50 research outputs found

    Pharmacists’ interventions in minimising medication misadventure in children with cancer

    Get PDF
    This study evaluated 1741 interventions by clinical pharmacists to reduce medication misadventure in three clinical units of a children’s hospital in Perth, Australia, documented using snapshot self-report and observation. Commonly, pharmacists’ interventions involved taking medication histories, patient counselling and/or drug therapy changes. Active interventions were randomly assessed by an expert panel for their clinical significance. Root cause analysis was used to assess healthcare professionals’ ability to evaluate medication errors causes and formulate preventative strategies

    The Design of Accident Detection and Tracking Systems on Motorcycles

    Get PDF
    Motorcycles are type of vehicles with the highest accidents percentage every year. The location away from the settlement and the time of the accident is one of the factors that slow down the spread of information about accidents. This study aims to make a tool that can send such information in the form of notifications and crash site points to the victims’ families. Testing was conducted by looking at the sensor response detecting tilt on the motorcycle against the large reading angle. Furthermore, GPS module accuracy testing is conducted in reading the location by comparing GPS module readings with actual location points in Google apps Maps which is then calculated by using the Haversine Formula method up to gsm module capability testing for send SMS notifications in the form of latitude, longitude, and links that can connect to the Google Maps app. Based on the results of the trials and analyses that have been conducted, the slope sensor response area to transmit crash notification is <=50° or >=50°. After that, the GSM module will send notifications and location points detected by the GPS module with an average reading difference of 2.97 meters

    Analisis Efektivitas Biaya Seftriakson sebagai Antibiotik Profilaksis Pada Seksio Sesarea: Dosis Tunggal Versus Dosis Berulang

    Get PDF
    The provision of single-dose prophylactic antibiotics within 30 to 60 minutes before caesarean has been highly recommended, yet its implementation in hospitals varies considerably. This research aimed to analyze the cost-effectiveness of prophylactic antibiotics given a single dose versus multiple doses during caesarean section surgery. A retrospective observational study with a crosssectional design involved pregnant women undergoing caesarean section and receiving a ceftriaxone single dose before surgery (Group 1) versus those receiving multiple ceftriaxone doses (Group 2). The study calculated direct medical costs (hospital perspective), with surgical site infection (SSI) as the effectiveness parameter. The chi-square test was used to compare SSI between the two groups. There were 806 patients (group 1) and A total of 250 patients (Group 2) met the inclusion criteria. Analysis of total cost revealed no significant difference between both groups (approximately IDR 13,000,000/patient), yet patients receiving prolonged Ceftriaxone were associated with significantly higher antibiotic costs (p-0.000). The study documented 1.2% SSI in Group 1 and 0.8% in Group 2 (p=0.742). Calculation of the incremental cost-effectiveness ratio found that an extra IDR 3,278,000 was needed to provide additional success to prevent SSI by administering multiple doses of ceftriaxone. In conclusion, a single dose prophylactic antibiotic provides comparable efficacy to a multiple-dose regimen, but at a lower cost.Panduan klinik merekomendasikan antibiotik profilaksis dosis tunggal 30-60 menit sebelum bedah sesar, tetapi praktek di rumah sakit menunjukkan deviasi dalam implementasinya. Penelitian ini bertujuan menganalisis efektivitas biaya penggunaan antibiotik profilaksis dosis tunggal versus dosis berulang pada bedah sesar. Penelitian retrospektif observasional dengan desain potong lintang melibatkan subyek penelitian wanita hamil yang menjalani bedah sesar yang menerima seftriakson dosis tunggal sebelum pembedahan (kelompok 1) ataupun yang mendapatkan seftriakson sebelum pembedahan dan diperpanjang selama perawatan (kelompok 2). Biaya yang digunakan adalah biaya medis langsung perspektif rumah sakit dan parameter efektivitas kejadian infeksi daerah operasi (IDO). Uji Chi-Square digunakan untuk membandingkan IDO antara kedua kelompok. Sejumlah 806 pasien (kelompok 1) dan 250 pasien (kelompok 2) memenuhi kriteria inklusi. Analisis biaya total tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (sekitar Rp 13.000.000/pasien) antara kedua kelompok, tetapi analisis komponen biaya menunjukkan biaya antibiotik pasien dengan dosis berulang signifikan lebih mahal (p=0,000). Pada kelompok 1 terjadi IDO 1,2% dan 0,8% pada kelompok 2 (p=0,742). Perhitungan rasio inkremental efektivitas biaya menunjukkan dibutuhkan tambahan biaya Rp 3.278.000 untuk setiap IDO yang dapat dihindari menggunakan seftriakson profilaksis dosis berulang. Penelitian ini menyimpulkan pemberian antibiotik profilaksis dosis tunggal sebelum bedah sesar menunjukkan efektivitas biaya yang sebanding dibandingkan antibiotik profilaksis dosis berulang

    Pengaruh Opini Audit dan Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah terhadap Tingkat Korupsi Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat Periode 2015-2017)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh opini audit dan kinerja keuangan pemerintah daerah terhadap tingkat korupsi pemerintah Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat periode 2015-2017. Variabel independen opini audit menggunakan opini yang diberikan Badan Pemeriksa Keuangan, sedangkan kinerja keuangan pemerintah daerah diukur menggunakan rasio keuangan atas realisasi APBD yaitu rasio kemandirian, rasio aktivitas, dan rasio pertumbuhan. Variabel dependen tingkat korupsi diukur dengan menggunakan jumlah tindak pidana korupsi yang ditangani oleh Kejaksaan Tinggi Sumatera Barat. Sampel penelitian terdiri dari 19 Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat, dengan menggunakan data periode 2015-2017. Hasil pengujian secara statistik membuktikan bahwa opini audit dan kinerja keuangan yang diukur menggunakan rasio kemandirian, rasio aktivitas, dan rasio pertumbuhan tidak berpengaruh terhadap tingkat korupsi pemerintah Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat

    E-Health Literacy and Adherence to Health Protocols Among Self-Quarantined Patients with COVID-19 in a Sub-district in West Java

    Get PDF
    During the Coronavirus Disease-2019 (COVID-19) pandemic, valid information was crucial and electronic health literacy (EHL) plays a significant role in public adherence to health protocols. This study aimed to evaluate the pattern of COVID-19 information-seeking, and the association between EHL, COVID-19 knowledge, and health protocol adherence among patients with COVID-19 during self-quarantine. Data were collected through an online survey sent to self-quarantined COVID-19 patients during March – December 2020 in a sub-district in West Java. Spearman tests were used to evaluate the relationship between EHL with COVID-19 knowledge, and EHL with health protocol adherence. There were 56 respondents with more than half being female (58.9%), university graduates (64.3%) and having good health status level (57.1%). Social media were the commonest online sources. During self-isolation, the frequency of Internet use increased (i.e., every day) with information on vitamins and supplements as the most commonly searched. Respondents had high scores on EHL (mean= 20.0), knowledge (mean = 8.89/10, SD = 1.796), and adherence (mean = 26.98/30, SD = 3.066). This study found significant relationships between EHL and knowledge (p-value = 0.001, r = 0.436), and the adherence (p-value = 0.011, r = 0.339). In conclusion, EHL had a modest influence on COVID-19 knowledge and minor relationship with adherence to health protocols among self-quarantined patients with COVID-19

    Analisis Profil Pengobatan, Biaya Medis Langsung dan Kualitas Hidup pada Pasien Hemodialisis di Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta

    Get PDF
    Hemodialisis adalah suatu cara untuk memperbaiki kelainan fungsi ginjal,  dilakukan dengan menggunakan mesin hemodialisis. Terapi hemodialisis membutuhkan waktu yang lama dan biaya mahal yang dapat mempengaruhi kualitas hidup. Metode yang digunakan adalah analisis Cross-Sectional  dengan rentang penelitian 2 bulan, pada pasien dewasa yang minimal 12-36 bulan menjalani hemodialisis Pengumpulan data dilakukan dengan retrospektif dari dokumen, untuk menilai kesesuaian manajemen profil pengobatan Eritropoetin dan secara prospektif dari pengisian kuesioner EQ-5D-5L dan VAS (Visual Analogue Scale) kemudian dilakukan analisis data secara deskriptif dan menggunakan analisis Regresi linier berganda untuk mendapatkan korelasi antara karakteristik terhadap kualitas hidup (VAS dan Utility). Terdapat 50 pria dan 50 wanita dengan rentang usia terbanyak >50 tahun, tidak bekerja dan pendidikan SMP/SMA. Status perkawinan terbanyak adalah kawin. Tingkat ekonomi terbanyak berpenghasilan dibawah 4 juta perbulan dengan persepsi kondisi ekonomi merasa miskin. Profil pengobatan memperlihatkan terjadi ketidaksesuaian terapi EPO dengan Hb < 8 g/dL karena pasien  mengalami transfusi darah. Perhitungan biaya medis langsung sebesar Rp.1.344.840 lebih besar dibanding tarif INA-CBGs yaitu Rp. 923.100. Berdasarkan analisis regresi linier ada 3 faktor yang paling mempengaruhi kualitas hidup pasien hemodialisis yaitu status perkawinan, lama menjalani hemodialisis dan kemampuan mobilitas. Profil pengobatan pasien HD mengalami ketidaksesuaian terapi, baik pada pemberian obat HD dan obat penyakit penyerta. Biaya medis langsung lebih besar dari tarif standar INA_CBGs yang ditetapkan. Sementara itu, kualitas hidup sebagian besar pasien PGK yang menjalani hemodialisis memiliki tingkatan kualitas hidup yang sangat baik

    Analysis of Health-related Quality of Life Determinants in Adult Ashmatic Patients in a District Hospital in East Jakarta

    Get PDF
    Background: Uncontrolled asthma leads to patients' poor outcomes and decreases health-related quality of life/HRQoL. Little research has been done to analyze the determinants of  HRQoL in asthmatics patients. Objective: To determine asthma control and  patients' compliance levels, and evaluate the appropriateness of medicine use and determinants of HRQoL. Methods: During this prospective study, adult asthmatic patients who currently experienced asthma attack were evaluated in asthma clinic of a district hospital in Jakarta and administered study questionnaires. Demographic variables and data related to asthma control, patients' compliance level and the appropriate use of medications were summarized using descriptive statistics. The determinants of HRQoL were determined using bivariate and multivariate regression analysis. All data were analyzed using SPSS version 22.0. Results: There were 11 males and 43 females aged approximately 45 years old. More than 50% of the patients had uncontrolled asthma and low level compliance to their medications. Nearly all medicines used were inappropriate according to National Asthma Treatment Guideline. Bivariate correlation test revealed four factors which significantly determined the total score of HRQoL, namely asthma duration (P=0.033), asthma control level (p=0.007), asthma severity level (p=0.001) and the presence of smoke exposure in neighbourhood (p=0.032). Further, multivariate analysis showed only the presence of smoke exposure  significantly affecting patients' quality of life. Conclusion: This study uncovered the majority of patients had uncontrolled asthma status and low level of compliance to their medications. In addition, this study highlighted the exposure of smoke exposure as the solely determinant of HRQoL amongst  asthmatic patients

    ANALISIS PROFIL PENGOBATAN, BIAYA MEDIS LANGSUNG DAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN HEMODIALISIS DI RUMAH SAKIT BHAKTI KARTINI KOTA BEKASI

    Get PDF
    Penyakit gagal ginjal kronis (GGK) merupakan salah satu penyakit yang dibiayai oleh JKN dengan sistem Ina-CBGs (Indonesia casebased groups, paket pembiayaan berdasarkan kasus di Indonesia). Penetapan tarif ini membuat penyelenggara Unit Hemodialisis (HD) harus melakukan upaya kendali mutu-kendali biaya yang ketat agar tidak mengalami kerugian. Penelitian ini dilakukan untuk melihat kelayakan profil pengobatan riil dibandingkan dengan standar Pernefri (Perkumpulan Nefrologi Indonesia) dan konsekuensi biayanya untuk dibandingkan dengan tarif Ina-CBGs, serta melihat faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan rancangan potong-lintang (cross sectional). Data profil  pengobatan  diambil secara retrospektif dari rekam medis.  Data biaya langsung  diambil secara retrospektif dari dokumen biaya pengobatan pasien GGK. Data kualitas hidup pasien diambil secara  prospektif dari wawancara langsung menggunakan kuesioner EQ-5D tervalidasi dengan analisa regresi linier yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien HD. Populasi pasien 114 pasien dengan 92 pasien kriteria inklusi. Hasil penelitian 92 pasien dengan sosiodemografis diperoleh gambaran jenis kelamin 65,22% laki-laki dan 34,78% Perempuan dengan rentang usia terbanyak 50-59 tahun 42,93%, pekerjaan buruh 38,04% dan status perkawinan terbanyak adalah kawin 92,33%. Penyakit penyerta terbanyak hipertensi 76,09% dengan obat antihipertensi oral candesartan (Angiotensin reseptor-blocker-ARB) dan Amlodipin (calcium chanel-blocker-CCB). Hasil penelitian menunjukkan profil pengobatan 92 pasien diberikan Eritropoietin 1 kali dalam 2 kali HD. Berdasarkan Pernefri rerata biaya perkali kunjungan Rp 676.184 lebih kecil secara signifikan dari standar rumah sakit yaitu Rp 685.000  (p < 0,05, T-test) dan tarif Ina-CBGs yaitu Rp786.200. Dihasilkan nilai kualitas hidup rata-rata adalah 54,73% (p < 0,05, regresi linier), berarti terdapat perbedaan bermakna antara VAS (visual analogical scale) dengan sosiodemografi, biofisiologi dan EQ5D dengan persamaan Y = 82,249 -  5,880*perkawinan - 4,050*mobilitas - 5,270*aktivitas - 5,501*depresi. Dari hasil diatas disimpulkan bahwa terdapat perbedaan biaya langsung medis, biaya ideal dan tarif INA-CBGs. Terdapat perbedaan profil pengobatan terkait penggunaan Eritropoietin yang  mempengaruhi kualitas hidup pasien HD dengan nilai cukup

    Rancang Bangun Mobile Game Adventure Of Studies Sebagai Media Pembelajaran

    Get PDF
    Dalam   upaya   meningkatkan   efisiensi   penyediaan  aplikasi   yang   mengandung   unsur pendidikan  maka diperlukan  berbagai  alternatif  dan  inovasi  baru  dalam  hal  pemrograman untuk  bisa  diterapkan  sebagai  alat  untuk  mempermudah  proses  pembelajaran.  Dengan adanya  Rancang Bangun Mobile Game Adventure Of Studies sebagai Media Pembelajaran  ini  diharapkan  untuk  meningkatkan  kemampuan  berfikir  anak dalam  proses  belajar,  bahwa  game  ini  sangat  berguna  di  bidang  pendidikan. Penyusun    memilih    anak-anak   dan remaja sebagai    target    pemain, karena    kesulitan    proses pembelajaran secara teoritis yang di ajarkan pada anak-anak dan remaja, mengingat mereka lebih suka bermain. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) yang menggunakan tahapan penelitian Analisis Kebutuhan, Desain dan Perancangan Game, Pengembangan Game, Implementasi atau Uji Kelayakan Game, Evaluasi Hasil. Pembuatan game dilakukan dengan menggunakan game engine Construct 2. Penerapan  game media pembelajaran   ini   diharapkan   dapat   mengatasi   masalah   tersebut.   Sehingga   di   saat   anak memainkan game ini secara tidak langsung dapat belajar, dengan harapan semangat anak untuk belajar akan lebih terpacu dan meningkatkan kualitas belajar anak
    corecore