specially designed for people with DM. Aim: The purpose of this study was to identify the effect of acute Persadia gymnastic on the concentration ability of people with DM. Material and methods: This was an experimental study in type 2 DM patients. Fourteen subjects who met the inclusion criteria were analyzed and randomly grouped into the control (without performing Persadia gymnastic) and the intervention group (performing Persadia gymnastic). The subject’s reaction times were measured before and after the intervention. The mean results of the reaction time of all subjects were then compared between the control and the intervention groups using the Independent-T test and Mann-Whitney tests. Result: The analyzed data were only 7 subjects per group with a total of 14 subjects. The mean value of reaction time in the intervention group was decreased, both audio (-0.04 ± 0.85) and visual (-0.09 ± 0.56). However, there was no significant difference of the reaction time between control and intervention groups (p > 0.05). Conclusions: Many factors can affect reaction time and some still cannot be controlled in this study due to a lot of limitations. Further research is still needed to figure out the effect of persadia gymnastics on the ability to concentrate in people with Diabetes Mellitus
    corecore