680 research outputs found
EVALUASI KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN (IB) PADA SAPI BALI YANG BERBEDA BODY CONDITION SCORE (BCS) DI KECAMATAN LUHAK NAN DUO KABUPATEN PASAMAN BARAT
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan keberhasilan Inseminasi Buatan pada sapi Bali yang berbeda Body Condition Score di Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat. Materi penelitian adalah induk sapi Bali sebanyak 60 ekor yang memiliki BCS 2, 3 dan 4yang dipelihara masyarakat di Kecamatan Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode survey, dengan pengambilan sampel secara purposive sampling. Data primer diperoleh dari hasilpendugaan BCS dengan metode pengamatan tulang rusuk dan perabaan tulang belakangserta catatan inseminator, sedangkan data sekunder diperoleh dari Dinas Peternakan Kabupaten Pasaman Barat, Badan Pusat Statistika Kabupaten Pasaman Barat dan hasil wawancara berupa quisioner dengan petani peternak.Data dianalisis menggunakan uji fisher dan pengolahannya menggunakan software SPSS 16.00. Hasil dari penelitian ini menunjukkanperbedaan yang tidak nyata (P>0.05) antara sapi Bali yang memiliki BCS 2, 3 dan 4 yaitu sapi Bali yang memiliki BCS 2 nilaiNon – return Rateadalah 53,3%, Conception Rate adalah 53,3% dan Service Per Conception adalah 1,5 kali, sedangkan sapi Bali yang memiliki BCS 3 nilai Non – return Rateadalah 68,58%, Conception Rate adalah 68,58% dan Service Per Conception adalah 1,6 kali dan sapi Bali yang memiliki BCS 4 nilai Non – return Rateadalah 70%, Conception Rate adalah 70% dan Service Per Conception adalah 1,3 kali.
Kata Kunci :Sapi Bali, Non – return Rate, Conception Rate, Service per Conception dan Body Condition Score
PERANCANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT 5 PADA PROSES MONITORING DAN EVALUASI TERKAIT KEAMANAN SITU (Studi Kasus : Fakultas Teknik Universitas Pasundan)
Teknologi Informasi pada era ini sudah menjadi kebutuhan yang sangat penting untuk
menunjang berjalannya proses bisnis secara efektif dan efisien pada perusahaan maupun institut.
Universitas Pasundan (UNPAS) Bandung terutama Fakultas Teknik (FT) menerapkan teknologi
informasi untuk mendukung layanan akademik. Layanan Teknologi Informasi (TI) tersebut
diterapkan dalam bentuk aplikasi berbasis web dengan nama Sistem Informasi Terpadu (SITU).
Namun, permasalahannya penerapan TI tersebut tidak disertai dengan proses monitoring dan
pengevaluasian sehingga tidak ada kontrol dalam penerapannya terutama pada ketersediaan data dan
keamanan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi tata kelola TI pada proses monitoring dan
evaluasi terkait dengan keamanan TI pada SITU di FT UNPAS yang mengacu pada COBIT 5 domain
Monitoring Evaluate Assess (MEA). Tahapan dalam pengerjaan Tugas Akhir ini dimulai dengan
identifikasi masalah, study literature, menetukan teknik pengumpulan data, analisis objek penelitian,
dan perancanagan tata kelola TI pada proses monitoring dan evaluasi.
Hasil akhir dari penelitian ini adalah berupa kesimpulan dan rancanagan mengenai perbaikan
aktivitas tata kelola TI pada proses monitoring dan evaluasi pada sisi ancaman terkait keamanan TI
pada SITU di Fakultas Teknik Universitas Pasundan Bandung dengan memanfaatkan COBIT 5
sebagai acuan.
Kata Kunci : Tata Kelola Teknologi Informasi, Teknologi Informasi, COBIT 5, Domain
Monitoring Evaluate Assess (MEA), Fakultas Teknik Universitas Pasunda
Targeting tumor necrosis factor alpha to mitigate lung injury induced by mustard vesicants and radiation
: Pulmonary injury induced by mustard vesicants and radiation is characterized by DNA damage, oxidative stress, and inflammation. This is associated with increases in levels of inflammatory mediators, including tumor necrosis factor (TNF)α in the lung and upregulation of its receptor TNFR1. Dysregulated production of TNFα and TNFα signaling has been implicated in lung injury, oxidative and nitrosative stress, apoptosis, and necrosis, which contribute to tissue damage, chronic inflammation, airway hyperresponsiveness, and tissue remodeling. These findings suggest that targeting production of TNFα or TNFα activity may represent an efficacious approach to mitigating lung toxicity induced by both mustards and radiation. This review summarizes current knowledge on the role of TNFα in pathologies associated with exposure to mustard vesicants and radiation, with a focus on the therapeutic potential of TNFα-targeting agents in reducing acute injury and chronic disease pathogenesis
PERANCANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT 5 PADA PROSES MONITORING DAN EVALUASI TERKAIT KEAMANAN SITU
Teknologi Informasi pada era ini sudah menjadi kebutuhan yang sangat penting untuk
menunjang berjalannya proses bisnis secara efektif dan efisien pada perusahaan maupun institut.
Universitas Pasundan (UNPAS) Bandung terutama Fakultas Teknik (FT) menerapkan teknologi
informasi untuk mendukung layanan akademik. Layanan Teknologi Informasi (TI) tersebut
diterapkan dalam bentuk aplikasi berbasis web dengan nama Sistem Informasi Terpadu (SITU).
Namun, permasalahannya penerapan TI tersebut tidak disertai dengan proses monitoring dan
pengevaluasian sehingga tidak ada kontrol dalam penerapannya terutama pada ketersediaan data dan
keamanan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi tata kelola TI pada proses monitoring dan
evaluasi terkait dengan keamanan TI pada SITU di FT UNPAS yang mengacu pada COBIT 5 domain
Monitoring Evaluate Assess (MEA). Tahapan dalam pengerjaan Tugas Akhir ini dimulai dengan
identifikasi masalah, study literature, menetukan teknik pengumpulan data, analisis objek penelitian,
dan perancanagan tata kelola TI pada proses monitoring dan evaluasi.
Hasil akhir dari penelitian ini adalah berupa kesimpulan dan rancanagan mengenai perbaikan
aktivitas tata kelola TI pada proses monitoring dan evaluasi pada sisi ancaman terkait keamanan TI
pada SITU di Fakultas Teknik Universitas Pasundan Bandung dengan memanfaatkan COBIT 5
sebagai acuan.
Kata Kunci : Tata Kelola Teknologi Informasi, Teknologi Informasi, COBIT 5, Domain
Monitoring Evaluate Assess (MEA), Fakultas Teknik Universitas Pasunda
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PERILAKU PENYESUAIAN DIRI YANG SALAH PADA SISWA SMP NEGERI 6 KOTA BENGKULU
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara kecerdasan emosi dengan perilaku penyesuaian diri yang salah. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Kota Bengkulu Tahun Ajaran 2018/2019 sejumlah 171 orang siswa. Sampel penelitian berjumlah 120 siswa yang diambil menggunakan teknik simple random sampling.Teknik analisis data menggunakan skala kecerdasan emosi dan skala penyesuaian diri yang salah. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan analisis korelasi product moment. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa koefisien korelasi sebesar -0,402 dengan p=0,000 (p<0,05). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kecerdasan emosi dengan perilaku penyesuaian diri yang salah. Artinya semakin tinggi kecerdasan emosi maka semakin rendah perilaku penyesuaian diri yang salah.Kata kunci: korelasional, kecerdasan emosi, perilaku penyesuaian diri yang sala
Penentuan Umur Simpan Lengkuas dengan Model Arrhenius Berdasarkan Kadar Air dan Kadar Sari Larut dalam Air
Abstrak. Lengkuas (Alpinia galanga) adalah salah satu tanaman penting bagi masyarakat Indonesia. Tanaman ini dapat digunakan untuk bumbu masakan dan obat herbal. Tujuan kajian ini adalah untuk menduga umur simpan lengkuas segar dengan menggunakan model Arrhenius. Lengkuas segar yang baru dipanen dibersihkan dan dipotong-potong dengan ukuran 2cm, kemudian disimpan pada suhu 5, 10 dan 28°C. Evaluasi dilakukan oleh 25 orang panelis dengan menggunakan skala hedonic dari sangat suka sampai sangat tidak suka terhadap warna, kesegaran, aroma dan tekstur. Parameter yang diamati adalah kadar air dan kadar sari larut dalam air. Parameter tersebut diamati dalam interval 3 hari selama 21 hari atau sampai sampel dinyatakan tidak disukai oleh panelis pada salah satu kriteria hedoniknya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pad asuhu 28°C, lengkuas dapat disimpan selama 3 hari, sedangkan pada suhu 10 dan 5°C, lengkuas dapat disimpan selama 12 dan 21 hari. Energi aktivasi (EA) dan tingkat perubahan mutu (Q10) karena kadar sari larut dalam air lebih besar dari energi aktivasi (EA) dan tingkat perubahan mutu (Q10) karena kadar air lengkuas. Namun demikian, kedua parameter tersebut tidak tepat digunakan untuk menduga umur simpan lengkuas. Shelf-Life Prediction of Galanga by Using Arrhenius Model Based on Its Moisture and Water Soluble Extract Content Abstract. Galanga (Alpinia galanga) is one of important plants for Indonesian people. It can be used as spices and also as herbal medicine. The aim of this study is to predict the shelf-life of fresh galanga by using Arrhenius model. Fresh harvested galanga, which was cleaned and chopped at width about 2 cm, was stored at temperatures 5, 10, and 28°C. The evaluation was done by 25 respondents by using hedonic scale from the range of like very much until dislike very much. This hedonic evaluation was assessed, based on colour, freshness, aroma, and texture. Parameters observed were moisture and water soluble extract content. These parameters observed at interval 3 days for 21 days or until the samples were rejected by respondents for at least one of hedonic factors. Results showed that at temperature 28°C, galangal can be stored for 3 days. However, at temperature 10 and 5 °C, galangal can be stored for 12 and 21 days, respectively. The energy act ivation (EA) and the rate of quality change (Q10) due to water soluble extract were higher than those of water content. Nevertheless, these two parameters cannot be used in prediction the shelf-life of fresh galanga
Improvement of Myocardial Function Following Catheter-Based Renal Denervation in Heart Failure
published_or_final_versio
Metode Stop Think Do Meningkatkan Pemahaman Siswa pada Materi Kerjasama Ekonomi Internasional Melalui Aplikasi Kahoot
Pendidikan di Indonesia saat ini masih terbilang konvensional dikarenakan pembelajaran masih tersentralisasi pada guru. Hal inilah yang menjadi penghambat bagi siswa untuk bisa berasumsi secara responsif dan tidak adanya kebebasan bagi siswa untuk menyalurkan pemikirannya. Tujuan dari penelitian ialah untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari penerapan metode STD terhadap tingkat pemahaman siswa pada materi “Kerjasama Ekonomi Internasional”. Riset ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen serta pre-experimental design. Subjek pada riset yaitu siswa kelas XI dari salah satu SMA di kota Bandung dan total sampel sebanyak 8 orang. Cara pengakumulasian informasi melewati pretest dan posttest dengan menggunakan aplikasi kahoot untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa, serta pemberian kuesioner dengan skala likert kepada siswa sebagai bentuk respon siswa terhadap penerapan metode STD. Berdasarkan hasil pretest yang dilakukan nilai rata-rata siswa sebesar 59 yang tergolong dalam kategori rendah. Setelah diterapkannya metode STD, nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 72 yang termasuk kategori tinggi. Hasil riset membuktikan penerapan metode STD berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman siswa secara simultan dan parsial pada materi “Kerjasama Ekonomi Internasional”. Dalam penelitian ini juga didapatkan pula hasil bahwa metode STD juga dapat meningkatkan motivasi serta minat siswa pada proses pembelajaran melalui gaya mengajar dan media pembelajaran yang digunakan
Phase I trial of recombinant human nerve growth factor for neurotrophic keratitis
Neurotrophic keratitis/keratopathy (NK), a rare degenerative corneal disease, lacks effective pharmacologic therapies.1 Because NK pathology involves trigeminal nerve damage and loss of corneal innervation, nerve growth factor (NGF) is surmised to promote healing of NK.2 Preliminary studies with murine NGF demonstrated efficacy for treating corneal neurotrophic ulcers;3 however, the complex tertiary structure of NGF has complicated the production of recombinant human NGF (rhNGF) suitable for clinical development. To this end, we developed an Escherichia coli–derived rhNGF formulation that demonstrated to be well tolerated and safe for topical ophthalmic use in a phase I study in healthy volunteers.4 We report phase I results of topical rhNGF for patients with moderate-to-severe NK
Phase 2 randomized, double-masked, vehicle-controlled trial of recombinant human nerve growth factor for neurotrophic keratitis
Purpose: To evaluate the safety and efficacy of topical recombinant human nerve growth factor (rhNGF) for treating moderate-to-severe neurotrophic keratitis (NK), a rare degenerative corneal disease resulting from impaired corneal innervation. Design: Phase 2 multicenter, randomized, double-masked, vehicle-controlled trial. Participants: Patients with stage 2 (moderate) or stage 3 (severe) NK in 1 eye. Methods: The REPARO phase 2 study assessed safety and efficacy in 156 patients randomized 1:1:1 to rhNGF 10 μg/ml, 20 μg/ml, or vehicle. Treatment was administered 6 drops per day for 8 weeks. Patients then entered a 48- or 56-week follow-up period. Safety was assessed in all patients who received study treatment, whereas efficacy was by intention to treat. Main Outcome Measures: Corneal healing (defined as <0.5-mm maximum diameter of fluorescein staining in the lesion area) was assessed by masked central readers at week 4 (primary efficacy end point) and week 8 (key secondary end point) of controlled treatment. Corneal healing was reassessed post hoc by masked central readers using a more conservative measure (0-mm staining in the lesion area and no other persistent staining). Results: At week 4 (primary end point), 19.6% of vehicle-treated patients achieved corneal healing (<0.5-mm lesion staining) versus 54.9% receiving rhNGF 10 μg/ml (+35.3%; 97.06% confidence interval [CI], 15.88–54.71; P < 0.001) and 58.0% receiving rhNGF 20 μg/ml (+38.4%; 97.06% CI, 18.96–57.83; P < 0.001). At week 8 (key secondary end point), 43.1% of vehicle-treated patients achieved less than 0.5-mm lesion staining versus 74.5% receiving rhNGF 10 μg/ml (+31.4%; 97.06% CI, 11.25–51.49; P = 0.001) and 74.0% receiving rhNGF 20 μg/ml (+30.9%; 97.06% CI, 10.60–51.13; P = 0.002). Post hoc analysis of corneal healing by the more conservative measure (0-mm lesion staining and no other persistent staining) maintained statistically significant differences between rhNGF and vehicle at weeks 4 and 8. More than 96% of patients who healed after controlled rhNGF treatment remained recurrence free during follow-up. Treatment with rhNGF was well tolerated; adverse effects were mostly local, mild, and transient. Conclusions: Topical rhNGF is safe and more effective than vehicle in promoting healing of moderate-to-severe NK
- …