392 research outputs found
DAMPAK KEKERINGAN TERHADAP ADAPTASI USAHATANI PADI SAWAH DI KECAMATAN SIMPANG TIGA KABUPATEN PIDIE
Telah dilakukan penelitian adaptasi usahatani padi sawah terhadap bencanakekeringan di Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Pidie.Penelitian ini bertujuanuntuk mengindentifikasikan tingkat adaptasi usaha tani serta meninjau upaya strategidan adaptasi masyarakat terhadap perubahan iklim dan sistem pola tanam padi sawah.Analisis data dilakukan dengan memakai metode kualitatif, kuantitatif, dan deskriptif.Data tersebut berasal dari kuisioner yang dibagikan kepada petani dan data sekunderdari Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pidie. Populasi penelitian adalahKepala Keluarga (KK) yang berada di Kecamatan Simpang Tiga Kabupaten Pidieyang berjumlah 20928 KK dari 52 desa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitianini dilakukan secara Cluster Random Sampling sebanyak 99 Responden. Dari 99responden yang di teliti 97 (97,98 %) responden mengeluarkan biaya produksipertahunnya Rp. 2,000,000 s/d 4,000,000. Kemudian 01 (01,01 %) respondenmengeluarkan biaya produksi pertahunnya Rp. 5.000.000,- s/d Rp. 7.000.000,-. danselebihnya 01 (01,01 %) responden mengeluarkan biaya produksi diatas Rp. 10.000.000,- dengan demikian dapat di simpulkan bahwa kebanyaan dari petanimengeluarkan biaya produksi untuk satu kali masa tanam adalah sebesar Rp. 2.000.000,- s/d Rp. 4.000.000,- atau sebanyak 97 (97,98 %) responden. Jadi dapatdisimpulkan bahwa petani telah melakukan upaya strategi dan adaptasi terhadapperubahan iklim. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan produksi komoditi utamatanaman pangan (padi) pada tahun berikutnya dengan cara peningkatan benihbermutu dari varietas unggul dan pengembangan jaringan irigasi teknis usaha tani(JITUT), jalan usaha tani (JUT). Kemudian diharapkan juga kepada petani untukterus dapat meningkatkan kemampuan dan kemitraannya dengan Pemerintah Daerah dengan mengikuti program - program penyuluhan guna meningkatkan kapaitas petanidalam meningkatkan produktifitas pertanian, seperti kegiatan Sekolah lapang Iklim(SLI), Sekolah Lapang Pengendalian Tanaman Terpadu (SL-PTT), gunamendayagunakan tenaga kerja petani Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dalamrangka pemberdayaan ekonomi pedesaan melalui kegiatan swakelola
アブラヤシ農園の急速な拡大、小農の生計、そして間接的な森林破壊―インドネシアの西カリマンタン州パリンドゥ郡トングゴン村のケーススタディ―
京都大学新制・課程博士博士(地球環境学)甲第24305号地環博第236号新制||地環||45(附属図書館)京都大学大学院地球環境学舎環境マネジメント専攻(主査)准教授 森 晶寿, 教授 竹内 憲司, 教授 西前 出, 教授 水野 広祐学位規則第4条第1項該当Doctor of Global Environmental StudiesKyoto UniversityDFA
Pengembangan Blended Learning untuk Mata Kuliah Pengantar Organisasi Belajar di Program Studi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Jakarta
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan blended learning berdasarkan model Integrative Learning Design Framework dengan melalui tiga tahapan yakni eksplorasi, penyusunan, serta evaluasi. Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta, dengan responden yakni ahli desain pembelajaran 1 orang, ahli media 1 orang, ahli materi 1 orang, responden pada tahap one-to-one 5 orang, dan responden pada tahap small group berjumlah 10 orang.
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode penelitian pengembangan yang terdiri dari tiga tahap yaitu (1) tahap eksplorasi: melakukan eksplorasi mengenai informasi-informasi yang dapat dijadikan rujukan untuk pengembangan desain pembelajaran blended; (2) tahap penyusunan: melakukan penyusunan terhadap produk yang dikembangkan, merujuk pada hasil dalam tahap eksplorasi berupa desain pembelajaran blended, prototype media pembelajaran serta penyusunan keseluruhan program blended learning; dan (3) tahap evaluasi: melakukan uji coba atau evaluasi untuk mengetahui hasil pengembangan yang telah dilakukan.
Hasil ujicoba produk pengembangan pada tahap expert review ahli desain pembelajaran menunjukkan kategori baik dengan persentase 86.95%, hasil expert review media menunjukkan hasil yang baik dengan persentase 100%, hasil expert review materi menunjukkan hasil yang baik dengan persentase 79,41%, hasil ujicoba one-to-one menunjukkan hasil dengan kategori “sangat baik” yang ditunjukkan dengan rata-rata produk hasil ujicoba sebesar 3.65, dan hasil ujicoba Small Group menunjukkan hasil dengan kategori “sangat baik” yang ditunjukkan dengan rata-rata produk hasil ujicoba sebesar 3.67.
Implikasi hasil penelitian ini adalah secara umum produk yang dihasilkan dapat menjadi suatu intervensi untuk memfasilitasi belajar melalui rancangan pembelajaran dengan format blended. Berdasarkan keterbatasan yang ada di pembelajaran sebelumnya yang masih menerapkan format tatap muka secara penuh, pembelajaran blended ini menawarkan solusi untuk memecahkan keterbatasan tersebut melalui penyediaan materi pembelajaran secara daring agar mahasiswa dapat belajar secara efektif
Optimasi Penggunaan Polymer Ultrahib dalam Sistem Water Base Mud di Sumur Rrx-11 Lapangan Rrx
Pada suatu proses pemboran, lumpur pemboran memainkan peranan yang sangat penting karenamemiliki fungsi yang tak tergantikan. Pada pemboran sumur RRX-11 yang menggunakan lumpurWater Base Mud dan Ultrahib Polymer, selain sifat rheologi lumpur pemboran yang harusdiperhatikan, harus dipertimbangkan juga kondisi serta karakteristik formasi yang akan dibor.Kesalahan menganalisa hal – hal tersebut akan mengakibatkan kerugian baik dari segi waktu,finansial, maupun keselamatan kerja. Dari suatu perencanaan lumpur yang baik diharapkanpenggunaannya dapat optimal menunjang kegiatan pemboran dengan biaya yang ekonomis.Padatulisan ini dilakukan optimasi dari penggunaan lumpur Ultrahib Polymer untuk mengatasi masalah– masalah yang terjadi di sumur RRX-11, diantaranya rangkaian pipa terjepit, clay menutupirangkaian pipa, annular deadlock dan swelling cutting. Dalam mengoptimasi penggunaan Ultrahib,dilakukan dengan menambahkan konsentrasi Ultrahib berdasarkan metode Cation ExchangeCapacity dan Swelling Test. Penambahan konsentrasi Ultrahib bertujuan untuk mengoptimalkansistem lumpur dalam mengatasi masalah swelling clay. Ultrahib berfungsi sebagai shale inhibitor.Prinsip dasar dari Ultrahib adalah sebagai aditif penghambat dalam bentuk cair yang bekerjasebagai penekan hidrasi clay yang bertujuan mencegah air untuk masuk ke dalam clay denganmelapisi plat clay
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MEANINGFUL INSTRUCTIONAL DESIGN (MID) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMA
Keberhasilan dalam pembelajaran matematika tidak hanya diwujudkan dengan
hasil prestasi siswa disekolah, tetapi siswa harus memiliki kemampuan penalaran
matematis yang baik. Siswa cenderung hanya bisa menyelesaikan permasalahan
konsep tetapi masih membutuhkan banyak arahan untuk menyelesaikan yang
berkaitan dengan penalaran dengan kata lain tingkat penalaran matematis siswa
masih rendah. Self-confidence siswa haruslah ditanam dan ditumbuhkembangkan
dalam diri siswa, karena melihat peranan self-confidence dalam pembelajaran
matematika sangatlah penting. Sesuai dengan permasalahan yang telah
dirumuskan, tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui apakah
peningktan kemampuan penalaran matematis siswa yang memperoleh model
pembelajaran Meaningful Instructional Design (MID) lebih tinggi daripada siswa
yang memperoleh model pembelajaran konvensional; (2) Untuk mengetahui
apakah peningkatan kemampuan self-confidence siswa yang memperoleh model
pembelajaran Meaningful Instructional Design (MID) lebih baik daripada
peningkatan kemampuan self-confidence siswa yang memperoleh model
pembelajaran konvensional; (3) Untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara
kemampuan penalaran matematis dengan self-confidence siswa yang memperoleh
model pembelajaran Meaningful Instructional Design (MID). Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain
kelompok kontrol pretes dan postes. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa
SMAN 16 Bandung dan sampelnya adalah dua kelas X MIPA di SMAN 16
Bandung. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan
penalaran matematis berjumlah 5 soal tes dan skala self-confidence yang berjumah
30 soal angket. Berdasarkan analisis data dan temuan penelitian yang diperoleh
dapat disimpulkan bahwa (1) Peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa
yang memperoleh model pembelajaran Meaningful Instructional Design (MID)
lebih baik daripada siswa yang memperoleh model pembelajaran konvensional;
(2) Peningkatan self-confidence siswa yang memperoleh model pembelajaran
Meaningful Instructional Design (MID) lebih baik daripada siswa yang
memperoleh model pembelajaran konvensional; (3) Tidak terdapat korelasi antara
kemampuan penalaran matematis dan self-confidence siswa yang memperoleh
model pembelajaran Meaningful Instructional Design (MID).
Kata kunci: Meaningful Instructional Design (MID),kemampuan penalaran
matematis ,self-confidenc
AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN TEMPUYUNG TERHADAP BAKTERI GRAM NEGATIF YANG DIISOLASI PADA ANUS BERUANG MADU (HELARCTOS MALAYANUS)
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun tempuyung terhadap pertumbuhan bakteri Gram negatif yang diisolasi pada beruang madu (Helarctos malayanus). Bakteri Gram negatif diisolasi dari anus beruang. Identifikasi bakteri dilakukan dengan mengkultur isolat pada media Nutrient Agar (NA) kemudian ditanam pada media Mc Conkey Agar (MCA) dan dilakukan pewarnaan Gram, uji IMVIC dan uji gula-gula. Ekstrak etanol daun tempuyung diperoleh dengan cara maserasi dengan pelarut etanol 96%. Konsentrasi ekstrak yang digunakan yaitu 20%, 40%, 60%, 80% dan 100%. Kontrol negatif menggunakan aquadest dan kontrol positif menggunakan gentamycin dengan tiga kali perulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwaidentifikasi bakteri Gram negatif didapatkan Pseudomonas sp. Kemudian pada uji aktivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun tempuyung dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada konsentrasi 20% (8,7 mm), 40% (10,1 mm), 60% (10,4 mm) dan 80% (9,7 mm). Sedangkan pada konsentrasi 100% (0 mm) tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas sp. Konsentrasi 60% mempunyai daya hambat terbesar dengan diameter 10,4 mm dan termasuk dalam kategori kuat
EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN SPRACHBAUKASTEN DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGKONJUGASIKAN VERBA
Dalam pembelajaran bahasa Jerman terdapat banyak materi Grammatik yang harus dipelajari siswa, salah satunya adalah konjugasi verba. Kesulitan siswa dalam mengkonjugasikan verba diduga dapat diatasi di antaranya dengan menggunakan media permainan yang menarik seperti media permainan Sprachbaukasten. Teknik Permainan Sprachbaukasten adalah teknik permainan untuk menentukan susunan kata yang benar dalam satu kalimat atau susunan huruf yang benar dalam satu kata. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran mengenai: 1) kemampuan siswa dalam mengkonjugasikan verba sebelum dan sesudah perlakuan dengan menggunakan teknik permainan Sprachbaukasten 2) mengetahui efektivitas teknik permainan Sprachbaukasten dalam pembelajaran konjugasi verba. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian quasi experiment tanpa kelas kontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA PGII 2 Bandung yang belajar bahasa Jerman dan sebagai sampel penelitian dipilih kelas XI MIA. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tertulis yang terdiri dari 17 butir soal. Untuk mengetahui keefektifan teknik permainan Sprachbaukasten dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam mengkonjugasikan verba dilakukan uji-t. Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam mengkonjugasikan verba sebelum perlakuan dengan teknik permainan Sprachbaukasten berada pada kategori ‘kurang’ dan setelah menggunakan teknik permainan Sprachbaukasten termasuk dalam kategori ‘baik’. Berdasarkan uji-t diketahui bahwa Thitung lebih besar dari Ttabel (17,97>2,0452) dengan taraf signifikansi (α) 0,05. Hal itu menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam mengkonjugasikan verba sebelum dan sesudah perlakuan dengan teknik permainan Sprachbaukasten. Hal ini menunjukkan bahwa teknik permainan Sprachbaukasten efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam mengkonjugasikan verba. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan agar pengajar atau guru dapat menggunakan teknik permainan Sprachbaukasten sebagai teknik alternatif dalam pembelajaran konjugasi verba.
;---Im Deutschunterricht gibt es viele Grammatikstoffe, die von den Schülern gelernt werden müssen. Einer davon ist die Verbkonjugation. Die Schwierigkeiten der Schüler beim Konjugieren der Verben kann vermütlich mit dem Einsatz von interessanten Spielmedien überwunden werden, zum Beispiel von Medien Sprachbaukasten. Sprachbaukasten ist eine Lerntechnik, indem die Lernenden die richtige Reihenfolge von Wörtern in einem Satz oder von Buchstaben in einem Wort finden. Die Ziele dieser Untersuchung sind folgendes: 1) die Beschreibung über die Fähigkeit der Schüler beim Konjugieren der Verben vor und nach der Behandlung durch die Spieltechnik “Sprachbaukasten” zu bekommen. 2) die Effektivität der Spieltechnik “Sprachbaukasten” beim Unterrichten der Verbkonjugation herauszufinden. In dieser Untersuchung wurde die “Quasi-Experimentsmethode” ohne Kontrollklasse verwendet. Die Population in dieser Untersuchung waren alle Schüler der SMA PGII 2 Bandung, die Deutsch lernen. Und die Probanden waren die Schüler in der Klasse XI MIA. Das in dieser Untersuchung verwendete Instrument ist ein schriftlicher Test, der aus 17 Aufgaben besteht. Um die Effektivität der Anwendung von der Spieltechnik “Sprachbaukasten” beim Konjugieren der Verben zu erfahren, wird T-Probe verwendet. Basierend auf dem Ergebnis der Datenanalyse stellt sich heraus, dass die Fähigkeit der Schüler beim Konjugieren der Verben vor der Behandlung zur Kategorie “mangelhaft” und nach der Behandlung zur Kategorie “gut” gehört. Das Ergebnis der T-Test zeigt, dass der TTest höher als die TTabelle (17,97>2,0452) ist. Diese Daten haben den signifikannten Wert von (α) 0,05. Dies bedeutet, dass es einen signifikanten Unterschied zwischen der Fähigkeit der Schüler beim Konjugieren der Verben vor und nach der Anwendung von der Spieltechnik “Sprachbaukasten” gibt. Es zeigt, dass die Spieltechnik “Sprachbaukasten” effektiv ist, um die Fähigkeit der Schüler beim Konjugieren der Verben zu steigern. Basierend auf dem Ergebnis dieser Untersuchung wird vorgeschlagen, dass die Lehrenden die Spieltechnik “Sprachbaukasten” als eine Alternative der Lerntechnik beim Unterrichten der Verbkonjugation verwenden können
- …