9 research outputs found

    Pengaruh Filtrat Daun Buta-Buta (Excoecaria agallocha) terhadap Mortalitas dan Aktivitas Makan Ulat Grayak

    Get PDF
    Buta-buta (Excoecaria agallocha) merupakan salah satu tumbuhan mangrove yang berpotensi untuk dijadikan sebagai pengendali hama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika mortalitas dan aktivitas makan ulat grayak setelah diberi perlakuan menggunakan biopestisida yang berasal dari filtrat daun tanaman mangrove jenis Buta-Buta. Pestisida alami dibuat dengan cara merendam 500 gram daun tumbuhan buta-buta yang sudah dikeringkan dan digiling hingga halus dengan aquades sebanyak delapan liter selama 24 jam. Perlakuan uji menggunakan beberapa konsentrasi filtrat, yaitu 0%, 20%, 40%, 60%, 80% dan 100% dengan pengulangan masing-masing sebanyak tiga kali. Setiap unit uji menggunakan 10 ekor ulat grayak instar dua. Filtrat ini kemudian dimasukkan ke dalam botol dan disemprotkan ke ulat grayak yang merupakan salah satu hama penting pertanian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian filtrat daun tumbuhan buta-buta berpengaruh terhadap mortalitas dan aktivitas makan ulat grayak. Perlakuan filtrat 100% lebih berpengaruh dibandingkan dengan perlakuan yang lain, yaitu menyebabkan mortalitas sebesar 90% serta menyebabkan penurunan aktivitas makan yang paling signifikan selama empat hari pengamatan

    Pengaruh Filtrat Daun Buta-Buta (Excoecaria agallocha) terhadap Mortalitas dan Aktivitas Makan Ulat Grayak

    Get PDF
    Buta-buta (Excoecaria agallocha) merupakan salah satu tumbuhan mangrove yang berpotensi untuk dijadikan sebagai pengendali hama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika mortalitas dan aktivitas makan ulat grayak setelah diberi perlakuan menggunakan biopestisida yang berasal dari filtrat daun tanaman mangrove jenis Buta-Buta. Pestisida alami dibuat dengan cara merendam 500 gram daun tumbuhan buta-buta yang sudah dikeringkan dan digiling hingga halus dengan aquades sebanyak delapan liter selama 24 jam. Perlakuan uji menggunakan beberapa konsentrasi filtrat, yaitu 0%, 20%, 40%, 60%, 80% dan 100% dengan pengulangan masing-masing sebanyak tiga kali. Setiap unit uji menggunakan 10 ekor ulat grayak instar dua. Filtrat ini kemudian dimasukkan ke dalam botol dan disemprotkan ke ulat grayak yang merupakan salah satu hama penting pertanian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian filtrat daun tumbuhan buta-buta berpengaruh terhadap mortalitas dan aktivitas makan ulat grayak. Perlakuan filtrat 100% lebih berpengaruh dibandingkan dengan perlakuan yang lain, yaitu menyebabkan mortalitas sebesar 90% serta menyebabkan penurunan aktivitas makan yang paling signifikan selama empat hari pengamatan

    PENGARUH DIET PROTEIN DAN SUPLEMENTASI VITAMIN D3 PADA MASA MENYUSUI TERHADAP ERUPSI GIGI INSISIVUS SENTRALIS MANDIBULA ANAK TIKUS MALNUTRISI

    Get PDF
    ABSTRAKMalnutrisi akibat kekurangan protein saat kehamilan berisiko melahirkan bayi berat badan lahir rendah (BBLR) dan berdampak pada pertumbuhan tulang dan gigi anak. Kekurangan protein saat kehamilan dapat menyebabkan terjadinya gangguan mineralisasi gigi, ganggguan maturasi gigi, hambatan erupsi gigi,  kegoyahan gigi bahkan kehilangan gigi akibat penurunan kualitas tulang alveolar. Protein sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme kalsium dalam tulang dan gigi. Vitamin D3 berperan dalam homeostasis kalsium dan fosfor yang dibutuhkan untuk mineralisasi jaringan keras termasuk tulang dan gigi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui umur pertama erupsi dan panjang pertumbuhan gigi insisivus mandibula sentralis kanan dan kiri saat masa erupsi pada anak malnutrisi yang menyusu pada induk dengan perlakuan diet protein dan suplementasi vitamin D3. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental laboratoris dengan rancangan post test only control group design.  Sampel penelitian menggunakan 30 ekor tikus Rattus novergicus galur wistar yang dibagi menjadi 5 kelompok yaitu 2 kelompok kontrol meliputi kontrol positif (K+) berupa anak tikus dengan berat badan (BB) normal yang menyusu pada induk yang diberikan perlakuan diet protein standar dan suplementasi vitamin D dosis 0,036 IU/ hari peroral serta kontrol negatif (K-) berupa anak tikus malnutrisi yang menyusu pada induk yang diberikan perlakuan diet protein rendah selama masa menyusui. Kelompok perlakuan meliputi 3 kelompok anak tikus malnutrisi yang menyusu pada induk dengan diet protein standar dengan suplementasi vitamin D dosis 0,036 IU/ hari peroral (P1), diet protein standar dengan suplementasi vitamin D dosis 0,036 IU/ hari peroral (P2) serta diet protein standar saja selama masa menyusui. Hari pertama erupsi diukur secara visual dan panjang pertumbuhan gigi diukur pada umur 14 hari dan 22 hari dengan menggunakan sliding caliper. Hasil penelitian menunjukkan bahwa erupsi paling cepat terjadi pada kelompok K+ kemudian P1. Kelompok P2 dan P3 mengalami kecepatan erupsi yang sama yaitu pada rerata umur 10,2 hari, sedangkan kelompok K- mengalami erupsi gigi paling lambat yaitu mencapai rerata umur 11,5 hari. Pemberian diet protein standar dan vitamin D3 dosis 0,036 IU/hari peroral menunjukkan perbedaan yang bermakna terhadap panjang pertumbuhan gigi. Pemberian diet protein standar menunjukkan perbedaan bermakna terhadap panjang pertumbuhan gigi. Pemberian diet protein rendah dan vitamin D3 dosis 0,036 IU/hari peroral menunjukkan perbedaan bermakna terhadap panjang pertumbuhan gigi insisivus sentralis mandibula kiri namun tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada regio kanan. Kombinasi diet protein standar dengan vitamin D3 dosis 0,036 IU/ hari per oral yang saat masa menyusui mempercepat waktu erupi gigi dan meningkatkan panjang pertumbuhan gigi insisivus sentralis mandibula kanan dan kiri anak tikus dari umur 14 hingga 22 hari.

    Karakter Siswa Kelas IV Sekolah Dasar di Kota Cirebon

    No full text
    Abstrak. Dalam kegiatan penelitian, peneliti menemukan permasalahan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran di kelas salah satunya, yaitu tentang karakter siswa disiplin, bertanggung jawab dan percaya diri masih rendah sehingga masih banyak siswa yang kurang baik dalam menerapkan karakter tersebut dalam kegiatan pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter yang ada di sekolah tersebut untuk diimplementasikan dalam lingkungan sekolah ataupun di lingkungan sehari-hari yang digunakan sebagai tempat sosialisasi siswa, yang mengacu pada pembelajaran kurikulum 2013 yang mewajibkan pendidikan karakter selama kegiatan belajar mengajar. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan jenis penelitian deskriptif, teknik pengumpulan data yang digunakan angket terbuka menggunakan skala Guttman. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar siswa kelas IV di SDN Karang Jalak 1 Kota Cirebon sudah berkarakter dengan baik.Kata Kunci: Karakter disiplin, tanggung jawab dan percaya diri

    Mengenal Bencana Alam Tsunami

    No full text
    45 hlm x 29,5 c

    KEEFEKTIFAN SADUSINA (SALEP DAUN SIRIH CINA) SEBAGAI PENYEMBUH LUKA BAKAR: The Effectiveness of Sadusina (Chinese Belt Leaf Ointment) as a Burns Healing

    No full text
    Pendahuluan : Tumbuhan sirih cina (Peperomia pellucida L.) merupakan tumbuhan herba yang berasal dari Amerika Serikat tetapi tumbuh liar dan mudah didapatkan di Indonesia. Tumbuhan Sirih Cina (Peperomia pellucida L.) memiliki khasiat mengobati luka bakar. Tujuan : untuk mengetahui efektivitas salep ekstrak daun sirih Cina pada luka bakar Grade 1. Metode : penelitian eksperimental. Subjek : penelitian menggunakan mencit (Mus musculus) berjumlah 20 ekor, dengan berat badan sekitar 20-30 gram dan umur 6-8 minggu. Subjek penelitian dibagi dalam 4 kelompok perlakuan yaitu K0 tidak diberikan apapun, K1 diberi vidisep, K2  diberi dasar salep, dan K3 diberi sadusina. Hasil : dari observasi yang dilakukan, menunjukkan bahwa kelompok K0 (tidak diberikan apapun) keadaan luka bakar masih memerah dan mengering di tepi saja, hal tersebut disebabkan oleh tidak  diberikannya obat pada kulit mencit yang terkena luka bakar sehingga pembentukan jaringan baru pada lapisan kulit epidermis kurang efektif sehingga membuat luka bakar lama mengering, Kelompok K1 (Vidisep) keadaan luka bakarnya mengering dengan cepat, hal tersebut disebabkan oleh pemberian vidisep selama 1 minggu, karena Vidisep mengandung zat aktif Povidone-iodine yang digunakan sebagai antiseptik untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri pada permukaan kulit mencit sehingga dapat mempercepat penyembuhan luka bakar pada mencit, kelompok K2 (Adaps Lanae) keadaan luka bakar masih basah dan hanya sebagian yang mengering, hal tersebut dikarenakan karena adaps lanae hanya mengandung antioksidan sebanyak 0,02% dan tidak larut dalam air, sehingga penyembuhan luka bakar pada mencit tidak efektif, kelompok K3 (SADUSINA) keadaan luka bakar membaik dan sudah sedikit mengering, hal tersebut disebabkan pemberian SADUSINA yang mengandung  senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, tanin dan triterpenoid sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri.   Kata Kunci : sirih cina (Peperomia pellucida L.), Salep ekstrak daun sirih Cina, Penyembuhan luka, Mencit (Mus musculus
    corecore